lima

Ibnu POV

Aku terkejut melihat wanita di hadapanku. Sudah lima tahun berlalu. Lihatlah dia sekarang, cantik, anggun, dan berkelas. Sejak dulu Alina memang cantik, tapi penampilannya yang sekarang membuatnya semakin cantik. Ingin rasanya aku memeluknya kalo saja tidak ada Dena disini. Tapi aku menahan diri.

Bukankah aku harus profesional?

Dia partner kerja sekarang.

Aku tak menyangka Alina ternyata seorang CEO yang banyak di bicarakan itu. Dulu seingatku dia hidup sebatang kara di Bandung saat kami berkenalan. Bundanya sudah meninggal saat dia duduk di bangku SMA.

Ah, aku harus mencari tahu.

Alina tidak datang saat pernikahanku dengan Dena. Padahal waktu itu dia sudah berjanji akan datang, tidak dia tidak berjanji. Dia hanya berkata mungkin.

Setelah pernikahan aku dan Dena mencoba mencari Alina. Tapi nihil.

Di rumahnya yang sudah ia jual kami tak menemukannya. Di kos an tidak ada. Bahkan di kampus tercatat Alina sudah mengundurkan diri dan keluar dari kampus.

Kami benar benar kehilangan jejak Alina.

Saat itulah kami berusaha menjalani hidup rumah tangga.

Sejujurnya aku tidak pernah mencintai Dena. Aku hanya menganggapnya sebagai seorang adik. Tapi demi janjiku pada Alina aku mencoba untuk mencintainya. Tapi nyatanya sampe saat ini pun aku masih tak paham bagaimana sebenarnya perasaanku pada Dena.

Jika dilihat sekilas mungkin kami tampak sebagai keluarga kecil yang bahagia. Tapi sebenarnya hatiku benar benar hampa. Hanya karena putri kecilku, satu satunya alasanku tetap mempertahankan rumah tangga ini.

Aku memang pengecut.

Aku belum.bisa move on dari Alin. Aku begitu mencintainya.

****

Siang itu, asisten Alin mendatangi kantorku.

Ia membawa sebuah undangan mewah berwarna gold.

Undangan pertunangan Alin.

Hatiku sakit tapi aku juga tak boleh egois, bukankah aku yang telah mengkhianatinya dulu?

Alin juga berhak bahagia. Mungkin sudah saatnya aku benar benar melepaskan Alin dan belajar untuk mencintai Dena.

"Andri, apakah aku bisa bertemu Miss Alin lagi? Ada suatu hal yang ingin ku bicarakan" aku mencoba membuat janji untuk ketemu Alin.

Aku ingat pesan bodoh yang kukirimkan pada Alin beberapa hari yang lalu. Mengajaknya bertemu berdua, pantas saja Alin langsung menolaknya mentah-mentah.

"Akan saya tanyakan pada Miss Alin dan akan saya atur jadwalnya, nanti saya akan menghubungi anda lagi, tuan. Saya permisi" pamit Andri

"Baiklah, terima kasih Andri" Aku mengantarkan Andri keluar dari kantorku.

Ku buka undangan berwarna gold itu untuk mencari tahu siapa laki laki beruntung yang akan bertunangan dengan Alin.

Ternyata benar, putra dari salah seorang konglomerat di Surabaya. Mereka pasti akan menjadi pasangan yang serasi.

Ibnu POV end

****

Alin masih memutar mutar bolpoint di tangannya.

Andri masih setia menunggu jawaban Alin. Ia duduk di sofa dengan santai sambil mengotak atik tab di tangannya. Menyelesaikan beberapa pekerjaan dan mengatur jadwal untuk Alin

"Kau bisa menolaknya Al, aku akan sampaikan permintaan maaf dan mengatakan kalo kau sibuk mempersiapkan pertunanganmu" Andri memberi saran.

Alin masih diam tak menjawab.

"Aku akan menemuinya. Tapi kau harus ikut" setelah beberapa saat akhirnya Alin buka suara. Andri hanya mengangguk tanda setuju.

****

Di sebuah ballroom hotel berbintang lima.

Dari dekorasi yang mewah nan elegant bisa di tebak siapa yang tengah menggelar pesta disini.

Ya inilah pesta pertunangan dua anak konglomerat, Doni Lukito dan Alina Hendrawan.

Pestanya begitu mewah dan meriah. Banyak tamu tamu penting yang hadir.

Andri menatap nanar pasangan yang kini tengah berdiri di atas panggung. Mereka tampak serasi dan sempurna. yang satu tampan bak pangeran di negeri dongeng, yang satu cantik elegan bak putri raja.

Andri merutuki nasibnya.

Salahnya sendiri, kenapa menaruh hati pada gadis yang jelas-jelas mustahil ia dapatkan.

Sekarang ia sendiri yang harus menelan pil pahit karena cintanya itu.

Hati Andri hancur tapi senyuman tetap tersungging di bibirnya.

Ya, ia mencoba berpura pura menutupi hatinya yang tinggal kepingan-kepingan.

Cinta bertepuk sebelah tangan ternyata begitu menyakitkan.

Ah, bagaimana ia bisa tahu kalo cintanya bertepuk sebelah tangan?

Bukankah ia belum pernah mengungkapkan perasaannya ke Alina?

Kalo saja yang disana itu bukan atasannya tentu ia sudah kabur sejak tadi meninggalkan pesta sialan ini.

Handphonenya berdering.

Tertulis "ibu" di layar handphonenya.

Andri segera menjauh dari pesta dan mengangkat telepon dari ibunya

"Iya bu, ada apa?"

"..."

"Apa? Sejak kapan?"

"..."

"Kenapa baru menelpon Andri sekarang? Baiklah Andri segera ke Jogja malam ini"

Buru buru Andri menutup teleponnya dan lari menembus kerumunan tamu pesta tersebut.

Berlari menuju parkiran, bergegas ke bandara dan segera terbang ke jogja malam itu juga. Melupakan patah hatinya...

Sang putri lebih membutuhkannya kini.

Terpopuler

Comments

lucky gril

lucky gril

semoga yang terbaik tuk alen🙏

2021-12-18

0

Kustri

Kustri

dgn siapakah hatimu berlabuh alena

penasaran

2020-11-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!