"Keysa!" Panggil Pak Mirza, seorang lelaki yang sangat tampan blasteran Indonesia Turki , beliau merupakan CEO perusahaan dimana Keysa bekerja.
Gadis manis itu bekerja sebagai sekretaris Mirza Latafat sudah hampir lima tahun, Pak Mirza yang sudah menikah dan berumur kepala lima itu adalah orang baik, bijaksana dan perhatian terhadap karyawan. Beliau sudah dianggap ayah sendiri oleh hampir separuh perusahaan karena kebaikannya, termasuk Keysa.
Karena kebaikan itulah, Keysa merasa nyaman di posisi sekretaris perusahaan yang bergerak di bidang tekstil itu. Ia sangat menyukai pekerjaannya meskipun terkadang pak Mirza memerintahkan dirinya lembur.
"Assalamu'alaikum pak!" Sapa Keysa yang melihat atasannya berjalan ke arahnya.
"Wa'alaikum salam." Jawab Pak Mirza dengan senyumnya, meskipun usia sudah hampir setengah abad tapi jejak ketampanannya masih terlihat jelas. "Semangat pagi Keysa! kenapa kok senyumnya seperti ditahan begitu." goda pak Mirza.
"tidak ada apa-apa pak." Jawab Keysa yang sekarang berjalan berdampingan dengan bos nya.
"Oya, segera siapkan untuk meeting hari ini ya jam 9." Pinta pak Mirza seraya sesekali mengangguk menjawab sapaan dari karyawan yang mereka lewati.
"Baik pak, semua berkas sudah siap." Jawab Keysa yang memang sudah menyiapkan berkas untuk meeting hari ini kemarin sore.
Setiba di meja, Keysa segera meletakkan tasnya dan mengambil berkas untuk meeting bersama seluruh staf. Ia berjalan dengan segera dan menyiapkan ruang pertemuan dengan rapi dan mengecek semua peralatan yang akan di gunakan pak Mirza.
"Hei Key..." Sapa Sekar, sahabat Keysa sejak SMA hingga sekarang. "Rajin bener?" goda Sekar lagi yang melihat temannya sudah sibuk di ruang rapat padahal rapat masih kurang satu jam lagi.
"iyalah, demi kantor ini." Jawab Keysa yang memang sangat mencintai pekerjaan yang sudah menghidupi dirinya.
"Terus demi suami kapan?" Goda Sekar dengan mengerlingkan matanya.
"mulai deh." gerutu Keysa dengan memutar bola matanya malas. "Udah jangan mengganggu ya... yang sudah punya suami..." Kata Keysa dengan sedikit penekanan pada kata suami.
Sekar pun tertawa mendengar Keysa, kemudian ia berlalu pergi kembali ke kubikelnya sebagai admin keuangan kantor.
*****
Setelah beberapa jam di ruang rapat yang penuh dengan laporan-laporan berbagai bidang di kantor dan solusi serta tanggapan Pak Mirza, akhirnya rapat bulan ini pun selesai.
Keysa kembali ke meja kerjanya, begitu pula dengan yang lain. Gadis manis itu merenggangkan sedikit otot-otot tangannya dan mulai menghidupkan kembali komputer yang belum sempat menyala sejak tadi pagi.
"Keysa, setelah ini apa jadwal saya?" tanya Pak Mirza yang baru saja keluar dari ruangannya pada Keysa.
"jam 2 nanti ada pertemuan dengan Pak Subrata dari Centra Utama. Setelah itu tidak ada lagi pak." Jawab Keysa seraya berdiri dari tempat duduknya.
"Oh.. baiklah, klo begitu saya akan makan siang dirumah saja dan nanti akan langsung menemui Pak Subrata." Jelas Pak Mirza dan kembali masuk ke ruangannya.
Keysa pun duduk kembali, mengambil beberapa berkas hasil laporan dan mencatat semua notulen rapat dengan rapi sesuai perbidang.
"Key..." Sapa Sekar seraya menepuk pundak Keysa. "Makan siang yuk..." ajak Sekar
"Ya bentar." Jawab Keysa yang menumpuk kembali pekerjaan yang akan ia kerjakan tadi. "makan siang di kantin aja ya? aku males banget keluar."
"Jangan dong Key, aku pengen makan di luar sambil refresh otak sebentar." Cengir Sekar.
"Emang makan dimana?" Tanya Keysa
"Di restoran Jepang tak jauh dari sini." Jawab Sekar memilih seafood untuk makan siangnya kali ini.
Keysa pun hanya menuruti keinginan Sekar, sahabat yang banyak maunya itu. Mereka turun ke lantai bawah dan segera mengambil motor matic kesayangan Keysa.
Di perjalanan mereka pun saling diam, Keysa memang tipe wanita yang tak suka ngobrol saat berkendara, bukannya apa-apa ia tak mau terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
"Bukannya itu mas Rizwar ya?" Tanya Sekar dalam hati, yang melihat Rizwar tukang bakso keliling yang sering lewat di depan rumahnya. Setelah mendekat dan terlihat jelas Sekar pun meminta Keysa untuk meminggirkan motornya.
"eh... Key... minggir dulu." pinta Sekar seraya menepuk pundak Keysa.
"Ada apa?" tanya Keysa heran yang masih mengendarai motornya.
"Udah minggir dulu!" pinta Sekar lagi. Setelah minggir Sekar pun turun dan berlari ke arah pedagang bakso yang dikira Rizwar. "Mas Rizwar!" teriaknya kemudian dan membuat lelaki berbadan tinggi dan berkulit putih itu berhenti.
"eh...mb Sekar." Sapa Rizwar,
"uh... ternyata bener mas Rizwar." Ucap Sekar lagi masih dengan nafas tergopoh-gopoh. "Kok lama gak lewat depan rumah?"
"ya mb... maaf habis berduka." Jawab Rizwar seraya tersenyum yang memang terkenal sangat ramah pada para pelanggannya.
"ow... berduka siapa mas?" tanya Sekar penasaran
"Satu bulan yang lalu ayah saya meninggal mb." jawab Rizwar seketika wajahnya berubah sedih teringat almarhum ayahnya.
"Innalillahi wainna ilaihi rojiun, turut berduka ya mas." Ucap Sekar merasa simpati serta tak enak hati mengetahui kematian ayah Rizwar.
"Sekar..." Panggil Keysa yang sudah berdampingan dengan Sekar. "Kok aku ditinggal gitu aja." Cemberut Keysa, gadis itu ditinggal oleh Sekar tanpa berpamitan.
"eh... iya...iya maaf." Ucap Sekar melontarkan permohonan maaf pada sahabatnya. "Oya, Key kenalin ini mas Rizwar dan mas Rizwar ini Keysa." Kemudian ia beralih lagi ke Rizwar.
Keysa dan Rizwar hanya saling memandang dan menganggukkan kepala tanpa menjabat tangan. Melihat hal itu Sekar pun berucap.
"Beli baksonya mas."
"Oh ya mb, gimana kalo duduk disana aja agak teduh dan sekalian saya istirahat." Ajak Rizwar seraya menunjuk pada pohon besar yang disampingnya ada tempat duduk dari beton.
"Ok mas." Jawab Sekar semangat karena ia sudah lama tidak menikmati bakso milik Rizwar.
"Lo Sekar.. kok malah beli bakso bukannya...." Bisik Keysa pada Sekar tak enak jika terdengar Rizwar.
"Aku ubah Key, aku kangen baksonya mas Rizwar yang enak." Jawab Sekar seraya duduk di bangku beton dan diikuti oleh Keysa.
Mereka berdua menunggu Rizwar yang masih menata gerobak baksonya, menurunkan kursi panjang yang menempel di gerobak.
"Bakso lengkap 2 apa satu nich?" Tanya Rizwar menoleh ke Sekar dan Keysa.
"Dua lah mas lengkap dan pakai lontong." Jawab Sekar.
"Yang satu gak usah pakai lontong dan gak pakai daun bawang." Sahut Keysa.
"Siap." Jawab Rizwar, lelaki itu pun segera menyiapkan bakso sesuai pesanan dan tak pakai lama memberikan dua buah mangkok bakso beserta isinya lengkap.
"ehm... bener-bener top baksonya mas." Puji Sekar seraya memakan bakso yang dipegangnya. "Ya kan Key?"
"ya, enak baksonya " Jawab Keysa manggut-manggut.
"makasih ya mb." Ucap Rizwar merasa senang dengan dua wanita yang memuji baksonya.
"Ehm.. mas Rizwar kok gak buka di rumah aja sich? atau dimana gitu biar gak keliling terus aku kan gak usah susah nyari kalo kepengen mas." Celoteh Sekar
"Ya nanti mb, kalo udah ada rejeki." Jawab Rizwar seraya duduk dibangku miliknya.
"Ow... kalau rejeki cewek mau gak mas?" Tanya Sekar asal dengan melirik Keysa yang melotot padanya mendengar pertanyaan temannya itu.
"Mulai dech" batin Keysa.
"Mau aja mbak, yang penting ceweknya juga mau. "Jawab Rizwar. "lagian susah mbak... kalo cari cewek mau sama orang susah seperti saya."
"Loh... kok merendah mas? kan yang penting pekerjaan mas halal, lagi pula gak semua cewek itu melihat materi." Sahut Keysa yang tak suka melihat orang yang patah semangat dan minder seperti Rizwar.
"Ya mas betul tuh, yang penting mas Rizwar selalu percaya diri dan berusaha mencari, kalau gak berusaha ya gak dapat-dapat. Kayak temen sebelah aku ini." Tambah Sekar lagi.
"Ow... mbak Keysa belum nikah?" Tanya Rizwar yang sedari tadi memang terlihat tertarik dengan Keysa.
"Dia belum nikah mas." Sahut Sekar, padahal yang ditanya Keysa. "Emang kamu nunggu apa sich Key?" pandangan Sekar beralih
pada Keysa.
"Nunggu dilamar." Jawab Keysa asal yang terus di goda oleh Sekar.
"Lah mas... udah ada yang siap dilamar nich, mas Rizwar kapan bisa kerumah Keysa?"
"Gak-gak mas." Potong Keysa segera, ia tak ingin Rizwar berpikir macam-macam. "Ngaco." Jawab Keysa kesal seraya memandang tajam temannya itu, yang mendapat gelak tawa dari Sekar.
"Becanda Key, tapi kalau beneran juga gak papa." gelak tawa lagi terdengar dari mulut Sekar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
cinta pak bos hadir menyapa lagi kak😉
mampir lagi yuk..
sehat dan semangat ya💪
2020-12-21
0
Elegi Senja
semngat kak... aku dukung karya kakak
2020-10-25
0
Elegi Senja
like like like 😍😍😍😍
2020-10-25
0