Selamat membaca😊
🌺🍃🌺🍃🌺
Rumah modern berlantai dua, dengan desain minimalis, telah terlihat di depan mata. Rumah itu, tak lain adalah rumah Lisa. Renata pun segera memencet bel yang berada di samping pagar rumah Lisa.
"Ting tong..., ting tong...," bunyi bel rumah Lisa.
Setelah berkali-kali memencet bel, akhirnya ada juga yang membukakan pintu pagar untuk Renata.
"Eh, mba Renata..., kirain siapa. Silahkan masuk mba...," ucap bi Darmi yang merupakan assisten rumah tangga Lisa.
Bi Darmi, tidak perlu lagi menanyakan nama kepada Renata. Karena Renata sudah berkali-kali main ke rumah Lisa. Jadi secara tidak langsung bi Darmi pun sudah sangat mengenal Renata.
"Mau ketemu non Lisa yah mba?" tanya bi Darmi sembari mengantar Renata masuk ke dalam rumah.
"Sebenarnya tujuan utama saya kesini mau mengantarkan jahitan pesanan tante Nessa bi. Tapi ada tujuan kedua juga sih, hehe...," ucap Renata dengan sedikit malu.
"Sebentar yah mba Renata, bibi panggilkan dulu non Lisanya. Silahkan duduk mb," ucap bi Darmi sembari menyuruh Renata duduk di sofa.
Belum juga dipanggil, dari bawah tangga sudah terlihat Lisa yang baru saja keluar dari kamarnya dan hendak menuruni tangga.
"Lohhh, non Lisa..., baru saja bibi mau naik ke atas manggil non Lisa. Eh, non Lisa sudah turun duluan," ucap bi Darmi yang sudah hampir menaikki tangga.
"Ada apa Bi?" tanya Lisa dengan penuh senyuman.
"Lihat ke bawah non," ucap Bi Darmi sambil menunjuk ke arah sofa.
"Renata...," panggil Lisa kepada Renata yang masih berada di tangga. Dengan langkah cepat, Lisa segera menuju ke sofa.
Sontak Renata pun langsung tertuju ke orang yang memanggilnya. Dia membalas panggilan Lisa hanya dengan senyuman.
"Hai Ren..., loh kamu kesini kok ga bilang-bilang sih, harusnya kamu bilang. Jadinya kan aku ga nyiapin apa-apa untuk kamu," ucap Lisa dengan sedikit kecewa.
"Tidak apa-apa Lis, lagian tujuan awal aku kesini juga mau mengantarkan pesanan mamahmu," ucapnya sambil memegang salah satu tangan Lisa.
"Oh iya yah, aku baru ingat kalau mama jahit baju di ibu kamu Ren," lanjut Lisa.
Tapi kamu main dulu kan, di rumahku? Ga langsung pulang kan Ren? Ya ngobrol-ngobrol dulu kek atau apalah gitu," tanya Lisa dengan ajakannya.
"Iya, aku pasti main dulu kok Lis. Emang itu kan tujuan kedua aku, haha," jawabnya dengan sedikit tertawa.
"Hmmm, dasar Renata, haha," ucap Lisa dengan tertawa juga.
"Oh yah, mana baju pesanan mamahku Ren? Biar aku letakan di kamar mamah saja. Kalau sekarang mah mamah lagi ga di rumah Ren. Tadi pagi-pagi banget mamah ke kantor dulu. Soalnya ada urusan yang harus diselesaikan," ucap Lisa.
"Ini Lis, jahitan pesanan mamahmu," ucapnya sambil menyerahkan bungkusan berisi jahitan kepada Lisa.
"Emang bajunya mau dipakai kapan jadinya Lis?" tanya Renata.
"Nanti siang, buat meeting sama clien Ren," jawab Lisa."
"Oh gitu..., ya udah Lis," ucap Renata paham.
"Bentar yah Ren, aku taruh dulu bajunya di kamar mamah," ucap Lisa sembari berjalan menuju kamar mamahnya.
Setelah keluar dari kamar mamahnya, Lisa pun mengajak Renata ke taman samping rumahnya. Mereka duduk bersama sambil ngobrol-ngobrol, ditemani segelas jus jeruk dan sedikit camilan.
Renata dan Lisa pun saling bercanda. Mereka terlihat sangat akrab. Mereka memang sudah bersahabat dari sejak kecil. Dari kecil Renata dan Lisa selalu bermain bersama. Mau kemana-mana juga sering bareng. Bisa dibilang bukan lagi teman atau sahabat melainkan sudah seperti keluarga sendiri.
Meskipun terlahir dari keluarga kaya, akan tetapi Lisa tidak pernah gengsi ataupun malu untuk berteman dengan Renata. Walaupun status sosial Renata jelas tidak sama dengannya.
Lisa dan keluarganya pun sangat menyayangi Renata. Bahkan mamahnya Lisa kerapkali memberikan sedikit bantuan uang untuk Renata dan ibunya.
"Lis ga kerasa yah, dulu kan kita masih kecil. Sekarang sudah malu lulus SMK ajah," ucap Renata di sela-sela obrolannya dengan Lisa.
"Iya Nih Ren, tapi baguslah. Soalnya aku sudah tidak sabar jadi anak kuliahan. Aku pengin cepet-cepet duduk di bangku kuliah. Dan mengambil jurusan fashion bisnis, hehe...," ucap Lisa.
Dengan raut wajah sedikit sedih dan menunduk, Renata pun tidak membalas ucapan Lisa.
"Ren, kamu kenapa? Ucapanku ada yang salah yah? Maafin aku Ren, kalau ucapanku membuatmu tersinggung," ucap Lisa dengan nada bersalah.
"Tidak apa-apa Lis, kamu ga salah kok. Aku sedikit sedih ajah. Aku tidak tahu setelah lulus nanti, aku bisa lanjut kuliah atau tidak. Kamu kan tahu sendiri kondisi ekonomi aku seperti apa?" Curhat Renata kepada Lisa.
"Ren, percaya deh aku yakin kok kelak kamu pasti bisa jadi orang sukses. Kamu pasti bisa lanjut kuliah. Apalagi kamu kan murid yang cerdas, pasti nanti akan banyak tawaran beasiswa untuk kamu kuliah," ucap Lisa menenangkan Renata.
"Aamiin..., semoga saja yah Lis. Aku juga berharap seperti itu. Dan semoga kalau aku bisa kuliah nanti, kita bisa satu kampus. Biar bareng terus," ucap Renata.
"Pasti dong, kan ada Lisa ada Renata. Hehe...," ucap Lisa dengan senyumannya.
Tak terasa matahari pun sudah seperti berada diatas kepala. Itu tandanya pagi telah menjelma menjadi siang.
Teet..., teet..., suara mobil mamah Lisa. Renata dan Lisa pun sontak tergagetkan oleh suara klakson mobil yang keras.
"Itu kayaknya suara mobil mamah deh. Kayaknya mamah sudah pulang," ucap Lisa sembari mengangkat jari telunjuk kanannya.
"Ayo Ren kita lihat kedepan." Ajak Lisa kepada Renata.
Lisa dan Renata pun menyambut kedatangan mamah Lisa.
"Ehhh ada Renata..., Renata sudah dari pagi disini yah?" Tanya mamah Lisa yang sudah berada di depan pintu.
"Iya tante Nessa, Renata sudah dari pagi disini, untuk mengantarkan jahitan pesanan tante," ucap Renata sembari menyalimi mamah Lisa.
"Jahitan mamah sudah Lisa taruh di kamar mamah," timpal Lisa.
"Ok. Oh yah Lis, ini mamah bawakan makan siang untuk kamu, kamu makan yah bareng-bareng sama Renata. Ada 3 bungkus makanan yang 2 untuk kalian, yang satunya untuk Bi Darmi yah Lis," ucap mamah Lisa menyerahkan makanan itu kepada Lisa.
"Makasih tante, tapi buat tante mana? Tanya Renata".
"Sudah tidak usah khawatir Ren. Tante nanti bisa beli lagi, kan tante juga mau keluar. Itu buat kalian ajah dulu sama bi Darmi. Sudah dulu yah, tante mau siap-siap. Soalnya tante harus kembali ke kantor. Ada meeting siang sama clien dari luar kota siang ini," ucap mamah Lisa sambil terburu-buru jalan ke kamar.
"Yaudah Ren, ayo kita makan." Ajak Lisa kepada Renata.
Renata dan Lisa pun menyantap makan siang yang dibawakan oleh mamah Lisa.
Setelah selesai makan siang Renata dan Lisa kembali melanjutkan obrolanya tentang masa-masa kecilnya dulu. Tak terasa waktu semakin sore. Renata pun bergegas pamit kepada Lisa untuk pulang ke rumah.
bersambung...
🌺🍃🌺🍃🌺
NB: Sahabat adalah seseorang yang kamu temukan banyak persamaan dengan dirimu, namun tetap menghargai segala perbedaan yang ada.
Jangan lupa berikan kritik dan sarannya untuk author yah reader..., supaya author dapat memperbaiki dan menyajikan karya yang terbaik untuk kalian. Terimakasih😊🙏
Dukung terus author dengan like dan vote. Terimakasih😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
siyon
hihihi
2022-01-26
1
Atika Mustika
jejak.😀😀😀
2020-12-30
0
ଓεHiatus 🦅💰⋆⃟𝖋ᶻD³⋆ғ⃝ẓѧ☂
like mendarat untukmu
tetap semangat
2020-12-14
0