Selamat membaca😊
🌺🍃🌺🍃🌺
Mentari mulai menunjukkan senyumnya. Awan pun tertata rapi di sekeliling gunung. Pagi mulai menyapa. Cahaya matahari perlahan masuk memenuhi sudut-sudut kamar. Segala kebisingan dan apa yang terjadi di tempat tidur mulai bisa dirasakan. Nampaknya bukan hanya cahaya matahari saja yang membangunkan tidur. Akan tetapi, nyanyian alarm HP Renata pun menambah kebisingan tidurnya.
Dengan mata yang masih susah untuk dibuka dan mulut sedikit menguap, Renata pun terbangun dari tidurnya. Dilihatnya HP yang berada di meja samping kiri tempat tidur Renata. Ternyata jam di HP sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi. Renata kaget dan sontak membuka lebar matanya.
Seperti biasa, setiap bangun tidur Renata membereskan tempat tidurnya terlebih dahulu dan kemudian mandi. Selesai mandi dan ganti baju, Renata pun bergegas untuk sarapan bersama ibunya.
Belum saja sampai di dapur, Renata sudah mencium aroma masakan yang membuat perutnya berirama.
"Wah..., masakan apa ini? Aromanya sangat khas," gumamnya penasaran.
"Ibu masak apa?" tanya Renata yang sudah berada di samping ibunya.
"Eh Renata..., kamu sudah bangun yah? Kamu pasti lapar. Sabar yah..., sebentar lagi masakannya matang. Oh ya Ren, kali ini ibu masakin bubur untuk kamu. Tapi buburnya beda loh..., kali ini ibu masakin kamu sarapan bubur Manado," ucap ibunya.
"Bubur Manado? Emang ibu bisa bikinnya?" tanya Renata meledek ibunya.
"Bisa dong..., kan ibu punya resepnya. Jadi kemarin, ibu nonton acara televisi kuliner, yang kebetulan resep masakannya adalah bubur Manado. Dan ibu tertarik untuk membuatnya. Makannya ibu catat resepnya, biar nanti bisa ibu praktekkan secara langsung," jawab ibunya.
"Duh..., Renata semakin penasaran sama rasanya Bu. Pengin cepat-cepat nyobain bubur Manado. Soalnya dari aromannya saja sudah menggugah selera, apalagi rasanya? Hmmm, pasti sedap," ucapnya sambil membayangkan.
Beberapa menit kemudian, bubur Manado masakan ibu Renata pun telah matang dan siap untuk disajikan.
"Nahhh, sudah matang buburnya. Ayo kita sarapan," ajak ibunya kepada Renata sembari menuang bubur yang ada di panci ke dalam mangkok.
"Kalau begitu, biar Renata yang menyiapkan tikar untuk tempat kita makan," ucapnya.
Renata dan ibunya sudah terbiasa makan secara lesehan, karena mereka tidak memiliki meja makan di rumahnya.
(lesehan adalah makan dengan cara duduk di lantai, bisa menggunakan tikar ataupun karpet sebagai alasnya)
Renata pun telah selesai mempersiapkan tikar dan juga peralatan makan. Disusul ibunya yang telah siap membawa dua mangkok bubur Manado untuk dihidangkan di tempat lesehan.
Dengan wajah penuh senyum Renata segera menyantap bubur Manado masakan ibunya. Saat sarapan berlangsung, terlihat raut wajah kebahagiaan pada Renata dan ibunya. Mereka selalu bersyukur karena masih bisa menikmati makanan yang enak. Kebersamaan memang selalu tercipta pada mereka dalam hal apapun.
"Yummy, mantap sekali..., buburnya lezat. Masakan ibu memang terbaik," puji Renata terhadap ibunya.
"Bu, bagi resepnya dong, kapan-kapan Renata juga pengin bikin sendiri bubur Manado nya," pinta Renata.
"Resepnya gampang kok Ren. Nih...," ucap ibunya sambil memberikan kertas yang berisi catatan resep.
Renata pun menerima kertas resep yang diberikan oleh ibunya. Diapun melihat dan membaca resepnya dengan suara yang lantang.
Resep Bubur Manado :
Bahan-bahannya adalah bawang merah, bawang putih, cabai, jahe, serai, daun bawang, kemangi, bayam, kangkung, singkong, labu, ubi jalar, jagung manis, beras, air dan ikan asin (sesuai selera).
Cara membuat
- Potong semua sayuran atau bahan dan dicuci bersih
- Didihkan air (takaran sesuai dengan bubur yang akan dibuat)
- Masukkan beras, masak sampai setengah matang
- Masukkan jahe, serai dan singkong sampai menjadi bubur
- Apabila singkong telah empuk, masukkan ubi jalar
- Apabila ubi jalar telah empuk, masukkan labu (cari labu yang mudah empuk)
- Masukkan semua sayuran yang telah dipotong (daun bawang, kemangi, bayam, kangkung dan jagung manis)
- Masukkan garam secukupnya
- Sajikan dipiring, ditambahkan suwiran ayam goreng (bisa diganti sesuai selera) dan sambal yang telah diuleg.
"Oh..., jadi seperti ini resepnya, gampang juga yah Bu," ucap Renata.
"Haha, kamu baca resep atau pidato Ren? tanya ibunya meledek.
"Hehehe," jawabnya tersipu malu.
"Tapi ngomong-ngomong ibu dapat bahan-bahannya darimana? Kok bisa komplit gitu, hehe...," tanya Renata.
Tadi pagi-pagi buta ibu pergi ke pasar sebentar. Membeli bahan-bahan yang kurang. Dan yang lainnya ibu ambil di samping rumah kita. Kebetulan bahan yang ibu butuhkan, ada beberapa yang kita punya dan untungnya sudah bisa dipetik.
"Wah..., jadi ada kepuasan tersendiri yah Bu. Karena masakan yang kita makan, beberapa bahannya ambil di kebun mini milik kita sendiri. Hehe...," ucap Renata dengan bangga.
"Makannya harus rajin-rajin menanam, kan nanti hasilnya kita sendiri yang menikmati," lanjut ibunya.
" Ok, siap Bu. Mulai sekarang Renata akan mengikuti inisiatif ibu untuk menanam sayuran dan bumbu dapur di rumah. Dan Renata juga akan merawatnya dengan sungguh-sungguh sampai bisa dipetik, hehe...," ucapnya.
Setelah makan dan mengobrol, Renata dan ibunya bergegas untuk membereskan tempat mereka makan. Renata pun menggulung tikar, dan membawa peralatan makan yang telah mereka gunakan ke tempat cucian piring.
Setelah mencuci piring, ibunya menyuruh Renata untuk mengantarkan pesanan jahitan pelanggan ibunya.
"Ren..., kamu sudah selesai mencuci piringnya?" tanya ibunya kepada Renata di tempat cucian piring.
"Sudah Bu," jawab Renata.
"Kalau begitu ibu minta tolong antarkan pesanan ini ke Bu Nessa, pelanggan ibu!" perintah ibunya.
"Loh ternyata ini jahitan pesanannya tante Nessa yah Bu? Tante Nessa yang mamahnya teman Renata kan Bu?" tanya Renata.
"Iya benar Bu Nessa mamahnya teman kamu, Lisa," jawab ibunya.
"Kalau begitu Renata sekalian main di rumah Lisa yah Bu?" lanjutnya.
"Iya boleh. Tapi ingat pulangnya jangan kesorean apalagi malam," tegas ibunya.
"Baik Bu, siap..., kalau begitu Renata pamit dulu yah Bu," pamit Renata sembari menyalimi ibunya.
"Iya, hati-hati Nak," ucap ibunya.
Dengan membawa bungkusan berisi jahitan pesanan, Renata pun berjalan menuju ke rumah Lisa. Kebetulan Rumah Lisa letaknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Bisa dibilang masih tetanggaan.
bersambung...
🌺🍃🌺🍃🌺
NB: Orang yang bersyukur selalu menghiasi wajahnya dengan senyuman. Bukan bahagia yang membuat kita bersyukur. Akan tetapi, bersyukurlah yang membuat kita bahagia.
Jangan lupa berikan kritik dan sarannya untuk author yah reader..., supaya author dapat memperbaiki dan menyajikan karya yang terbaik untuk kalian. Terimakasih😊🙏
Dukung terus author dengan like dan vote. Terimakasih😊🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Senajudifa
halo thor salken dr kutukan cinta y mampirlah jika berkenan. sdh ta masukan dlm favoritku thor
2022-06-18
0
Noor
hi kak.... aku mapir bawa rate5 dan juga like... jangan lpa mampir juga ya.kak... baca cerita ku"Andara" . juga mohon dukungannya... Rate5, favorite, juga like dan vote... kita saling mendukung kak... 😊
2020-12-10
0
Anggita Azwina
semangat thor... salam manis daei gadis bermata bening itu istriku
2020-11-27
0