Kisah Gadis Paviliun Yinzhen

Kisah Gadis Paviliun Yinzhen

Negara Ming dan gadis bisu

Bab 1

Negara Ming yang makmur di pimpin oleh kaisar muda yang tampan dan gagah berani,Ji Bai Ming.

Setelah perang pemberontakan yang menewaskan separuh penduduk negara ming,kaisar Ming 3 membangun kembali ibu kota selama 5 tahun bersama para mentrinya serta mengambil kembali prefektur yang sempat hilang dari negara Ming dengan berperang siang dan malam.

Selama 5 tahun ini dalam tahta kekaisaran Ji bai ming telah melakukan kinerja yang kompetitif dan di penuhi oleh keberhasilan sehingga belum sempat memilih pasangan di hidupnya yang sibuk menjadi ibu negara Ming,dengan parasnya yang tampan dan postur tubuh tegap yang menawan banyak gadis bangsawan di berbagai kota atau prefektur dataran tengah negara Ming datang bermaksud untuk menyerahkan diri namun dari mereka tak sedikit yang di tolak dan di pulangkan kembali.

Setahun berjalan,ibu suri (Permaisuri Qinghe) membuka kembali biro jodoh istana untuk memilihkan selir putranya,meski belum bisa mengangkat permaisuri yang tepat setidaknya kaisar memiliki selir untuk menghilangkan kekeringan negara Ming.

Di 6 bulan terakhir negara Ming di serang oleh takdir kekeringan berkepanjangan,menurut pendeta kuil Nanshu negara Ming mengalami cobaan dari dewa karena pemimpin yang belum mendapatkan keturunan.

"Cepat bawa aku ke sana." Pinta ibu suri yang mendapat kabar dari biro perjodohan.

"Ku dengar dia cantik bagai dewi yang mulia!" Ujar kepala dayang istana mengawal ibu suri di belakangnya.Menaiki tandu kecil dengan roda manusia untuk perjalanan ke biro perjodohan istana.

Tandu kecil itu segera berangkat meninggalkan istana keabadian ibu suri.

"Kemana perginya bibi?" Tanya seorang gadis (Wu Tingyan) setelah kepergian tandu ibu suri.

"Maaf nona,yang mulia sepertinya mengunjungi biro perjodohan." Sahut seorang dayang yang mengantar nona Wu untuk bertemu dengan wanita nomer satu di negara Ming.

"Biro perjodohan..." Gumaman kecil Wu tingyan.Tangannya terkepal sempurna mendengar bibinya masih terus mencari selir terbaik.

"Hmph!"

Tingyan segera memutar tubuh untuk kembali pulang kekediaman Wu.

"XIN WUYA!DI MANA ANAK DURHAKA ITU?!!" Teriak adipati Xin setelah kembali dari panggilan ibu suri Ming."XIN WUYA!!" Panggil adipati Xin kembali menggelegar memenuhi kediaman Xin.

"Tuan." Sapa seorang pelayan.

"Panggilkan gadis bisu itu kemari!" Perintahnya dengan kasar.

"Baik." Pelayan segera pergi menuju paviliun Xin wuya (Paviliun Yinzhen).

Tempatnya bersebelahan dengan kamar para dayang dengan halaman yang kecil dan terasingkan.

Xin wuya yang menjadi tokoh perempuan di sini sudah meninggal dan orang lain yang saat ini menempati tubuhnya adalah wanita pembunuh berantai di zaman modern.

Sinar matahari pagi membangunkan dirinya di hari kedua setelah bertransmigrasi kedunia asing ini,cerita singkat bagaimana bisa dia terjebak dalam pusaran takdir orang.

Di dunia modern ia telah mati di eksekusi oleh pemerintah setelah melakukan pembunuhan ke dua belasnya,begitu naik ke akhirat dan bertemu malaikat ia di hempas kemari untuk melakukan kebaikan.

"Sungguh malaikat yang baik." Batin di hatinya yang baru bangun tidur.

"Nona,selamat pagi." Sapa pelayan setia pemilik tubuh rapuh ini.

Ia di berikan kilasan balik riwayat hidup si tubuh rapuh yang sekarang ia tempati sebagai wanita bisu yang malang.

Saat ia membuka mata berada di dalam peti mati yang terkubur di pegunungan yang tinggi.Berusaha dengan kepintarannya untuk mencongkel paksa tutup peti kayu dengan tusuk konde yang terpasang di rambut kepalanya.

Menggali sendiri tanah yang menimbun jasadnya yang hidup kembali,begitu membuka semua yang membelenggu tubuhnya.

Hujan berbadai menyambut kedatangan Qi xia.Benar,nama itu adalah Qi xia sang pembunuh berantai.

"Pagi." Sahutnya singkat.

Pelayan itu terkejut dengan suara yang di keluarkan oleh sang nona."Nona.Anda bisa bicara?" Tanya pelayan Xin wuya (Xiao Tao).

Karena ucapan barusan,Qi xia ikut terkejut juga karena telah membuka diri,tubuhnya yang rapuh beranjak bangkit dari tempat tidur menuju meja kecil di tengah kamarnya menuangkan air minum kedalam gelas kecil yang tersedia.Setelah menenggak sekali tenggorokannya masih kering.

"Sebaiknya kau diam saja jika suaraku telah kembali." Sahut Wuya yang menuangkan kembali gelas kecil yang kosong.

Xiao tao mengangguk setuju dengan perintah sang nona,mempersilahkan nonanya untuk berendam mandi.

Setelah berusaha menggali kuburan sendiri Xin wuya seakan di tunjukkan adegan seperti di drama populer tentang wanita yang di sia-siakan bahkan suaminya yang berkuasa sekalipun mencampakkan dirinya demi wanita penghibur.

"Du Yao." Gumam Xin wuya memanggil nama menyebalkan itu."Di kehidupan yang baru akan ku cari wanita dusta itu!" Batinnya memasuki bak mandi kayu yang sudah di siapkan oleh xiao tao.

Kejadian yang tak masuk akal kembali ia terima di tengah dirinya masih berusaha menerima keadaan sekitarnya yang baru layaknya adegan fantasi,sesuatu menarik dirinya kembali ke masa lalu.

Masa di mana ia sebelum masuk istana dan masih menjadi Xin wuya putri sah kediaman adipati Xin.

Otot di tubuhnya seakan lemas dan rileks."Akan ku jaga tubuh ini dengan sebaik-baiknya." Gumam Xin wuya."Baik.Sekarang aku adalah Xin wuya bukan lagi orang lain,ku ucapkan terima kasih pada malaikat baik di langit sana yang mengirimku ke dunia ini untuk membalaskan dendam lama." Lanjutnya,memejamkan mata untuk menikmati air hangat di pagi hari yang menyentuh kulitnya.

"Nona gawat!Adipati memanggil anda!" Ujar Xiao tao mengganggu kedamaian hatinya.

"Ambilkan pakaian." Perintah Wuya setelah membuka lebar matanya menyorot tajam.

Berpakaian rapih meski jubah yang ia kenakan sudah tak layak pakai dengan beberapa tembelan di setiap tempat,menuju kediaman utama menuruti panggilan sang ayah.Di hadapan adipati Xin yang sedang sarapan bersama ibu tiri dan adik tirinya Wuya membungkuk sebagai penghormatan.

"Berlututlah." Perintah adipati Xin.

Satu tegukan air liur yang sempat memenuhi rongga mulutnya tertelan dengan kasar,seumur hidupnya ia tak pernah tunduk kepada orang lain.

"Ayo berlutut!" Sahut tegas dari adik tiri (Xin Qiye).

Tapi Wuya yang sekarang bukanlah orang yang sama,ia tersenyum tipis dan tetap berdiri tegak melawan perintah adipati.

"Kau..." Ujarnya memberikan tudingan ke arah Wuya.Adipati bangkit dan bersiap menampar Wuya untuk menundukkannya tapi tangan kekar itu di tangkap cepat begitu melayang di udara yang akan mendarat di pipi Wuya.

Di hempasnya tangan adipati Xin dengan keberanian,Wuya memberikan isyarat pada Tao untuk menanyakan ada apa gerangan ia di panggil pagi ini.

"Tuan.Nona bertanya,ada apa tuan memanggil?" Tanya Tao.

Adipati tak langsung menjawab ia mengeluarkan sebuah buku kecil dengan sampul berwarna merah dan menyerahkan pada Wuya.

"Ambil ini." Perintah adipati Xin.Di saat tangan Wuya terulur mengambil adipati sengaja menjatuhkan buku sampul merah itu."Kotor sekali!" Gumamnya.

Wuya hanya menghembuskan nafas tanpa ingin memungutnya namun Tao bersedia.

"Tidak perlu berfikir ulang tentang surat lamaran itu,aku setuju untuk menikahkanmu dengan pedagang kaya An biluo." Sahut adipati Xin yang sudah kembali dengan sarapan paginya.

Suara kekehan terlepas dari mulut Xin Qiye pasti merasa senang dengan nasib kakak tirinya.

Wuya memberikan jawaban dengan anggukan kecil kepada Xiao tao.

"Tuan.Nona menerima." Sahut Xiao tao membungkuk hormat.Tangan adipati Xin segera melambai menyuruh mereka pergi.

"Siapa An biluo?" Tanyanya pada Xiao tao.Memikirkan sosok pedagang kaya yang akan menikahinya.

Next episode terbaru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!