Rahasia Hati

Rahasia Hati

semangat baru

Jihan melangkah pasti memasuki gedung kantor berlantai dua puluh empat. Hari masih pagi, namun matahari tak sopan memancarkan teriknya, membuat peluh sedikit berembun di dahi Jihan. Mungkin peluh gugup. Hari ini Jihan menerima undangan interview pertama nya setelah diwisuda seminggu yang lalu. Jihan memakai kemeja putih polos dan rok hitam pensil ditambah wedges hitam sesuai perintah perusahaan. Rambut lurus Sebahunya disanggul ala pramugari sehingga mempertegas garis leher yang jenjang sepadan dengan tubuh semampai nya. warna kulit sawo matangnya dipadukan dengan makeup minimalis sehingga membuat Jihan semakin eksotis. Pintu Lift terbuka tepat di lantai lima dua puluh tiga. Jihan menarik nafas lembut dan melangkah keluar. Tak ada sekat lain di ruangan ini,hanya satu pintu coklat tua klasik yang tertutup rapat. didepan pintu ada sebuah meja kosong dengan ukiran tulisan SEKRETARIS. Jihan melangkah perlahan, dia sedikit gugup.

"Jihan Sifradha, silahkan masuk" suara wanita dari speaker yang entah berada disebelah mana sempat membuat Jihan terkejut.

" Ya Tuhan, haruskah setegang ini?" Jihan bergumam pelan.

Jihan membuka pintu perlahan. sebelum seluruh tubuhnya masuk ke dalam ruangan itu, kepalanya sudah dicondongkan terlebih dahulu.

" Permisi" suaranya sedikit bergetar

" silahkan masuk Nona" suar wanita lagi, sama persis dengan suara speaker tadi.

Jihan masuk dan mendapati seorang wanita anggun berkacamata duduk di sofa mengahadap kearahnya.

" Pagi Nyonya"Jihan sedikit menunduk

" Silahkan duduk" wanita itu tersenyum sambil mengambil map didepannya. Jihan sedikit menengok ke arah kanan,dan mendapati tumpukan dua puluhan map lainnya.

" mereka sudah selesai diwawancara kemarin" wanita itu seolah membaca pikiran Jihan.

"O iya Nyonya" Jihan tersenyum gugup.

" Kamu peserta terakhir. semoga pilihan terakhir kami jatuh kepadamu"

Jihan menelan saliva yang terasa seperti duri.

wanita didepannya memperbaiki posisi duduknya lebih tegap " posisi sekretaris ini akan saya lepaskan karena saya akan fokus mengurus Ibu Dian, mantan Presiden Direktur perusahaan ini. oleh sebab itu saya menyeleksi betul-betul sosok yang pantas menggantikan saya."

" saya sudah membaca CV kamu. fresh graduate dari universitas terkemuka dengan nilai yang sangat baik. saya harap kamu bisa menggantikan saya" wanita itu tersenyum melihat Jihan yang tak berkedip mendengarnya menjelaskan.

" besok pagi, kamu mulai bekerja" sambung wanita itu

Jihan melotot ". b-besok???" Jihan sedikit terbelalak.

wanita itu membalas dengan senyuman " anggap saja keberuntungan mu hari ini. mulai besok hingga satu minggu kedepan kita mulai training"

Jihan tersenyum lebar "Siap Nyonya!!" refleks Jihan mengangkat tangan memberi hormat.

Wanita itu sedikit terkejut kemudian ia tersenyum, " kamu harus tetap bersemangat seperti ini ya, karena yang akan kau hadapi nanti adalah pengganti Presdir yang sedikit dingin dan perfeksionis"

Jihan perlahan menurunkan tangannya dan menyembunyikan senyumannya.

Ya ampun, soal dingin tak apa, tapi perfeksionis?? gerutunya dalam hati.

" Sekian wawancara mu,kamu boleh pulang dan bersiap untuk besok." wanita itu bangkit berdiri dan langsung menyodorkan tangan jenjangnya.

Jihan perlahan ikut berdiri dan menyambut tangan wanita itu " Nyonya yakin wawancara nya sudah selesai dan saya diterima?" Jihan memberanikan diri bertanya

Wanita itu tersenyum dan melepaskan jabatan tangannya " iya. memangnya mau bertanya apa? semua telah kamu jelaskan di lamaran dan CV kamu kan. ada hal lain yang mau dibahas?"

Jihan menggaruk rambutnya "Emm... sepertinya saya yang salah belajar semalam Nyonya"

"Belajar apa?" selidik wanita itu

" Sejarah perusahaan ini Nyoya. ternyata sedikitpun tidak ditanyakan" Jihan tersenyum kaku

" tidak usah dipelajari,perlahan kau akan tau segalanya.persiapkan dirimu mulai besok. besok juga kau akan tandatangani kontrak kerja"

Jihan tersenyum dan mengangguk, setelah itu pamit pulang

sampai diluar gedung, Jihan sempatkan untuk menengok keatas ujung gedung yang menjulang.

" Ya Tuhan, segampang inikah wawancara? sedangkan aku menahan lapar sejak semalam karena gugup"

Jihan melanjutkan langkahnya dengan senyuman.

*****

Jihan menuangkan Mie Panas pada mangkuk yang sudah berisi pentolan bakso.

" hmmm, Jihan.... saking gugupnya tadi tak menanyakan nama wanita cantik itu" Jihan mulai berbicara sendiri.

Jihan duduk dan melahap mie panas membayar rasa laparnya dr semalam.

" sebenarnya siapa si perfeksionis itu? Ibu Dian sudah pensiun, berarti di gantikan dengan penerusnya. pasti anaknya atau saudaranya. " selidiknya sendiri. tiba-tiba ponselnya berbunyi, dilayar muncul gambar ibu sambil menggendong anak laki-laki berusia sekitar lima tahun.

" Jihan.... bagaimana wawancara nya?" suara lembut wanita di seberang sana

" ma, Jihan diterima kerja" tak terasa air matanya mengalir

" Jangan menangis nak, usahamu selalu akan berhasil. mama yakin itu"

agh, mama akan selalu tau kapan aku tersenyum dan menangis, meski tak melihatku

Jihan menghapus air matanya " Jihan sayang mama. ma, Jehan mana?"

" lagi tidur nak. jangan khawatir dengan Jehan, mama yang mengatur semuanya.kapan mulai kerjanya?

" besok ma, training seminggu. katanya bos yang baru ini perfeksionis dan dingin"

"Gak apa-apa nak, ikuti aturan saja. sedingin dan seperfeksionisnya bos kamu, mama yakin Jihan lebih cerdas menghadapi nya kan?"

Jihan tersenyum " makasih ma"

"Jaga dirimu ya nak, buat mama n jehan bangga. mama sayang Jihan" wanita itu mematikan sambungan.

Jihan tau mamanya sedang menangis sehingga langsung diputuskan sambungan teleponnya.

Aku nggak akan jatuh lagi ma....Semangat!!! Batin Jihan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!