Mereka bertiga kembali masuk kedalam rumah, Airca menahan air matanya agar tidak lagi keluar tapi tidak bisa, air matanya tetap saja mengalir
Antonsen yang melihat Airca masih menangis kembali berbicara
"Hentikan tangisan itu, nanti kedua orang tuaku mengira kamu tidak bahagia" Airca sama sekali tidak ingin menanggapi Antonsen, dia sangat membenci pria yang berjalan disampingnya
Angel terus mengumpat dalam hati,
"Sial, hanya tinggal selangkah lagi bagiku untuk bisa menjadi istri dari Antonsen Carl tapi si Airca sialan ini mengacaukan segalanya, harusnya dia tidak usah kembali saja ke Inggris selamanya"
**
Empat orang yang sedang menunggu dirumang tamu mengalihkan mata mereka menatap tiga orang yang sudah dari tadi mereka tunggu
Angel yang melihat Mamanya, langsung berlari dan memeluk Mamanya sambil terisak, Mama Airca mengusap punggung anaknya sayang
"Ma....hiks...."
Airca yang melihat itu merasa terluka, dia merasa menjadi perebut calon kakak iparnya
"Apa aku sekarang perebut calon suami kakakku"
Air mata Airca turun tanpa suara, Airca tidak bisa menahan air matanya
Antonsen menghembuskan nafasnya kesal melihat Airca yang kembali menangis
"Berhentilah menangis"
Mendengar itu air mata Airca malah turun makin deras, Antonsen memejamkan matanya mencoba bersabar menghadapi wanita didepannya
Antonsen memeluk pinggang Airca dan membawanya mendekati keluarga mereka, Airca terhentak dengan perlakuan pria tersebut hingga tangisnya berhenti mendadak
Mereka sudah sampai disana dengan tatapan dingin semua orang
Airca ingin berteriak rasanya, dia sungguh tidak suka ini, Airca tidak suka saat melihat orang menatapnya benci
"Jangan lihat aku seperti itu! Aku mohon!"
"Antonsen" Papa Airca berbicara agar Antonsen mengehentikan semua ini, Papa Airca tidak bisa membuat keluarganya hancur
Antonsen menatap Papa Airca, dia tahu ada tatapan kecewa dan kemarahan disana
"Maaf, tapi saya mencintai Airca"
"Kamu tidak bisa melakukan ini semua, kamu dijodohkan dengan Angel bukan Airca"
"Tapi aku tidak bisa membohongi hatiku" kata Antonsen dengan mengeratkan pelukannya dipinggang Airca
Airca menatap sedih Papanya yang terlihat marah kepada Antonsen
"Apa sekarang Papa akan membenciku karena ini"
Memikirkan itu membuat Airca menangis, Antonsen mendesah dalam hatinya
"Wanita ini sangat sulit diajak kerja sama"
"Hendry" Papa Airca menyebut nama Papa Antonsen, dia ingin Papa Antonsen mengambil tindakkan terhadap anaknya
Papa Antonsen menatap anaknya
"Antonsen, apa kamu yakin?" tanya Papanya tegas
"Pa, tolong jangan paksa aku, aku mencintai Airca, sangat mencintainya"
Airca menatap tidak percaya Antonsen yang mengatakan cinta padanya dengan mudah
"Apa pria ini sungguh akan membuat ku menikah dengan nya"
"Tapi kamu dijodohkan dengan Angel bukan Airca" Papa Antonsen menaikkan sedikit nada suaranya, istrinya yang ada disampin mengusap lengan suaminya, agar tidak terbawa emosi
"Terus aku harus bagaimana? Aku tidak mencintai Angel tapi Airca, aku hanya akan menikah dengan Airca tidak dengan yang lain"
Antonsen menatap tajam Angel yang masih berpura - pura menangis, wanita itu mengangkat kepalanya dan keget melihat tatapan tajam dari Antonsen
Antonsen menggerakkan matanya, seakan memberikan Angel kode agar dia menjalankan tugasnya
"Kamu benar- benar...." Kata Papa Antonsen geram
"Berhenti !" Angel bersuara dengan berat hati, semua menatapnya, menunggu apa yang akan Angel katakan
"Biarkan mereka menikah, aku rela, demi kebahagian adikku" Angel kembali menangis dengan deras, Mamanya memeluk Angel dan menciumnya
Semua kaget saat Angel mengatakan merelakan Antonsen bersama Airca, kecuali Antonsen dan Airca, pria itu tersenyum sinis
"Dia memang sangat pandai dalam bersandiwara, wanita yang licik"
Airca menangis melihat kakaknya menangis, bahunya berguncang dan tubuhnya terasa lemah, dia akan jatuh tapi tangan Antonsen menahannya dan memeluknya erat
Antonsen menatap Airca yang terlihat sangat lemah didekapannya
Airca yang merasakan peluk kan Antonsen mencoba menguatkan dirinya dan berdiri dengan tegap. Antonsen mengendurkan pelukannya saat Airca sudah berdiri dengan benar, tapi tidak melepaskkan pelukannya, karena takut Airca kembali akan terjatuh
Airca merasakan kakinya bergetar, dia merasa tidak sanggup lagi berdiri, dia sangat terguncang dengan apa yang terjadi
"Sayang kamu yakin?" tanya Papanya
"Iya Pa, Angel yakin"
Papa Airca menghembuskan nafasnya lega dan menatap istrinya yang juga menatapnya, mereka tersenyum dengan lega
"Ternyata Angel masih anak yang dulu, dan tidak akan ada kehancuran untuk kelurga ini"
"Louis, maaf Semua ini terjadi " Papa Antonsen merasa bersalah atas sikap Antonsen
"Tidak, mungkin ini memang jodoh mereka, kita tidak bisa menyalahkan siapa - siapa "
*****
"Kenapa kamu hanya diam saja saat Antonsen melakukan itu?" tanya Suaminya pada Mama Antonsen disampingnya, tapi mata Papa Antonsen menatap anaknya dengan tajam, Antonsen dapat melihat itu dari kaca spion
Sekarang mereka berada didalam mobil untuk pulang dan Antonsen yang menyetir, sedangkan Mama dan Papanya duduk di kursi belakang
"Tapi Pa.... Bukannya ini aneh, setahu kita kan mereka hanya punya satu anak perempuan, tapi tiba- tiba ada satu lagi anak perempuannya, Mama bingung"
"Kenapa harus bingung, kita kan menjodohkannya dengan Angel bukan dengan adiknya"
"Tapi, istri Louis pernah bercerita padaku bahwa dia tidak bisa hamil lagi, semenjak melahirkan putrinya"
Papa Antonsen mengerutkan dahinya, mencoba mencerna perkataan istrinya , Antonsen sebenarnya tidak ingin dengar tapi mau bagaimana lagi, mereka berbicara dengan keras
"Benarkah ? Tapi mungkin saja mereka diberi Tuhan satu anak lagi"
"Tidak mungkin"
"Sudah jangan bahas itu, lebih baik kamu nasihati anakmu yang keterlaluan itu" Papa Antonsen berbicara dengan nada penyindiran pada Antonsen, sedangkan Antonsen hanya mendengus kesal mendengarnya
"Tidak masalah, Mama tidak marah sama Antonsen, kalau Mama jadi Antonsen pun, Mama akan pilih Airca daripada Angel"
Suami serta anaknya kaget mendengar itu
Antonsen tidak menyangka ibunya akan pro pada dirinya dan Airca
"Mama tidak marah? Biasanya dia selalu marah- marah tapi ini.....Astaga ini membuatku tertekan , apa Mama sudah menerima Airca sebagai calon menantunya sekarang"
"Apa yang kamu katakan? Oh Astaga, Ibu sama anak sama saja"
Mama Antonsen tertawa dan kembali membuat dua pria disana terdiam kaget
"Apa yang terjadi padamu?" tanya Papa Antonsen dengan tidak percaya atas sikap istrinya
"Antonsen, Mama mendukungmu, Ok" Mama Antonsen malah mendukung Antonsen dan Airca
"Sayang...apa yang terjadi padamu?" Mama Antonsen menatap suaminya dengan senyum cerah, sedangkan Papa Antonsen melihat ngeri istrinya .
***
Antonsen masuk ke kamarnya, dia merasa frustasi hari ini.
Dia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sangat butuh air untuk menyegarkan tubuhnya
Setelah selesai mandi, dia keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggangnya, masuk ke ruang ganti dan keluar dengan baju santai nya
Lalu dia menjatuhkan dirinya di kasur besarnya yang nyaman
"Aku pasti sudah gila, aku mengganti calon istriku hanya dalam beberapa jam saja"
"Meskipun wanita itu tidak secantik kakaknya, setidaknya dia tidak serendah Angel"
"Tapi siapa yang tahu kedepannya, bisa jadi wanita itu tidak jauh beda dengan kakaknya"
Antonsen memejamkan matanya mulai akan tidur
Dreeeeettttt....
"Shiit.. Siapa yang menelpon jam segini?" Antonsen mengambil ponselnya diatas nakas dan melihat nama Angel diponselnya, sungguh menggelikan, Antonsen sama sekali tidak ingin mengangkat panggilan tersebut
Tinggg....
Antonsen melihat pesan yang dikirim Angel dan membukanya
"Meskipun kamu bersama Airca, kamu masih bisa mendatangiku, aku masih sangat mencintaimu"
"Wanita gila "
Antonsen mengabaikan pesan tidak penting dari Angel, dan kembali memejamkan matanyap, dia sungguh sangat lelah.
***
Airca masih menangis di kamar nya, masih dengan gaun yang tadi dia pakai, kakinya terasa berat hanya untuk melangkah, apalagi mengingat peristiwa tadi
Flashback
Setelah kepergian keluarga Antonsen, Airca mencoba mendekati kakaknya, tapi tiba- tiba saja Angel langsung menamparnya
Airca mematung ditempatnya, bukan karena sakit di pipinya tapi didadanya, disana terasa nyeri sekali
Air mata Airca mengalir dengan deras sambil memegang dadanya
"Wanita sialan, kamu sudah merebut calon suamiku"
Airca hanya diam saja, hatinya sangat sakit hingga tidak sanggup untuk membuka mulutnya
"Lebih baik kamu tidak pulang saja ke rumah, lebih baik kamu mati saja di Paris"
"Angel!" Papa Airca datang dan membentak Angel yang berkata kasar pada adiknya
"Kenapa! Kenapa Papa membentakku, harusnya Papa memarahinya, dia sudah merusak hidupku "
"Hentikan! bukannya kamu yang bilang sudah merelakan Antonsen untuk Airca"
"Tidak ! Aku tidak akan pernah rela! Papa sudah janji sama aku kan, Papa akan buat aku dan Antonsen menikah, tapi sekarang apa!?"
"Lalu kenapa kamu tidak berkata seperti itu saat pertemuan keluarga tadi?" tanya Papanya dingin, dia sudah merasa sangat marah pada sikap keterlaluan Angel
"Mau bagaimana lagi, mereka berdua mengancam akan membuat perusahaan Papa bangkrut, aku tidak bisa membuat keluarga kita hancur" tunjuk Angel pada Airca
"Angel! Airca tidak seperti itu"
"Ya bela saja terus, wanita ini, dia tidak cantik sama sekali, jadi mana mungkin Antonsen akan meliriknya, kecuali dia yang menggodanya, wanita ******"
Plaakkkk...
Airca dan Papanya kaget melihat itu semua, Airca merasa hatinya sangat sakit melihat itu daripada kata- kata makian kakaknya padanya
Angel menatap orang yang menamparnya, disana Mamanya menatap dengan wajah kecewa
Angel memegang pipi yang ditampar Mamanya tadi dengan perasaan terluka
"Ma...Mama...kamu menamparku ?"
Mama Airca menunduk dan menarik nafasnya dalam
"Kalian semua sama saja, kalian hanya menyanyangi Airca, aku benci sama kalian!"
Angel langsung pergi dari sana setelah dia menatap benci pada Airca
Angel masuk kekamarnya dan menutup pintu dengan keras, Mama Airca mendatangi anaknya dan memeluknya erat
"Mama" Airca menangis didalam pelukkan Mamanya
"Ma...Airca tidak ...."
"Iya sayang...Mama percaya sama kamu"
"Terima kasih Ma" Airca menangis dengan memeluk Mamanya, sedangkan Airca juga merasakan usapan dirambutnya, Papanya mengusap sayang kepala putrinya
Flashback Of
Bunyi ponsel menyadarkan Airca, dia mengambil ponselnya yang berada di atas kasur, dan melihat nama Jane disana"
"Airca, kamu ada dimana? Aku sudah menunggu dicafe Lockus"
Airca malah semakin menangis mendengar suara sahabatnya
"Ja..ne" Airca menyebut nama Jane dengan suara bergetar, dan langsung terdengar suara panik dari sana
"Airca ada apa? Apa kamu menangis? "
"Maaf aku tidak bisa bertemu denganmu hari ini"
"Airca aku bertanya kamu kenapa ? Cepat jawab!"
Airca menarik nafasnya panjang, dia merasa dia butuh Jane sekarang
"Terasa sangat sulit untuk dijelaskan"
"Jelaskan padaku meskipun itu sulit " paksa Jane
Airca menjelaskan semuanya dari awal dia bertemu Antonsen hingga kejadian dimana kakaknya menyebutnya ******
Mengingat itu membuat Airca menangis kembali
"Sialan kakakmu itu Airca"
"Kamu jangan mengumpat kakakku" kata Airca dengan suara parau
"Kamu berhentilah menangis! kenapa kamu harus merasa bersalah? pria itu yang memintanya, dan lagian kakakmu memang yang bersalah, dia tidur dengan pria lain, wajar saja calon suaminya marah, harusnya kamu juga memikirkan pria tersebut, mungkin saja, dia sekarang merasa frustasi karena dikhianati"
"Tapi....."
"Tidak, bersikap baiklah pada pria tersebut, dia mungkin saja hanya terbawa emosi saja"
"Tapi bagaimana mungkin? Kakak sekarang membenciku"
"Sudah, mungkin dia hanya kesal saja, dia butuh waktu untuk menerimanya "
"Pria itu tidak mencintaiku"
"Memangnya dia bilang begitu?"
"Iya, dia bilang itu sambil menatap penampilanku dengan mata merendahkan"
"Airca dengarkan aku, aku tahu ini sulit bagimu, tapi ini demi keluargamu kan? Demi perusahaan ayahmu"
"Aku seperti menjadi pengantin pengganti kakakku"
"Sudah jangan menangis lagi, besok aku akan membawamu untuk mencari pekerjaan bagaimana ?"
"Benarkah?"
"Iya, kemarin aku dapat kabar kalau Universitas yang kamu incar sedang mencari Guru pengajar baru"
Airca langsung semangat dan berdiri dari lantai
"Jane terima kasih"
"Ya, dan berhentilah menangis"
"Ya"
"Besok, temui aku di cafe biasa, Ok"
"Baiklah"
Airca mematikan ponselnya dan menatap dirimu didepan cermin, Dia menarik nafasnya dengan berat
"Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
angel ini nggak tau malu bgt ya udh selingkuh eh msh berani merayu antonsen
2021-07-11
0
dite
ini universitasnya butuh guru buat apa yah? buat lab school mereka atau buat pengajar univ nya? kalo pengajar mahasiswanya ya dosen bukan guru.
2021-05-08
0
Siska Feranika
What happen???
2020-09-21
0