Mohon maaf bila masih menemukan banyak typo ;)
Tiga : Belajar Memasak dan Rassya
_____
_____
Author pov.
"Aku merasa kalau ada sesuatu yg terjadi pada kak Ali dan kak ipar." Celetuk Dahlia tiba - tiba.
Rasya yang sedang menyetir pun menoleh kearah Dahlia. Ternyata apa yang dia fikirkan sama dengan apa yang Dahlia fikirkan.
"Aku rasa juga seperti itu..." balasnya kembali fokus menyetir.
"Apa kak Rasya tau apa yg terjadi pada mereka?" Tanya Dahlia, ia menatap Rasya yg sedang fokus menyetir.
"Aku tidak tau." Jawab Rasya, ia mengangkat bahunya sekilas.
"Oh ya, omong omong siapa perempuan yang kau sukai itu?" Tanya Dahlia mengalihkan pembicaraan mereka.
"Apa? Tidak ada." Balas Rasya.
"Jangan berbohong padaku kak, aku tau kau sedang jatuh cinta. Ayo katakan padaku siapa perempuan yang tidak beruntung itu." Ucap Dahlia menggoda Rasya.
"Oke oke, aku kalah kau memang selalu tau. Harusnya dia sangat beruntung karna di sukai lelaki tampan seperti ku." Ucap Rasya bangga.
Dahlia memutar bola matanya malas, kakaknya ini memang pede akut. Walau pada kenyataan kakaknya memang tampan. "Terserah kau saja, ayo cepat katakan saja siapa nama perempuan itu."
"Kepo :p...." ucap Rasya, ia menjulurkan lidahnya pada Dahlia.
Dahlia mendengus kesal lalu memukul lengan Rasya pelan. "Hey, aku sedang menyetir, nanti kalau kita kecelakaan bagaimana?" Ucap Rasya.
"Biarkan saja. Palingan juga besok akan ada di berita seorang kakak dan adik meninggal karna kecelakaan mobil, di koran." Celetuk Dahlia asal.
"Enak saja, aku masih ingin hidup." Balas Rasya.
"Ya sudah katakan siapa nama calon kakak iparku itu." Paksa Dahlia. Dia sudah sangat penasaran, siapa sih perempuan yang sudah membuat kakak keduanya ini tersenyum sepanjang pagi.
"Namanya Prilly. Lagian aku juga tidak tau apakah dia juga menyukaiku atau tidak. Kita juga baru kenalan kemarin." Gumam Rasya pelan.
Rasya sudah mengagumi sosok Prilly sejak pertama kali dia melihatnya duduk di taman dengan dua orang bodyguard dan satu orang pelayan di dekatnya.
Diam diam Rasya selalu mengambil gambar Prilly dari ke jauhan. Ia tidak berani mendekat, bukanya ia takut, tapi melihat dua orang bodyguard di sampingnya dengan badan yang tinggi besar sudah membuatnya bergidik ngeri.
'Sama saja dengan takut, Rasya **** ih 😁' (Author)
Baru kemarin sore, Rasya berani mendekatinya. Itu saja karna tidak ada pelayan serta dua bodyguard nya, jika ada mana Rasya berani mendekati dan berkenalan dengan Prilly.
"Heh! Malah bengong." Ucap Dahlia membuyarkan lamuman Rasya.
"Kau beneran mau mati hah!"
Rasya tergelak di tempat duduknya. Menatap tajam kearah sang adik yang membuyarkan lamunannya tentang Prilly.
"Apa??" Tanya Dahlia, ia tidak mau kalah. Dahlia juga membalas tatapan tajam sang kakak.
"Tidak! Sudah sampai cepat turun sana." Ucap Rasya.
Dahlia memutar bola matanya kesal. Tapi dia turun juga dari mobil Rasya, sebelum ia menutup pintu ia berkata. "Jangan lupa kenalkan kakak ipar padaku, siapa tadi namanya... ahh ya Prilly."
"Ck, baru saja juga kenalan." Gumam Rasya kembali menjalankan mobilnya menjauh dari sekolah Dahlia.
______
Bukan Pernikahan Impian.
______
"Bagaimama enak tidak?" Tanya Prilly, harap harap cemas. Pasalnya ini adalah masakan kedua yg ia pelajari dari cheff Arnold.
Cheff Arnold yang sedang mencicipi masakan buatan Prilly manggut manggut. Membuat Prilly geram sendiri.
"Aku bertanya dan kau malah mengangguk anggukkan kepalamu seperti marmut. Itu tidak lucu." Ucap Prilly yang berdiri di sebelah cheff Arnold sambil berkacak pinggang.
"Lumayan...." ucap cheff Arnold seraya tersenyum.
"Lumayan apa?" Tanya Prilly masih tidak puas akan jawaban cheff Arnold.
"Lumayan enak." Balas cheff Arnold santai.
Prilly mendelik sebal mendapat jawaban itu. Itu artinya ia harus mengulang lagi, memasak lagi. Papanya bilang, ia harus memasak hingga cheff Arnold bilang bahwa masakannya enak.
"Jangan seperti itu, tampangmu terlihat sangat meyeramkan." Ucap cheff Arnold.
Prilly mendengus kesal. "Aku tidak mau belajar lagi denganmu, kau sangat menyebalkan."
Dengan itu Prilly melangkah pergi meninggalkan dapur, tapi sebelum ia benar benar keluar dari area dapur ia mendengar cheff Arnold berteriak.
"Tidak masalah, paling juga nanti tuan Haidar yang akan memarahimu karna tidak mau belajar menasak!" Teriak cheff Arnold.
Prilly menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap cheff Arnold sebal. Dengan langkah malas ia kembali berjalan mendekati cheff Arnold untuk belajar masak lagi. Prilly tidak mau kena marah Papanya. Karna jika Papa Prilly sedang marah, ia akan mengomel sepanjang hari hampir mirip seperti ibu ibu gosip.
_____
Bukan Pernikahan Impian.
_____
"Mencariku heh!"
Prilly berjengkit kaget saat ada seseorang tiba tiba duduk di sampingnya dan sesuatu yang dingin menempel pada pipi kanannya.
"Apaan sih? Siapa juga yang mencarimu." Dengusnya kesal.
Rasya terkekeh melihat Prilly kesal karnanya. "Lalu kenapa kau dari tadi celingak celinguk seperti mencari sesuatu?"
"Ini untukmu." Lanjutnya memberikan es krim yang sedari tadi ia pegang. Memang tadi ia sempat melihat Prilly yang seperti mencari sesuatu.
"Aku-aku hanya melihat lihat saja, siapa tau bodyguard atau pelayanku menguntitku." Ucap Prilly dengan gugup.
"Tidak usah berbohong begitu, kau tidak pandai berbohong nona. Ini es krimnya mau tidak, keburu meleleh di tanganku." Ucap Rasya.
"Tidak ada racunnya kan?" Tanya Prilly curiga. Tapi tetap menerima es krim pemberian Rasya.
Rasya mengeryitkan dahinya. "Ada, tadi aku beri racun tikus." Ucapnya asal.
Prilly mendelik pada Rasya yg ada di sampingnya. "Tidak mau, aku belum mau mati!"
"Hahaha, aku hanya bercanda. Kau ini seperti anak kecil saja." Ucap Rasya terkekeh geli.
"Tidak lucu!" Sunggut Prilly kesal. Ia mengerucutkan bibirnya sebal. Rasya suka sekali menggoda nya, baru kemarin mereka kenal tapi sudah seperti sudah lama saling kenal.
"Kenapa tuh bibir, minta di cium eh?"
"Rasya!!"
"Hahaha tidak tidak, aku hanya bercanda Prilly. Itu es krim nya tidak dimakan? Nanti ke buru meleleh di tangan loh." Ucap Rasya.
Masih dengan perasaan kesal, akhirnya Prilly mulai membuka bungkus es krim dan memakannya. Agak takut memang, karna sebenarnya ia tidak pernah menerima pemberian orang asing. Ckck Rasya orang asing ya?
"Tenang tidak ada racun di dalamnya kok." Ucap Rasya, seakan ia tau apa yg ada di pikiran Prilly.
Prilly hanya diam menikmati manis nya es krim dengan melihat pemandangan indah di depannya, menara Eiffel Walaupun sudah setiap hari ia melihatnya, tapi Prilly tidak pernah bosan memandang menara Eiffel.
"Kau tidak bosan apa setiap hari hanya memandang menara Eiffel dari sini?" Tanya Rasya, setelah sekian menit mereka diam.
"Tidak." Balas Prilly singkat tanpa menoleh kearah Rasya.
"Tidak berniat melihatnya dari dekat?." Tanya Rasya lagi.
"Tidak juga." Balas Prilly masih fokus pada menara Eiffel
"Jika aku menemanimu ke sana, apa kau mau?" Tawar Rasya.
Prilly menatap Rasya dan mengendikkan bahu.. "Memangnya ada apa disana?"
"Sesuatu yang tidak pernah kau lihat."
____
Bukan Pernikahan Impian.
____
"Aku memberimu waktu satu minggu Ali, jadi tidak usah terburu buru."
"Tidak apa apa, aku bersedia menikah dengan putrimu. Asalkan dia mau menjadi istri kedua seperti katamu kemarin, karna aku tidak mau jika harus menceraikan istri pertamaku." Ucap Ali mantap.
"Itu tidak jadi masalah. Pernikahan di adakan dua minggu lagi."
"Secepat itu kah?" Tanya Ali.
"Ya, lebih cepat lebih baik bukan."
_____
Bukan Pernikahan Impian.
_____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments