Cinta Bertepuk sebelah tangan.

Mohon maaf bila masih menemukan banyak typo

Lima : Cinta Bertepuk sebelah tagan.

______

______

"Kenapa papa tega sekali menikahkan aku dengan pria yang tidak aku kenal, hiks. Mana aku jadi istri kedua lagi, aku jadi kaya ngerebut suami orang."

Prilly mengusap air matanya dengan punggung tangannya, dua hari lagi dia akan menikah dengan pria yg tidak dia kenal sama sekali dan parahnya lagi, dia harus menjadi istri yg ke dua.

Prilly heran kenapa Ayahnya begitu tega menikahkannya dengan lelaki yg sudah beristri, bagaimana kalau istrinya nanti itu tidak bisa menerima Prilly dengan baik. Ahh itu pasti akan terjadi, bagaimana mungkin ada istri mau di madu. Prilly saja tidak mau.

Sejak saat Ayahnya memberitahu ia akan menikah dengan lelaki pilihan papanya, ia tak pernah lagi datang ke taman dekat menara Eiffel. Tak pernah lagi bertemu Rasya, teman satu satunya yg dia punya selain para pelayan di rumah.

Prilly masih bingung dengan apa yang akan ia katakan pada Rasya nanti, jika ia akan menikah. Tidak mungkin kan jika Prilly memberitahu Rasya jika ia akan menikah dengan lelaki yang sudah beristri. Apa tanggapan Rasya nanti? Sudah pasti Rasya akan mengira jika Prilly bukan gadis baik baik karna menikah dengan lelaki yg sudah punya istri.

Sore ini Prilly datang ke taman yang biasa ia datangi seperti biasa. Di sana dia bisa melihat sudah ada seorang pria yg duduk bersandar pada kursi taman itu. Siapa lagi kalau bukan Rasya?

Apa selama ia tidak datang ke tempat ini, Rasya selalu datang ke sini menungguku? Batin Prilly.

"Kalian tunggu di sini saja." Ucap Prilly.

"Tapi nona...."

"Tidak ada tapi-tapian! Ini terakhir aku datang ke tempat ini." Ucap Prilly menatap tajam dua budyguard dan seorang pelayan secara bergantian.

Sebesar apapun badan sang bodyguard, mereka tidak akan pernah bisa melawan sang nonanya. Jadi hanya bisa mengangguk pasrah sambil terus menunduk patuh.

"Ingat, jangan coba coba mendekat apapun yang terjadi!"

"Kami tidak janji akan itu nona." Ucap dua orang bodyguard dan seorang pelayan itu serempak. Kompak sekali, seperti panduan suara. Batin Prilly.

Prilly menghela nafas panjang dan berjalan ke tempat favoritnya itu. "Hey..." Prilly menepuk pundak lelaki itu pelan.

Lelaki itu menengok kebelakang.. Awalnya kaget namun seketika ia tau yg menepuk bahunya adalah Prilly, gadis yg ia rindukan, itu langsung tersenyum lebar. Tanpa aba aba lagi lelaki itu langsung bangkit dari kursinya dan memeluk Prilly erat.

"Aku merindukanmu." Ucapnya berbisik. Ya, benar tadi tebakan Prilly jika lelaki yang duduk di kursi favorit nya adalah Rasya, seorang pria yg mengajaknya kenalan beberapa minggu yang lalu.

Rasya melepaskan pelukannya pada Prilly. "Kau kemana saja, tidak pernah datang lagi ke sini?" Tanya Rasya.

Prilly menatap Rasya tetap di manik matanya, memang ia bisa melihat ada kerinduan disana. Dan Prilly merasa senang karna sudah di rindukan oleh Rasya, karna tidak bisa di pungkiri jika Prilly juga merindukan Rasya.

"Maaf aku sedang sibuk." Ucap Prilly kemudian duduk di kursi di ikuti oleh Rasya di sampingnya.

Ya selama seminggu lebih ini ia memang sangat sibuk mengurus pernah pernik untuk pernikahannya, di tambah lagi ia harus belajar memasak setiap hari, agar menjadi wanita dewasa sungguhan. Itulah yang sering ayahnya katakan.

"Sesibuk itu kah sampai tidak sempat datang ke tempat favorit mu?" Tanya Rasya. Ia menatap Prilly yang menatap lurus kedepan. Rasya tau Prilly menyembunyikan sesuatu darinya, walau ia dan Prilly baru berkenalan tapi ia bisa merasa kan gerak gerik Prilly.

"Iya." Balas Prilly singkat.

"Kau tau----

"Aku tidak tau." Ucap Prilly.

"Aku bahkan belum sempat berbicara!" Rasya mendengus kesal karna ucapannya di potong Prilly.

"Jadi...." ucap Prilly.

"Aku setiap hari datang ke tempat ini tau, hanya untuk menunggumu. Tapi sampai malam kau tidak kunjung datang juga. Apa aku melakukan kesalahan hingga membuatmu marah dan kau tidak mau datang lagi ke sini untuk bertemu denganku." Ucap Rasya panjang lebar.

"Maaf, aku sangat sibuk beberapa hari ini." Ucap Prilly sambil menunduk.

"Hey jangan menunduk kan wajah cantikmu itu. Maafkan aku, aku yang tidak tau jika kau sibuk." Ucap Rasya tersenyum lebar.

"Memangnya kau sibuk apa?" Tanya Rasya kemudian. Penasaran juga dengan apa yg di lakukan Prilly, hingga membuatnya tak ada waktu hanya untuk berkunjung ke taman.

"Ah aku-aku sedang sibuk membereskan barang barangku, aku akan pindah." Ucap Prilly tergagap.

Rasya mengeryitkan dahinya menatap Prilly tidak percaya. "Kau akan pindah ? Kemana?"

"Ya aku akan pindah, yang pasti jauh dari Paris." Ucapnya.

"Kau tidak sedang berbohong kan?"

Prilly hanya menggelengkan kepalanya.

Hening !!

Prilly diam dan Rasya juga diam.

Setelah lama saling diam akhirnya Rasya angkat bicara. "Kau tau." Belum selesai Rasya mengatakan sesuatu Prilly sudah menggelengkan kepalanya.

Rasya mendengus kesal tapi dengan cepat ia menghilangkan rasa kesalnya. Menggenggam kedua tangan Prilly "Prilly lihat aku." Pintanya.

Dengan ragu Prilly berbalik untuk menatap Rasya yang sedang menunduk dan menggenggam kedua tangannya dengan perasaan sedih.

"Kau tau, aku menyukaimu sejak aku melihatmu duduk di sini bersama para bodyguard mu dan aku yang memperhatikanmu dari kejauhan. Aku tau ini bodoh, tapi aku tidak perduli. Aku menyukaimu, bahkan aku mencintaimu Prilly." Ucap Rasya seraya menatap lurus kearah mata Prilly.

Prilly menggigit bibir bawahnya, bingung apa yang harus ia katakan. Ada rasa senang karna ternyata perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan, karma orang yang dia sukai juga menyukainya. Tapi ada juga rasa sedih, karna mereka tidak akan mungkin bisa bersama karna Prilly dua hari lagi akan menikah.

"Aku tidak bisa Rasya."

"Kenapa?"

"Kau tau aku akan pindah."

"Kita bisa LDR kan?"

"Aku tidak bisa Rasya, aku tidak mau mempunyai hubungan jarak jauh."

"Kenapa?"

"Maaf, lagi pula aku juga tidak menyukaimu." Ucapnya berbohong. Dalam hati ia menjerit menahan sakit karna mengatakan kebohongan itu.

Melepaskan genggaman tangan Rasya lalu berdiri hendak pergi meninggalkan taman. Tapi langkahnya berhenti saat Rasya memeluknya dari belakang.

"Kenapa?"

"Karna aku tidak mencintaimu."

"Kau berbohong!"

"aku tidak berbohong."

Rasya membalikkan badan Prilly agar ia bisa melihat wajah Prilly. Menangkup kedua pipi Prilly dengan kedua tangannya, menatap lurus manik mata Prilly yang juga menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk di atrikan.

"Aku mencintaimu." Lirihnya.

"Tapi aku tidak!"

Rasya gemas dengan jawaban Prilly lontarkan, Rasya mendekatkan wajahnya ke wajah Prilly dan langsung mencium bibir Prilly. Prilly terdiam karna shock akan apa yg terjadi, namun sedetik kemudian ia langsung mendorong badan Rasya dengan kuat.

Plak!!!

Prilly menampar pipi kanan Rasya. "Aku benci kamu!!" Teriaknya langsung berlari menjauhi Rasya.

Rasya menatap kepergian Prilly dengan miris. Sesak rasanya mendengar kata benci dari gadis yang di cintainya. Hatinya hancur berkepung - keping, gadis pujaannya tidak menyukainya. Cintanya bertepuk sebelah tangan.

Kenapa ia merasa Tuhan tidak adil padanya dengan memberikan cinta namun tak terbalas. Di tambah lagi kakaknya yang gila itu akan menikah dua hari lagi, bahkan Rasya dan Dahlia sudah menolak jika kakaknya akan menikah lagi.

Tapi kakaknya itu tidak perduli dan tetap akan menikah lagi. Kurang lengkap apa coba ??

_______

Bukan pernikahan impian.

_______

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!