NovelToon NovelToon

Kisah Gadis Paviliun Yinzhen

Negara Ming dan gadis bisu

Bab 1

Negara Ming yang makmur di pimpin oleh kaisar muda yang tampan dan gagah berani,Ji Bai Ming.

Setelah perang pemberontakan yang menewaskan separuh penduduk negara ming,kaisar Ming 3 membangun kembali ibu kota selama 5 tahun bersama para mentrinya serta mengambil kembali prefektur yang sempat hilang dari negara Ming dengan berperang siang dan malam.

Selama 5 tahun ini dalam tahta kekaisaran Ji bai ming telah melakukan kinerja yang kompetitif dan di penuhi oleh keberhasilan sehingga belum sempat memilih pasangan di hidupnya yang sibuk menjadi ibu negara Ming,dengan parasnya yang tampan dan postur tubuh tegap yang menawan banyak gadis bangsawan di berbagai kota atau prefektur dataran tengah negara Ming datang bermaksud untuk menyerahkan diri namun dari mereka tak sedikit yang di tolak dan di pulangkan kembali.

Setahun berjalan,ibu suri (Permaisuri Qinghe) membuka kembali biro jodoh istana untuk memilihkan selir putranya,meski belum bisa mengangkat permaisuri yang tepat setidaknya kaisar memiliki selir untuk menghilangkan kekeringan negara Ming.

Di 6 bulan terakhir negara Ming di serang oleh takdir kekeringan berkepanjangan,menurut pendeta kuil Nanshu negara Ming mengalami cobaan dari dewa karena pemimpin yang belum mendapatkan keturunan.

"Cepat bawa aku ke sana." Pinta ibu suri yang mendapat kabar dari biro perjodohan.

"Ku dengar dia cantik bagai dewi yang mulia!" Ujar kepala dayang istana mengawal ibu suri di belakangnya.Menaiki tandu kecil dengan roda manusia untuk perjalanan ke biro perjodohan istana.

Tandu kecil itu segera berangkat meninggalkan istana keabadian ibu suri.

"Kemana perginya bibi?" Tanya seorang gadis (Wu Tingyan) setelah kepergian tandu ibu suri.

"Maaf nona,yang mulia sepertinya mengunjungi biro perjodohan." Sahut seorang dayang yang mengantar nona Wu untuk bertemu dengan wanita nomer satu di negara Ming.

"Biro perjodohan..." Gumaman kecil Wu tingyan.Tangannya terkepal sempurna mendengar bibinya masih terus mencari selir terbaik.

"Hmph!"

Tingyan segera memutar tubuh untuk kembali pulang kekediaman Wu.

"XIN WUYA!DI MANA ANAK DURHAKA ITU?!!" Teriak adipati Xin setelah kembali dari panggilan ibu suri Ming."XIN WUYA!!" Panggil adipati Xin kembali menggelegar memenuhi kediaman Xin.

"Tuan." Sapa seorang pelayan.

"Panggilkan gadis bisu itu kemari!" Perintahnya dengan kasar.

"Baik." Pelayan segera pergi menuju paviliun Xin wuya (Paviliun Yinzhen).

Tempatnya bersebelahan dengan kamar para dayang dengan halaman yang kecil dan terasingkan.

Xin wuya yang menjadi tokoh perempuan di sini sudah meninggal dan orang lain yang saat ini menempati tubuhnya adalah wanita pembunuh berantai di zaman modern.

Sinar matahari pagi membangunkan dirinya di hari kedua setelah bertransmigrasi kedunia asing ini,cerita singkat bagaimana bisa dia terjebak dalam pusaran takdir orang.

Di dunia modern ia telah mati di eksekusi oleh pemerintah setelah melakukan pembunuhan ke dua belasnya,begitu naik ke akhirat dan bertemu malaikat ia di hempas kemari untuk melakukan kebaikan.

"Sungguh malaikat yang baik." Batin di hatinya yang baru bangun tidur.

"Nona,selamat pagi." Sapa pelayan setia pemilik tubuh rapuh ini.

Ia di berikan kilasan balik riwayat hidup si tubuh rapuh yang sekarang ia tempati sebagai wanita bisu yang malang.

Saat ia membuka mata berada di dalam peti mati yang terkubur di pegunungan yang tinggi.Berusaha dengan kepintarannya untuk mencongkel paksa tutup peti kayu dengan tusuk konde yang terpasang di rambut kepalanya.

Menggali sendiri tanah yang menimbun jasadnya yang hidup kembali,begitu membuka semua yang membelenggu tubuhnya.

Hujan berbadai menyambut kedatangan Qi xia.Benar,nama itu adalah Qi xia sang pembunuh berantai.

"Pagi." Sahutnya singkat.

Pelayan itu terkejut dengan suara yang di keluarkan oleh sang nona."Nona.Anda bisa bicara?" Tanya pelayan Xin wuya (Xiao Tao).

Karena ucapan barusan,Qi xia ikut terkejut juga karena telah membuka diri,tubuhnya yang rapuh beranjak bangkit dari tempat tidur menuju meja kecil di tengah kamarnya menuangkan air minum kedalam gelas kecil yang tersedia.Setelah menenggak sekali tenggorokannya masih kering.

"Sebaiknya kau diam saja jika suaraku telah kembali." Sahut Wuya yang menuangkan kembali gelas kecil yang kosong.

Xiao tao mengangguk setuju dengan perintah sang nona,mempersilahkan nonanya untuk berendam mandi.

Setelah berusaha menggali kuburan sendiri Xin wuya seakan di tunjukkan adegan seperti di drama populer tentang wanita yang di sia-siakan bahkan suaminya yang berkuasa sekalipun mencampakkan dirinya demi wanita penghibur.

"Du Yao." Gumam Xin wuya memanggil nama menyebalkan itu."Di kehidupan yang baru akan ku cari wanita dusta itu!" Batinnya memasuki bak mandi kayu yang sudah di siapkan oleh xiao tao.

Kejadian yang tak masuk akal kembali ia terima di tengah dirinya masih berusaha menerima keadaan sekitarnya yang baru layaknya adegan fantasi,sesuatu menarik dirinya kembali ke masa lalu.

Masa di mana ia sebelum masuk istana dan masih menjadi Xin wuya putri sah kediaman adipati Xin.

Otot di tubuhnya seakan lemas dan rileks."Akan ku jaga tubuh ini dengan sebaik-baiknya." Gumam Xin wuya."Baik.Sekarang aku adalah Xin wuya bukan lagi orang lain,ku ucapkan terima kasih pada malaikat baik di langit sana yang mengirimku ke dunia ini untuk membalaskan dendam lama." Lanjutnya,memejamkan mata untuk menikmati air hangat di pagi hari yang menyentuh kulitnya.

"Nona gawat!Adipati memanggil anda!" Ujar Xiao tao mengganggu kedamaian hatinya.

"Ambilkan pakaian." Perintah Wuya setelah membuka lebar matanya menyorot tajam.

Berpakaian rapih meski jubah yang ia kenakan sudah tak layak pakai dengan beberapa tembelan di setiap tempat,menuju kediaman utama menuruti panggilan sang ayah.Di hadapan adipati Xin yang sedang sarapan bersama ibu tiri dan adik tirinya Wuya membungkuk sebagai penghormatan.

"Berlututlah." Perintah adipati Xin.

Satu tegukan air liur yang sempat memenuhi rongga mulutnya tertelan dengan kasar,seumur hidupnya ia tak pernah tunduk kepada orang lain.

"Ayo berlutut!" Sahut tegas dari adik tiri (Xin Qiye).

Tapi Wuya yang sekarang bukanlah orang yang sama,ia tersenyum tipis dan tetap berdiri tegak melawan perintah adipati.

"Kau..." Ujarnya memberikan tudingan ke arah Wuya.Adipati bangkit dan bersiap menampar Wuya untuk menundukkannya tapi tangan kekar itu di tangkap cepat begitu melayang di udara yang akan mendarat di pipi Wuya.

Di hempasnya tangan adipati Xin dengan keberanian,Wuya memberikan isyarat pada Tao untuk menanyakan ada apa gerangan ia di panggil pagi ini.

"Tuan.Nona bertanya,ada apa tuan memanggil?" Tanya Tao.

Adipati tak langsung menjawab ia mengeluarkan sebuah buku kecil dengan sampul berwarna merah dan menyerahkan pada Wuya.

"Ambil ini." Perintah adipati Xin.Di saat tangan Wuya terulur mengambil adipati sengaja menjatuhkan buku sampul merah itu."Kotor sekali!" Gumamnya.

Wuya hanya menghembuskan nafas tanpa ingin memungutnya namun Tao bersedia.

"Tidak perlu berfikir ulang tentang surat lamaran itu,aku setuju untuk menikahkanmu dengan pedagang kaya An biluo." Sahut adipati Xin yang sudah kembali dengan sarapan paginya.

Suara kekehan terlepas dari mulut Xin Qiye pasti merasa senang dengan nasib kakak tirinya.

Wuya memberikan jawaban dengan anggukan kecil kepada Xiao tao.

"Tuan.Nona menerima." Sahut Xiao tao membungkuk hormat.Tangan adipati Xin segera melambai menyuruh mereka pergi.

"Siapa An biluo?" Tanyanya pada Xiao tao.Memikirkan sosok pedagang kaya yang akan menikahinya.

Next episode terbaru.

Hampir saja!

Taotao mengamati sekitar dahulu sebelum berbicara di kediaman Xin ini gerakan kecil meski suara pun juga ikut di laporkan pada adipati.

"Nona.An biluo adalah pedagang kaya dari prefektur Qu yang terkenal dengan pertambangan emas murni yang sangat di minati di seluruh negeri.Kabarnya adipati menerima lamaran ini sekaligus untuk mensejahterakan militer kediaman Xin." Sahut Taotao dengan suara selirih mungkin.

Wuya hanya bisa manggut faham tanpa mengatakan apapun.

"Nona.Apakah anda benaran menerima surat lamaran ini?Jika benar,anda akan menjadi selir ke 5nya." Imbuh Xiao tao.

Mata Wuya mendelik melotot tajam."Selir ke 5?!" Batinnya,langkahnya terhenti dan hampir saja Tao menabrak tubuh sang majikan.Sejenak berfikir lalu menghembuskan nafas panjang."Beruntungnya dia kaya raya jika tidak mana mau aku menerima lamarannya." Gumam Wuya melanjutkan perjalanan pulang.

Tiba di halaman paviliunnya yang reot Wuya melihat Xiao Chu membersihkan taman yang berserakan dedaunan kering debu beterbangan di sekitar.Tangan Wuya sibuk menghempas debu yang ingin di tarik oleh dua lubang hidungnya.

"Berhenti!Jangan di teruskan...Uhuk...Uhuk..." Pinta Wuya.

Xiao chu segera meletakkan sapunya dan menghadap kepada Wuya."Maafkan hamba nona." Ujar Chu membungkuk 90 derajat pada Wuya.

Wuya terdiam dan melihat halaman sekitar dan menemukan sesuatu yang mengganggu matanya.Ia bergerak menghampiri sebuah pohon asal dedaunan kering yang berjatuhan mengotori halaman.

"Tebang pohon tak berguna ini!" Perintah Wuya tegas."Lalu siapkan sarapan.Aku lapar." Imbuhnya meninggalkan kedua pelayannya.

"Baik.Nona."

Total ada 10 gadis di hadapan ibu suri Ming yang telah selesai di tahapan awal seleksi biro jodoh,mereka tidak hanya berparas cantik juga dari keluarga terpandang yang memiliki banyak bakat.

"Yang mulia.Anda telah datang." Ujar seorang pengawas utusan ibu suri yang dulunya bekerja sebagai dayang pribadi di sampingnya ( Bibi Zhenfu).

Ibu suri hanya mengangguk menunjukkan senyuman anggun."Pilihanmu bagus aku menyukainya." Puji ibu suri yang melihat dari kejauhan ke 10 para gadis muda berbakat yang berjajar rapih.

Zhenfu merasa senang atas pujian yang singkat itu."Apakah yang mulia ingin mencoba bakat mereka?" Tanya Zhenfu tersenyum senang.

"Baik.Aku ingin mereka membuat sebuah sulaman kantong wewangian untuk kaisar." Perintah ibu suri dengan wajah berseri-seri.

"Baik!" Sahut Zhen fu semangat.

Melangkah maju mendekati para gadis untuk mengumumkan titah atasan."Semuanya!Yang mulia ibu suri memberikan perintah untuk kalian!Buatlah kantong wewangian yang terbaik dari kedua tangan kalian,sulam yang indah dengan sepenuh hati siapa yang paling diminati dialah pemenangnya." Ujar bibi Zhenfu kepada para nona-nona muda yang terpilih.

"Kau lupa untuk siapa A-fu." Sahut ibu suri.

"Oh aku hampir lupa.Kantong ini di tunjukkan kepada yang mulia kaisar Ming,jangan sampai membuat ibu suri dan kaisar kecewa." Imbuhnya.

Para 10 gadis seleksi itu tersipu dan senang dengan perintah yang mengejutkan itu.Mereka dengan semangat yang membara menemui salah satu asisten bibi Zhenfu untuk memilih kain kantong wewangian.

Dari mereka berebut untuk memiliki kain yang bagus dan indah,merasa bahwa ini adalah cara mereka untuk memenangkan hati kaisar.

Dua tangan putih saling bertaut memegang kain sutra awan keduanya nona muda dari pejabat tingkat tiga yang di hormati.

"Lepaskan tangan kotormu!" Gertak nona kedua Gu Xuan yang tangannya memang lebih cepat.

"Kau yang seharusnya melepaskan!" Sahut nona pertama Wu Tinglan kakak dari Wu Tingyan.

Terjadi tarik menarik yang cukup intens antara keduanya untuk barang semahal sutra awan yang di pilih Gu xuan.Di negara Ming ini hanya ada satu potongan kain saja yang di keluarkan dari pabrik kain prefektur Dao.

"Ini milikku!Aku yang lebih dulu menemukannya!" Cetus Gu xuan merengkuh kain sutra awan itu dengan kuat dan di tarik paksa oleh Tinglan yang jatuh cinta oleh keindahan sutra awan.

"Ini milikku karena aku menyukainya,kau tidak boleh menginginkan milikku!" Balas Wu tinglan,sorot matanya merah marah.

Tak jauh dari mereka,seorang nona muda bangsawan kediaman Yan melangkah dengan berani memasuki halaman hijau biro jodoh kekaisaran bersama dua pelayan di belakangnya.

"Ambilkan kain sutra awan itu padaku!" Perintah Yan Ning (Nona besar bangsawan Yan).Berwajah sombong dan angkuh berkat gelar bangsawan yang ia miliki.

Salah satu pelayan Yan ning bergegas mengambil paksa kain sutra awan yang di perebutkan oleh dua nona muda Gu dan Wu.

"Siapa dia?!" Ungkap Gu xuan cemberut.

Wu tinglan menyenggol lengan Gu xuan memberi sinyal."Dia bangsawan Yan.Kita harus berhati-hati padanya." Ucap Tinglan berbisik.

"Kain ini tidak pantas menjadi pilihan kalian." Sahut Yan ning meletakkan kain sutra mahal itu di atas nampan kayu yang di bawa oleh pelayannya.Selesai mencuri kain Yan ning pergi tanpa perlu meminta maaf.

"Dia..."

Gu xuan bergerak ingin membalas perbuatan Yan ning dan dengan cepat di hadang oleh Tinglan ia menggelengkan kepala menolak keinginan Gu xuan.

"PENCURI!" Teriak Gu xuan dengan berani mengabaikan peringatan Tinglan yang dengan baik hati melindunginya.

Senyuman tipis terbingkai di bibir Yan ning.

"Lancang!" Geram salah satu pelayan Yan ning melotot tajam ke arah nona Gu.

"Memang benar pencuri di siang bolong.Kembalikan kain milikku!Aku yang pertama kali menemukannya sebelum di rebut oleh kalian!" Ujar nona Gu membuat masalah,mata semua orang sekarang tertuju padanya.

"Siapa gadis itu?" Tanya ibu suri menyeruput teh yang baru di seduh.Meski tak melihat secara langsung tapi ibu suri mendengar pertikaian para gadis.

"Jawab yang mulia.Dia...Nona muda Gu dengan nona besar Yan ning." Sahut salah satu dayang ibu suri.

"A-fu,apakah bangsawan Yan mengirimkan putri mereka kemari?" Tanya ibu suri lagi setelah meletakkan gelas porselen kecil.

"Yang mulia,nona besar Yan datang dengan memaksa hamba juga terpaksa memperbolehkannya masuk ke biro jodoh ini." Jawab Zhen fu dengan wajah yang di penuhi oleh ketakutan.

"Pertahankan nona Gu dan tambahkan bangsawan Yan." Perintah ibu suri bangkit dari duduk santainya.

Yan ning pemilik sikap pendendam dan sangat tak suka keluarga rendahan segera menghampiri nona Gu.

PLAK.

Menampar pipi putih gadis Gu menggunakan kekuatan penuh menyisakan kemerahan dan darah segar yang keluar dari mulut nona Gu.

Nona Gu terjatuh di pelataran halaman hijau biro meringis kesakitan,ia tak menyangka bisa mendapat hal semacam ini.Menjadi topik hangat dengan pandangan mata semua gadis menodongnya seakan dialah pelakunya.

"Dia berani sekali menentang bangsawan Yan." Cibir dari bisikan para gadis.

"Padahal sudah ku peringatkan." Gumam Tinglan tak bisa melindungi nona Gu lagi.

"Kali ini dia akan mendapat musuh lebih tangguh." Ujar seorang di samping Wu tinglan (Nona muda Feng).

"Katamu aku pencuri?Memangnya apa yang ku ambil dari mu?" Ujar Yan ning sibuk mengelap tangan yang ia gunakan menampar.Bahkan sapu tangan kain miliknya langsung ia buang ke tanah dan menginjaknya dengan alas kaki."Kotor sekali." Gumamnya.

"KAU..."

Nona Gu masih kesakitan di wajahnya.

"Orang yang berani terhadapku tidak akan berakhir baik.Kira-kira hukuman apa yang pantas untukmu?" Ujar Yan ning mengeluarkan cambuk tulang naga miliknya yang selalu tersimpan di balik ikat pinggang jubahnya.

"Cambuk tulang naga!"

Semua gadis terpekik ketika melihat cambuk itu lolos dari tempatnya yang tersembunyi.

"Yang mulia ibu suri."

"Ibu suri."

Semua gadis segera mengatur posisi memberikan penghormatan pada sosok yang lebih agung ibunda kaisar negeri Ming.

"Zhen fu.Bantu nona Gu berdiri." Titah ibu suri.

Pengawas biro jodoh Zhen fu segera mengindahkan perintah sang atasan memapah nona Gu untuk berdiri dengan tegak Gu segera membungkuk hormat.

"Terima kasih yang mulia." Ujarnya terlihat salah satu pipinya yang menggembul lebam bekas tamparan.

"Segera obati lukamu." Perintah ibu suri.

Zhen fu membawa pergi nona Gu dari kerumunan memerintahkan orang lain mencari tabib biro untuk mengobati nona Gu.

"Yan ning memberi salam pada yang mulia ibu suri." Ujar nona besar bangsawan Yan memberi penghormatan.

"Kalian semua segera lakukan tugas yang ku berikan." Perintah ibu suri mengusir halus nona-nona muda.

"Baik yang mulia." Jawab mereka kompak segera pergi dari halaman hijau.

Setelah sepi menyisakan Yan ning dan ibu suri,ibu suri mengamati nona Yan di hadapannya.

"Simpan benda panjang itu." Perintah ibu suri dengan suara lembut.

Yang ning menghembuskan nafas menyerahkan cambuk naga pada salah satu pelayannya.

"Aku memaklumi tingkahmu kali ini bangsawan Yan.Namun kedepannya harus kau tanggung perbuatanmu." Ujar ibu suri memberi peringatan.

"Terima kasih atas kebaikan ibu suri." Jawabnya yang sama sekali tidak mendongakkan wajah namun tidak juga menunjukkan sikap ketakutan.

Zhen fu segera kembali lalu mempersilahkan nona Yan untuk melakukan tugas biro tanpa mengusirnya.

"Aku lelah." Rintih ibu suri yang di papah oleh salah satu dayang akan kembali ke istana.

Next episode terbaru....

Tianzhou

"Hanya ini?Makanan yang kalian dapatkan?!" Tanya Wuya terkejut dengan makanan vegetarian yang di sediakan oleh kedua pelayannya.Rebusan sawi,kacang polong yang di asinkan serta sayuran hijau lainnya.

"Nona,bulan lalu anda sendiri yang meminta berpuasa hewani penuh selama 3 bulan karena peringatan kematian nyonya." Sahut Xiao chu.

Ia baru ingat ada kejadian seperti ini di dalam kehidupan pemilik tubuh.

Qi xia tersenyum kecut."Belum tentu orang mati mengingat kita mengapa berusaha menyenangkan orang mati.Sungguh naif sekali!" Gumam Qi xia menatap nasi dan lauk vegetarian dengan malas.

"Mulai sekarang aku tak akan berpuasa lagi kalian siapkan hidangan daging atau lauk lainnya yang banyak." Perintah Wuya masih bersabar sekarang.

"Tapi nona meski pun anda tak berpuasa dapur juga tak memberikan daging dan lauk banyak untuk kita terkadang makan sehari sekali sudah bersyukur." Sahut Xiao tao melapor.

"Makan sehari sekali?!" Batin Qi xia matanya terbuka lebar."Dia ini sungguh suka di siksa ya?Meski di dunia modern aku miskin suka mencuri makanan supermaket tapi sekarang terlihat hidupku di sana lebih makmur dari di sini." Batin Qi xia melanjutkan.

Sebuah ingatan terlintas di otak Qi Xia."Aku ingat kolam itu." Batinnya.

"Sudahlah aku akan memikirkan cara nanti akan ku makan ini dulu kalian juga makan segera." Ucap Wuya nampak terlihat lega di mata mereka.

Xiao Tao dan Chu segera pamit untuk melakukan tugas pelayan mereka sebuah senyuman terbit di mulut Wuya.

"Akan ku buru ikan-ikan mereka.Lihat saja nanti." Ujar Wuya setengah bersedih menelan nasi dan lauk vegetarian depannya.

Beruntungnya kedua pelayan Wuya menyediakan beberapa camilan dan buah yang mereka ambil dari dapur meski katanya sisa dari kediaman utama.Terlihat layu dan sedikit membusuk Wuya maklum dengan hal ini.

Di siang hari yang terik ini setelah makan meski tak kenyang ia merasa mengantuk dan tertidur.

"Ibu suri mengunjungi biro jodoh istana." Ucap seorang pria tangguh tampan mempesona sedang mengamati peta besar yang di bangun di atas lantai marmer ruang baca kaisar Ming.

"Benar.Yang mulia,ibu suri percaya ucapan biksu kuil Nanshu dengan ungkapan menyesatkan." Ujar kasim Liu.

"Ungkapan menyesatkan..." Sahut kaisar Ming menyeringai.

"Pasti tentang keturunan anda yang mulia." Sahut orang kepercayaan kaisar Ming (Bai feng) yang menemani kaisar Ming dari dulu masih pangeran muda yang serakah akan penjelajahan menjadi kaisar penguasa dataran tengah.

Ji bai ming mengangguk menaikkan satu alisnya dengan bibir yang tersenyum kecut.Tangannya melambai membiarkan kasim Liu pergi dari ruangan baca pribadinya setelah bertanya tentang hal yang membuat penasaran.

Kasim Liu segera berlalu pergi menyisakan dua orang yang saling diam beberapa detik.

"Sejak kapan ibunda begitu mengkhawatirkan diriku." Ujar kaisar Ming mengelilingi peta besarnya mencari titik tertentu untuk memikirkan sebuah masalah yang akhir-akhir ini mengganggu negaranya.

"Yang mulia menurut laporan A-shin wilayah Bianzhou sedang kekurangan pasokan bahan makanan dan kekeringan belum bisa di atasi oleh mereka,setiap jalur sungai kini mulai kering." Lapor Bai feng.

Kaisar Ming berhenti di wilayah Bianzhou yang sebelumnya makmur dan sejahtera sekarang menjadi ikutan kering.

"Dampak dari penutupan sungai Yong mulai terasa." Balas kaisar menancapkan bendera bertuliskan Ming di sungai Yong.

"Sungai Yong mengalirkan air selama beberapa dekade untuk wilayah di sekitarnya tapi dampaknya untuk Tianzhou menjadi fatal,mereka hidup di dataran rendah dan rawan genangan air." Ucap Bai feng ikut berdiskusi.

Kaisar manggut memiliki rencana."Kalau begitu,musnahkan saja Tianzhou dan biarkan mereka bergabung di wilayah kabupaten San'an prefektur Qu." Jawaban kaisar Ming yang langsung di setujui oleh juga bawahannya Bai feng.

"Aku akan memanggil jendral 7 harimau putih yang mulia." Imbuhnya.

Belum sampai kaisar Ming menjawab dari ucapan Bai feng pria itu telah bergerak dengan sendiri.Kaisar mendesah panjang.

"Tunggu!" Sergah kaisar Ming.

Langkah Bai feng terhenti.

"Panggilkan jendral Feiyun kemari." Perintah kaisar Ming tanpa mengalihkan pandangan pada peta besarnya.

Bai feng segera bergerak mengikuti titah kaisar Ming.

"Tianzhou.Sungai Yong." Gumam kaisar Ming sepeninggal Bai feng.

Tak berselang lama suara baju zirah terdengar dengan langkah kaki mantap khas pria kekar,dia adalah jendral Feiyun kepercayaan kaisar Ming langsung pemimpin dari 7 harimau putih.

"Hormat pada yang mulia kaisar." Sapanya berlutut satu kaki.

"Jendral Feiyun." Panggil kaisar Ming menghampiri sang jendral memapahnya berdiri."Berdiri tegak dengan benar." Ujar kaisar Ming.

"Baik.Kaisar." Jawabnya memposisikan badannya untuk tegap dan kokoh di hadapan kaisar.

"Aku ingin kau berguna untukku setelah mendapat gelar adipati bangsawan.Apakah kau akan menyetujui permintaanku?" Tanya kaisar memberikan ujian untuk mempertaruhkan gelarnya yang baru saja ia sandang.

"Apapun perintah dari kaisar hamba akan menyetujuinya." Jawab adipati Xin membungkuk hormat setuju.

"Ada dua permintaan yang butuh bantuanmu pertama.Bawalah wilayah Tianzhou ke perbatasan Dao dan Qu lalu yang kedua...." Perintah kaisar sengaja tidak meneruskan ucapannya.

Adipati Xin masih setia tak bersuara meski sangat penasaran dengan permintaan junjungannya.

"Yang kedua akan ku katakan ketika kau kembali dari tugas pertama." Imbuh kaisar Ming membalikkan tubuh meninggalkan jendral Feiyun.

"Hamba laksanakan yang mulia!" Ucap adipati Xin dengan penuh semangat.

Kepergian adipati Xin mengundang senyuman puas kaisar Ming.

"Yang mulia,maafkan kelancangan hamba.Kira-kira apa permintaan anda yang kedua?" Tanya Bai feng yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

Kaisar Ming tak bisa jauh dari peta besar setia menatap peta itu sampai kapanpun jika ada banyak masalah di otaknya.

"Menekan jendral terkenal dengan aliansi pernikahan." Jawab kaisar Ming memiliki rencana yang lebih mengejutkan.

Deskripsi wilayah Tianzhou:

Tianzhou,sebelum menjadi tempat penduduk negera Ming dulunya sebuah hutan luas dengan pepohonan yang besar dan lembab.Sering terjadi banjir akibat luapan sungai Yong yang menjadi sungai terbesar dan terpanjang negara Ming menjadi penolong untuk kota di sebelahnya yaitu Bianzhou.

Namun setelah pergantian pemimpin semakin banyak peraturan negara yang berkembang,salah satunya sosok wanita janda yang tak bisa menikah lagi dan di anggap kotor/terbuang,mereka terpaksa menjadi abdi pemerintah sebagai budak militer.Pemuas nafsu para pria perkasa pelindung negara (bagi yang muda) pekerjaan dapur (bagi janda tua).

Bahkan untuk menyelamatkan diri wanita janda rela di kirim ke negara barat supaya jauh dari perbudakan negara.

Sedangkan anak-anak mereka di paksa menjadi biksu dan harta mereka di berikan untuk kesejahteraan rakyat rendahan (jika si janda kaya raya).Tahun itu benar-benar menjadi murka untuk pangeran Ming yang waktu itu di usia 8 tahun dan berakhir berkelana di dunia persilatan untuk menjauhi istana.

Setelah kaisar Ming ke 2 berperang melawan suku dataran timur dan pulang dengan keadaan menang,kaisar membawa pulang wanita cantik dengan julukan 'wanita suci dataran timur' yang mengubah cara berfikir kaisar tentang wanita janda yang kotor/terbuang.

Dengan kelembutan wanita itu memperjuangkan para janda untuk lepas dari perbudakan militer dan memiliki tempat tinggal yang layak untuk kehidupan selanjutnya.

Awal mula kaisar menolak tetapi dengan syarat pernikahan akhirnya berdirilah Tianzhou di hutan yang lembab.Semua wanita janda Tianzhou sangat memuja 'wanita suci dataran timur' mereka menyebut dengan dewi suci mereka dan membuat patung kokoh di tengah -tengah mereka sebagai wujud bakti.

Di mana sekarang 'wanita suci dataran timur'?.

Kabarnya dia meninggal setelah melahirkan bayi pertamanya bersama kaisar,bayinya di hukum oleh kaisar dengan sebutan 'makhluk terkutuk' yang telah membunuh ibunya dan kaisar ke 2 meninggal karena usia yang sudah lanjut.

Pemberontakan kekaisaran Ming terjadi di usia kaisar menginjak 90 tahun dan mengalami pemerintahan yang tidak seimbang karena usia pemimpin yang terlalu tua dan mudah pikun namun kaisar belum memberikan titah apapun untuk pengganti tahta.

Ribuan rakyat di babat habis dan negara Ming waktu itu mengalami kerusakan parah.

BUK!

Sesuatu mengganggu tidur pulas Wuya mengenai wajahnya dan membangunkan muka bantal Wuya,ia terlonjak hampir terjungkal dari kursi tempatnya tertidur.

"Siapa?!" Ucapnya begitu bangun merenggangkan otot tubuh yang terasa kaku."Baru kali ini aku merasa tenang dalam tidur." Gumamnya setelah tertimpa benda yang entah datang dari mana.Ia buka kedua matanya lebar mencari biang kerok yang membangunkannya barusan.

"BANGUN!" Teriak suara tak di kenali oleh Wuya.Wuya mencari wujud suara yang berbicara padanya."Di bawah sini!" Ujar suara tanpa rupa itu.

Terletak di lantai kayu kamarnya di ujung kedua jari-jari kakinya.

"Itu kamu?!" Ucap Wuya mendapati hewan imut berbulu biru merah dengan mata sebesar kacang kenari.

Next episode terbaru....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!