Jihan menekan bell.cukup panjang. semoga bel ini bisa menggantikan alarm dan segera membangunkan mu. Batin Jihan sambil berulang menekan bell. Tiba-tiba pintu dibukakan oleh seorang wanita paruh baya.
" Pagi Nona. Tuan Richard masih tidur" sapa wanita ini.
Jihan membalasnya dengan senyuman "ibu??"
" oh saya setiap pagi bertugas menyiapkan sarapan dan membersihkan rumah. mari silahkan masuk"
Jihan masuk dan duduk di sofa empuk d ruang tamu. Dia enggan menuju ke kamar Richard.
" Silahkan ke kamar tuan Richard saja Nona. Saya pamit ke dapur ya"
"oh iya bu, silahkan". Jihan tetap saja duduk sambil menimbang-nimbang niatnya untuk ke kamar Richard.
Dia bangun,melangkah dua langkah dan kembali duduk. Dia masih ragu. Terdengar langkah kaki perlahan menuruni tangga. Jihan bangkit berdiri dengan sigap, ketika sosok laki-laki tampan dengan setelan jas abu pilihan Jihan semalam, menuruni tangga. Jihan memperhatikan langkahnya. Tubuh tegap dan kekar, rahang yg kokoh dan mata indahnya seolah menghipnotis Jihan sesaat.
Sosok itu berdiri tegap d depan Jihan " aku membayarmu bukan untuk datang dan duduk manis di sofa ini"
Jihan sedikit tertunduk "ma maaf Tuan, saya terlambat karena...." Richard mengangkat tangan kanannya memberi kode untuk diam.
" kita kerumahnya ibuku dulu" Richard langsung keluar dan menuju mobil yang sudah parkir d lobi rumahnya.
Jihan berlari kecil mengikuti.
*****
Ibu Dian tampak begitu anggun dan cantik di usianya yang sudah tidak muda lagi. Jihan duduk diam mendengarkan ibu dan anak ini bercerita, meski tak sepenuhnya dipahami alur ceritanya.
" Richard.... sudah bertemu dengan Sofiah?" nada Ibu Dian begitu lembut. Richard hanya terdiam sambil memegang dagu dengan tangan kanannya yang disandarkan pada sandaran sofa.
" Sofiah sangat menunggumu nak, sejak acara pertunangan kalian selesai, kalian tak pernah bertemu kan" lanjut ibu Dian.
Ooo rupanya sudah tunangan, batin Jihan sambil sedikit membulatkan bibirnya. Richard sedikit melirik Jihan kemudian memperbaiki posisi duduknya " nanti saja mi, aku kan masih sibuk" jawabnya singkat
" kalau alasanmu masih sama dengan lima tahun lalu, bagaimana kamu berani membuka lembaran baru?"
Richard bangun berdiri dan Jihan sontak mengikutinya, kemudian Richard sedikit menunduk dan mencium pipi ibunya, " aku pamit jalan dulu ya mi, ada rapat penting pagi ini"
" hmmm, mengindari pembahasan soal Sofiah ya?" Ibu Dian menyelidiki.
" sudahlah mi, kalo pun Sofiah ingin bertemu toh dia bisa ke rumah atau kantor" Richard langsung berjalan keluar diikuti oleh Jihan. Jihan menundukan kepalanya sedikit untuk pamitan pada ibu Dian. sesegera mengejar Richard yang sudah masuk ke mobil.
seperti biasa, suasana hening. Jihan mengimbangi Richard yang diam sambil menatap keluar jendela. mobil memasuki halaman gedung kantor.
" Rapat pagi ini tunda ke jam 11 siang ya" perintah Richard yg segera disambut anggukan kepala Jihan.
mereka melangkah beriringan memasuki gedung. didalam lift pun Jihan tetap diam.
Richard masuk kedalam ruangannya, sedangkan Jihan duduk mengatur ulang jadwal rapat Tuannya.
" malam ini punya acara?" suara Richard tepat didepan nya
Jihan bangkit berdiri dan mengatur nafas karena kaget" tidak ada tuan"
" jam 8 malam ikut aku. ada acara penting" Tanpa menunggu jawaban dari Jihan, Richard kembali ke ruangannya.
" jam 8 malam?acara apa??kenapa tidak ada di agenda kegiatannya?" Jihan membolak balik lembaran catatannya. hari ini batas kegiatan rapatnya jam 3 sore saja.
pintu lift terbuka. Jihan mengangkat kepala diantara tumpukan berkasnya. terlihat sosok wanita cantik dengan stelan seksi berwarna merah bata lengkap dengan sepatu hak setinggi 20cm melangkah pasti ke arah Jihan. dari jauh sudah ada senyuman manis dan ramah dari bibirnya.
jihan berdiri dan menyambut nya dengan senyuman memamerkan pipi lesungnya " halo Nyonya, ada yang bisa saya bantu?"
" saya Sofi. mau ketemu Richard. boleh kan?"
Jihan mengingat nama itu. " saya lapor dulu ke Tuan..."
" tidak usah nona...biar saya langsung saja ya" Sofiah melangkah pasti menuju ruang Richard. Jihan tidak dapat dan tak mungkin menahan tunangan tuannya. Jihan kembali memeriksa berkas di depannya.
Ruangan Richard
"halo Richard" suara manja Sofiah berhasil membuat Richard sedikit terkejut.
Richard berdiri dari mejanya dan menyambut Sofiah dengan kecupan di pipi.
"kau terkejut dengan kedatangan ku?" Sofiah menyadarkan kepalanya di dada bidang Richard.
"sedikit" jawab Richard sedikit mendorong tubuh Sofiah.
Richard langsung duduk di sofa diikuti Sofiah yng langsung menyadarkan kepalanya dilengan laki-laki itu.
" apa yang membuat mu kembali?" Richard tetap dingin
" kontrak modelku di Milan sudah selesai sayang. aku kembli untuk memulai lagi denganmu"
Richard menarik nafas panjang " aku tak tertarik lagi dengan hubungan kita sofiah. sebaiknya kau kembali sibuklah dengan kegiatan mu. biarkan kita jalani sendiri kehidupan kita."
Sofiah menarik kepalanya dan menatap Richard" kau tak berubah.aku sudah memberikan waktu yang cukup lama untuj hatimu. pertunangan itu sengaja aku batalkan agar kau bisa memberikan waktu untuk kita. ternyata masih saja Almaira di pikiranmu"
Richard membuang tatapannya. " ada hal lain yang ingin aku lakukan. pulanglah"
Sofiah paham betul dengan sifat Richard. dia tidak akan suka dengan perdebatan, apalagi soal Almaira.
Dengan sedikit kecewa, Sofiah menuju pintu " aku akan terus berusaha mengeluarkan Alamaira dari otakmu. sampai ketemu lagi sayang"
Richard tak membalas tatapan Sofiah. Tangan kanan tetap dalam saku celananya sambil meremas gantungan panda kesayangannya.
Richard POV
aku seperti bongkahan es yang tidak mungkin mencair. cahaya Almaira seakan lenyap. suara terakhirnya dimalam itu seolah tidak mau pergi dari hidup ku.
dan kini aku berada dekat dengan sumber penyebab kepergianmu, cintaku. aku akan berusaha membuat dia mengerti dan merasakan betapa berat arti kehilangan. aku mungkin tidak akan membuka hati untuk siapapun dan hanya menunggu waktu untuk bertemu denganmu.
Richard melihat foto- foto wanita cantik di ponselnya.
.........
tok tok tok
kepala Jihan muncul dibalik pintu, Richard terkejut.
" rapat segera dimulai tuan"
Wajah Richard kembali datar " semua bahan sudah siap?" Richard memakai jas dan langsung berjalan keluar menuju lift
" sudah tuan. kopi khusus untuk tuan Albert sudah disiapkan di ruang rapat"
Richard tak menjawab dan Jihan berusaha menyesuaikan langkah kakinya.
Rapat dikatakan sukses. dan hasil kesepakatan bersama akan diadakan makan malam dengan tuan Albert malam ini. Jihan mengangguk paham dengan acara jam 8 malam tadi. Rupanya Richard sudah paham kalau kesepakatan kerjasama akan sukses sehingga dia sudah mempersiapkan acara itu.
Jihan tersenyum " hebat juga tuan Richard" gumamnya pelan.
............
Acara makan dimulai. meja panjang dipenuhi segala jenis hidangan. Diujung meja Tuan albert dan istrinya berdampingan, sedangkan berlawanan Richard dan Jihan. Jihan sempat melotot melihat hidangan ini. " apakah hanya kita berempat saja yang akan menghabiskan makanan sebanyak ini tuan?" tanya Jihan pada Richard.
Richard terkejut mendengar pertanyaan polos Jihan, disambut tewa tuan Albert dan istrinya. Richard tak menjawab hanya memainkan bola matanya,menutupi rasa malu. Jihan segera paham dan pura-pura menegung air.
makan malam yang cukup formal. Jihan terkejut ternyata Richard tidak begitu pendiam saat bercerita dengan tuan Albert. istri tuan Albert sesekali memuji Richard yang sukses dengan bisnis di usia kepala tiga.
Jihan diam-diam mengagumi Richard. senyuman tipis terukir di wajahnya.
" terimakasih untuk jamuan makan malamnya Tuan Richard" kata Tuan Albert ketika berdiri di lobi restoran menunggu mobinya.
" sama-sama tuan Albert. semoga kerjasama kita bisa menghasilkan keuntungan besar"
" semoga tuan Richard secepatnya menikah"
sambung Ny. Albert membuat Richard sedikit terkejut dan disambung senyuman manisnya. Jihan hanya tersenyum.
" Nona Jihan, terimakasih atas jamuan nya ya" Ny. Albert mengusap lengan Jihan
" terimakasih kembali Nyonya."
Tuan Albert dan istrinya segera berlalu dengan mobilnya.
tiba-tiba Richard terkejut ada tangan yang melingkar di pinggang nya dari arah belakang.
Jihan melihat Sofiah dengan dandanan cantik ya bersandar di belakang tuan Richard.
" sayangku..." suara manja Sofiah membuat Richard menarik nafas dalam dan menghembuskan nya kasar. Richard berusaha melepaskan rangkulan Sofiah.
" apa yang kau lakukan?!"
" aku mengikuti mu..."
Jihan sedikit melotot. " tuan..." jihan berupaya pamit
" kau pulanglah duluan"
Jihan mengangguk. dia tau akan ditelantarkan lagi, jadi dengan sigap dia menuju lahan parkir.
Richard menarik tangan Sofiah menuju mobilnya. Jihan menatap perlahan kemudian menggeleng kan kepalanya." mungkin Sofiah lah yang bisa mencairkan es itu".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments