Sore hari pun menjelang, saat nya Keysa menyudahi pekerjaannya. Wanita itu segera merapikan mejanya, memasukan beberapa berkas di laci dan mematikan komputer yang berada didepannya.
Dengan langkah perlahan, wanita yang masih berstatus single itu berjalan keluar kantor dan sesekali menyapa beberapa karyawan lainnya yang juga pulang.
"Hai, belum dijemput?" Tanya Keysa yang melihat Sekar masih berada di lobi. Ia berjalan duduk disamping Sekar.
"Belum." Jawab Sekar, ia menggeleng kepalanya perlahan. "Key..." Panggil Sekar seraya menatap lekat ke arah Keysa.
"ehm..." Jawab Keysa hanya dengan berdeham, perempuan itu menyandarkan kepalanya di kursi sofa.
"Key... aku tadi sempat chat sama mas Rizwar, aku kasih nomer hp kamu, boleh gak?" Tanya Sekar meminta izin pada Keysa,
"Ngapain?" Jawab Keysa malas.
"Ya... dijadikan temen Key, barang kali bisa jadi temen tidur juga." Celetuk Sekar.
"Temen tidur? Aduh Sekar kok kamu mikirnya kayak gitu sich, emang aku cewek apaan?" Ucap Keysa segera meneggakkan kembali badannya, wajahnya cemberut mendengar ucapan temannya yang langsung menusuk ke dalam hati.
"Temen tidur yang sah, nona Keysa!" Tegas Sekar agar temennya yang suka bergelut dengan pikirannya sendiri itu mengerti.
"Mikirnya jauh amat." Kesal Keysa kembali duduk.
"La jodoh kan gak ada yang tahu, sekarang jadiin temen ngobrol aja, nanti kalo merasa nyaman jadi temen deket, kalau sudah tumbuh rasa cinta baru dech jadi pasangan hidup. Kalau gak ya tetep jadi temen. Gimana?" Tanya Sekar yang ingin sekali Keysa segera bisa menerima sosok pria disampingnya.
"Terserah kamu dech." Pasrah Keysa.
"Yes, eh... Key aku dah dijemput, makasih ya di temenin." Pamit Sekar seraya berdiri, menjabat tangan serta mencium pipi kanan kiri sebentar. "Eh ... nanti kalo dia chat di balas ya!"
"Ya.." Jawab Ketua pendek.
"Jangan jutek." Pesan Sekar
"Ya."
"Yang ramah, saling tanya jangan dia aja yang nanya." Pesan Sekar lagi yang tahu kebiasaan temennya gak mau tanya duluan.
"Ya, mami cantik, buruan gih... udah ditungguin." suruh Keysa tak enak dengan suami Sekar yang sudah berada di depan kantor.
"Janji ya Key!" Pinta Sekar memastikan keseriusan temannya.
"Insya Allah"
"ok, Assalamu'alaikum." Pamit Sekar segera pergi meninggalkan Keysa yang masih duduk di ruang lobi.
Setelah kepulangan Sekar, Keysa pun melangkah menuju tempat parkir dan segera mengendarai motor matic kesayangannya menuju rumah.
Di sepanjang perjalanan, Keysa melajukan motornya perlahan, pikirannya terngiang oleh kata-kata Sekar "Teman tidur". Sebuah kata dengan konotasi yang tidak mengenakkan hati. Sebuah celotehan yang mengiris hati Keysa meskipun itu hanya candaan Sekar.
Di usianya sekarang memang sering ia di bicarakan yang tidak-tidak oleh tetangga dan temen kantornya seperti apa yang dikatakan ibunya juga. Bahkan kedua orangtuanya sudah tak sanggup untuk mendengarkan kejelekan dan prasangka tetangga terhadap dirinya.
Tak terasa ia pun tiba di rumahnya, memarkirkan motornya dan turun dari sana. Tapi tiba-tiba jantungnya berdetak tidak karuan, "Apa yang terjadi?" Pikir Keysa seraya memegang dadanya yang terus dag dig dug tak karuan.
"Sudah lama jantung ini tak berdetak seperti ini, apa Arka ada di sekitar sini?" Pikir Keysa, entah apa yang terjadi pada dirinya semenjak ia mencintai teman kecilnya itu jantungnya selalu mengetahui keberadaan Arka bahkan sebelum ia melihat wajah lelaki pujaannya itu.
Keysa pun menengok ke kanan ke kiri mencari keberadaan Arka, setahu dirinya Arka tak pernah kembali lagi ke kampung semenjak ia putus dengan Keysa, entah ia berada dimana Keysa pun tak tahu.
Sosok yang ia kenal, tiba-tiba muncul dari belokan, ia tak sendirian tetapi berdua dengan seorang perempuan dengan paras yang cukup cantik dan manis. Jantung Keysa berdetak bertambah cepat dan sekarang dadanya pun merasa sesak melihat pemandangan yang ada di depannya. Wanita manis itu mengambil nafas panjang dan menghembuskan perlahan.
"Hai Key!" Sapa Arka seraya tersenyum pada Keysa. Lelaki itu merasa sangat bahagia bertemu dengan cinta pertamanya, rasa rindu yang terpendam selama ini terbayar sudah.
"Hai." Balas Keysa yang juga tersenyum manis menyembunyikan rasa sesak yang masih menempel pada dirinya.
"Gimana kabarnya?" Tanya Arka dengan mata berbinar, ingin rasanya memeluk gadis yang ada di depannya.
"alhamdulilah baik, sangat baik." Jawab Keysa. "Masuk dulu yuk!" Ajak Keysa basa basi padahal ingin rasanya Keysa mengusir mereka dari sana dan tak melihat dua sejoli itu.
"Gak usah Key makasih, aku buru-buru." Jawab Arka sambil tertunduk, seandainya sekarang ia tak mengajak gadis yang disampingnya, ia pasti akan masuk ke dalam rumah Keysa. "Aku mau balik ke Surabaya, tapi sebelumnya aku mengantar Bintari ke rumahnya." Kata Arka yang sebenarnya berat mengenalkan calon istrinya pada Keysa, karena di dalam dasar hatinya, Keysa masih memiliki tempat yang sama.
Keysa pun menatap Bintari setelah Arka menyebut nama itu, "Oh... gadis ini namanya Bintari, apa jangan-jangan gadis ini yang diceritakan Arka waktu itu." Pikir Keysa.
"Tari kenalin ini Keysa." Coba Arka memperkenalkan mereka berdua,
"Bintari." Ucap gadis bernama Bintari itu yang hanya tersenyum simpul dan menatap dingin pada Keysa.
"Keysa." Senyum Keysa tersemat dalam wajahnya.
"Dia gadis yang aku ceritakan itu." Sahut Arka, mengingatkan Keysa atas seorang gadis yang katanya mirip dengan Keysa dan sudah mengisi hati Arka.
"Ow... dia..." Jawab Keysa mengerti, kemudian beralih ke Bintari. "Aku titip Arka ya mbak, jaga dia baik-baik." Entah apa yang keluar dari bibir Keysa, kata-kata itu terucap begitu saja dari bibirnya.
"Ya mbak." Jawab Bintari yang merasa aneh dengan perkataan Keysa, tapi entahlah ia tak pusing dengan itu, lagi pula Arka sudah menjadi miliknya.
"Apa maksud Keysa dengan menitipkan aku pada Tari?" Batin Arka dalam hati.
"Aku balik dulu ya Key!" Pamit Arka yang dikepalanya masih terngiang pertanyaan atas ucapan Keysa.
"Ya, hati-hati ya!" Pesan Keysa seraya tersenyum pada Arka dan Bintari.
Keysa masih berdiri di samping motornya melihat kepergian dua sejoli yang baru saja berbicara dengannya. Tak terasa mata Keysa sangat panas dan berkabut. Segera ia masuk kedalam rumah, salampun tak lupa ia ucapkan dan berlalu segera masuk ke dalam kamarnya.
Wanita itu pun menjatuhkan badannya diatas kasur empuk miliknya, tangisnya pun pecah. Kepalanya di tutupi bantal agar suara tangisnya tak terdengar dari luar.
"Harusnya kamu bersyukur Key, Arka sudah mendapat orang yang jauh lebih baik dari pada dirimu." Ucap Keysa dalam hati, "Dan ingat Keysa kau yang melepaskan Arka, lelaki yang kau cintai sejak kecil itu, bukan salah dia jika ia mendapatkan pengganti dirimu." batin Keysa berkecamuk dalam dirinya.
"Beginikah rasanya patah hati Arka?" Tanya Keysa dalam tangisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
selalu hadir kembali😉
2020-12-21
0
The Swan
Next
2020-10-19
0
ptr_25
semangatt ya
2020-10-09
0