Cinta Sang Desainer
Selamat membaca😊
🌺🍃🌺🍃🌺
Namanya Theresia Renata. Biasa dipanggil Renata. Dia tinggal di sebuah kota yang letaknya tidak jauh dari ibu kota. Renata adalah anak tunggal. Dia hanya tinggal berdua dengan ibunya. Ayahnya telah meninggal dunia karena kecelakaan kerja, saat Renata masih duduk di bangku kelas 6 SD.
Kepergian ayahnya saat itu, seperti bom waktu bagi Renata dan ibunya. Hari-hari yang dia lewati bersama ibunya terasa sangat berat. Hancur sekali hati ibunya, bahkan rapuh untuk bangkit kembali. Akan tetapi, ibunya tahu bahwa tidak baik larut dalam kesedihan. Karena waktu terus berjalan. Setelah kepergian ayahnya, ibunya juga menjadi kepala keluarga dan ibu rumah tangga yang mengurus rumah, serta membiayai sekolah putrinya.
Kini Renata duduk di bangku kelas 3 SMK jurusan tata busana. Renata adalah anak yang terbilang rajin di sekolahnya. Dia sangat terampil dalam menggambar. Disaat anak-anak seumurannya sibuk bermain, Renata justru menghabiskan waktunya untuk menggambar. Dia paling suka menggambar sebuah desain busana baik klasik ataupun modern. Dengan bekal mesin jahit di sekolahnya, Renata mengaplikasikan apa yang sudah digambar menjadi sebuah busana siap pakai.
Model-model busana yang dia hasilkan begitu indah, unik dan rapi. Dia banyak mendapatkan pujian dari guru dan teman-temannya. Bahkan Renata pun sering ditunjuk oleh guru tata busanya, untuk mewakili sekolah diajang pagelaran ataupun perlombaan desain busana. Alhasil dia pun tak pernah absen menyumbangkan piala untuk sekolahnya.
Meskipun kehidupannya jauh dari kesan mewah dan tidak ada fasilitas lengkap yang dimilikinya, akan tetapi semangatnya untuk berprestasi perlu diacungi jempol. Bahkan ibunya pun tidak pernah berhenti memberikan dukungan moral kepada Renata, untuk tetap semangat menggapai impiannya.
Dia berharap suatu hari nanti, Renata dapat merubah kehidupan mereka menjadi lebih baik. Hal inilah yang membuat Renata berkeinginan keras untuk menjadi perancang busana yang sukses.
Ditengah malam yang gelap, dengan hawa angin bertiup kencang. Renata menatap langit dari jendela kamarnya yang terbuka. Dengan penuh pengharapan, dia pun terhanyut dalam lamunanya. Renata membayangkan semua impiannya di masa depan.
Harapannya setelah lulus nanti, dia bisa melanjutkan pendidikan di bidang desain busana. Akan tetapi, ada pula dibenaknya rasa kepasrahan. Dia tidak ingin terlalu berharap, mengingat kehidupannya yang hanya pas-pas'an. Masih bisa sekolah sampai detik ini pun, dia sudah sangat bersyukur.
*Yang terpenting adalah sy*ukuri dan jalani apa yang ada sekarang sesuai dengan ketetapan Allah SWT. Jangan pernah lelah dan berhenti untuk berkarya, terus berdoa dan berusaha semaksimal mungkin. Karena usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Suatu hari nanti, apa yang aku impikan pasti akan terwujud, nothing is impossible.
Ah sudahlah, tidak usah terlalu dipikirkan. Lanjutnya dalam hati.
"Renata..., Renata..., Renata...," suara ibu yang sedari tadi memanggilnya. Renata pun sontak terbangun dari lamunanya.
"Iya bu...iya...," sahut Renata dengan nada terburu-buru. Dia pun bergegas membuka pintu kamarnya. Sampai-sampai jendela kamar lupa untuk ditutupnya.
"Iya bu..., ada apa ibu memanggilku?" tanya Renata pada ibunya yang sudah berada di depan pintu kamarnya.
"Ibu cuma mau memastikan kamu sudah tidur atau belum? Apakah kamu baik-baik saja atau tidak? Soalnya daritadi ibu tidak melihatmu nak..., tidak seperti biasannya kamu jam segini sudah di kamar. Biasanya kan jam 22.00 kamu baru masuk kamar. Biasanya juga masih nonton TV. Daritadi ibu panggil-panggil, kamu juga tidak menyahuti. Makannya karena penasaran, ibu ke kamarmu, untuk mengecek keadaanmu nak...," tanya ibunya.
"Hehe, Renata belum tidur kok Bu..., dan juga baik-baik saja. Tadinya Renata mau nonton TV, tapi sepintas Renata masuk kamar dan melihat jendela kamar masih terbuka. Dan sewaktu Renata hendak menutupnya, Renata melihat ternyata langit malam ini begitu indah loh Bu...," jawab Renata.
"Bulan sebesar semangka pun bertengker di langit. Dikelilingi bintang-bintang seperti talam emas yang mengambang di angkasa. Renata sangat terpukau melihatnya Bu..., Renata jadi terhanyut dalam renungan malam yang membawa sejuta mimpi," lanjutnya.
"Ya sudah, syukur kalau kamu baik-baik saja nak..., dan ingat mimpi setinggi langit itu tidak masalah. Akan tetapi, semua ada porsinya masing-masing. Mustahil rasanya jika dalam sebuah impian, tidak ada proses di dalamnya. Segala sesuatunya harus seimbang. Tetaplah semangat nak..., terus berkarya dan tunjukkan pada dunia bahwa kamu bisa. Karena usaha tidak akan mengkhianati hasil," nasihat ibunya.
"Terimakasih Bu..., nasihat ibu sangat menyentuh hati Renata. Renata sayang sekali sama ibu. Renata janji sama ibu, akan menjadi orang yang sukses. Renata yakin suatu hari nanti, roda kehidupan kita pasti akan berubah menjadi lebih baik," ucapnya dengan penuh percaya diri.
"Sama-sama Nak...," ucap ibunya sembari memeluk Renata dan sedikit melirik ke sekeliling kamar Renata.
"Loh, Renata..., kok jendelannya belum kamu tutup juga?" tanya ibunya.
"Oh iya Bu, tadi Renata lupa menutupnya karena terburu-buru ingin membukakan pintu untuk ibu," jawab Renata sembari menempelkan telapak tangan di jidatnya.
"Ya sudah, segera tutup rapat jendelanya! Udara diluar sangat dingin, nanti kamu masuk angin," perintah ibunya.
"Baik Bu," ucapnya sambil berbalik badan dan segera menutup jendela kamarnya.
"Greppp, greppp," bunyi jendela kamar Renata yang sedang ditutup.
Setelah menutup jendela, Renata mencari ibunya yang sudah tidak ada di pintu kamarnya.
"Loh ibu kemana yah? Kok tidak ada?"
tanya Renata dalam hati.
Seketika terdengar suara mesin jahit yang memenuhi ruang tamu kecil rumah Renata.
"Suara itu? Hmmm, aku tahu ibu dimana?" pikirnya.
Renata segera menuju ke tempat sumber suara berasal. Ternyata ibunya sudah berada di tempat mesin jahit. Renata pun memandang wajah lelah ibunya, yang sedang sibuk menjahit baju pesanan pelanggan setianya.
"Ibu..., sudah disini saja," ucap Renata sambil memegang kedua bahu ibunya.
"Iya Nak..., sepertinya malam ini ibu harus lembur. Soalnya baju pesanan dari pelanggan ibu mau dipake besok. Jadi mau tidak mau malam ini juga harus selesai," ucap ibunya.
"Kalau begitu Renata bantuin yah bu..., lagian besok juga kan hari minggu. Sekolah Renata libur," bujuk Renata kepada ibunya.
"Baiklah kalau kamu memaksa Nak...," ucap ibunya dengan senyuman yang mengembang.
Renata memang anak yang baik dan penurut. Dia tidak pernah kenal lelah dalam membantu ibunya yang berprofesi sebagai penjahit. Renata kerap kali menemani ibunya lembur menyelesaikan pesanan jahitan. Akan tetapi, apabila bukan hari libur, Renata tidak diijinkan untuk membantu ibunya lembur karena takut bangun kesiangan.
Tidak terasa malam pun semakin larut, tepat pukul 02.00 pesanan pelanggan ibunya sudah selesai dan siap untuk diantar besok. Rasa kantuk semakin menyelimuti Renata dan ibunya. Membuat mereka bergegas untuk tidur.
bersambung...
🌺🍃🌺🍃🌺
NB: Semoga kita semua bisa mencontoh Renata, yang memiliki semangat menggebu dalam meraih impiannya. Tetap berjuang dan pantang mundur dengan impian kalian yah reader..., author yakin kalian pasti bisa. Sukses selalu untuk kita semua...,😊🙏
Jangan lupa berikan kritik dan sarannya untuk author yah reader..., agar author dapat memperbaiki dan menyajikan karya yang terbaik untuk kalian. Terimakasih😊🙏
Dukung terus author dengan like dan vote. Terimakasih😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
semangattt buat renata dan Ibu 😊
Pembaca setia hadirrr..
aku suka ceritanya kak.. semangat yaaa 😘😘
tinggalin juga yaa jejak kk di novelku ASIYAH AKHIR ZAMAN 🥰
2021-03-08
0
Rian Cappuchino
Kak mampir yuk kenovelku.Judulnya "Ray Stardust."
Kutunggu kedatanganmu.
Terima kasih
2021-02-02
1
Laras Kasih
aku mampir thor. Semangat terus nulisnya, moga dikasih sehat dan ide2 cemerlang 💪❤❤
2021-01-30
1