Akuma Ni Michita Sekai ( Dunia Yang Dipenuhi Dengan Iblis )

Akuma Ni Michita Sekai ( Dunia Yang Dipenuhi Dengan Iblis )

Chapter 1 - Kehidupan Tenang Yuuto Amagiri

Iblis, ada yang bilang iblis tercipta dari api kebencian manusia dan juga ada yang bilang mereka tercipta karena jiwa manusia yang penuh akan dosa. Tapi sayangnya kedua - duanya memang asal - usul para iblis tercipta. Karena hal itu para dewa menyegel para iblis dan mengirim para iblis ke dunia bawah dan dengan itu para manusia tidak akan khawatir lagi atas segala ancaman dari mereka.

Sebagai gantinya, para umat manusia mulai menyembah para dewa yang menurut mereka pantas untuk mereka sembah. Alhasil ada banyak kubu yang tercipta. Namun para iblis tidak menyerah begitu saja, mereka mulai bangkit satu persatu untuk menghancurkan para dewa yang telah menyegel mereka di dunia bawah.

Mereka pun muncul ke permukaan dan mulai mengamuk dan menghabisi para manusia yang menyembah dewa tersebut. Akhirnya para dewa turun tangan dan memberikan manusia sebuah anugerah untuk membasmi para iblis.

Dan hingga sekarang manusia dan iblis tetap saling berperang satu sama lain, satu persatu iblis muncul dari dunia bawah dan mulai beradaptasi di dunia manusia dan sedikit demi sedikit mereka membasmi umat manusia.

Demi mencegah hal itu, para petinggi kerajaan masing - masing negara mulai membentuk pasukan pemburu iblis demi melindungi manusia dari kepunahan. Dan akhirnya manusia berhasil menekan para iblis untuk kembali ke dunia asal mereka, namun mereka tetap tidak menyerah. Demi membalas perbuatan para dewa mereka akan tetap menghabisi para manusia yang telah berserah diri kepada para dewa tersebut.

Hingga sekarang semua itu tetap berlanjut, pada tahun 2026. Aku Yuuto Amagiri, akan menjalani kehidupan tenang ku di dunia yang terancam punah ini

 

                                                                                    **       *****

 

Namaku Yuuto Amagiri, anak kedua dari keluarga Amagiri. Memiliki rambut pendek serta berwarna coklat yang sama dengan ayahku. Aku mewarisi perawakan ayahku dan mewarisi sifat yang dimiliki oleh ibuku.

Keluarga ku dulunya sangat terkenal dan bahkan leluhur keluarga terdahulu ku memiliki hubungan yang baik dengan para pemimpin di masa lalu. Dan juga mereka ikut andil memburu iblis dalam skala besar dulunya.

Namun menghubungkan masa lalu dengan masa kini, pemikiran seperti itu ada di para sesepuh keluarga seperti kakek ku serta ayahku. Bahkan ibuku serta kakak ku juga memikirkan hal yang sama.

Aku tidak menyukai para pemburu iblis, mereka mempertaruhkan nyawa mereka demi orang - orang yang tidak mereka kenal, bukankah itu suatu hal yang bodoh?.

Berharap kau disebut para pahlawan? Tidak, itu tidak akan pernah terwujud melainkan jika kau memiliki pangkat tinggi di dalam pasukan tersebut maka sebutan pahlawan akan dapat kalian miliki.

Pemikiran yang bodoh sekali.

Pagi hari dengan matahari yang bersinar dari ufuk timur, aku pun mulai berangkat ke sekolah dengan santainya tanpa ada perasaan bersalah sama seperti biasanya. Meskipun banyak keluarga yang tidak setuju dengan keputusan ku untuk meninggalkan kewajiban keluarga sebagai calon pasukan pemburu berikutnya. Tapi dengan tenang nya mereka menghargai keputusan ku, dengan syarat aku tidak akan mewarisi asset dari keluarga Amagiri.

Sebenarnya aku juga tidak terlalu peduli dengan asset keluarga dan lagi pula aku juga tidak ingin mewarisinya.

Aku pun setuju dengan syarat tersebut tanpa berpikir panjang dan akhirnya aku mulai hidup dengan normal. Keluarga Amagiri bisa dikatakan sudah tidak terkenal lagi karena keturunan mereka yang cukup lemah dari masa ke masa, namun pada saat jatuh ke masa ku dan kakakku. Mereka berharap besar kepada kami berdua untuk bisa mengangkat nama baik keluarga Amagiri sekali lagi.

Dan itu semua akan aku serahkan kepada kakakku walaupun itu karena keegoisanku sendiri. Sama seperti biasanya setiap hari setidaknya satu atau dua kali terdapat korban dari kekejaman para iblis. Dengan salah satu bukti yang ada di depanku saat ini.

Terdapat garis pembatas putih yang mengartikan bahwa setelah garis ini adalah wilayah para pasukan iblis untuk mengidentifikasi korban. Keluarga terdekat mereka hanya bisa menangis dan mencoba untuk mendekati korban tersebut. Namun mereka dihalangi oleh beberapa pasukan pemburu yang menjaga agar para warga sekitar tidak mengganggu proses pengidentifikasian nya tersebut.

Korban saat ini memiliki luka bakar di sekujur tubuh mereka yang artinya jiwa mereka telah dimakan dan diubah menjadi sekutu mereka. Setidaknya itu adalah pelajaran dasar para pasukan pemburu iblis.

Para iblis umumnya memakan jiwa manusia untuk berkembang biak, mereka tidak merasakan lapar maupun haus. Yang ada di dalam diri mereka hanyalah kebencian kepada para dewa yang telah menyegel mereka di masa lalu.

Aku pun melihat jasad korban tersebut dan bergumam.

" Ini sudah keempat kalinya korban jatuh di distrik Amakawa, seharusnya mereka lebih baik lagi untuk melindungi manusia kan?. " Gumamku.

Sepertinya aku tidak berhak berkomentar seperti itu namun apa salahnya untuk berpendapat, sebagai warga yang normal, bukankah itu adalah hal yang wajar?.

" Selamat pagi Amagiri-kun~. "

Saat aku mengamati korban tersebut, suara merdu nan indahnya itu bergema di kedua telinga ku saat ini. Aku pun menoleh ke asal suara tersebut dan mendapati seorang perempuan memakai seragam yang hampir sama dengan ku dengan hanya perbedaan yaitu rok pendeknya.

Dia adalah Hina Kobayashi, murid yang bersekolah dan sekelas yang sama denganku, bisa dikatakan dia adalah teman masa kecilku. Memiliki perawakan cantik dan imut dia adalah incaran dari setiap siswa laki-laki di kelas ku. Dia memiliki rambut berwarna hitam dan memakai jepit rambut bunga salju di rambut sebelah kirinya.

Dan dia saat ini sedang berada di hadapan ku dengan terengah-engah sehabis berlari tadi.

" Kobayashi-san, seharusnya tadi tidak perlu berlari sudah cukup kan?. " Kata ku dengan membersihkan kepalanya dari dedaunan yang menempel di atas rambutnya.

" Se-sepertinya itu memang benar, maafkan aku Amagiri-kun. "

Seperti yang kalian lihat, meskipun kami mempunyai hubungan teman masa kecil tapi kami tidak memanggil dengan nama depan. Dan entah kenapa jika aku memanggilnya dengan nama depan sepertinya akan merubah sesuatu, entah apa itu.

" Tidak, kau tidak perlu meminta maaf kepada ku bukan?. "

" Eh? Ya… itu benar, maafkan aku. "

Dia memang cantik tapi bisa dikatakan dia sedikit ceroboh. Kemungkinan para siswa laki-laki akan mengambil kesempatan ini untuk melakukan sesuatu kepadanya.

Maka dari itu, aku yang tahu bagaimana keadaannya memutuskan untuk mencoba melindunginya. Aku tahu sifat yang dia miliki, dia selalu ceroboh dan selalu dijahili oleh teman sekelasnya untuk melakukan sesuatu yang aneh yang bersifat merendahkan Kobayashi-san.

Dan karena itu aku mulai memutuskan untuk melindunginya, dan akhirnya semua usaha ku terbalas, mereka tidak lagi menjahilinya meskipun kecerobohannya tidak bisa dihilangkan.

Setelah puas melihat kejadian tadi, kami berdua pun berangkat ke sekolah. Angin musim panas mulai terasa pada bulan Juni ini, meskipun tidak sepanas musim panas tapi merasakannya sudah cukup membuatku sedikit mengeluarkan keringat. Ya… begitu juga dengan Kobayashi-san yang sedikit terlihat pakaian dalamnya dari balik seragamnya.

" Nee… Amagiri-kun, apa kau membawa bekal?. "

Kobayashi-san pun memulai pembicaraan agar tidak saling diam dan hal itu membuat ku sedikit terkejut dan memalingkan wajah ku darinya.

" Tidak, aku tidak membawanya, itu terlalu merepotkan. " Kataku dengan mencoba menenangkan diriku sendiri. Maafkan aku Kobayashi-san, nampaknya aku juga sama seperti laki - laki yang mengincar mu.

" Ka-kalau begitu, aku tidak sengaja membuat makanan terlalu banyak tadi pagi, jadi kalau mau… kau bisa mengambilnya. " Katanya dengan mengarahkan bekal yang dia pegang kepada ku.

" Baiklah, akan aku terima, terima kasih sudah membuat makanan terlalu banyak lagi hari ini. " Aku pun mengambilnya dan dengan sekejap wajahnya merah padam.

Seperti yang aku katakan tadi, terima kasih sudah membuat makanan terlalu banyak lagi hari ini bukan? Asal kalian tahu, semenjak kami semakin dekat kembali, dia selalu membuatkan ku bekal makan siang dan itu terjadi setiap hari.

Aku tidak mempermasalahkannya, tapi setidaknya aku sedikit khawatir dengan kedua orang tuanya, apakah mereka tahu kalau anaknya itu suka menghabiskan bahan makanannya untuk seorang laki-laki seperti ku?.

Aku harus memberitahunya sebelum ini menjadi masalah untuk kedepannya nanti.

" Kobayashi-san, besok aku harap kau tidak membawakan ku bekal lagi. "

" Baik~ " Jawabnya dengan senyuman yang merekah diwajahnya.

Sama seperti kemarin, dia selalu menjawabnya dengan 'baik' lalu keesokan harinya dia akan membuatkan ku bekal lagi. Sungguh aku tidak ingin membuatnya kerepotan apalagi kepada kedua orangtuanya.

" Selamat pagi Hina-chan... "

" Ah selamat pagi juga Yui-san. "

Kami berdua hampir saja tiba di sekolah, namun seperti biasanya Yui Nishimura dia datang dan ikut berangkat bersama dengan kami. Yui adalah teman terdekat kobayashi-san, dia pernah bercerita bahwa ada teman masa SMP-nya bersekolah di tempat yang sama dengannya dan yang disebut kobayashi-san adalah Nishimura-san.

Nishimura-san adalah teman Kobayashi-san yang sangat peduli dengannya, dia juga tidak segan-segan memukul laki-laki yang ingin membahayakan Kobayashi-san termasuk aku. Mungkin jika aku berada disini terus bersama dengan Kobayashi-san akan membuatnya menjadi sedikit tidak terbuka saat berbicara.

Apa kalian tahu? Seorang perempuan mempunyai banyak rahasia yang tidak ingin seorang laki-laki mendengarnya. Jadi lebih baik aku pergi duluan meninggalkan mereka berdua.

" Kalau begitu aku duluan Kobayashi-san, sampai jumpa di kelas. " Kataku sebelum pergi meninggalkan mereka berdua.

" Ya… hati - hati di jalan Amagiri-kun. "

Aku tahu ini terlihat mencolok kalau aku sedang mencoba menghindari mereka berdua terutama Nishimura-san, tapi mau bagaimana lagi, tugasku adalah melindungi kobayashi-san saat dia sedang berada dalam masalah, Itu saja dan tidak lebih.

" Hina-chan… apa kau tidak mau memperjelas hubungan kalian?. "

" Eh? Kenapa tiba - tiba Yui-san. "

" Bukankah kau menyukai Amagiri-kun? Jika kau tidak menyatakan perasaan mu kepadanya, kemungkinan dia akan di ambil oleh perempuan lain loh.. "

" Aku tahu itu, tapi… apa aku pantas berada di sampingnya?. "

" Baiklah kalau begitu, Amagiri-kun buat aku saja ya. "

" Eh? Yui-san~. " Rengeknya setelah mendengar temannya berkata seperti itu.

" Tidak - tidak, aku hanya bercanda saja… kalau begitu kau harus secepatnya untuk menyatakan perasaan mu, oke?."

" Ba-bagaimana caranya?. "

" Bagaimana kalau menggunakan cara klasik?."

" Cara… klasik?. " Kata Kobayashi dengan memiringkan kepalanya.

Tidak ada hal yang spesial hari ini di sekolah, sama seperti biasanya kami semua belajar mata pelajaran sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh sekolah. Lalu pada saat jam makan siang sama seperti biasanya juga, aku dan kobayashi-san menghabiskan waktu berdua untuk menyantap bekal yang telah di buat olehnya.

Itulah kehidupan sekolah ku yang biasa-biasa saja, dan inilah kehidupan yang tenang itu. Aku sedikit menikmatinya.

Saat ini matahari sebentar lagi terbenam, dan langit telah berubah menjadi sedikit lebih hitam. Cahaya sore masih bisa terlihat dan lampu-lampu jalanan telah dihidupkan.

Aku menghabiskan waktu untuk membeli bahan makanan bersama dengan kobayashi-san. Dia lah yang mengajak ku untuk pergi berbelanja bersama dan juga dia bilang untuk bekal besok.

Dan tentu saja dia akan memasak untuk ku juga, mengingat hal itu aku harap dia juga menjaga kondisi kesehatannya, aku sedikit khawatir.

" Terima kasih sudah menemani ku berbelanja Amagiri-kun, aku sangat senang hari ini. "

Kami berdua saat ini tengah berjalan pulang, disamping kami berdua terdapat rumah yang saling berjejer dan sekali-kali kami mendengar canda tawa dari setiap anggota keluarga dari rumah itu.

" Begitukah? Kalau begitu syukurlah… " Kataku dengan membawa barang bawaannya.

" Amagiri-kun… "

" Ya?. "

" Tidak… tidak jadi, besok aku akan membuatkanmu bekal yang enak!!. "

" Sudah aku bilang kalau aku tidak perlu untuk dibuatkan lagi bukan?. "

" Ya… aku mengerti. "

Dia sama sekali tidak mengerti sedikitpun. Aku harap kedua orang tua kobayashi-san mau memaafkan ku karena telah menghabiskan bahan makanan mereka. Maafkan aku ayah dan ibu Kobayashi-san.

Setelah mengantar Kobayashi-san sampai di depan rumahnya aku pun pulang menuju ke kediaman Amagiri. Rumah keluarga Amagiri sama seperti dulu, tidak ada perubahan sama sekali itu kata ayah ku. Yang berbeda hanyalah luas tanah rumah kami saja. Rumah tradisional ini sudah lebih dari 200 tahun berdiri dan keadaan rumah masih dalam kondisi yang sangat baik.

Tidak ada retakan maupun lubang di dalam rumah kami, bisa dikatakan rumah tua ini terawat dengan sangat baik.

" Aku pulang… "

Saat aku mengucapkan itu ayahku berdiri di depan ku dan sepertinya dia sedang menunggu seseorang. Dengan melipat kedua tangannya di dada dia menghela napas.

" Oh... Kau sudah pulang, dari mana saja?. " Tanya nya dengan mata yang dia pejamkan itu.

" Mengantar teman ku pergi berbelanja, kalau hanya itu saja aku mau pergi beristirahat. " Kataku melewati ayah.

" Tunggu Yuuto, jika kakek mu melihat mu seperti ini kau mungkin sudah keluar dari rumah ini. "

Aku pun berhenti melangkah dan membalikkan badan ku dan berkata.

" Bukankah itu lebih baik? Aku juga tidak ingin merepotkan kalian semua. "

" Yuuto, ikut aku ke halaman belakang sekarang, ayah ingin membicarakan sesuatu dengan mu, ini penting. "

Dia pun pergi lewat pintu depan, sedangkan aku hanya bisa melihatnya pergi dari hadapan ku. Aku pun menghela napas untuk menghilangkan penat dari tubuh ku saat ini. Mau tidak mau aku harus menuruti perkataan ayahku, sebab karena dia dan ibuku membela ku di hadapan kakek dan pada akhirnya aku bisa tinggal di rumah keluarga Amagiri ini.

Aku pun menuju ke halaman belakang melewati setiap ruangan yang begitu luas nya hingga mencapai halaman belakang. Mengambil jalan pintas dengan berjalan keluar rumah menuju halaman belakang mungkin pilihan yang bagus. Aku akan melakukan hal itu jika aku dipanggil ke halaman belakang lagi di kemudian hari.

Setelah sampai di halaman belakang, di lorong aku melihat ayah ku sedang melihat langit malam dengan bulan yang menerangi gelap malam saat ini.

Aku pun mendekati ayah ku dan duduk disampingnya. Malam ini adalah bulan purnama, dimana gerbang antara dunia bawah dan dunia manusia terbuka lebar. Kemungkinan para pasukan pemburu sudah bersiaga ditempat para iblis yang rawan munculnya.

Namun sepertinya ayahku tidak akan membahas hal itu, karena hal itu adalah hal yang paling dasar untuk diketahui para pemburu iblis. Ya… itu yang aku ingat dari ajaran ayahku.

" Yuuto, aku memang menghargai keputusan mu untuk hidup normal, tapi darah kita adalah darah dari keturunan keluarga Amagiri, kita ditakdirkan menjadi seorang pemburu iblis sejak pertama kali kita hidup di dunia ini. " Katanya dengan nada yang serius.

" Aku dan ibumu memang sudah lelah dengan kehidupan yang tidak aman seperti ini, dimana - mana ada iblis terutama lagi distrik Amakawa banyak orang yang telah dimakan jiwanya. " Lanjutnya.

Aku pun diam dan mendengarkan, karena aku tahu belum saatnya aku berkata. Melihat situasi memang sangat diperlukan, aku juga tidak ingin membuat ayahku ini tersinggung.

" Meskipun begitu, aku sebagai pewaris ke 192 keluarga Amagiri tetap bertarung untuk melindungi orang yang ku sayangi. "

Mungkin yang dia maksud adalah keluarga ini, memang ayahku biasanya pergi keluar dan bahkan tidak pulang hingga berminggu-minggu. Namun... Meskipun begitu aku tidak terlalu peduli dengan apa yang ayahku katakan.

" Ayah… aku tidak peduli dengan itu semua, melindungi orang yang kita sayangi? Bukankah keluarga Amagiri terkenal dengan kekuatannya serta pengaruhnya di keluarga yang lain? Mempunyai kekuatan yang begitu besar dan takut diburu oleh iblis, bukankah itu terlalu berlebihan apalagi jika keluarga Amagiri yang pernah menyandang sebagai salah satu 10 keluarga terkuat. " Kataku.

" Ya... Ayah pun memikirkan hal yang sama dengan mu, dulunya ayah juga sama dengan mu tapi setelah kepergian nenekmu ayah menyadari bahwa kekuatan ini untuk melindungi orang yang kita sayangi, darah ini mengalir demi itu semua. Maka dari itu ayah bertarung dengan tujuan melindungi mereka, dan karena itu ayah bisa bertemu dengan ibu mu dan menikah dengannya. "

" Ini obrolan yang tidak begitu penting. " Kataku dan seketika itu juga aku pun berdiri dan mulai pergi dari sisi ayahku.

" Yuuto… suatu saat kau akan mengerti, untuk apa kau memiliki kekuatan itu, ingatlah… tidak semua pemikiran mu itu benar, sebentar lagi kau akan melihat kenyataannya. " Kata ayah ku dengan sedikit keras.

Tidak aku hiraukan, aku pun pergi ke kamarku dan merebahkan tubuh ku di fuuton yang baru aku gelar tadi. Aku pun memikirkan perkataan ayah ku tadi. Dan perkataannya terngiang di benakku.

" Melindungi orang yang ku sayangi ya? Dasar… aku tidak punya seseorang seperti itu di kehidupan ku. "

Terpopuler

Comments

Bayu Dwi Firmansyah

Bayu Dwi Firmansyah

UwU hasan kunn~

2020-01-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!