Di sebuah ruangan yang hanya ada cahaya redup dari sebuah lilin, terlihat seseorang sedang membaca sebuah buku di kursi megahnya itu, cahaya bulan hanya bisa menembus dari balik kaca namun tidak sampai memperlihatkan wajah orang itu.
Seketika pintu ruangan tersebut terbuka dan muncullah seorang laki-laki memakai kimono dengan katana di pinggangnya.
Terlihat dia sedang membawa sebuah berkas dibalut dengan amplop besar berwarna coklat.
" Permisi tuan... Keluarga Amagiri mengirimkan sesuatu kepada anda.. "
" Amagiri? Sekarang kejutan apalagi setelah mengirim anak berbakatnya itu ke akademi ini?. "
" Saya tidak tahu apa isinya, apakah anda berkenan untuk melihatnya?. "
" Tentu saja, bawa kemari. "
" Baik. "
Laki - laki berpakaian kimono itu mendekati seseorang yang dipanggilnya tuan itu, dan memberikan amplopnya kepadanya.
" Permisi… "
Setelah itu dia pun pergi dan menutup pintu itu kembali, dan kegelapan kembali ke ruangan itu. Dia pun berjalan ke arah jendela dengan membuka isi amplop tersebut, disana terdapat biodata diri dari seorang anak laki - laki.
" Hm? Biodata diri? Jangan - jangan… ini sungguh mengejutkan, aku kira dia akan memasukkan anak yang satunya ke akademi kota lain, baiklah... Akan aku terima dengan senang hati, keluarga Amagiri saat ini tidak memiliki pengaruh apapun, mungkin karena adanya mereka berdua, sejarah Amagiri akan terbentuk sekali lagi. "
Dan setelah berkata demikian, dia tertawa dengan keras setelah mengetahui isi dari berkas tersebut. Sebuah kejutan yang tak terduga akan menantinya esok hari.
***
Akademi Pemburu Iblis, adalah tempat dimana calon pemburu iblis terbentuk, mereka melatih kemampuan mereka disini untuk menjadi pemburu iblis elite. Kebanyakan pemburu iblis akan dikirim ke dunia bawah tempat dimana iblis terlahir dan mereka kesana untuk membasmi para iblis satu persatu.
Aku dengar umat manusia di setiap masing-masing negara telah membentuk benteng mereka di dunia bawah. Yang mendasari perkembangan invasi dunia bawah adalah negara Jepang. Karena pemburu iblis terbanyak ada di negara ini.
Kembali ke topik dunia bawah, hal yang mengejutkan dari para iblis adalah mereka membentuk negara mereka sendiri di dunia bawah. Bisa dikatakan mereka juga berkembang pesat menyamai dunia manusia.
Gedung tinggi dengan beton yang besar telah ditemukan di dunia itu, mereka meniru budaya manusia dan hal itu yang mengejutkan para pemerintah. Namun para pemerintah tutup mulut tentang hal ini, hanya beberapa orang saja yang mengetahui hal ini dan para keluarga yang telah ditakdirkan untuk menjadi para pemburu iblis yang mengetahui hal ini.
Tapi dengan satu syarat…
Mereka harus tutup mulut tentang hal ini, jika tidak mereka akan dibunuh oleh para petinggi negara. Dunia ini sudah diambang kehancuran, belum ada tanda-tanda anugerah dari para dewa - dewi hingga saat ini.
Manusia masih menggunakan cara lama untuk membasmi para iblis, yaitu dengan mengangkat senjata mereka untuk melawan para iblis.
Saat ini aku, Yuuto Amagiri, berada di depan gerbang akademi pemburu iblis, nama sekolah itu adalah Tokyo Karasu atau bisa di panggil Akademi Burung Gagak, tapi banyak orang menyebutnya dengan Gagak Yang Terlahir di Tokyo.
Gagak mengacu kepada kami para pemburu iblis, dan saat ini aku akan menjadi seekor gagak di kurungan besar ini. Sekali masuk, kami tidak diperbolehkan untuk keluar, itulah salah satu persyaratan untuk masuk ke akademi ini.
Setelah mengatakan perpisahan kepada keluarga ku dan Nishimura-san, aku berangkat ke akademi ini. Namun sebelum aku berangkat aku datang ke makam Hina untuk melayat nya. Dan mengucapkan terima kasih di hadapan makamnya, setelahnya aku berangkat menuju akademi pemburu iblis.
Dan…
" Aku senang jika tidak ada sambutan selamat datang dari kakak ku. "
Ya, itu benar. Aku meminta kepada kakek ku untuk tidak memberitahu kakak tentang kepindahan ku di akademi ini, jika dia dengar hal ini mungkin hari pertama ku masuk di Akademi Tokyo Karasu ini menjadi hal yang tak terlupakan.
Bagi siswa yang lain maksud ku…
Aku membawa koper yang berisi baju serta alat-alat seharian ku, dan tas yang berisi buku - buku pelajaran sekolah umum. Awalnya aku kira di akademi ini kami hanya akan dilatih menjadi seorang pemburu iblis dan mengasah kemampuan kami, tapi ternyata pelajaran umum juga kita pelajari di sini.
Yah.. itu mungkin untuk menghilangkan rasa kebosanan murid yang lain, tapi dengan katana keluarga Amagiri yang aku bawa ini, sepertinya aku tidak akan pernah bosan. Dan juga aku bisa saja meraih peringkat teratas dalam beberapa hari.
Kata kakek, tingkat kemahiran kami berdua, aku dan kakak ku dalam berpedang sudah bagus dan hanya sedikit tambahan lagi untuk membuatnya sempurna, yaitu pengalaman. Tidak ada lagi yang dapat di pelajari di keluarga Amagiri itu kata ayah serta kakekku.
Ini sungguh merepotkan bukan? Tiba - tiba datang dan meraih peringkat tertinggi dalam uji kemampuan. Aku mungkin akan mengalah dan mulai mengamati bagaimana cara anak - anak dari keluarga yang lain menunjukkan hasil kerja keras mereka.
Aku harap kakakku berpikiran sama denganku, ngomong - ngomong soal kakakku, dia saat ini telah memiliki tunangan, aku penasaran melihat bagaimana tunangan kakakku ini. Apa dia mampu bersabar menghadapi sifat kakakku yang seperti itu? Jika iya maka aku akan mendukungnya jika tidak ya… itu terserah mereka mau bagaimana untuk kedepannya nanti.
Ngomong - ngomong soal keluarga Amagiri, sepertinya aku tidak bisa mengatakan bahwa aku ini dari keluarga Amagiri, maafkan aku kakek, ayah, aku telah meragukan kalian, tapi aku tetap ingin tidak mengambil resiko untuk terkenal di akademi ini.
Bukankah kalian pernah bilang bahwa keluarga Amagiri terkenal kedekatannya dengan pemimpin di masa lalu. Dan aku juga tidak tahu siapa yang dimaksud pemimpin ini, tapi entah kenapa jika aku berhubungan dengan orang yang disebut pemimpin ini akan menimbulkan masalah besar.
" Oh… apa kau murid pindahan yang dibicarakan itu? Kalau boleh tahu siapa namamu?. "
" Err... Yuuto... Makabe, ya... Namaku Yuuto Makabe. " Kataku dengan mantap.
" Oh... Salam kenal Yuuto-kun, kau semangat sekali ya hari ini. "
" Haha... Benarkah?. " Kataku dengan sedikit khawatir.
Seseorang datang menghampiri ku dari balik pagar, dia mengenakan seragam hitam dengan corak biru di pundaknya, seperti pemburu iblis waktu itu…
Maafkan aku karena telah membohongi mu, sebenarnya aku mau saja memakai marga Amagiri, tapi karena ayah dan kakek bilang bahwa keluarga Amagiri dekat maka dari itulah yang membuatku sedikit takut. Tunggu dulu... Kakakku memakai marga apa ya di akademi ini?.
Tunggu, apa maksudnya murid pindahan yang dibicarakan? Apa aku sudah terkenal sebelum masuk ke akademi ini?. Ini benar-benar gawat bukan?.
" Y-ya... Sepertinya begitu. " Kataku dengan tersenyum kaku.
" Begitu ya… apa kau tahu? Omamori-sama bilang kepada ku bahwa akan ada murid pindahan yang memiliki bakat yang bahkan bisa mengimbangi tuan putri. "
" Se-sepertinya Omamori-sama itu sedikit berlebihan, apa kau tahu? Aku ini sangat lemah. " Kataku meyakinkan seorang pemburu iblis yang sedang membukakan gerbang untukku saat ini.
" Jangan merendah seperti itu… apapun yang dikatakan oleh beliau itu benar-benar kami percayai, jadi Omamori-sama bilang kalau kau kuat maka kami sebagai bawahannya akan percaya dengan ucapannya itu. " Katanya.
Aku tidak tahu soal Omamori-sama ini dan sepertinya dia adalah pemilik akademi ini, tapi soal dia tahu aku itu sepertinya kakekku yang telah menjelaskan rinciannya kepada kepala akademi ini. Dan tanggapan dari kepala akademi ini sungguh terlalu berlebihan, aku harap dia tidak memberitahu soal keluarga Amagiri kepada murid akademi yang lainnya.
" Selamat datang di Akademi Burung Gagak, sekali kau berpijak ke dalam sini, maka tidak ada jalan kembali lagi, apakah kau sudah yakin untuk menjadi seorang pemburu iblis?. " Katanya dengan hormat kepadaku setelah membuka gerbang lebar-lebar.
" Tidak perlu memberikan ku penghormatan seperti itu, kau tidak tahu kan bagaimana diriku ini, tapi.. ini adalah jalan satu-satunya agar aku bisa mewujudkan impian ku dengan cepat, mohon kerjasamanya!!. " Kataku dengan menunduk hormat kepadanya lalu melakukan penghormatan sebelum aku mengambil langkah pertama ku di akademi ini.
Beberapa menit kemudian aku telah sampai di alun-alun akademi, itu tertulis di peta yang diberikan oleh ayahku ini. Meskipun peta yang diberikannya seperti coretan anak kecil namun ini mudah dipahami.
Aku perlu berjalan kaki beberapa meter untuk bisa sampai ke alun-alun akademi burung gagak ini, sepertinya ini juga termasuk untuk mengatasi beberapa siswa yang mencoba keluar dari akademi secara diam-diam.
Melihat pagar yang dilengkapi dengan mantra penghalang itu aku sudah mengetahui bagaimana cara mereka untuk mempertahankan keamanan akademi dari gangguan luar maupun dalam.
Saat ini alun-alun akademi sedang sepi, mungkin karena waktu pembelajaran sedang berlangsung, baiklah aku harus menuju asrama laki-laki dan menaruh barang bawaan ku.
Tunggu…
Sepertinya tidak ada pembagian asrama perempuan dan laki-laki di akademi ini, di peta sebelah alun-alun akademi hanya ada 3 tempat yang saling bersebelahan dengan tulisan asrama di atasnya. Apa ini tidak apa - apa? Saling berbagi kamar dengan lawan jenis mereka.
Bagiku itu tidak masalah tapi setidaknya aku harap tidak ada yang berbuat aneh kepada teman sekamarnya jika mereka di pasangkan dengan lawan jenis mereka.
Tidak boleh seperti itu Yuuto…
Ayo berpikir positif, tidak adanya penggolongan jenis kelamin di asrama itu hanya untuk membuat mereka terbiasa jika mereka dikelompokkan dengan seorang laki-laki di kemudian hari. Tapi sepertinya itu tidak mungkin, kemungkinan besar mereka akan di satu kamarkan dengan sesama jenis mereka.
Baiklah, lebih baik aku pergi ke sana untuk memastikannya sendiri, dan setelah itu aku harus bertemu dengan kepala akademi, itu yang senior katakan kepadaku saat berada di gerbang akademi tadi.
Perjalanannya memerlukan waktu sepuluh menit dari alun-alun akademi menuju asrama, dan suasana pada pagi hari ini sangatlah menyegarkan, tak kusangka keasrian dan kerindangan pepohonan disini sangatlah bagus. Tidak heran jika kondisi mereka sangat baik karena mereka didukung dengan lingkungan bersih seperti ini.
" Asrama satu, kamar nomor 202. " Kataku dengan melihat sebuah kertas kecil yang berada digenggaman ku.
Asrama satu mungkin ada disebelah kiri dari ketiga bangunan ini, maka aku memilih gedung asrama yang paling kiri dan ternyata memang benar, disana terdapat sebuah angka nomor satu menempel disalah satu tiang bangunan.
Aku pun masuk dan menuju lift asrama, tidak ada kejadian apa - apa saat aku menaruh barang bawaan ku, namun sepertinya sudah ada orang yang telah menempati kamar ini, buktinya ada beberapa buku yang tergeletak di meja dekat jendela. Aku pun langsung bergegas menemui kepala akademi di kantornya, masalah pakaian bisa aku bereskan nanti.
Baiklah, sekarang waktunya untuk melatih staminaku lagi, meskipun ini tidak terlalu jauh tapi ini sudah bisa untuk melatih staminaku, membayangkan sepulang sekolah mereka harus melewati jalan yang sedikit jauh seperti ini, ya… itu bukanlah masalah besar bagi seorang calon pemburu iblis.
Setelah sampai di gedung sekolah, sama seperti yang aku dengar dari kedua orang tua ku, gedung ini sangatlah besar, berapa banyak negara ini menghasilkan seorang pemburu iblis pertahunnya? Tingkat gedung ini ada tiga dan didukung dengan panjang yang sangat begitu menakjubkan.
Aku melihat ada gedung lagi di sebelahnya, tapi itu sedikit kecil dari gedung sekolah, kemungkinan itu digunakan untuk murid akademi mengasah kemampuan mereka, ya.. itu pasti.
Lantai tiga dan berada di tengah gedung, aku melewati beberapa kelas dengan terdengar suara dari seorang guru yang sedang mengajar, sesekali ada beberapa siswa pergi keluar kelas dengan maksud dan tujuan yang tidak ku ketahui. Dan pada akhirnya aku telah sampai di pintu besar berwarna coklat tua ini.
Aku pun mengetuk pintu tersebut dan menunggu jawaban dari dalam ruangan yang di atasnya terpampang sebuah papan yang bertuliskan Kepala Sekolah.
" Masuklah.. " Katanya dari dalam.
" Permisi… " Aku pun membuka pintu layaknya gerbang itu.
Dan aku pun melihat isi ruangan tersebut, terdapat rak buku dengan banyak buku yang telah berada di rak tersebut. Lalu terdapat juga dua sofa di depan rak buku berwarna abu - abu.
Dan didepan ku saat ini ada seseorang pria yang sedikit tua dengan memiliki janggut hitam di wajah nya sedang melihat ke arah dokumen yang sepertinya sangat penting itu. Dia sedang duduk di bangkunya yang penuh dengan beberapa berkas menumpuk.
" Saya Yuuto Amagiri datang melapor, kata seorang penjaga gerbang tadi, saya anda suruh untuk datang kemari, apakah itu benar?. "
" Ya itu benar… " Katanya dengan masih melihat dokumen tersebut.
Sepertinya itu sangatlah penting, mungkin aku terlalu cepat untuk datang kemari, aku akan meminta izin untuk keluar dan menunggu nya beberapa jam lagi.
" Sepertinya anda sedang sibuk, saya akan izin untuk keluar dan kembali nanti setelah anda tidak sedang repot. "
" Hah? Itu tidak perlu, ini juga tidaklah penting hanya masalah keuangan yang terjadi di kantin sekolah. "
" Apakah keuangan sekolah sedang dalam masalah?. " Tanyaku.
" Tidak, malahan kami setiap minggunya dapat menghasilkan uang yang banyak dari penjualan makanan kami di kantin. "
Dengan kata lain, para murid akademi ini mereka menghabiskan uang mereka di kantin dan membuat sekolah sedang terkena masalah karena uang yang melonjak?. Ini benar-benar tidak penting sama sekali.
Saat aku sedang berpikir seperti itu, kepala akademi mungkin aku bisa menyebutnya kepala sekolah itu menutup dokumen tersebut dan berdiri dari tempat duduknya dan berkata.
" Maafkan aku atas ketidaksopannya ini, pertama - tama jangan terlalu kaku seperti itu, kau adalah anak si Amagiri-kun itu kan? Jadi itu tidaklah masalah. "
" Baik, maafkan atas ketidaksopanan ku di hari ini dan di kemudian hari. "
" Kau sungguh benar-benar tahu bagaimana cara menjaga nama keluarga mu itu, meskipun keluarga Amagiri tidak terlalu terkenal lagi tapi sopan santun mu itu sangatlah baik, sama seperti kakakmu. " Katanya dengan berjalan ke arah salah satu sofa yang berada didepan rak buku.
" Duduklah, ada yang ingin aku sampaikan kepadamu sebelum memulai kehidupan mu di akademi pemburu iblis. " Katanya.
" Baik. "
Aku pun duduk di sofa yang satunya dan saat ini kami saling berhadapan, dia pun menuangkan ku teh dari teapot berwarna putih itu.
" Tunggu, seharusnya saya yang melakukan ini. "
" Tidak, itu tidak perlu… aku lah yang harus melakukan ini kepada penerus keluarga Amagiri selanjutnya. " Katanya dengan tersenyum.
Aku tidak tahu apa hubungan keluarga ku dengan kepala sekolah ini, tapi sepertinya masalah mereka berdua ini cukup serius juga. Dilihat dari bicaranya dia sepertinya kenal dengan ayahku.
Setelah itu dia pun menaruh teapot itu kembali dan memberikan ku cangkir yang berisi teh kepada ku.
" Perkenalkan, namaku Otori Omamori, penerus keluarga Omamori ke 202, aku kenalan ayahmu, dulunya kami bertarung bersama melawan para iblis. Ya… pada akhirnya masa jaya kami ada pada saat kami masih muda saja, sekarang hanya segelintir orang yang tahu akan masa kejayaan kami berdua.. hahahaha. "
Ya… itu perkenalan yang cukup menarik, sekarang giliran ku untuk memperkenalkan diri meskipun dia sudah tahu siapa aku. Aku pun membenarkan posisi dudukku dan sedikit membungkuk kepadanya.
" Meskipun anda sudah mengenal saya, tapi lebih baik saya memperkenalkan diri saya secara langsung, nama saya Yuuto Amagiri, calon penerus keluarga Amagiri ke 193, salam kenal. "
" Ya… salam kenal juga Yuuto-kun. "
" Ngomong-ngomong, anda menyuruh saya untuk datang kemari, bolehkah saya mengetahuinya maksud bapak memanggil saya?. "
" Omamori saja, dan apa - apaan dengan sebutan saya dan bapak itu, bukankah aku menyuruh mu untuk tidak terlalu formal?. " Katanya dengan menyeruput tehnya itu.
Dia sungguh orang yang aneh, aku begini karena aku menghormatinya apa dia tidak tahu? Tapi mendengar kalau dia tidak ingin terlalu formal sedikit membuatku tertolong, menjaga cara bicara ku seperti tadi sedikit menyusahkan bagiku.
" Terima kasih karena sudah memilih akademi ini, aku sangat berterima kasih kepadamu. "
" Tidak… itu tidak perlu, aku memilih akademi ini karena ada kakakku hanya itu saja. "
" Tapi tetap saja, karena hal itu aku bisa mengawasi kalian berdua dengan tenang, sama seperti mereka. "
" Ya… terima kasih atas perhatiannya, keluarga ku mungkin akan senang mendengarnya. "
Menjaga mereka? Apa ada seseorang selain kami berdua? Ini mungkin akan menjadi pembelajaran yang begitu berharga jika aku dapat latih tanding atau belajar dari mereka.
" Jadi bagaimana? Apa kau menyukainya?. " Tanya Omamori-san.
Hm? Apa mungkin dengan akademi ini? Ya.. aku lumayan menyukai akademi ini, ada mini market serta tempat berbelanja milik akademi sendiri disini, jadi aku tidak perlu memakan waktu yang banyak untuk membeli barang ataupun bahan makanan.
" Ya… aku cukup menyukainya. "
" Syukurlah… aku kira kau tidak menyukainya, tapi maafkan aku ya, aku belum memperkenalkannya kepadamu, keluarga mu bilang agar tidak memperkenalkan dia dulu kepada mu, aku sempat mengira mereka menyuruh ku untuk membuat keturunan lagi, mendengar hal itu dari mu membuatku cukup lega.. "
Keturunan? Tunggu apa maksud dari membuat keturunan baru?. Dia bukan menanyakan tentang akademi miliknya?.
" Tunggu, apa yang kau bicarakan?. "
" Eh? Tentang perjodohan kalian, apa kau tidak menyukai anak perempuan ku?. " Katanya dengan wajah heran.
" Tunggu sebentar!!! Perjodohan!? Perjodohan dengan siapa!?. "
" Ya… bukankah aku sudah bilang kalau itu dengan anakku? Apa keluarga mu belum memberitahu mu tentang perjodohan ini?. "
" Apa!!! Tidak - tidak, ini sungguh aneh bukan? Tiba - tiba langsung dijodohkan oleh seseorang yang tidak ku kenal?. " Kataku.
" Tidak, itu tidaklah aneh, buktinya kakak mu menerima perjodohan itu, begitu juga dengan anak pertama ku itu. " Katanya dengan santainya.
Ini benar-benar mengejutkan, aku memang tidak ingin menarik perhatian dengan kemampuan ku ini, tapi kenapa tiba - tiba ada perjodohan? Apa yang sedang kalian sembunyikan dasar penerus keluarga Amagiri!.
Aku bisa melihat senyuman bodoh mereka dari sini, ayah… kakek… aku tidak akan memaafkan kalian jika nanti kalian tidak memberitahu ku apa maksud dari semua ini.
Tapi mendengar perjodohan kakakku itu sedikit membuatku khawatir, ya… bukan kakakku yang sedang ku khawatirkan, aku malah sedang mengkhawatirkan anak perempuan Omamori-san. Aku harap tidak terjadi apa - apa dengan mereka berdua semoga mereka bahagia selamanya.
Tidak kusangka kalau tunangan kakakku adalah putri dari Omamori-san.
Tapi tetap saja, aku sudah menyukai seseorang yaitu Hina, meskipun dia sudah tidak ada lagi di dunia ini tapi aku akan tetap menyukainya. Tiba - tiba dijodohkan seperti ini dan langsung menyetujuinya itu sama saja aku tidak menghormati perasaan Hina yang telah menyukaiku.
" Maafkan aku Omamori-san, aku sudah memiliki seseorang yang kusukai. " Kataku dengan menundukkan kepala ku dan berharap agar dia mengerti bagaimana keadaan ku saat ini meskipun aku tidak bilang sebenarnya kepadanya.
" Ya… itu tidak masalah, yang terpenting kau bisa membagi perasaan mu kepada mereka semua itu sudah cukup bagiku. "
" Eh?. "
Apa-apaan ini!!!
Mertua idaman!!! Apa ini!? Dia… merelakan anaknya untuk menjadi yang kedua? Ini benar-benar mertua yang sangat langka, untuk bisa menjumpai mertua seperti ini mungkin membutuhkan 100 tahun sekali.
Tapi menjual perasaan anaknya seperti itu sudah sedikit keterlaluan, dia adalah ayah dari putri yang akan dijodohkan dengan ku, tapi kenapa dia mau memberikan putrinya kepada seseorang yang sudah menyukai orang lain?.
" Ini rahasia… aku sudah tahu apa yang ingin kau tanyakan kepada ku dan jawabannya adalah rahasia, masih belum saatnya kau mendengar kebenaran tentang kenapa kau dijodohkan. "
Aku pun menatapnya, dan dimatanya tersirat tidak ada kebohongan sama sekali dan sepertinya mempercayainya saat ini tidak akan membuatku rugi. Sebenarnya rahasia apa yang terjadi dengan ayah dan Omamori-san ini?.
Masih ada banyak yang belum aku mengerti tentang keluarga Amagiri beserta para keluarga besar yang lainnya. Aku pernah membaca sebuah buku sejarah di ruangan ayah dan menghabiskan waktu untuk membaca buku disana. Aku dan kakakku selalu berada di tempat itu dan membaca sejarah para pemburu iblis.
Kalau tidak salah keluarga Omamori itu adalah keluarga yang melindungi seluruh keluarga besar yang lainnya, sama seperti namanya, Omamori bisa disebut sebagai jimat penjaga bagi para pemburu iblis. Di salah satu buku yang pernah aku baca ada sebuah cerita di masa lalu bahwa keluarga Omamori pernah dikhianati oleh keluarga besar yang lain, kecuali keluarga Amagiri dan pada saat itu juga keluarga Omamori dan keluarga Amagiri menjalin hubungan antar keluarga dan mengikatnya dengan sumpah sakral mereka.
Tapi… aku lupa dengan isi sumpah tersebut, kapan - kapan aku akan mengunjungi perpustakaan sekolah dan mencari buku sejarah itu. Jika ada…
" Omamori-san, kau bilang kalau anakmu belum tahu tentang perjodohan ini bukan?. "
" Eh? Ya… itu memang benar, maka dari itu aku akan memanggilnya kemari dan memperkenalkan kalian berdua. "
" Tidak, itu tidak perlu, jangan beritahu dulu tentang perjodohannya kepada anakmu itu. " Jawabku dengan cepat.
" Hm… apa kau ingin mengujinya atau apalah itu?. "
" Mungkin yang kau katakan tadi benar, aku hanya ingin melihat sifat asli yang dimilikinya, bukankah saat di mendengar perjodohan denganku dia akan bersikap sopan kepada ku?. "
" Tidak ada ikatan yang kuat jika kita tidak mengetahui bagaimana pasangan kita yang sebenarnya, apa itu yang ingin kau katakan?. "
" Ya, itu benar, jadi aku mohon biarkan ini jadi rahasia kita berdua. "
Dia pun diam dan menutup matanya seperti sedang memikirkan sesuatu atau bisa saja dia saat ini sedang mengambil keputusan untuk masalah ini. Memang benar di satu sisi aku benar tapi mungkin Omamori-san sedang memikirkan apa yang akan terjadi jika sifat anaknya tidak sesuai dengan tipe ku dan pada akhirnya aku tidak menerimanya.
Dan pada saat itulah, rahasia yang kau dan ayahku sembunyikan akan kalian beritahu kepada kami berdua dan jika memang itu memiliki peran penting di masa yang akan datang maka mau tidak mau aku harus menerimanya menjadi pasangan ku.
" Baiklah… aku setuju dengan syarat mu itu. " Katanya dengan membuka matanya kembali kemudian dia menatapku.
" Tapi… " Lanjutnya.
" Tapi?. "
" Berikan aku cucu secepatnya. "
" Aku akan keluar, permisi.. "
" Tunggu aku hanya bercanda!. "
Aku pun menghela napas dan duduk kembali di sofa, dan pada akhirnya hal yang ingin aku dengar telah ia sampaikan, dari peraturan sekolah hingga semua yang perlu aku ketahui di akademi dia sebutkan satu persatu dan tidak sengaja juga kami sedikit membahas tentang keluarga besar yang berjasa di masa lalu dan sebuah fakta yang mengejutkan akhirnya bisa ku ketahui.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments