Antara Aku, Kau Dan Pilihan
Keysa Artawidya, sebuah nama yang diberikan kedua orangtua Keysa, seorang gadis biasa saja tak begitu cantik dan tak begitu jelek, ya bisa dibilang standart. Tetapi cukup menarik hati dan tidak memalukan jika di ajak untuk menghadiri sebuah acara.
Di usia yang telah menginjak 27 tahun, wanita itu belum memiliki pendamping. Bukan karena tak ada yang menyukainya, tetapi karena ia tak mau menanggapi mereka. Ia hanya menganggap para lelaki itu sebagai teman tidak lebih. Karena di dalam dasar hatinya telah terukir nama Arka Al Faruk, cinta pertamanya ketika SMA.
Seorang lelaki yang begitu menyenangkan dan baik hati menurut pendapat Keysa, ia tak peduli dengan postur tubuh Arka yang sedikit berisi, yang penting lelaki pujaan hatinya bisa membuat dirinya bahagia. Dan satu lagi, jantung Keysa selalu berpacu dengan cepat saat didekatnya bahkan sebelum Keysa melihatnya.
Arka adalah teman kecil Keysa, tiap hari selalu bermain bersama Keysa dan teman lelaki yang lain, maklum di lingkungan sekitar tidak ada perempuan yang umurnya sepadan dengan Keysa, alhasil gadis itu bermain dengan anak lelaki. Itu yang membuat Keysa menjadi sedikit tomboy, meskipun pada akhirnya ia bisa berubah menjadi seorang gadis sebenarnya.
Tapi sayang, rasa cinta yang telah ada sejak kecil itu harus ia hapus, bukan karena ia sudah tak mencintainya tapi karena ia harus merelakan sang pujaan hati untuk meraih kebahagiaannya sendiri.
*****
Matahari terbit dengan sinar redup pagi itu, seakan mendukung Keysa bergelut dengan selimut selepas sholat subuh. Entah mengapa badan Keysa serasa berat untuk beranjak dari tempat tidurnya, ia hanya ingin tidur seharian, membenamkan wajahnya di bawah bantal dan menikmati hari liburnya.
"Bangun Key... Pamali perawan bangun siang." teriak ibu Keysa seraya mengetuk pintu kamarnya.
"Ya bu..." Jawab Keysa dengan suara pelan yang terdengar malas. Ia pun beranjak keluar dari kamarnya, berjalan ke kamar mandi, dan membersihkan dirinya. Ia pun berlama-lama di kamar mandi, melakukan rutinitasnya yang biasa dilakukan hanya lima belas menit, sekarang ia lakukan sejam lebih.
Keysa melakukannya dengan sengaja, ia tak mau segera bertatap muka dengan kedua orang tuanya. Bukan karena bertengkar dengan mereka melainkan ia hanya malas mendengar permintaan untuk menikah yang hampir tiap hari bahkan tiap jam terlontar padanya.
"Key... kamu tidur di dalam?" tanya ibu Keysa yang sedari tadi tak melihat putri bungsunya itu keluar dari kamar mandi. "Key..." Panggil ibu lagi seraya mengetuk pintu kamar mandi.
Keysa pun keluar dari kamar mandi dengan melemparkan senyum pada ibu yang menatapnya heran, ia pun berlalu menaruh baju kotornya di mesin cuci dan masuk kedalam kamarnya.
Ia melepaskan handuk yang ada di dikepalanya, menggosoknya perlahan hingga rambut melebihi bahunya itu kering. Ia duduk di depan kaca lemari bajunya, menatap wajahnya dengan sendu kemudian beralih dengan senyum manisnya.
"Semangat Key!" Ucapnya dalam hati, untuk memberi semangat pada dirinya agar tak lemas dan lebih bersemangat, ia segera menata rambut dan memberi pelembab pada wajahnya kemudian keluar kamar menuju dapur untuk membantu ibunya.
"Masak apa bu?" Tanya Keysa sesampai di dapur, celingukan melihat kesana kemari mencari apa yang bisa ia bantu.
"Salad with peanut sauce" Jawab ibu Keysa dengan santainya yang membuat putri bungsunya mengerutkan kening tak tahu masakan apa yang dibuat.
"oalah bu... masak pecel aja kok di bilang penat... apa tadi?" sahut ayah Keysa yang sedang asyik menyeruput secangkir kopinya.
"peanut sauce." jawab Keysa sambil tersenyum cekikikan.
"ya... itu, kebanyakan kumpul sama mak-mak rempong, Key" celetuk Ayah Keysa khas dengan logat jawa medok.
"la... biar kelihatan keren sedikit yah" Jawab ibu sambil memasukkan kacang pada blendernya. "Oya Key.. kemarin ada yang kirim undangan, ibu taruh diatas kulkas."
"Dari siapa bu?" Tanya Keysa yang tangannya masih sibuk dengan memotong sayur.
"Biyan, ia menikah minggu depan." Jelas ibu Keysa
"Terus kamu kapan Key?" Sahut ayah Keysa, menanyakan perihal kapan putri bungsunya itu menikah.
"kalo jodohnya udah datang yah." jawab Keysa enteng.
"Kapan jodoh mau datang, la wong anak kenalan ayah saja selalu kau tolak, bahkan Sekar sampe angkat tangan mengenalkan temannya padamu." jelas ayah Keysa panjang lebar, yang juga mengetahui kalau Sekar sahabat baik Keysapun menyerah untuk menjodohkan Keysa. "ayah dan ibu itu semakin lama semakin tua Key, ayah pengen lihat kamu menikah, punya anak dan bahagia."
"Gak harus menikah untuk bahagia yah, lagi pula Keysa enjoy aja dengan status Keysa."
"Kamu enjoy, telinga ibu ini loh yang gak kuat, denger kamu di bilang perawan tua lah, gak laku lah, pilih-pilih lah..." celoteh ibu Keysa.
Yang memang di kotanya ini, jika seorang gadis sudah berumur 23 tahun lebih sudah harus menyandang status kawin.
"kan emang harus pilih-pilih bu, lagian juga pilih lelaki itu gak gampang." usaha Keysa menjelaskan pada ibunya.
"jangan membuat pilihan terlalu ketat Key, ingat gak ada manusia yang sempurna. Ibarat kata nih ya jika kamu pengen lelaki dengan nilai 90, dan kamu udah mendapat nilai 70 dari dia. Itu sudah bagus." tambah ayah Keysa agar putrinya mengerti.
"Ya Key... betul apa kata ayahmu itu, janganlah terlalu memilih dan jangan membuat kriteria yang muluk-muluk." tambah ibu Keysa.
"Key, gak cari yang muluk-muluk bu, Key cuma ingin suami Key nanti orangnya beriman, tanggung jawab dan cinta sama Key." jelas Keysa dengan lembut dan santun agar tak menyinggung perasaan kedua orang tuanya.
"Lalu... apa sudah ada orangnya Key?" tanya ayahnya yang mengundang tatapan dari ibunya yang juga penasaran dengan jawaban putrinya.
Keysa terdiam dengan pertanyaan dari ayahnya. Ia bingung harus menjawab apa, karena sampai sekarang tidak ada seorang lelaki pun yang dekat dengannya.
Sebenarnya pria yang dikenalkan padanya cukup banyak dan bersifat sangat baik tapi apalah daya, hingga detik ini Arka masih duduk manis di relung hatinya dan belum ada yang bisa menggantikan lelaki itu.
Bayangan lelaki itu masih tersimpan jelas dibenaknya, mulai dari senyum, canda, hingga saat Arka marah masih terngiang jelas dan terkadang muncul disaat Keysa sendirian atau disaat ia berada ditempat yang pernah ia datangi dengan Arka.
"Key..." Panggil ibu Keysa yang melihat putrinya tertunduk dengan pandangan yang entah ada dimana.
"eh... iya bu." Jawab Keysa dengan nada bergetar karena terkejut oleh panggilan ibunya.
"Potong yang benar, jangan melamun saja." larang ibu Keysa, yang mengetahui putri bungsunya sedang mencari jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan suaminya. "Kapan kau akan menikah nduk..." gumam ibu Keysa dalam hati.
"Baik bu."Jawab Keysa perlahan.
********************
Hai... semua....
salam hangat dari author ya...
Ini adalah novel ketiga aku, setelah Menggapai Cinta dan Kesalahanku.
Author yang masih tahap belajar ini, mohon maaf jika masih banyak typo nya. Dan mohon kritik serta saran ya agar author bisa menulis lebih baik lagi.
Selamat Membaca dan Semoga Suka, jangan lupa like, vote dan jadikan favorit biar saat author up, bisa langsung tahu.
Terima kasih semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
salam kenal kakak
cinta pak bos hadir😘
semangat terusss💪
2020-11-24
0
Ika Yuniati
Hai kak
Sambil nunggu up
mampir karyaku yuk
Cinta Ini aku yang salah
Semoga suka ya
2020-10-29
1
The Swan
Hi Kesya
2020-10-19
0