MAAF BILA MASIH MENEMUKAN ADANYA TYPO
Empat : Kenapa harus di jodohin.
...
"Bagaimana belajar memasaknya?"
Prilly yang sedang menikmati makan malam pun mendongakkan kepalanya untuk melihat sang Ayah.
"Dia menyebalkan! Aku tidak mau belajar memasak lagi dengannya." ucapnya berdecak kesal.
Ayahnya hanya mengendikkan bahunya acuh. "Selesai makan, Papa mau bicara denganmu."
"Kenapa tidak sekarang aja." ucap Prilly.
"Nanti saja, sekalian kita menghabiskan waktu bersama."
Prilly mengangguk saja lalu kembali makan. Begitu pun dengan Ayahnya.
Setelah selesai makan, Prilly dan Ayahnya berjalan menuju ruang santai. Ayahnya duduk di sofa, diikuti Prilly yang juga duduk di sampingnya.
"Papa mau bicara apa?" tanya Prilly penasaran.
"Papa ini sudah tua dan sebelum Papa pergi, Papa mau melihat kamu menikah." ucap Ayahnya langsung.
"Papa bicara apa sih! Gimana aku mau menikah? Pacar aja tidak punya." ucap Prilly sebal.
"Papa sudah menemukan pria yang pantas untuk kamu... Dan dalam waktu dekat ini Papa mau kamu menikah dengannya." ucap Ayahnya.
"Tapi Pa---
"Prilly percaya kan kalau Papa pasti selalu memberikan yang terbaik untuk Prilly." ucap Ayahnya memotong ucapan Prilly.
Prilly pun mengangguk pasrah... Mau bagaimana lagi, Ayahnya adalah segalanya untuknya. Dan Prilly percaya bahwa Ayahnya pasti telah memilihkan yang terbaik untuknya.
Tapi bagaimana dengan Rasya?
Pria yang baru saja menjadi temannya dan berhasil mencuri hatinya. Akankah Prilly sanggup mengatakan pada Rasya jika ia akan menikah dengan pria pilihan Ayahnya?
Tidak!
Sebaiknya Rasya tidak perlu tau jika dirinya akan menikah. Prilly bisa mengatakan jika ia akan pindah dari kota ini kan?
Ya itu lebih baik.
...
Bukan Pernikahan Impian.
...
Rasya dan Dahlia baru saja pulang dari kampus dan sekolah saat mendapati rumahnya yang ramai. Banyak pelayan yang mondar mandir tidak jelas.
'Tidak biasanya' batin keduanya.
"Kak mau ada acara apa?" tanya Dahlia saat menemukan kakak iparnya itu tengah duduk disofa ruang tamu bersama dengan dua orang asing yang entah tengah membicarakan apa.
"Oh kalian sudah pulang... Tolong sekalian mereka di ukur juga ya." ucap Nikita.
Dahlia dan Rasya menatap bingung kearah Nikita. "Buat apa kak?" tanya mereka saat tubuhnya di ukur.
"Buat baju, biar kita kompakan nanti." ucap Nikita dengan senyum lebarnya.
"Memangnya siapa yang mau ulang tahun?" tanya Dahlia.
"Ulang tahun kak Ali kan sudah lewat." ucap Rasya.
Mereka berpikir bahwa Nikita mungkin saja akan mengadakan pesta ulang tahun. Tapi kan ulang tahun kakaknya sudah lewat, apa ulang tahun pernikahan mereka?
"Bukan ulang tahun. Tapi pernikahan." ucap Nikita.
"Pernikahan?!" seru Rasya dan Nikita kompak saling pandang dengan tatapan horor.
"Memangnya siapa yang mau menikah?" tanya Dahlia.
"Bukan aku kan kak?" tanya Rasya yang sudah berpikir bahwa bisa saja kakaknya telah merencanakan pernikahan dirinya dengan entah siapa.
Nikita tertawa. "Bukan Rasya."
"Lalu siapa yang akan menikah?" tanya Dahlia masih penasaran.
"Jangan bilang kak Ali mau menikah lagi." tebak Rasya.
"Sayangnya ia." ucap Nikita pelan.
Dahlia dan Rasya saling pandang tidak percaya dengan ucapan kakak ipar mereka. Bagaimana mungkin kakaknya bisa gila menikah lagi, padahal umur pernikahannya dengan Nikita belum terbilang cukup lama.
Dan Nikita masih bisa tertawa lebar dengan semua yang kakak mereka lalukan.
"Bagaimana kakak bisa melakukan ini semua pada kakak ipar."
"Semua untuk kebaikan kita semua."
"Gila!"
"Baik darimananya coba!"
Rassya dan Dahlia pun jadi kesal sendiri dengan kakaknya yang selalu mereka banggakan tapi malah memberikan contoh yang tidak baik.
...
Bukan Pernikahan Impian.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments