Richard masuk ke dalam apartemennya diikuti Sofiah.
stelah semua lampu dinyalakan, sofiah seakan paham maksud kedatangan mereka ke apartemen itu.
" aku tau kau merindukanku sayang" Sofiah mengecup bibir Richard.
Richard menyambut bibir Sofiah dengan ciuman penuh hasrat.Hasrat pria yang selama ini hampir ditinggalkannya kembali memuncak. Sofiah begitu paham menaikan gairah lelakinya ini. Tiga tahun berpisah tidak membuat dia lupa akan tubuh kekar Richard.
Richard melampiaskan hasratnya pada setiap inci tubuh sofiah. desahan dan erangan nikmat malam ini cukup membayar kepenatan Richard. Tiga jam berlalu, dan kini Richard tidur dengan pulas. Sofiah memandang lekat wajah Richard.
" aku paham kebutuhan mu sayang. Almaira mungkin memiliki hatimu,tapi ragamu akan bersamaku"
Jihan masuk kedalam kamarnya.
"Apa yang mereka lakukan sekarang ya?"
Batin Jihan penasaran.
"Ah bodo amat, Nona Sofia pandai memikat. Sebaiknya aku tidur, Besok pasti ada perintah aneh lagi dari si tuan es krim"
Sebelum Menutup Mata membuka layar HPnya dan mencium foto ibu yang sedang menggendong anak laki-laki kecil.
..........
Richard perlahan membuka matanya. ma Sofiah keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk seksi.sengaja dia belum berpakaian biar mengumpan gairah Richard kembali. Richard bangun dan langsung menuju kamar mandi. Sofiah sedikit jengkel karena diabaikan.
selesai mandi Richard langsung memakai pakaian nya. dia bersiap ke kantor. Sofiah masih duduk di tempat tidur namun telah berpakaian rapih.
" siapa dia?"
Richard hanya melirik sebentar ke arah Sofiah. dia paham maksud pertanyaan itu.
" asisten baru, namanya Jihan"
"aku tau namanya. sejak dulu asistenmu gak pernah ada semuda dia. pasti semua sudah berumur"
" mengganti suasana saja"
sofiah tersenyum sinis sambil berjalan ke arah pintu. sebelum keluar dari kamar sempat berbalik. " jika dia targetmu, ingatlah kalau aku sudah ada di sini ya"
Richard menatap dengan wajah datar. Aku punya cara tersendiri untuk membalas orang yang menyakiti ku.
...........
Jihan berdiri di lobi gedung. dia masih menungu kedatangan Bosnya. pagi ini dia ke rumah Richard tapi kata pembantu disana kalau semalam tuan tidak kembali ke rumah.
mobil Richard berhenti tepat di depan Jihan, dan Jihan membukakan pintunya.
" pagi tuan, tadi pagi saya ke rumah tapi tuan tidak ada. semalam tuan tidak pulang?"
Richard meliriknya tajam " buka. urusanmu"
Richard membetulkan jasnya dan berjalan masuk. Jihan mengernyitkan dahi"aduh,salah pertanyaan" gumamnya pelan dan berlari kecil mengikuti Richard menuju Lift khusus.
" siapkan berkas laporan proyek China. besok jadwalkan pertemuan dengan tim yang menangani"
" baik tuan"
" satu lagi. aku tidak suka gaya pakaianmu."
Richard keluar dr lift dan menuju ruangannya. Jihan tersentak dengan kata-kata Richard. memang dari awal bekerja, Jihan selalu menggunakan setelan celana dan blazer senada dengan sepatu hak tingginya 5cm saja. bahkan tidak pernah berdandan seperti sekretaris lainnya.
"seharusnya tuan tau kalo waktu untuk mengurus diri saya tersita banyak bersama tuan" gerutunya pelan sambil mengikuti Richard.
" sore ini pulanglah lebih awal. belanja atau ke salon" Perintah Richard saat berada di lift.
Jihan tersenyum senang " baiklah Tuan"
..........
Pertemuan dengan klien dari China pagi ini dimulai. Jihan tidak sempat ke rumah Richard karena langsung mengurus persiapan di hotel.
Jihan begitu fresh dengan gaya barunya. terlihat lebih cantik sehingga membuat beberapa pasang mata meliriknya.
pencil dress selutut berwarna ungu soft dipadukan dengan blazer hitam dan sepatu black pumps membuat Jihan sangat cantik. sengaj rambutnya di lepas tergerai sebahu dengan sedikit dibuat bergelombang dipadukan dengan makeup minimalis nya.
Richard yang sudah tiba di hotel langsung menuju kamar VVIP nya. memang hotel itu adalah miliknya, sehingga sudah ada kamar khusus untuknya.
Richard duduk di sofa dalam kamarnya. dia sedikit gugup. ini salah satu klien terpenting nya. jika proses negosiasi hari ini berhasil maka Richard akan memenangkan beberapa proyek besar perusahaan. dia sibuk membaca materi pemaparan yang dikirimkan Jihan ke Tab nya. tiba-tiba pintu kamar diketuk. belum semoat dijawab, pintu langsung dibuka dan Jihan tampil menawan dari balik pintu.
Richard sedikit terkejut dan terkesima. Jihan merubah total penampilannya,dan cantik sekali.
" ehem..maaf tuan. 30 menit lagi acara dimulai. saya hanya mau pastikan tuan sudah siap dengan materi yang saya kirimkan"
Richard segera mengalihkan pandangannya kembali ke tab d tangannya. " oh sedang saya pelajari, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan.duduklah"
Sebenarnya ini hanya akal Richard agar Jihan duduk di sampingnya. untuk memahami isi materi, tentunya dia lebih paham.
Jihan duduk di sampingnya, Richard sedikit gugup. tangannya sedikit bergetar.
" Tuan gugup?" suara Jihan memacahkan kegugupan nya.
Richard menatapnya datar. Refleks Jihan mengambil salah satu tangan Richard dan memegang nya erat dengan kedua tangannya. Richard terkejut dan ingin menarik namun dibiarkan tangannya di genggam penuh oleh Jihan.
Jihan tersenyum " ada seseorang yang sangat saya kenal juga seperti tuan. jika dia gugup atau takut, tangannya akan bergetar. nah kalau digenggam seperti ini pasti akan lebih baik. kita sudah berusaha, biarkan Tuhan yang mengambil alih semuanya."
Richard menatap tajam Jihan. tak disangka Jihan bisa merasakan kegugupan nya. dan memang benar perlahan gugup itu dapat dikuasainya.
Jihan tersadar dan langsung melepaskan tangan Richard. wajahnya merah padam karena malu " maaf tuan, saya tidak bermaksud apa-apa. sebaiknya saya ke ruang rapat lagi" secepat kilat Jihan berjalan menuju pintu. dia tidak berani menoleh karena dia tau saat ini Richard sedang menatapnya.
Richard tersenyum setelah Jihan menutup pintu kamarnya. dia melihat tangannya sambil tersenyum tipis " wanita aneh" gumamnya.
Rapat berjalan lancar, dan Richard tampaknya begitu terpengaruh dengan ucapan Jihan tadi. Dia menguasai rasa gugupnya dan membawakan materi dengan baik. tampak investor cina itu suka dengan pemaparan Richard. dan hasilnya kerjasama disepakati. Richard tersenyum bangga saat menandatangani perjanjian kerjasama dan melirik ke arah Jihan.
Thanks Jihan. Bisik hati kecil Richard sambil tersenyum pada Jihan. Jihan membalas senyuman itu dengan ragu-ragu.
Richard
...........
Dalam rangka merayakan keberhasilan rapat pagi tadi, Richard menyuruh Jihan untuk mengadakan pesta bersama seluruh karyawan semua divisi. pesta yang terlalu mendadak namun bisa disiapkan oleh Jihan.
" terimakasih untuk kerja keras kita semua dalam dua bulan terakhir. dan kabar baiknya adalah kita berhasil mendapatkan kerja sama dengan investor Cina itu. silahkan menikmati hidangan ini" Richard mengumumkan keberhasilan tadi disambut riuh tepukan tangan. pastinya semua karyawan akan senang karena akan disusul dengan bonus yang besar.
Jihan tersenyum senang dan segera menuju meja makan. Karena sibuk dengan rapat tadi, dia belum stemoat makan siang.
" aku mencari mu ternyata sedang makan disini" suara Richard membuat Jihan terkejut. hampir dimuntahkan nya nasi dan sop dari mulutnya, buru-buru Jihan minum air dan berdiri.
" maaf tuan, saya lapar"
" kamu saja yang lapar? seharusnya kamu tau tugasmu"
" maaf tuan"
"ikut saya ke kamar"
Jihan tidak berani membantah hanya mengikuti saja bosnya.
dalam kamar VVIP tadi sudah ada makanan yang disusun di meja. Richard duduk dikepala meja makan, dan Jihan diujungnya.
" ayo makan. ini bentuk ucapan terimakasih ku"
Richard mengambil beberapa menu dan makan dengan tenang. Jihan tampak gugup mulai mengunyah makanannya.
" siapa orang terdekat yang kamu bilang tadi pagi?"
Jihan mengangkat kepalanya " maaf tuan, saya asal bicara saja tadi" Jihan tidak mau menceritakan hal pribadinya
Richard menyunggingkan senyumnya " Rahasia rupanya"
Jihan tidak mau menanggapi nya dan melanjutkan makan.
" sudah punya pacar?"
Jihan tiba-tiba terbatuk-batuk mendengar pertanyaan Richard. segera dia meneguk air dan menatap Richard dengan bingung.
Richard menyadari pertanyaannya " em... jangan salah sangka. jika punya pacar, beritahu dia kalau kau akan sibuk nantinya. mungkin akan bersama ku mengurus proyek ini. ada kemungkinan kita ke luar negeri juga" Richard mengelak dengan mengalihkan maksud nya.
Jihan menggeleng " tidak ada tuan"
Richard tersenyum. senyuman itu membuat Jihan todak nyaman. namun karena lapar, dia tidak perduli selain mengisi perutnya.
aku akan segera memulai permainan ini Jihan. sampai kau betul-betul merasa tak berdaya dan meminta apunku. Richard menatap Jihan sambil memainkan gantungan kunci boneka panda di tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments