"Emmmm.... sebenarnya...ada yang ingin aku katakan Kei." Jawab Arka ragu dan sedikit tetunduk, Keisya menatapnya ia semakin curiga dengan tingkah Arka.
"Apa yang sebenarnya kamu inginkan Ar... Kenapa kamu begini, apa jangan-jangan kamu mempunyai rasa yang sama denganku." pikir Keisya, ia takut dengan tingkah Arka, ia teringat dengan kakak kelas nya yang waktu itu nembak dia saat di acara ulang tahun sekolah, kegugupan yang ditunjukkan Arka hampir sama dengan kakak kelasnya itu.
"Ehm.. Aku minta maaf sebelumnya Kei, selama ini... Aku ada rasa sama kamu, aku ingin hubungan kita gak sekedar sahabat, aku ingin lebih dari itu."
Seperti ada petir yang menyambar diri Keisya, rasa senang bercampur sedih datang padanya. Ia senang sekali mendengar apa yang dikatakan Arka sebuah pernyataan cinta yang mungkin gak seindah ungkapan cinta biasanya, tapi bisa membuat hati Keisya merasa berbunga-bunga.
Tetapi bersama itu rasa sedih menghampirinya, ia ingin mengatakan "ya.. Aku juga ingin persahabatan kita menjadi cinta." tapi itu sebuah hal yang mustahil, karena ia sudah berjanji pada dirinya sendiri sebelum lulus SMA, ia tak mau berpacaran dulu.
Ia takut jika nilai mata pelajarannya akan turun drastis seperti teman-temanya yang pacaran. Ia harus bisa mempertahankan prestasi demi kelanjutan sekolahnya. Ia harus bisa menahan diri agar beasiswa prestasi terus didapatkannya.
"Hah... Gak... Gak mungkin." ucap Keisya perlahan yang mungkin masih didengar oleh Arka, gak mungkin ia harus menerima Arka. "Aku gak percaya ini... Kenapa harus begini sich?" ucapnya perlahan, bukan untuk menjawab pertanyaan Arka tetapi kata-kata itu muncul untuk jawaban pada dirinya sendiri.
"Mungkin ini terlalu cepat, tapi ini kenyataannya Kei..." Jelas Ark meyakinkan Keysa.
"Enggak, seharusnya gak kayak gini.." tolak Keisya, seharusnya ia gak usah tahu perasaan Arka padanya, agar tak menyakiti hati orang yang telah menghuni hatinya sejak lama.
"Baik... Aku gak berharap kau bisa membalas rasaku sekarang, tetapi aku akan menunggu jawaban terbaik saat kau siap."
"Terima kasih." Ucap Keisya perlahan, sakit rasa hati Keisya, ingin ia meneriakkan kata ya.. Tapi tak bisa. "Ya... Tuhan... Kenapa aku harus berjanji tidak berpacaran dulu, maafkan aku Arka, maafkan aku" sedih Keisya dalam hati.
Tanpa melihat Arka lagi, ia melangkahkan kakinya beranjak meninggalkan Arka, berharap air mata yang mulai membendung itu tak jatuh di depan Arka.
*****
Di dalam kelas 8F, tinggal Keisya dan tiga temannya duduk disana, yang lain sudah pulang karena bel telah berbunyi. Sejak kejadian penampakan Arka tadi, Keisya terlihat murung, gadis itu masih tak terima karena telah menyakiti hati Arka.
"Pulang yuk.. Aku dah selesai nih." ajak Mita yang baru merapikan peralatan bandnya. Tak ada jawaban diantara mereka bertiga, Sekar mengarahkan dagunya ke arah Keisya yang merapikan barangnya perlahan, mencoba memberi tahu Mita. "Kau kenapa Kei?" tanya Mita penasaran dengan teman satunya itu.
"Dia tadi habis nolak Arka." celetuk Sekar yang langsung membungkam mulutnya.
"Ow... Keren kamu Kei, waktu itu kamu nolak mas Rafa sekarang nolak Arka, tapi kok..." Mita mendekati Keisya dan duduk disebelahnya.
"Kamu cinta sama dia Kei?" potong Kaniya, yang memang ahli membaca pikiran orang.
Kata-kata Kaniya itu berhasil membuat Keisya, Sekar dan Mita tersentak, ia mendongakkan kepalanya menatap Kaniya.
"Bener Kei? Ya ampun... Kamu gak buta kan Kei." Kaniya terkejut dengan pemikirannya yang ternyata benar.
"Bagaimana kamu bisa cinta sama Arka, Kei... Dilihat dari manapun Arka jauh dibanding mas Rafa." sahut Sekar yang mengidolakan Rafa yang duduk di kelas 3.
"Rafa? Maksud kamu Rafa ketua OSIS kita? Rafa cakep dan super jenius itu?" Mita terkejut mendengar nama Rafa dilontarkan oleh Sekar, yang memang pada waktu penembakan Rafa, Mita sedang mengikuti lomba di luar sekolah.
"Yang mana lagi, Ya Mas Rafa cowok idaman aku itu, dia tolak sama Keisya." tambah Sekar.
"Beneran kamu Kei, kamu nolak Rafa si jenius, gara-gara si Arka tetangga kamu, yang gak ada apa-apanya dibanding Rafa." heran Mita
"Hus... Apa-apaan sih kalian." Coba Keisya menghentikan celotehan teman-temannya.
"Ya ampun Kei... Kamu sadar gak sich, Mas Rafa yang cakep, baik, pendiam dan super jenius, kalah sama Arka yang gendut itu. Gak masuk akal Kei." heran Mita.
"Yang menentukan perasaan itu bukan aku Mita, tapi Tuhan." ucap Keisya lembut.
"Ya sich Kei, tapi kan.." ucap Mita tak ia lanjutkan, pasti ia akan kalah jika berdebat sama Keisya. "Jadi sekarang kamu dah jadian sama Arka?"
Keisya menggelengkan kepalanya, "enggak."
"La terus.."
"Itu yang dari tadi jadi pertanyaannya Ta, Keisya suka sama Arka, tapi kok malah menolak, gak menerima cowok itu." Sahut Kaniya.
Keisya hanya tersenyum simpul mendengar perkataan Kaniya dan senyumnya pun beredar ke Sekar dan Mita yang menunggu jawaban Keisya.
"Kei... Jawab dong Kei." teriak Mita yang melihat Keisya pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Sudahlah, gak usah kalian pikirkan. Yang penting doakan aja yang terbaik buat kami." ucap Keisya menepis pertanyaan dari temen-temannya.
*****
Seminggu setelah kejadian Arka menyatakan cintanya kala itu, Keisya belum bertemu Arka sama sekali. Entah kemana lelaki pujaannya itu, ingin sekali bertanya pada Ervin tapi ia takut jika Ervin tak mau menjawabnya.
"Apa kau marah padaku Arka?" tanya Keisya dalam hati.
Seminggu ini ia lalui dengan rasa bersalah yang cukup mendalam karena telah melukai hati orang yang ia puja selama ini. Seandainya ia tak pernah berjanji pada dirinya sendiri, pasti ia tak akan melukai Arka.
"Assalamu'alaikum... Kei.." Sapa Rafa, cowok yang menyatakan cinta padanya di depan semua siswa, ia duduk di teras mushola tepat disamping Keisya yang sibuk memakai sepatunya setelah sholat duha seperti biasanya.
"Wa'alaikum salam..." Jawab Keisya yang masih sibuk dengan tali sepatunya. Sebenarnya Keysa tak enak hati dengan Rafa, ia merasa bersalah karena mempermalukan lelaki tampan ini.
"Ada apa denganmu Kei? Gak seperti biasanya." Ucap Rafa yang melihat wajah Keysa di tekuk.
"Maksud mas Rafa?" Tanya Keisya tak mengerti maksud pertanyaan Rafa. "Apa mas Rafa tahu apa yang terjadi padaku?" gumam Keysa dalam hati.
"Senyum simpul mu hilang Kei, semenjak seminggu yang lalu. Apa kau marah padaku?" Tanya Rafa lagi, ia merasa tak apa hanya menjadi teman Keysa tapi ia tak rela jika senyum simpul Keysa tiba-tiba menghilang.
"Tidak mas, aku pamit dulu, Assalamu'alaikum." Jawab Keysa pendek, ia tak ingin berlama-lama dengan Rafa, takut banyak cewek fans Rafa yang menatap tajam padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like mendarat lagi
2021-01-07
0
Bintang Azizi
lanjut
2020-10-06
0