Airca menatap meja makan yang kosong
"Selalu seperti ini" mata Airca menatap sekelilingnya dengan sedih,
"Ada apa sayang?"
"Mama" Airca kaget melihat Mamanya yang sudah berdiri disampingnya
"Ada apa? "
"Ma..."
"Sudah ayo kita sarapan "
"Papa mana?"
"Papa pergi lebih pagi kekantor, karena ada sedikit masalah di sana"
Airca merasa tidak nyaman bila keluarganya membahas tentang bisnis, dulu sewaktu Airca meminta izin untuk kuliah di Prancis, Papanya tidak mengizinkan dan meminta agar dirinya bekerja di perusahaan, tapi Airca tidak ingin, dia ingin menjadi seorang pengajar, dan dengan berat hati Papanya memberi izin dirinya pergi ke Prancis, meskipun masih dengan harapan agar Airca mau bekerja di perusahaan
"Kalau kak Angel?" Airca tahu pasti kakaknya tidak ingin bertemu dengannya, dan itu sangat menyakitkan baginya
"Angel juga sudah berangkat "
"Ma...Airca merasa bersalah pada kak Angel"
"Sayang....sudah, kalian saling mencintai, Ini yang terbaik untuk semuanya"
Airca menatap sarapannya yang belum dia sentuh sama sekali
"Aku lupa, kalau aku dan pria itu sedang menjalani peran sebagai pasangan yang saling mencintai"
*****
Airca sudah siap dengan pakaiannya, dia hari ini akan bertemu Jane
Dia turun dan melihat Mamanya yang sedang menonton tv diruang keluarga, Airca tersenyum dan mendekati Ibu nya
Dia duduk disamping Mamanya dan memeluk wanita itu dari samping, Mama Airca mengalihkan matanya menatap Airca dan mengusap lengan anaknya dengan sayang
"Ma...Airca keluar ya "
"Kemana?"
"Bertemu Jane"
"Jane?"
"Iya, teman Airca"
"Oh...Jane, sama Antonsen perginya ?"
"Tidak "
"Kenapa ?"
"Dia pasti lagi sibuk sekarang, lagian Airca hanya ingin bertemu Jane"
"Ya sudah kalau begitu, tapi kamu sudah kasih tahu Antonsen kan?"
"Untuk apa?"
"Kamu kan sudah akan menikah dengannya bulan depan, dia harus tahu kamu mau kemana"
"Iya nanti Airca telpon dia, Airca pergi dulu ya Ma"
"Iya" Airca mencium pipi Mamanya dan langsung pergi dari sana, dia harus segera pergi dari sana, dia tidak ingin Mamanya malah memintanya dirinya untuk menelpon Antonsen
"Tidak mungkin aku menelpon pria itu, nomor ponselnya saja aku tidak punya "
Airca keluar dari pagar rumahnya dan langsung naik Taxi Online yang sudah dia pesan
Ting.....
Wanita itu mengambil ponselnya yang ada didalam tas, dan melihat pesan dari nomor tidak dikenal
"Datang ke toko perhiasan xxx, ambil cincin atas nama Antonsen Carl"
Airca mengerutkan dahinya bingung
"Apa maksudnya ya?" Airca mencoba membalas pesan itu yang dia pikir dari Antonsen
"Cincin apa?"
Airca menunggu balasan dari Antonsen tapi pria itu tidak membalsanya
"Dia tidak membalasnya "
Airca mengangkat bahunya acuh, biarlah dia tidak perduli, dia menyimpan kembali ponselnya dan menatap keluar jendela, dia tersenyum dan menurunkan kaca mobil taxi menikmati suasana di London setelah sekian lama di Paris .
***
Airca masuk ke sebuah cafe dan melihat seorang wanita melambaikan tangan padanya, Airca tersenyum dan berjalan cepat mendekati wanita itu
"Jane" Dia langsung memeluk Jane yang masih duduk dikursi dengan erat
"Airca...Astaga !" Jane kaget saat Airca tiba- tiba memeluknya
"Aku sangat rindu tahu" Airca langsung duduk di kursi disamping Jane dan meminum minuman Jane
"Airca kamu kebiasaan ya, itu punya ku"
"Minta sedikit saja tidak boleh"
"Ya, ya kamu selalu melakukannya"
"Baiklah, aku kembalikan" Airca menggeser gelas minuman tersebut mendekati Jane
"Airca " kata Jane dengan suara gemas dengan sikap sahabat nya tersebut
"Apa? Aku tidak minum lagi"
Jane menarik nafasnya panjang dan menatap Airca dengan serius
"Baiklah, ceritakan tentang pria itu"
"Jangan bahas dia, aku sedang tidak Mood dengannya "
"Kenapa ?"
"Sudah, sekarang yang aku mau adalah mana janji kamu, kamu bilang akan membantu ku mendapatkan pekerjaan itu"
"Iya, nyonya Airca, kita tunggu kakakku dulu"
"Kak Sam?"
"Iya"
"Kenapa...."
"Itu dia" Jane melambaikan tangannya pada seorang pria yang baru saja masuk kekafe
Pria tersebut tersenyum dan duduk dihadapan dua wanita itu
"Kakak, ini Airca, kakak masih ingatkan "
"Tentu saja, gadis manis" kata Sam menatap Airca, Airca merona mendengar pujian itu
"Kakak, dia sudah akan menikah bulan depan"
"Benarkah? Maaf kan aku, jangan bilang calon suamimu ya? Bisa- bisa dia akan menghajar ku"
Airca tersenyum menanggapinya, tidak mungkin Antonsen akan marah, jangan kan marah, Airca yakin Antonsen tidak akan perduli
"Sudah, kakak jangan menggoda Airca, jadi bagaimana ?"
"Hemm....Airca bisa untuk menjadi pengajar disana"
"Benarkah!"
Airca sepontan berbicara karas karena semangat
"Airca" Jane menatap Airca dengan memicingkan matanya, agar Airca bisa tenang
"Aku hanya terlalu senang " kata Airca dengan masih menahan senyum lebarnya
Sam hanya tersenyum menatap dua wanita didepannya
"Ya, besok kamu bisa langsung mengajar di sana"
"Tapi bagaimana semudah itu? Bukannya Universitas itu memberi syarat yang ketat untuk pengajarnya"
"Kamu beruntung Airca, karena Dosen pengajar jurusan Biologi baru saja pensiun dan kami kesulitan mencari penggantinya, dan kebetulan kamu lulusan terbaik di salah satu Universitas terbaik di Prancis, kamu bisa menggantikan Mr Peter"
"Terima kasih kak Sam" kata Airca dengan wajah sangat terharu, Jane menggelengkan kepalanya, dia sudah hafal sifat teman satunya ini, mudah sekali terharu
"Tidak masalah, kakak kan juga mengajar di sana, jadi itu mudah bagi kakak"
"Jadi besok Airca langsung bisa mengajar di sana ?" tanya Jane memastikan
"Iya, adikku sayang"
"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu, itu membuat aku sial, lihat aku sampai sekarang masih sendiri itu karena kakak"
Sam tertawa dan mencubit pipi adiknya dengan kuat
"Au...kakak, berhenti !"
"Baiklah" Sam melepaskan tangannya dari pipi Jane, Jane menatap kakaknya kesal sambil mengusap pipinya yang tadi dicubit Sam
Airca tersenyum melihat itu, dia jadi rindu Donald, Donald adalah anak dari kakak Papanya
"Kakak, berhenti melakukan itu, aku malu"
"Tidak akan"
"Kakak!"
"Ya sudah, kakak mau kembali ke Universitas, kakak bela- belain datang kesini di jam makan siang, sekarang kakak harus segera kembali"
Airca merasa sangat senang dan juga merasa tidak enak mendengar itu
"Terima kasih ya, kak Sam"
"Iya, kami juga lagi butuh pengajar, dan kamu memenuhi syarat jadi jangan merasa tidak enak ya"
Airca mengangguk, dia merasa sangat bersyukur
"Kalau begitu, sampai jumpa"
Sam berdiri dan langsung mencium kepala Jane, setelah itu Sam langsung meluncur pergi sebelum Jane meledak
"Kakak!!"
Jane kesal sekali dengan apa yang dilakukan kakaknya, dia mengusap kepalanya dan tersenyum tidak nyaman pada pengunjung cafe yang lain
"Jane, terima kasih ya"
Airca langsung memeluk Jane dan mencium pipinya, Jane membalas pelukan Airca
"Jadi, apa yang akan kamu berikan sebagai tanda terima kasih"
"Aku akan mentraktir mu, bagaimana ?"
"Balasan yang seimbang"
Setelah itu mereka tertawa bersama, Airca kembali memeluk Jane
"Berhentilah memelukku, ini juga salah satu penyebab kenapa sampai sekarang aku masih sendiri "
***
Airca masuk dengan senyum bahagia di bibirnya, dia berhenti melangkah saat melihat Ibu nya menangis diruang keluarga,
Dia kaget dan langsung mendekati Ibu nya
"Mama, ada apa?" Airca duduk disamping Mamanya dan memeluk bahunya, Mama Airca yang melihat Airca menggeleng dan menghapus jejak air matanya
"Ada apa Ma? Kenapa Mama menangis?"
"Tidak ada sayang"
"Mama jujur sama Airca" Airca menatap Mamanya dengan mata memaksa
"Tidak ada...."
"Ma" Airca tidak bisa untuk dibohongi, tidak mungkin tidak ada apa- apa tapi Mamanya menangis
"Tidak sayang, Mama hanya sedih menonton Drama " Airca melirik tv tapi tv menayangkan acara memasak
"Mama jangan bohong" Kata Airca menunjuk tv
"Dramanya sudah habis, akhirnya sangat menyedihkan"
Airca masih tidak percaya, karena tangisan Mamanya sangat berbeda, ada perasaan sangat terluka di matanya, Airca menghembuskan nafasnya berat, dan memeluk Mamanya
"Mama jangan menangis lagi "
Setelah Airca menenangkan ibunya, dia ingin naik kelantai atas, dan melihat Vas bunga yang sudah pecah dilantai
Dia memanggil pelayan untuk membersihkannya, dan saat Airca ingin menaikki tangga, dia melihat kakaknya
Angel berjalan mendekati Airca dan menatap benci dirinya
"Apa kamu sekarang sedang menikmati peranmu? Kamu terlihat sangat bahagia setelah merebut calon suamiku"
Entah kenapa Airca merasa sedikit kesal pada Kakaknya, dia merasa bahwa Angel adalah penyebab Mamanya menangis
"Apa yang kak Angel katakan pada Mama, sampai Mama menangis ?" tanya Airca dengan nada tidak terpengaruh dengan perkataan Angel padanya
"Berhenti memanggilku kakak, karena aku bukan kakakmu"
Airca menarik nafasnya pelan, dia harus terbiasa dengan kata- kata kasar kakaknya dari sekarang
"Kakak boleh marah padaku, tapi jangan buat Mama menangis"
"Kamu itu tahu apa? Oh iya, kamu kan tahunya hanya mengambil calon suami orang"
"Kakak tahu sendiri kenapa aku melakukan ini!" Airca menaikkan nada suaranya, karena merasa kesal pada kakaknya
"Terlepas dari kenapa, tapi kamu senangkan ! Kamu senang sudah mengambil milikku!"
Airca menatap kakaknya yang menatapnya dengan mata tajam nya, dia memalingkan wajahnya dan meneruskan langkahnya menaikki tangga, tapi sebelum Airca naik, Angel menarik tangannya dan mendorongnya hingga terjatuh kelantai
Airca kaget dan menatap Angel yang tersenyum sinis padanya
"Kak Angel..." Airca menatap tidak percaya pada kakaknya
"Kenapa ? Kamu tidak terima?" Angel mendengus sinis dan dia pergi meninggalkan Airca yang masih terduduk dilantai
Airca menatap Angel yang pergi, air matanya turun tanpa dikendali, dia langsung berdiri dan lari menuju kamarnya, menutup pintu dengan suara yang keras.
Di satu sisi, seseorang wanita paruh baya menangis disudut rumah setelah menyaksikan hal yang membuat dia merasa gagal menjadi seorang ibu,
"Maafkan Mama Airca....Angel"
***
Airca mendudukkan dirinya di meja yang biasa dia gunakan untuk membaca buku, dia menjatuhkan kepalanya dimeja dan menutupi wajahnya dengan tangan
Airca menangis dengan kencang, dia sungguh tidak bisa mendengar perkataan benci dari orang yang dia sayangi
"Kenapa kak Angel melakukan itu padaku, apa salahku? Aku juga tidak ingin ini terjadi"
Dia menatap tasnya yang tadi dia lempar di atas kasur, Airca berjalan kearah kasur dan mengambil ponselnya didalam tas tersebut
Sebuah panggilan dari nomor tidak dikenal, Airca menatap ponselnya dengan masih sesegukan karena menangis
Dia mengangkat panggilan tersebut dan langsung mendapat kata- kata kejam dari sana
"Kenapa kamu tidak datang ke sana! Aku kan sudah bilang untuk ke sana mengambil cincin!"
Airca menangis semakin jadi saat mendengar bentakan dari seberang telpon, tapi Airca dapat menutupinya Dengan menangis tanpa suara
"Kenapa kamu hanya diam saja! Jawab!"
"Ya" Airca berusaha untuk menormalkan suaranya, dan berusaha agar tidak berteriak
"Besok kamu harus ambil cincin itu!"
Tut... Tut..
Panggilan itu langsung diputuskan Antonsen tepat setelah dia berbicara, Airca menangis kembali
"Dia pria yang tidak peka, dia memarahiku disaat aku sedang menangis, dan kata- katanya, kenapa dia sangat kejam!?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
choi yongah
seru ceritanya lanjut
2021-09-13
1
Triiyyaazz Ajuach
kasian airca jadi korban mlulu
2021-07-11
0
Caecilia Krist
aq kq bacanya malika...si kedelai hitam 🤭
2021-03-28
0