dua

Alina memandang keluar jendela pesawat. Memandangi awan seputih kapas. Pikirannya terasa kalut. Banyak hal yang memenuhi pikirannya. Ia sendiri tidak tahu kenapa akhir akhir ini ia tidak bisa duduk nyaman tanpa memikirkan apapun selain pekerjaanya.

Kembali ke Bandung kembali mengingatkannya pada Ibnu.

Pria itu, baru kemarin Alina melihatnya di restoran. Ibnu tampak bahagia kini bersama Dena, sahabatnya.

Mantan pacarnya menikah dengan sahabatnya. Sungguh lucu sekali hidup ini.

"Dena hamil anakku" begitu singkat tapi mampu memporak porandakan isi hati Alin.

"Aku minta maaf Lin, ini semua diluar kesadaranku. Harusnya malam itu aku gak mabuk. Jadi ini semua gak perlu terjadi" Ibnu mencoba menjelaskan.

Alin masih bergeming, air mata turun di kedua pipinya.

"Ini gak ada hubungannya dengan perjodohan bodoh itu, Lin...

Ini benar benar kesalahanku dan kebodohanku" Ibnu mulai emosi

Alin ingat beberapa hari yang lalu Dena, sahabatnya pernah curhat kalo dia di jodohkan dengan Ibnu. Tentu saja Dena menolaknya mentah-mentah karena Dena tahu kalo Ibnu itu pacarnya Alin. Dena gak mau nyakitin Alin.

Tapi sekarang?

Cih, tetap saja akhirnya mereka akan menikah. Dan itu sama saja. Sama sama menyakitkan untuk Alin.

"Lin, aku benar benar minta maaf. Aku sungguh gak bermaksud nyakitin hati kamu" Dena ikut ikutan menjelaskan dan minta maaf

"Tidak bermaksud? Tapi sekarang kalian berdua tetap menyakitiku" jawab Alin terisak

"Alin, aku..."

"Cukup, Nu. Semua udah terjadi. Berjanjilah kalian akan hidup bahagia dan gak akan saling menyalahkan lagi. Aku akan pergi" Alin memotong perkataan Ibnu.

"Lin, kita masih temenan kan?" Dena memohon

"Ya, kita tetap teman. Tapi sekarang aku butuh waktu untuk sendiri" Alin berlalu meninggalkan dua temannya itu.

Ibnu, cowok yang Alin kenal saat baru masuk kampus ini. Saat itu Ibnu banyak membantunya. Awalnya mereka berteman. Hingga beberapa bulan setelahnya, Ibnu menyatakan perasaannya pada Alin. Alin sungguh bahagia kala itu karena sesungguhnya dia jatuh cinta pada Ibnu saat pertama kali mereka bertemu.

Dena, sahabat Alin sejak SMA. Dena adalah tempat Alin menumpahkan segala keluh kesah dan masalahnya. Apalagi saat bundanya meninggal, Dena lah yang terus mendampingi dan menguatkan Alin.

Alin menangis semalaman hingga matanya bengkak dan sembab. Menangisi Ibnu, menangisi kisah cintanya. Alin mengambil handphone nya. Mengetikkan nama Ibnu lalu mengirim pesan

Alin: [temui aku di cafe dekat kampus besok jam 8 pagi, aku ingin bicara berdua dan menyelesaikan hubungan kita] Send

Ibnu: [baiklah. Aku benar benar minta maaf. Aku akan datang besok] send

*****

Pagi itu di cafe,

Suasana masih sepi. Hanya satu dua mahasiswa yang mengisi meja meja cafe mungil itu. Alin masih memainkan jarinya di pinggiran cangkir kopinya.

Ibnu memperhatikan Alin yang wajahnya sembab. Sesekali Ibnu menarik nafas panjang mencoba menahan emosinya. Ingin rasanya dia memeluk kekasihnya itu. Tapi sepertinya Alin masih sangat terpukul dan enggan disentuh oleh Ibnu.

Belum ada yang mencoba memulai pembicaraan. Keduanya masih diam membisu.

"Kau akan membahagiakannya kan?" Alin berbicara tanpa memandang lawan bicaranya

"Dena sahabatku, kau harus membahagiakannya. Kau tidak boleh membuatnya sedih apalagi menangis" lanjut Alin.

Ibnu masih diam mendengarkan.

"Berjanjilah padaku Ibnu" suara Alin mulai bergetar. Sekuat tenaga ia tahan air matanya agar tidak berjatuhan.

"Ia Lin, aku berjanji" jawab Ibnu lemah,

"Kau akan datang?" Tanya Ibnu ragu sambil menyodorkan sebuah undangan

Alin memandang sekilas undangan tersebut lalu tersenyum

"Mungkin..." jawab Alin lirih

"Boleh aku memelukmu untuk tetakhir kalinya sebelum kamu benar benar menjadi milik orang lain?" Alin tak dapat lagi membendung air matanya. Ibnu segera menarik Alin ke pelukannya. Mendekapnya erat. Menumpahkan segala kerinduannya.

"Maafin aku, Lin. Maaf" hanya itu yang bisa Ibnu katakan.

"Terima kasih buat semuanya, Nu. Semoga kau dan Dena berbahagia" Alin mengecup pipi mantan kekasihnya tersebut sebelum pergi meninggalkan cafe.

Alin keluar dan tak menoleh lagi. Ia ingin melepaskan semua. Meninggalkan semua kenangan di cafe itu, di kampus itu, bahkan di kota itu.

Sorenya, Alin langsung terbang ke Surabaya. Ia sudah bertekad untuk mencari ayahnya dan meninggalkan semuanya. Menetap di Bandung hanya akan membuatnya semakin terluka. Ia harus membuka lembaran hidup baru. Tanpa bayang bayang Ibnu maupun Dena.

Pemberitahuan bahwa pesawat akan segera mendarat membuat Alin menghentikan lamunannya. Ia menghapus air mata di sudut matanya. Sejujurnya ia belum benar benar melupakan Ibnu. Kenangan kenangan indah bersama Ibnu begitu sulit ia lupakan, mengingat Ibnu adalah cinta pertamanya.

Alin bergegas menuju rumah almarhumah bundanya. Ia hanya mampir sebentar melihat rumah tempatnya di besarkan tersebut. Rumah itu kini di huni sepasang suami istri yang sudah tak muda lagi. Dulu Alin terpaksa menjual rumah tersebut untuk biaya kuliah. Tapi sang pembeli berjanji pada Alin untuk tak membongkar ataupun mengubah bentuk rumah tersebut karena di rumah itu banyak kenangan Alin dan bundanya. Kedua orang baik itupun masih mempersilahkan Alin jika sewaktu-waktu Alin ingin berkunjung atau menginap.

Waktu itu ayahnya pernah menawarkan untuk membeli kembali rumah itu. Tapi Alin tak setuju karena rumah itu nantinya hanya kosong dan tak berpenghuni. Biarlah begini saja.

Alin melanjutkan pergi ke pemakaman bundanya. Tak lupa sebuket lily putih kesukaan sang bunda Alin bawa. Berdoa dan berkeluh kesah, itulah yang selalu dilakukan Alin jika mengunjungi makam bundanya. Tak ada jawaban memang, tapi Alin merasa lega dan bahagia bisa berkeluh kesah pada bundanya.

Matahari sudah condong ke barat. Alin ikut penerbangan sore ini karena dia harus menghadiri pesta pak Lukito atau ayahnya pasti marah besar.

Alin menyalakan handphone nya yg sedari tiba di Bandung ia matikan.

Banyak sekali notif pesan dari Andri.

"Dasar sekretaris bawel. Udah macem emak-emak saja ni orang" Alin berdecak kesal.

Ia bergegas pergi ke bandara, dan kembali lagi ke Surabaya.

Alin baru mendarat. Handphonenya tak berhenti bergetar sedari tadi. Andri berkali kali meneleponnya

"Ia An, aku sudah sampe di Surabaya. Jam berapa pestanya?"

"..."

" iya, iya aku segera ke apartemen. Semua sudah kau siapkan?"

"..."

"Baiklah, jangan lupa datang menjemputku"

"..."

Baru saja Alin menutup telponnya tiba tiba

Bugh

"Auww" Alin meringis menahan sakit di badannya. Seperti habis menabrak raksasa rasanya

"Maaf nona, kau tidak apa apa? Mari ku bantu" sebuah tangan kekar membantu Alin berdiri. Suaranya yang serak serak basah terdengar begitu seksi.

Alin mendongak untuk melihat siapa yang baru saja ia tabrak.

Alin tercengang tak percaya.

Astaga, pria ini. Kenapa aslinya lebih tampan daripada di foto. Alin menelan ludah susah payah

"Nona Alina Hendrawan. Saya tak menyangka berjumpa anda disini" ah, pria itu sudah mengenali Alin ternyata. Pasti karena rencana perjodohan konyol waktu itu

"Tuan Doni Lukito, senang berjumpa dengan anda" Alin mencoba tersenyum ramah.

" sungguh kebetulan yang tak di duga, apa nona akan ke pesta ayah saya" tanya Doni sambil menatap Alin intens

"Panggil saja Alin, ia aku akan ke pesta tapi sepertinya aku harus ke apartemen dulu untuk bersiap siap. Ah semoga saya nanti tidak terlambat" Alin agak cemas

"Bolehkah saya mengantar anda ke apartemen. Nanti kita bisa pergi bersama sama ke pesta. Kalo anda tak keberatan tentu saja. Sebagai tanda permintaan maaf karena saya baru saja menabrak anda" Doni memberi tawaran.

Alin tersipu malu.

Bukankah seharusnya dia

yang minta maaf karena dia yang telah menabrak Doni?

Ah tapi sepertinya tawaran ini tak akan merugikan. Kalopun ia terlambat ke pesta ayahnya tak akan mengomeli dirinya karena ia datang bersama Doni.

Terpopuler

Comments

Arix Zhufa

Arix Zhufa

alur nya maju mundur...campur aduk

2024-01-04

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SEJATINYA, KLO BNAR2 MABUK TKKN BSA NGAPA2IN, DCEBURIN ORG KE LAUT, ATAU DIBUNUH ORG TK SADAR.. JDI JGNKN MAU ENA' IN PREMPUAN, BERJALN AZA SEMPOYONGN, JDI KLO TERJADI O.N.S DGN ALASAN MABUK. NONSEN & BULLSHIT..

2023-05-09

0

Asti 10

Asti 10

aku mampir Thor

2021-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!