Hampir saja!

Taotao mengamati sekitar dahulu sebelum berbicara di kediaman Xin ini gerakan kecil meski suara pun juga ikut di laporkan pada adipati.

"Nona.An biluo adalah pedagang kaya dari prefektur Qu yang terkenal dengan pertambangan emas murni yang sangat di minati di seluruh negeri.Kabarnya adipati menerima lamaran ini sekaligus untuk mensejahterakan militer kediaman Xin." Sahut Taotao dengan suara selirih mungkin.

Wuya hanya bisa manggut faham tanpa mengatakan apapun.

"Nona.Apakah anda benaran menerima surat lamaran ini?Jika benar,anda akan menjadi selir ke 5nya." Imbuh Xiao tao.

Mata Wuya mendelik melotot tajam."Selir ke 5?!" Batinnya,langkahnya terhenti dan hampir saja Tao menabrak tubuh sang majikan.Sejenak berfikir lalu menghembuskan nafas panjang."Beruntungnya dia kaya raya jika tidak mana mau aku menerima lamarannya." Gumam Wuya melanjutkan perjalanan pulang.

Tiba di halaman paviliunnya yang reot Wuya melihat Xiao Chu membersihkan taman yang berserakan dedaunan kering debu beterbangan di sekitar.Tangan Wuya sibuk menghempas debu yang ingin di tarik oleh dua lubang hidungnya.

"Berhenti!Jangan di teruskan...Uhuk...Uhuk..." Pinta Wuya.

Xiao chu segera meletakkan sapunya dan menghadap kepada Wuya."Maafkan hamba nona." Ujar Chu membungkuk 90 derajat pada Wuya.

Wuya terdiam dan melihat halaman sekitar dan menemukan sesuatu yang mengganggu matanya.Ia bergerak menghampiri sebuah pohon asal dedaunan kering yang berjatuhan mengotori halaman.

"Tebang pohon tak berguna ini!" Perintah Wuya tegas."Lalu siapkan sarapan.Aku lapar." Imbuhnya meninggalkan kedua pelayannya.

"Baik.Nona."

Total ada 10 gadis di hadapan ibu suri Ming yang telah selesai di tahapan awal seleksi biro jodoh,mereka tidak hanya berparas cantik juga dari keluarga terpandang yang memiliki banyak bakat.

"Yang mulia.Anda telah datang." Ujar seorang pengawas utusan ibu suri yang dulunya bekerja sebagai dayang pribadi di sampingnya ( Bibi Zhenfu).

Ibu suri hanya mengangguk menunjukkan senyuman anggun."Pilihanmu bagus aku menyukainya." Puji ibu suri yang melihat dari kejauhan ke 10 para gadis muda berbakat yang berjajar rapih.

Zhenfu merasa senang atas pujian yang singkat itu."Apakah yang mulia ingin mencoba bakat mereka?" Tanya Zhenfu tersenyum senang.

"Baik.Aku ingin mereka membuat sebuah sulaman kantong wewangian untuk kaisar." Perintah ibu suri dengan wajah berseri-seri.

"Baik!" Sahut Zhen fu semangat.

Melangkah maju mendekati para gadis untuk mengumumkan titah atasan."Semuanya!Yang mulia ibu suri memberikan perintah untuk kalian!Buatlah kantong wewangian yang terbaik dari kedua tangan kalian,sulam yang indah dengan sepenuh hati siapa yang paling diminati dialah pemenangnya." Ujar bibi Zhenfu kepada para nona-nona muda yang terpilih.

"Kau lupa untuk siapa A-fu." Sahut ibu suri.

"Oh aku hampir lupa.Kantong ini di tunjukkan kepada yang mulia kaisar Ming,jangan sampai membuat ibu suri dan kaisar kecewa." Imbuhnya.

Para 10 gadis seleksi itu tersipu dan senang dengan perintah yang mengejutkan itu.Mereka dengan semangat yang membara menemui salah satu asisten bibi Zhenfu untuk memilih kain kantong wewangian.

Dari mereka berebut untuk memiliki kain yang bagus dan indah,merasa bahwa ini adalah cara mereka untuk memenangkan hati kaisar.

Dua tangan putih saling bertaut memegang kain sutra awan keduanya nona muda dari pejabat tingkat tiga yang di hormati.

"Lepaskan tangan kotormu!" Gertak nona kedua Gu Xuan yang tangannya memang lebih cepat.

"Kau yang seharusnya melepaskan!" Sahut nona pertama Wu Tinglan kakak dari Wu Tingyan.

Terjadi tarik menarik yang cukup intens antara keduanya untuk barang semahal sutra awan yang di pilih Gu xuan.Di negara Ming ini hanya ada satu potongan kain saja yang di keluarkan dari pabrik kain prefektur Dao.

"Ini milikku!Aku yang lebih dulu menemukannya!" Cetus Gu xuan merengkuh kain sutra awan itu dengan kuat dan di tarik paksa oleh Tinglan yang jatuh cinta oleh keindahan sutra awan.

"Ini milikku karena aku menyukainya,kau tidak boleh menginginkan milikku!" Balas Wu tinglan,sorot matanya merah marah.

Tak jauh dari mereka,seorang nona muda bangsawan kediaman Yan melangkah dengan berani memasuki halaman hijau biro jodoh kekaisaran bersama dua pelayan di belakangnya.

"Ambilkan kain sutra awan itu padaku!" Perintah Yan Ning (Nona besar bangsawan Yan).Berwajah sombong dan angkuh berkat gelar bangsawan yang ia miliki.

Salah satu pelayan Yan ning bergegas mengambil paksa kain sutra awan yang di perebutkan oleh dua nona muda Gu dan Wu.

"Siapa dia?!" Ungkap Gu xuan cemberut.

Wu tinglan menyenggol lengan Gu xuan memberi sinyal."Dia bangsawan Yan.Kita harus berhati-hati padanya." Ucap Tinglan berbisik.

"Kain ini tidak pantas menjadi pilihan kalian." Sahut Yan ning meletakkan kain sutra mahal itu di atas nampan kayu yang di bawa oleh pelayannya.Selesai mencuri kain Yan ning pergi tanpa perlu meminta maaf.

"Dia..."

Gu xuan bergerak ingin membalas perbuatan Yan ning dan dengan cepat di hadang oleh Tinglan ia menggelengkan kepala menolak keinginan Gu xuan.

"PENCURI!" Teriak Gu xuan dengan berani mengabaikan peringatan Tinglan yang dengan baik hati melindunginya.

Senyuman tipis terbingkai di bibir Yan ning.

"Lancang!" Geram salah satu pelayan Yan ning melotot tajam ke arah nona Gu.

"Memang benar pencuri di siang bolong.Kembalikan kain milikku!Aku yang pertama kali menemukannya sebelum di rebut oleh kalian!" Ujar nona Gu membuat masalah,mata semua orang sekarang tertuju padanya.

"Siapa gadis itu?" Tanya ibu suri menyeruput teh yang baru di seduh.Meski tak melihat secara langsung tapi ibu suri mendengar pertikaian para gadis.

"Jawab yang mulia.Dia...Nona muda Gu dengan nona besar Yan ning." Sahut salah satu dayang ibu suri.

"A-fu,apakah bangsawan Yan mengirimkan putri mereka kemari?" Tanya ibu suri lagi setelah meletakkan gelas porselen kecil.

"Yang mulia,nona besar Yan datang dengan memaksa hamba juga terpaksa memperbolehkannya masuk ke biro jodoh ini." Jawab Zhen fu dengan wajah yang di penuhi oleh ketakutan.

"Pertahankan nona Gu dan tambahkan bangsawan Yan." Perintah ibu suri bangkit dari duduk santainya.

Yan ning pemilik sikap pendendam dan sangat tak suka keluarga rendahan segera menghampiri nona Gu.

PLAK.

Menampar pipi putih gadis Gu menggunakan kekuatan penuh menyisakan kemerahan dan darah segar yang keluar dari mulut nona Gu.

Nona Gu terjatuh di pelataran halaman hijau biro meringis kesakitan,ia tak menyangka bisa mendapat hal semacam ini.Menjadi topik hangat dengan pandangan mata semua gadis menodongnya seakan dialah pelakunya.

"Dia berani sekali menentang bangsawan Yan." Cibir dari bisikan para gadis.

"Padahal sudah ku peringatkan." Gumam Tinglan tak bisa melindungi nona Gu lagi.

"Kali ini dia akan mendapat musuh lebih tangguh." Ujar seorang di samping Wu tinglan (Nona muda Feng).

"Katamu aku pencuri?Memangnya apa yang ku ambil dari mu?" Ujar Yan ning sibuk mengelap tangan yang ia gunakan menampar.Bahkan sapu tangan kain miliknya langsung ia buang ke tanah dan menginjaknya dengan alas kaki."Kotor sekali." Gumamnya.

"KAU..."

Nona Gu masih kesakitan di wajahnya.

"Orang yang berani terhadapku tidak akan berakhir baik.Kira-kira hukuman apa yang pantas untukmu?" Ujar Yan ning mengeluarkan cambuk tulang naga miliknya yang selalu tersimpan di balik ikat pinggang jubahnya.

"Cambuk tulang naga!"

Semua gadis terpekik ketika melihat cambuk itu lolos dari tempatnya yang tersembunyi.

"Yang mulia ibu suri."

"Ibu suri."

Semua gadis segera mengatur posisi memberikan penghormatan pada sosok yang lebih agung ibunda kaisar negeri Ming.

"Zhen fu.Bantu nona Gu berdiri." Titah ibu suri.

Pengawas biro jodoh Zhen fu segera mengindahkan perintah sang atasan memapah nona Gu untuk berdiri dengan tegak Gu segera membungkuk hormat.

"Terima kasih yang mulia." Ujarnya terlihat salah satu pipinya yang menggembul lebam bekas tamparan.

"Segera obati lukamu." Perintah ibu suri.

Zhen fu membawa pergi nona Gu dari kerumunan memerintahkan orang lain mencari tabib biro untuk mengobati nona Gu.

"Yan ning memberi salam pada yang mulia ibu suri." Ujar nona besar bangsawan Yan memberi penghormatan.

"Kalian semua segera lakukan tugas yang ku berikan." Perintah ibu suri mengusir halus nona-nona muda.

"Baik yang mulia." Jawab mereka kompak segera pergi dari halaman hijau.

Setelah sepi menyisakan Yan ning dan ibu suri,ibu suri mengamati nona Yan di hadapannya.

"Simpan benda panjang itu." Perintah ibu suri dengan suara lembut.

Yang ning menghembuskan nafas menyerahkan cambuk naga pada salah satu pelayannya.

"Aku memaklumi tingkahmu kali ini bangsawan Yan.Namun kedepannya harus kau tanggung perbuatanmu." Ujar ibu suri memberi peringatan.

"Terima kasih atas kebaikan ibu suri." Jawabnya yang sama sekali tidak mendongakkan wajah namun tidak juga menunjukkan sikap ketakutan.

Zhen fu segera kembali lalu mempersilahkan nona Yan untuk melakukan tugas biro tanpa mengusirnya.

"Aku lelah." Rintih ibu suri yang di papah oleh salah satu dayang akan kembali ke istana.

Next episode terbaru....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!