NovelToon NovelToon

Antara Aku, Kau Dan Pilihan

Episode 1 - Kapan Jodoh Akan Datang?

Keysa Artawidya, sebuah nama yang diberikan kedua orangtua Keysa, seorang gadis biasa saja tak begitu cantik dan tak begitu jelek, ya bisa dibilang standart. Tetapi cukup menarik hati dan tidak memalukan jika di ajak untuk menghadiri sebuah acara.

Di usia yang telah menginjak 27 tahun, wanita itu belum memiliki pendamping. Bukan karena tak ada yang menyukainya, tetapi karena ia tak mau menanggapi mereka. Ia hanya menganggap para lelaki itu sebagai teman tidak lebih. Karena di dalam dasar hatinya telah terukir nama Arka Al Faruk, cinta pertamanya ketika SMA.

Seorang lelaki yang begitu menyenangkan dan baik hati menurut pendapat Keysa, ia tak peduli dengan postur tubuh Arka yang sedikit berisi, yang penting lelaki pujaan hatinya bisa membuat dirinya bahagia. Dan satu lagi, jantung Keysa selalu berpacu dengan cepat saat didekatnya bahkan sebelum Keysa melihatnya.

Arka adalah teman kecil Keysa, tiap hari selalu bermain bersama Keysa dan teman lelaki yang lain, maklum di lingkungan sekitar tidak ada perempuan yang umurnya sepadan dengan Keysa, alhasil gadis itu bermain dengan anak lelaki. Itu yang membuat Keysa menjadi sedikit tomboy, meskipun pada akhirnya ia bisa berubah menjadi seorang gadis sebenarnya.

Tapi sayang, rasa cinta yang telah ada sejak kecil itu harus ia hapus, bukan karena ia sudah tak mencintainya tapi karena ia harus merelakan sang pujaan hati untuk meraih kebahagiaannya sendiri.

*****

Matahari terbit dengan sinar redup pagi itu, seakan mendukung Keysa bergelut dengan selimut selepas sholat subuh. Entah mengapa badan Keysa serasa berat untuk beranjak dari tempat tidurnya, ia hanya ingin tidur seharian, membenamkan wajahnya di bawah bantal dan menikmati hari liburnya.

"Bangun Key... Pamali perawan bangun siang." teriak ibu Keysa seraya mengetuk pintu kamarnya.

"Ya bu..." Jawab Keysa dengan suara pelan yang terdengar malas. Ia pun beranjak keluar dari kamarnya, berjalan ke kamar mandi, dan membersihkan dirinya. Ia pun berlama-lama di kamar mandi, melakukan rutinitasnya yang biasa dilakukan hanya lima belas menit, sekarang ia lakukan sejam lebih.

Keysa melakukannya dengan sengaja, ia tak mau segera bertatap muka dengan kedua orang tuanya. Bukan karena bertengkar dengan mereka melainkan ia hanya malas mendengar permintaan untuk menikah yang hampir tiap hari bahkan tiap jam terlontar padanya.

"Key... kamu tidur di dalam?" tanya ibu Keysa yang sedari tadi tak melihat putri bungsunya itu keluar dari kamar mandi. "Key..." Panggil ibu lagi seraya mengetuk pintu kamar mandi.

Keysa pun keluar dari kamar mandi dengan melemparkan senyum pada ibu yang menatapnya heran, ia pun berlalu menaruh baju kotornya di mesin cuci dan masuk kedalam kamarnya.

Ia melepaskan handuk yang ada di dikepalanya, menggosoknya perlahan hingga rambut melebihi bahunya itu kering. Ia duduk di depan kaca lemari bajunya, menatap wajahnya dengan sendu kemudian beralih dengan senyum manisnya.

"Semangat Key!" Ucapnya dalam hati, untuk memberi semangat pada dirinya agar tak lemas dan lebih bersemangat, ia segera menata rambut dan memberi pelembab pada wajahnya kemudian keluar kamar menuju dapur untuk membantu ibunya.

"Masak apa bu?" Tanya Keysa sesampai di dapur, celingukan melihat kesana kemari mencari apa yang bisa ia bantu.

"Salad with peanut sauce" Jawab ibu Keysa dengan santainya yang membuat putri bungsunya mengerutkan kening tak tahu masakan apa yang dibuat.

"oalah bu... masak pecel aja kok di bilang penat... apa tadi?" sahut ayah Keysa yang sedang asyik menyeruput secangkir kopinya.

"peanut sauce." jawab Keysa sambil tersenyum cekikikan.

"ya... itu, kebanyakan kumpul sama mak-mak rempong, Key" celetuk Ayah Keysa khas dengan logat jawa medok.

"la... biar kelihatan keren sedikit yah" Jawab ibu sambil memasukkan kacang pada blendernya. "Oya Key.. kemarin ada yang kirim undangan, ibu taruh diatas kulkas."

"Dari siapa bu?" Tanya Keysa yang tangannya masih sibuk dengan memotong sayur.

"Biyan, ia menikah minggu depan." Jelas ibu Keysa

"Terus kamu kapan Key?" Sahut ayah Keysa, menanyakan perihal kapan putri bungsunya itu menikah.

"kalo jodohnya udah datang yah." jawab Keysa enteng.

"Kapan jodoh mau datang, la wong anak kenalan ayah saja selalu kau tolak, bahkan Sekar sampe angkat tangan mengenalkan temannya padamu." jelas ayah Keysa panjang lebar, yang juga mengetahui kalau Sekar sahabat baik Keysapun menyerah untuk menjodohkan Keysa. "ayah dan ibu itu semakin lama semakin tua Key, ayah pengen lihat kamu menikah, punya anak dan bahagia."

"Gak harus menikah untuk bahagia yah, lagi pula Keysa enjoy aja dengan status Keysa."

"Kamu enjoy, telinga ibu ini loh yang gak kuat, denger kamu di bilang perawan tua lah, gak laku lah, pilih-pilih lah..." celoteh ibu Keysa.

Yang memang di kotanya ini, jika seorang gadis sudah berumur 23 tahun lebih sudah harus menyandang status kawin.

"kan emang harus pilih-pilih bu, lagian juga pilih lelaki itu gak gampang." usaha Keysa menjelaskan pada ibunya.

"jangan membuat pilihan terlalu ketat Key, ingat gak ada manusia yang sempurna. Ibarat kata nih ya jika kamu pengen lelaki dengan nilai 90, dan kamu udah mendapat nilai 70 dari dia. Itu sudah bagus." tambah ayah Keysa agar putrinya mengerti.

"Ya Key... betul apa kata ayahmu itu, janganlah terlalu memilih dan jangan membuat kriteria yang muluk-muluk." tambah ibu Keysa.

"Key, gak cari yang muluk-muluk bu, Key cuma ingin suami Key nanti orangnya beriman, tanggung jawab dan cinta sama Key." jelas Keysa dengan lembut dan santun agar tak menyinggung perasaan kedua orang tuanya.

"Lalu... apa sudah ada orangnya Key?" tanya ayahnya yang mengundang tatapan dari ibunya yang juga penasaran dengan jawaban putrinya.

Keysa terdiam dengan pertanyaan dari ayahnya. Ia bingung harus menjawab apa, karena sampai sekarang tidak ada seorang lelaki pun yang dekat dengannya.

Sebenarnya pria yang dikenalkan padanya cukup banyak dan bersifat sangat baik tapi apalah daya, hingga detik ini Arka masih duduk manis di relung hatinya dan belum ada yang bisa menggantikan lelaki itu.

Bayangan lelaki itu masih tersimpan jelas dibenaknya, mulai dari senyum, canda, hingga saat Arka marah masih terngiang jelas dan terkadang muncul disaat Keysa sendirian atau disaat ia berada ditempat yang pernah ia datangi dengan Arka.

"Key..." Panggil ibu Keysa yang melihat putrinya tertunduk dengan pandangan yang entah ada dimana.

"eh... iya bu." Jawab Keysa dengan nada bergetar karena terkejut oleh panggilan ibunya.

"Potong yang benar, jangan melamun saja." larang ibu Keysa, yang mengetahui putri bungsunya sedang mencari jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan suaminya. "Kapan kau akan menikah nduk..." gumam ibu Keysa dalam hati.

"Baik bu."Jawab Keysa perlahan.

********************

Hai... semua....

salam hangat dari author ya...

Ini adalah novel ketiga aku, setelah Menggapai Cinta dan Kesalahanku.

Author yang masih tahap belajar ini, mohon maaf jika masih banyak typo nya. Dan mohon kritik serta saran ya agar author bisa menulis lebih baik lagi.

Selamat Membaca dan Semoga Suka, jangan lupa like, vote dan jadikan favorit biar saat author up, bisa langsung tahu.

Terima kasih semuanya.

Episode 2 - Bertemu

"Keysa!" Panggil Pak Mirza, seorang lelaki yang sangat tampan blasteran Indonesia Turki , beliau merupakan CEO perusahaan dimana Keysa bekerja.

Gadis manis itu bekerja sebagai sekretaris Mirza Latafat sudah hampir lima tahun, Pak Mirza yang sudah menikah dan berumur kepala lima itu adalah orang baik, bijaksana dan perhatian terhadap karyawan. Beliau sudah dianggap ayah sendiri oleh hampir separuh perusahaan karena kebaikannya, termasuk Keysa.

Karena kebaikan itulah, Keysa merasa nyaman di posisi sekretaris perusahaan yang bergerak di bidang tekstil itu. Ia sangat menyukai pekerjaannya meskipun terkadang pak Mirza memerintahkan dirinya lembur.

"Assalamu'alaikum pak!" Sapa Keysa yang melihat atasannya berjalan ke arahnya.

"Wa'alaikum salam." Jawab Pak Mirza dengan senyumnya, meskipun usia sudah hampir setengah abad tapi jejak ketampanannya masih terlihat jelas. "Semangat pagi Keysa! kenapa kok senyumnya seperti ditahan begitu." goda pak Mirza.

"tidak ada apa-apa pak." Jawab Keysa yang sekarang berjalan berdampingan dengan bos nya.

"Oya, segera siapkan untuk meeting hari ini ya jam 9." Pinta pak Mirza seraya sesekali mengangguk menjawab sapaan dari karyawan yang mereka lewati.

"Baik pak, semua berkas sudah siap." Jawab Keysa yang memang sudah menyiapkan berkas untuk meeting hari ini kemarin sore.

Setiba di meja, Keysa segera meletakkan tasnya dan mengambil berkas untuk meeting bersama seluruh staf. Ia berjalan dengan segera dan menyiapkan ruang pertemuan dengan rapi dan mengecek semua peralatan yang akan di gunakan pak Mirza.

"Hei Key..." Sapa Sekar, sahabat Keysa sejak SMA hingga sekarang. "Rajin bener?" goda Sekar lagi yang melihat temannya sudah sibuk di ruang rapat padahal rapat masih kurang satu jam lagi.

"iyalah, demi kantor ini." Jawab Keysa yang memang sangat mencintai pekerjaan yang sudah menghidupi dirinya.

"Terus demi suami kapan?" Goda Sekar dengan mengerlingkan matanya.

"mulai deh." gerutu Keysa dengan memutar bola matanya malas. "Udah jangan mengganggu ya... yang sudah punya suami..." Kata Keysa dengan sedikit penekanan pada kata suami.

Sekar pun tertawa mendengar Keysa, kemudian ia berlalu pergi kembali ke kubikelnya sebagai admin keuangan kantor.

*****

Setelah beberapa jam di ruang rapat yang penuh dengan laporan-laporan berbagai bidang di kantor dan solusi serta tanggapan Pak Mirza, akhirnya rapat bulan ini pun selesai.

Keysa kembali ke meja kerjanya, begitu pula dengan yang lain. Gadis manis itu merenggangkan sedikit otot-otot tangannya dan mulai menghidupkan kembali komputer yang belum sempat menyala sejak tadi pagi.

"Keysa, setelah ini apa jadwal saya?" tanya Pak Mirza yang baru saja keluar dari ruangannya pada Keysa.

"jam 2 nanti ada pertemuan dengan Pak Subrata dari Centra Utama. Setelah itu tidak ada lagi pak." Jawab Keysa seraya berdiri dari tempat duduknya.

"Oh.. baiklah, klo begitu saya akan makan siang dirumah saja dan nanti akan langsung menemui Pak Subrata." Jelas Pak Mirza dan kembali masuk ke ruangannya.

Keysa pun duduk kembali, mengambil beberapa berkas hasil laporan dan mencatat semua notulen rapat dengan rapi sesuai perbidang.

"Key..." Sapa Sekar seraya menepuk pundak Keysa. "Makan siang yuk..." ajak Sekar

"Ya bentar." Jawab Keysa yang menumpuk kembali pekerjaan yang akan ia kerjakan tadi. "makan siang di kantin aja ya? aku males banget keluar."

"Jangan dong Key, aku pengen makan di luar sambil refresh otak sebentar." Cengir Sekar.

"Emang makan dimana?" Tanya Keysa

"Di restoran Jepang tak jauh dari sini." Jawab Sekar memilih seafood untuk makan siangnya kali ini.

Keysa pun hanya menuruti keinginan Sekar, sahabat yang banyak maunya itu. Mereka turun ke lantai bawah dan segera mengambil motor matic kesayangan Keysa.

Di perjalanan mereka pun saling diam, Keysa memang tipe wanita yang tak suka ngobrol saat berkendara, bukannya apa-apa ia tak mau terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

"Bukannya itu mas Rizwar ya?" Tanya Sekar dalam hati, yang melihat Rizwar tukang bakso keliling yang sering lewat di depan rumahnya. Setelah mendekat dan terlihat jelas Sekar pun meminta Keysa untuk meminggirkan motornya.

"eh... Key... minggir dulu." pinta Sekar seraya menepuk pundak Keysa.

"Ada apa?" tanya Keysa heran yang masih mengendarai motornya.

"Udah minggir dulu!" pinta Sekar lagi. Setelah minggir Sekar pun turun dan berlari ke arah pedagang bakso yang dikira Rizwar. "Mas Rizwar!" teriaknya kemudian dan membuat lelaki berbadan tinggi dan berkulit putih itu berhenti.

"eh...mb Sekar." Sapa Rizwar,

"uh... ternyata bener mas Rizwar." Ucap Sekar lagi masih dengan nafas tergopoh-gopoh. "Kok lama gak lewat depan rumah?"

"ya mb... maaf habis berduka." Jawab Rizwar seraya tersenyum yang memang terkenal sangat ramah pada para pelanggannya.

"ow... berduka siapa mas?" tanya Sekar penasaran

"Satu bulan yang lalu ayah saya meninggal mb." jawab Rizwar seketika wajahnya berubah sedih teringat almarhum ayahnya.

"Innalillahi wainna ilaihi rojiun, turut berduka ya mas." Ucap Sekar merasa simpati serta tak enak hati mengetahui kematian ayah Rizwar.

"Sekar..." Panggil Keysa yang sudah berdampingan dengan Sekar. "Kok aku ditinggal gitu aja." Cemberut Keysa, gadis itu ditinggal oleh Sekar tanpa berpamitan.

"eh... iya...iya maaf." Ucap Sekar melontarkan permohonan maaf pada sahabatnya. "Oya, Key kenalin ini mas Rizwar dan mas Rizwar ini Keysa." Kemudian ia beralih lagi ke Rizwar.

Keysa dan Rizwar hanya saling memandang dan menganggukkan kepala tanpa menjabat tangan. Melihat hal itu Sekar pun berucap.

"Beli baksonya mas."

"Oh ya mb, gimana kalo duduk disana aja agak teduh dan sekalian saya istirahat." Ajak Rizwar seraya menunjuk pada pohon besar yang disampingnya ada tempat duduk dari beton.

"Ok mas." Jawab Sekar semangat karena ia sudah lama tidak menikmati bakso milik Rizwar.

"Lo Sekar.. kok malah beli bakso bukannya...." Bisik Keysa pada Sekar tak enak jika terdengar Rizwar.

"Aku ubah Key, aku kangen baksonya mas Rizwar yang enak." Jawab Sekar seraya duduk di bangku beton dan diikuti oleh Keysa.

Mereka berdua menunggu Rizwar yang masih menata gerobak baksonya, menurunkan kursi panjang yang menempel di gerobak.

"Bakso lengkap 2 apa satu nich?" Tanya Rizwar menoleh ke Sekar dan Keysa.

"Dua lah mas lengkap dan pakai lontong." Jawab Sekar.

"Yang satu gak usah pakai lontong dan gak pakai daun bawang." Sahut Keysa.

"Siap." Jawab Rizwar, lelaki itu pun segera menyiapkan bakso sesuai pesanan dan tak pakai lama memberikan dua buah mangkok bakso beserta isinya lengkap.

"ehm... bener-bener top baksonya mas." Puji Sekar seraya memakan bakso yang dipegangnya. "Ya kan Key?"

"ya, enak baksonya " Jawab Keysa manggut-manggut.

"makasih ya mb." Ucap Rizwar merasa senang dengan dua wanita yang memuji baksonya.

"Ehm.. mas Rizwar kok gak buka di rumah aja sich? atau dimana gitu biar gak keliling terus aku kan gak usah susah nyari kalo kepengen mas." Celoteh Sekar

"Ya nanti mb, kalo udah ada rejeki." Jawab Rizwar seraya duduk dibangku miliknya.

"Ow... kalau rejeki cewek mau gak mas?" Tanya Sekar asal dengan melirik Keysa yang melotot padanya mendengar pertanyaan temannya itu.

"Mulai dech" batin Keysa.

"Mau aja mbak, yang penting ceweknya juga mau. "Jawab Rizwar. "lagian susah mbak... kalo cari cewek mau sama orang susah seperti saya."

"Loh... kok merendah mas? kan yang penting pekerjaan mas halal, lagi pula gak semua cewek itu melihat materi." Sahut Keysa yang tak suka melihat orang yang patah semangat dan minder seperti Rizwar.

"Ya mas betul tuh, yang penting mas Rizwar selalu percaya diri dan berusaha mencari, kalau gak berusaha ya gak dapat-dapat. Kayak temen sebelah aku ini." Tambah Sekar lagi.

"Ow... mbak Keysa belum nikah?" Tanya Rizwar yang sedari tadi memang terlihat tertarik dengan Keysa.

"Dia belum nikah mas." Sahut Sekar, padahal yang ditanya Keysa. "Emang kamu nunggu apa sich Key?" pandangan Sekar beralih

pada Keysa.

"Nunggu dilamar." Jawab Keysa asal yang terus di goda oleh Sekar.

"Lah mas... udah ada yang siap dilamar nich, mas Rizwar kapan bisa kerumah Keysa?"

"Gak-gak mas." Potong Keysa segera, ia tak ingin Rizwar berpikir macam-macam. "Ngaco." Jawab Keysa kesal seraya memandang tajam temannya itu, yang mendapat gelak tawa dari Sekar.

"Becanda Key, tapi kalau beneran juga gak papa." gelak tawa lagi terdengar dari mulut Sekar.

Episode 3 - Rasanya Patah Hati

Sore hari pun menjelang, saat nya Keysa menyudahi pekerjaannya. Wanita itu segera merapikan mejanya, memasukan beberapa berkas di laci dan mematikan komputer yang berada didepannya.

Dengan langkah perlahan, wanita yang masih berstatus single itu berjalan keluar kantor dan sesekali menyapa beberapa karyawan lainnya yang juga pulang.

"Hai, belum dijemput?" Tanya Keysa yang melihat Sekar masih berada di lobi. Ia berjalan duduk disamping Sekar.

"Belum." Jawab Sekar, ia menggeleng kepalanya perlahan. "Key..." Panggil Sekar seraya menatap lekat ke arah Keysa.

"ehm..." Jawab Keysa hanya dengan berdeham, perempuan itu menyandarkan kepalanya di kursi sofa.

"Key... aku tadi sempat chat sama mas Rizwar, aku kasih nomer hp kamu, boleh gak?" Tanya Sekar meminta izin pada Keysa,

"Ngapain?" Jawab Keysa malas.

"Ya... dijadikan temen Key, barang kali bisa jadi temen tidur juga." Celetuk Sekar.

"Temen tidur? Aduh Sekar kok kamu mikirnya kayak gitu sich, emang aku cewek apaan?" Ucap Keysa segera meneggakkan kembali badannya, wajahnya cemberut mendengar ucapan temannya yang langsung menusuk ke dalam hati.

"Temen tidur yang sah, nona Keysa!" Tegas Sekar agar temennya yang suka bergelut dengan pikirannya sendiri itu mengerti.

"Mikirnya jauh amat." Kesal Keysa kembali duduk.

"La jodoh kan gak ada yang tahu, sekarang jadiin temen ngobrol aja, nanti kalo merasa nyaman jadi temen deket, kalau sudah tumbuh rasa cinta baru dech jadi pasangan hidup. Kalau gak ya tetep jadi temen. Gimana?" Tanya Sekar yang ingin sekali Keysa segera bisa menerima sosok pria disampingnya.

"Terserah kamu dech." Pasrah Keysa.

"Yes, eh... Key aku dah dijemput, makasih ya di temenin." Pamit Sekar seraya berdiri, menjabat tangan serta mencium pipi kanan kiri sebentar. "Eh ... nanti kalo dia chat di balas ya!"

"Ya.." Jawab Ketua pendek.

"Jangan jutek." Pesan Sekar

"Ya."

"Yang ramah, saling tanya jangan dia aja yang nanya." Pesan Sekar lagi yang tahu kebiasaan temennya gak mau tanya duluan.

"Ya, mami cantik, buruan gih... udah ditungguin." suruh Keysa tak enak dengan suami Sekar yang sudah berada di depan kantor.

"Janji ya Key!" Pinta Sekar memastikan keseriusan temannya.

"Insya Allah"

"ok, Assalamu'alaikum." Pamit Sekar segera pergi meninggalkan Keysa yang masih duduk di ruang lobi.

Setelah kepulangan Sekar, Keysa pun melangkah menuju tempat parkir dan segera mengendarai motor matic kesayangannya menuju rumah.

Di sepanjang perjalanan, Keysa melajukan motornya perlahan, pikirannya terngiang oleh kata-kata Sekar "Teman tidur". Sebuah kata dengan konotasi yang tidak mengenakkan hati. Sebuah celotehan yang mengiris hati Keysa meskipun itu hanya candaan Sekar.

Di usianya sekarang memang sering ia di bicarakan yang tidak-tidak oleh tetangga dan temen kantornya seperti apa yang dikatakan ibunya juga. Bahkan kedua orangtuanya sudah tak sanggup untuk mendengarkan kejelekan dan prasangka tetangga terhadap dirinya.

Tak terasa ia pun tiba di rumahnya, memarkirkan motornya dan turun dari sana. Tapi tiba-tiba jantungnya berdetak tidak karuan, "Apa yang terjadi?" Pikir Keysa seraya memegang dadanya yang terus dag dig dug tak karuan.

"Sudah lama jantung ini tak berdetak seperti ini, apa Arka ada di sekitar sini?" Pikir Keysa, entah apa yang terjadi pada dirinya semenjak ia mencintai teman kecilnya itu jantungnya selalu mengetahui keberadaan Arka bahkan sebelum ia melihat wajah lelaki pujaannya itu.

Keysa pun menengok ke kanan ke kiri mencari keberadaan Arka, setahu dirinya Arka tak pernah kembali lagi ke kampung semenjak ia putus dengan Keysa, entah ia berada dimana Keysa pun tak tahu.

Sosok yang ia kenal, tiba-tiba muncul dari belokan, ia tak sendirian tetapi berdua dengan seorang perempuan dengan paras yang cukup cantik dan manis. Jantung Keysa berdetak bertambah cepat dan sekarang dadanya pun merasa sesak melihat pemandangan yang ada di depannya. Wanita manis itu mengambil nafas panjang dan menghembuskan perlahan.

"Hai Key!" Sapa Arka seraya tersenyum pada Keysa. Lelaki itu merasa sangat bahagia bertemu dengan cinta pertamanya, rasa rindu yang terpendam selama ini terbayar sudah.

"Hai." Balas Keysa yang juga tersenyum manis menyembunyikan rasa sesak yang masih menempel pada dirinya.

"Gimana kabarnya?" Tanya Arka dengan mata berbinar, ingin rasanya memeluk gadis yang ada di depannya.

"alhamdulilah baik, sangat baik." Jawab Keysa. "Masuk dulu yuk!" Ajak Keysa basa basi padahal ingin rasanya Keysa mengusir mereka dari sana dan tak melihat dua sejoli itu.

"Gak usah Key makasih, aku buru-buru." Jawab Arka sambil tertunduk, seandainya sekarang ia tak mengajak gadis yang disampingnya, ia pasti akan masuk ke dalam rumah Keysa. "Aku mau balik ke Surabaya, tapi sebelumnya aku mengantar Bintari ke rumahnya." Kata Arka yang sebenarnya berat mengenalkan calon istrinya pada Keysa, karena di dalam dasar hatinya, Keysa masih memiliki tempat yang sama.

Keysa pun menatap Bintari setelah Arka menyebut nama itu, "Oh... gadis ini namanya Bintari, apa jangan-jangan gadis ini yang diceritakan Arka waktu itu." Pikir Keysa.

"Tari kenalin ini Keysa." Coba Arka memperkenalkan mereka berdua,

"Bintari." Ucap gadis bernama Bintari itu yang hanya tersenyum simpul dan menatap dingin pada Keysa.

"Keysa." Senyum Keysa tersemat dalam wajahnya.

"Dia gadis yang aku ceritakan itu." Sahut Arka, mengingatkan Keysa atas seorang gadis yang katanya mirip dengan Keysa dan sudah mengisi hati Arka.

"Ow... dia..." Jawab Keysa mengerti, kemudian beralih ke Bintari. "Aku titip Arka ya mbak, jaga dia baik-baik." Entah apa yang keluar dari bibir Keysa, kata-kata itu terucap begitu saja dari bibirnya.

"Ya mbak." Jawab Bintari yang merasa aneh dengan perkataan Keysa, tapi entahlah ia tak pusing dengan itu, lagi pula Arka sudah menjadi miliknya.

"Apa maksud Keysa dengan menitipkan aku pada Tari?" Batin Arka dalam hati.

"Aku balik dulu ya Key!" Pamit Arka yang dikepalanya masih terngiang pertanyaan atas ucapan Keysa.

"Ya, hati-hati ya!" Pesan Keysa seraya tersenyum pada Arka dan Bintari.

Keysa masih berdiri di samping motornya melihat kepergian dua sejoli yang baru saja berbicara dengannya. Tak terasa mata Keysa sangat panas dan berkabut. Segera ia masuk kedalam rumah, salampun tak lupa ia ucapkan dan berlalu segera masuk ke dalam kamarnya.

Wanita itu pun menjatuhkan badannya diatas kasur empuk miliknya, tangisnya pun pecah. Kepalanya di tutupi bantal agar suara tangisnya tak terdengar dari luar.

"Harusnya kamu bersyukur Key, Arka sudah mendapat orang yang jauh lebih baik dari pada dirimu." Ucap Keysa dalam hati, "Dan ingat Keysa kau yang melepaskan Arka, lelaki yang kau cintai sejak kecil itu, bukan salah dia jika ia mendapatkan pengganti dirimu." batin Keysa berkecamuk dalam dirinya.

"Beginikah rasanya patah hati Arka?" Tanya Keysa dalam tangisnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!