empat

Kembali ke rutinitas kantor.

Mungkin hati Andri masih terluka dengan kabar pertunangan Alin dan Doni. Tapi Andri selalu bisa menyembunyikan perasaannya.

Andri masuk ke ruangan Alin. Terlihat Alin sedang serius memeriksa beberapa dokumen.

"Pagi Miss Alina," sapa Andri ramah

"Pagi An, apa jadwalku hari ini?" Tanya Alin masih belum mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas di tangannya.

"Hari ini ada pertemuan dengan klien baru kita dari bandung, pimpinan mereka tuan Ibnu Baskoro yang akan langsung bertemu miss Alina. Mereka akan menjalin kerjasama. Mereka adalah perusahaan baru yang mulai berkembang. Mr Hendra yang menyuruh anda untuk menemuinya miss" jelas Andri panjang lebar

Alina sedikit kaget mendengar nama itu.

Ibnu Baskoro?

Tak mungkin kan itu Ibnu, sang cinta pertama.

Tapi dari Bandung?

Bukankah Ibnu berasal dari sana?

Dan beberapa hari kemarin Alina melihat Ibnu dan Dena di Surabaya. Bisa saja...

"Kenapa bukan ayah yang menemuinya? Bukankah mereka klien baru?" Alina masih menerka nerka

"Sebenarnya Mr Hendra baru saja berangkat ke Jakarta untuk meninjau kantor cabang yang ada disana, miss" jelas Andri.

Bisa ia lihat Alina agak terkejut dan tidak nyaman setelah mendengar nama Ibnu Baskoro.

Apa Alina mengenalnya?

"Dan ada satu kabar bahagia, pertunangan anda sudah di tentukan miss, dua minggu lagi acaranya akan digelar." Lanjut Andri

"Secepat itu?" Alina tampak acuh.

Andri masih bingung.

Bukankah seharusnya Alina bahagia?

Mengingat malam itu di pesta ia yang tampak mesra bersama Doni.

"Menurutmu apa aku bisa mencintai dan membuka hati untuk Doni?" Sungguh pertanyaan yang benar-benar di luar dugaan Andri.

"Bukankah anda sudah melakukannya?" Andri tampak bingung

"Berhenti memakai bahasa formal. Kita tidak sedang rapat atau bertemu klien, An" Alina mulai kesal.

"Al," sapa Andri dengan lembut. Alin menoleh dan menatap tajam pada asisten nya tersebut

"Aku pikir kau dan Doni saling jatuh cinta kemarin" Andri masih tak percaya

"Akting. Kau mengenalku lebih dari tiga tahun tapi kau bahkan tak bisa membedakan mana yang akting dan mana yang bukan" Alina tersenyum mengejek

Andri membuang nafas lega.

Setidaknya masih ada harapan untuk mencintai Alin. Kemarin ia terlalu dibutakan rasa cemburu sehingga tak tak bisa berpikiran jernih.

Ah, betapa bodohnya dirinya.

"Sebenarnya aku dan Doni sudah sepakat untuk membiarkan ini mengalir saja sampe rasa cinta itu tumbuh dengan sendirinya seperti yang dikatakan om Lukito kemarin. Tapi sampe sekarang aku masih tak ada perasaan apapun ke Doni selain rasa nyaman. Entahlah, An. Aku bingung" pengakuan dari Alin makin membuat perasaan Andri tak karuan.

"Lalu apa tujuan kalian berdua membuat kesepakatan ini jika memang kalian tidak saling jatuh cinta" tanya Andri penasaran

"Kami pikir gk ada salahnya mencoba. Toh kerjasama perusahaan akan semakin menguntungkan dengan status kami setelah bertunangan nanti. konyol memang, tapi aku gak mau bikin ayah kecewa lagi. Aku menyayangi ayah" Alina mencoba berpikir realistis.

Hubungan coba coba. Entah sampe kapan akan bertahan.

"Tapi aku akan tetap mencoba membuka hati untuk Doni. Semoga rasa cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu" lanjut Alin

"Kau mendukungku kan An?" Ah pertanyaan itu seperti pisau yang siap memporak porandakan isi hati Andri.

Sakit dan hancur.

Tapi Andri sadar, ia harus mendukung apapun keputusan Alina jika itu demi kebahagiaan Alina.

"Ya, tentu saja aku akan selalu mendukungmu" ucap Andri menahan emosinya.

"Kau memang asisten sekaligus sahabatku yang paling pengertian " Alina langsung menghambur ke pelukan Andri.

Hal ini sontak membuat Andri terkejut sekaligus gembira. Mendapat pelukan dari wanita yang ia cintai. Ya meskipun dirinya hanya dianggap sebagai seorang sahabat. Ada sakit di sudut hatinya.

"Pertemuan dengan Mr Ibnu tiga puluh menit lagi, Al. Kau ingin bersiap dulu?" Andri mengalihkan pembicaraaan.

"Kita berangkat sekarang. Ayo" Alin menarik tangan Andri.

Asisten itupun hanya menurut saja.

*****

Di Restoran sebuah hotel berbintang.

Andri masih berkutat dengan tab di tangannya, mengurusi semua email, berkas, dan jadwal Alina.

Berbeda dengan Alina yang sibuk mempelajari berkas mengenai perusahaan yang akan menjadi kliennya. Suara seorang wanita membuyarkan fokus keduanya.

"Selamat siang, maaf kami terlambat" wanita itu tampak canggung memberi salam.

Alina dan Andri mendongak bersamaan.

Terkejut,

Itulah yang kini dirasakan Alina dan wanita itu.

Sesaat keduanya terdiam dan hanya saling pandang. Mengira ngira apakah ini orang yang benar benar dikenalnya yang sudah bertahun tahun tak berjumpa

"Dena?" Alin terlebih dulu buka suara

"Alin?" Tampak canggung tapi Dena langsung memeluk sahabat lamanya itu.

Mencoba melupakan konflik yang pernah terjadi di masa lalu

"Kau? Perusahaan itu?"Alin masih menerka nerka.

"Iya, aku dan Ibnu merintisnya berdua. Belum sebesar perusahaanmu. Ah ternyata kau adalah CEO muda dan cantik yang orang orang bicarakan itu. Aku gak nyangka" Dena mengungkapkan kekagumannya

"Sebenarnya itu perusahaan ayahku, aku hanya membantunya" Alin tampak tersipu malu

"Ayah? Kau bertemu ayahmu? Sepertinya aku melewatkan banyak cerita" Dena masih kagum.dan penasaran

"Ya, mungkin kita harus meluangkan waktu untuk mengobrol dan bertukar cerita" usul Alin. Dena hanya mengangguk tanda setuju.

"Oh ya kenalin ini asisten ku Andri" Alin memperkenalkan Andri pada Dena. Keduanya saling berjabat tangan

"Mana Ibnu?" Tanya Alin

"Tadi dia lagi ke toilet, ah itu dia" Dena menunjuk seorang pria yang baru masuk ke resto dan berjalan menuju meja mereka

Tubuh tegap atletisnya, rambut cepaknya yang selalu tertata rapi, senyum khas nya, masih sama seperti terakhir Alin melihatnya.

Wajahnya terlihat semakin dewasa, jantung Alin berdetak tak karuan.

Ya Tuhan, perasaan apa ini?

Dia sudah menikah Alin, istrinya kini berdiri di depanmu, bukankah seharusnya kau mengubur dalam dalam perasaan itu.

Ibnu tampak terkejut saat mengetahui siapa bos dari perusahaan yang akan bekerja sama dengannya.

"Alina?" Hanya itu yang keluar dari bibirnya.

Selama lima tahun ia berusaha mati matian melupakannya, mengubur dalam dalam perasaan dan kenangan bersamanya. Kini malah di pertemukan kembali.

Dan lihatlah, Alina kini semakin cantik dengan setelan baju kerja yang ia kenakan, tampak semakin dewasa dan berkharisma.

Astaga,

Ibnu ingin segera membawa Alina ke dalam pelukannya andai tidak ada Dena disini.

"Hai Ibnu, senang akhirnya bisa berjumpa lagi denganmu" sapa Alina dengan lembut.

Ibnu masih terdiam dan berusaha bangun dari mimpi mimpinya,

"Pih, Alina ini ternyata CEO dari HR company" Bisikan Dena sukses membangunkan Ibnu dari mimpi mimpinya

"Be.. benarkah?" Ibnu masih terbata bata. Mencoba menata kata

"Baiklah, silahkan duduk. Kita mulai pembahasan kerjasama ini" Alin mencoba untuk bersikap profesional.

Akhirnya mereka berempat larut dalam pembahasan kontrak kerjasama.

Sesekali Ibnu mencuri pandang ke Alin.

Meskipun pura pura tak memperhatikan, tapi Alin sungguh merasakannya, tatapan Ibnu kepadanya. Dan entah mengapa Alin merasa risih dan tidak enak hati ke Dena.

Ia bukan pelakor yang menggoda suami orang, sekalipun itu mantan pacarnya yg terpaksa menikah dengan sahabatnya sendiri karena kecelakaan.

Alin benar benar merasa tak nyaman dan ingin segera mengakhiri ini semua.

"Baiklah saya rasa cukup sampe disini pembahasannya. Asisten saya Andri akan menghubungi kalian lagi jika ada pembahasan lebih lanjut" Alin benar benar sudah tak sabar.

Ia ingin cepat cepat pergi dari restoran ini dan pergi dari hadapan Ibnu yang sedari tadi terus memandangnya dengan tatapan aneh.

"Oh ya, jika kalian berdua masih disini dua minggu mendatang, aku mengundang kalian untuk datang ke pesta pertunanganku. Andri akan memgirimkan undangannya" Alin memberi isyarat pada asistenya.

Andri tampak mengangguk paham.

Deg,

Dena dan Ibnu sama sama terkejut.

Wajah Ibnu langsung merah padam memendam amarah.

"Kami permisi dulu, selamat siang" Alin langsung pergi meninggalkan pasutri itu. Andri menunduk pada kedua kliennya dan langsung berjalan cepat mengikuti bosnya.

Alin mendengus kesal begitu masuk kedalam mobil.

Pikirannya berkecamuk. Hatinya perih dan sedikit sebal.

"Kau mengenal mereka, Al?" Andri yang baru masuk ke dalam mobil langsung menodong Alin dengan berbagai pertanyaan.

"Ya, laki laki itu pacarku semasa kuliah, dan wanita itu sahabat baikku. Dena hamil anak nya Ibnu jadi mereka terpaksa menikah, dan aku memilih pergi jauh. Siapa menyangka Tuhan kembali mempertemukan kami sekarang" Alin bercerita dengan berapi api.

"Kau pergi begitu saja? Sudah pernah bicara? Mungkin mereka merasa perlu menjelaskan sesuatu" Andri mencoba bersikap bijak dan tidak memihak.

"Entahlah. Saat pernikahan mereka aku kabur ke Surabaya mencari ayahku dan mencoba membawa lari semua kenanganku bersama Ibnu" jawab Alin acuh

"Hmm, kisah cinta yang rumit" Andri menanggapi dengan sarkas

"Aku hanya tak suka cara Ibnu memandangku barusan. Seakan akan aku masih menyimpan perasaan itu padanya, padahal jelas jelas ada Dena, istri nya. Kenapa masih memandangku seperti itu?" Alin mengungkapkan kekesalannya

Ting

Sebuah pesan masuk di hp Alin

Nomer tak dikenal :[bisakah kita bicara berdua? Aku hanya ingin menyelesaikan semuanya. Ibnu]

Alin: [bukankah semua di antara kita sudah selesai? Ajak Dena kalo memang kau ingin bicara. Aku gak mau di tuduh sebagai pelakor]

Tak ada jawaban

"Dasar pengecut" Alin berdecak kesal

"Jangan lupa kau kirim undangan pertunanganku ke mereka" pesan Alin pada Andri

"Baiklah. Kita pulang sekarang?" Tanya Andri. Alin hanya mengangguk, dan Andri langsung melajukan mobil ke jalan.

Menembus jalanan yang lumayan padat. Meninggalkan hotel itu.

Terpopuler

Comments

Amrih Ledjaringtyas

Amrih Ledjaringtyas

aline move on dong...buang itu ibnu dpt yg lbh baik

2022-09-28

0

Uthie

Uthie

serruuu 👍🤗

2021-12-08

0

aruNada💦

aruNada💦

masih nyimak..suka ada kejutan ditengah cerita,,blm bisa nebak😂

2021-09-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!