My Teacher Is Mine

My Teacher Is Mine

MTIM-01 Bertemu Dengan Guru Dingin

Matahari tampak malu-malu memancarkan sinarnya. Suara ayam berkokok silih berganti menandakan malam telah berlalu. Setiap insan yang bernyawa disibukkan dengan aktivitasnya masing-masing. Tak terkecuali dengan aku, Angel Azzahra Caroline. Iyaa, itulah namaku. Gadis remaja yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Kejuruan.

Pagi ini kusambut dengan wajah yang berseri. Mengoles lotion di tangan dan kaki, sapuan lipbalm merah muda dan tak lupa menyemprotkan minyak wangi. Berputar membolak-balikkan posisi badan di depan cermin.

“Oke siip. Sudah sempurna.”

Gumamku memastikan tidak ada kekurangan satupun dari penampilanku.

“Mah, Angel berangkat dulu ya.”

“Gak sarapan dulu sayang ?”

“Angel masih kenyang, Mah. Nanti aja di kantin sekolah ya.”

“Emmm, ya udah. Tapi jangan lupa makan ya ! Oh iya, bekalnya udah Mamah masukkin ke tas.”

“Iya Mah, makasih. Mmuachh.”

Seperti hari-hari biasa, sebelum berangkat tidak pernah lupa untuk selalu mencium telapak tangan Mamah yang dibalas dengan kecupan dikening dari sang Ibu tercinta.

Bergegaslah kulangkahkan kaki menuju ‘Nusa Pertiwi’ tempat dimana anak-anak menimba ilmu.

“Pagi Angel. . .”

“Ehh Angel makin cantik deh . . . “

“Sendirian aja nih, mau ditemenin gak hehe ?”

Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutku untuk menjawab sapaan dari para remaja pria itu. Hanya lesung pipit serta ujung bibir yang tertarik sedikit ke atas yang tersimpul dari wajahku.

Bukan hal yang aneh memang, itulah yang selalu terjadi kala aku berjalan melewati sekumpulan pria. Sosok diriku yang terkenal kalem dan cuek terhadap para cowok membuatku sampai detik ini masih betah menjomblo. Bukannya tidak mau memulai hubungan spesial dengan lawan jenis, hanya saja hal yang terjadi pada masa lalu memberikan sedikit rasa trauma yang berkepanjangan.

“Ehh Angel, gue boleh ya liat tugas sistem komputer ? Sumpah deh susah banget sih tugasnya. gue udah angkat tangan gak kuat.”

Rajuk Alessyia, sahabat aku dari kecil sampai sekarang yang selalu nempel dan akur tak terpisahkan, bak perangko dan amplop.

“Tugas yang mana sih ? Emang ada tugas ya ?”

“Waah asli lo gak ingat ? Gak seperti biasanya. Biasanya lo tuh yang paling sigap sama tugas. Bahkan lo marah kalau gue gak ngerjain tugas.”

“Sumpah Cha gue gak inget sama sekali.”

“Itu lho tugas minggu lalu mapel nya Pak Angga Sutantyo.”

“Asliii gue lupa.” (menepuk jidat)

“Tumben sih lo mengabaikan tugas gitu. Ada masalah apa sih ?”

“Emmm. Jadi gini Cha sebenarnya . . .”

“Pagi !”

Sapaan dari seseorang yang tingginya sekitar 175 cm, dengan badan yang tegap, serta postur tubuh yang proporsional membuyarkan perbincangan Aku dan Alessyia pagi itu.

“Andi . .”

“Anna . .”

Satu per satu siswa dipanggil secara acak untuk menunjukan tugas yang diberikan pada minggu lalu. Gemetar, jantungku berdetak kencang, was-was, mulutku seolah terkunci rapat. Semakin tak karuan apalagi setelah Alessyia dikeluarkan karena tidak mengerjakan tugasnya. Sudah pasti, aku juga akan bernasib sama dengan Alessyia.

“Angel . . .”

“Iy . . iya Pak.”

Panjang kali lebar kucoba untuk menjelaskan kepada Pak Angga, namun tetap saja tak ada toleransi darinya.

“Sumpah ya gue kesel banget sama Pak Angga. Pantes saja dia terkenal dengan kedinginannya.” Gerutuku kesal.

“Kenapa sih cemberut gitu ? Jelek tahu udah kayak bebek aja tuh mulutnya monyong-monyong, panjang banget gitu. Hahaha.”

“Iiiihhhh Cha. . . Gue tuh kesel sama Pak Angga. Ini baru pertama dalam sejarah gue selama sekolah dikeluarin gak ikut belajar gara-gara gak ngerjain tugas. Masa gak ada toleransi sih ? Kan biasanya juga gue selalu ngerjain tugas. Cuma ini emang keadaannya gue benar-benar lupa. Emang lupa ada obatnya. Enggak kan ? Gue yakin pasti dia juga pernah bahkan sering lupa.”

“Hahahahaa udah-udah jangan marah-marah nanti banyak keriputnya lho, cepet tua.” Goda Alessyia.

***

Sedikit lemas kakiku saat tiba didepan sebuah ruangan. Bagaimana tidak. Di ruangan itulah ada seseorang yang membuat mood ku hancur hari ini. Perlahan kupegang knop pintu dan menariknya secara. Kulangkahkan kaki, mengedarkan mata ke seluruh penjuru ruangan. Nihil, tak ada siapa-siapa disitu.

“Permisi . . .”

“Lho kok sepi sih. Katanya dia bakal nungguin sampai gue ngumpulin tugasnya. Ini mana gak ada siapa-siapa di ruangan.”

“Ekhemm . . .”

Sontak aku terperanjat bahkan hampir terjatuh karena menginjak kain pel yang licin.

“Aaaawwwwwwww . . . ”

Pasrah sudah dengan mata terpejam yang aku bisa prediksi endingnya kalau aku akan jatuh tersungkur dihadapan Pak Angga.

“Ehh lho kok gak sakit ?”

Gumamku dalam hati. Perlahan kucoba membuka mata. Manik kami saling bertatapan. Segera ku jauhkan tubuhku dari badan kekarnya.

“Mmm. . maf. . Maaf Pak. Angel gak sengaja.”

“Lain kali hati-hati.”

“Iiy. . . Iyaa pak.”

“Itu kan juga gara-gara Bapak yang mengagetkanku.” Gerutuku pelan sehingga hanya terdengar samar oleh Pak Angga.

“Kenapa ?”

“Eee. . .gapapa kok Pak. Oh iya ini Pak saya mau ngumpulin tugas”

Hening beberapa saat. Detikan jam yang berputar saat itu terasa lebih nyaring dari suara apapun.

“Ya udah kamu boleh pulang. Tapi saya ingatkan jangan sampai kamu lupa lagi tidak mengerjakan tugas. Saya tahu kamu anak yang rajin dan pintar. Saya gak mau prestasi kamu menurun.”

Apa ini ? Apa dia barusan memuji ? Aaahh mana mungkin, dia kan orangnya dingin. Mungkin dia menyindir karena masih kesal gara-gara aku tidak mengerjakan tugasnya. Tapi yaa sudahlah terserah. Yang terpenting sekarang aku bisa pulang. Lelah rasanya sampai larut sore gini menghabiskan waktu di sekolah. Semuanya gara-gara tugas Pak Angga. Apalagi aku cuma seorang diri. Alessyia pulang lebih awal karena ditelepon salah satu anggota keluarganya.

“Duuhhh gimana ini. Masa gak ada yang lewat sih. Handphone mati lagi. Aku pulang gimana ?”

Tiddd . . .

Suara klakson membuyarkan lamunanku. Terlihat seorang pria dengan motor gede berwarna merah terang berhenti tepat dihadapanku. Perlahan dibukakan kaca helm hitam yang menutupi seluruh mukanya.

“Belum pulang ?”

“Belum Pak.”

“Kenapa ?”

“Nungguin ada yang lewat.”

“Jemputan ?”

“Iya.”

“Keluarga ? Pacar ?”

“Iiihh apaan sih kepo banget. Udah bikin hancur moodku hari ini. Pakai nanya-nanya lagi. Sumpah kesel banget. Kalau bukan gegara tugas dari anda ini saya tidak mungkin masih disini sampai selarut ini.”

“Bukan. Angkutan umum.”

“Naik apa ?”

“Naik bus. Tapi dari tadi belum ada yang lewat.”

“Rumahnya dimana ?”

“Rumah Angel di Cihampit, no.5, gang Bulakan. HP Angel mati jadi gak bisa hubungin orang.”

“Mau saya antar ?”

“Ehh gak usah Pak makasih.”

“Serius ?”

“Iya Pak. Saya gak mau ngerepotin.”

“Ohh ya udah. Tapi hati-hati kalau sore disini suasananya agak menyeramkan.”

Seketika merinding bulu punukku. Ku usap dan menengok kanan kiri. Sepi, benar-benar sepi. Tidak ada orang selain diriku. Pak Angga ngeselin banget sih.

“Hiks . . hiks. . . Mamah aku mau pulang . . .”

“Ya udah ayo pulang. Tadi di ajakin katanya gak mau. Sekarang malah nangis.”

“Ihhh Bapak apaan sih. Aku gak nangis. Bukannya Bapak tadi udah pulang ya. Kok sekarang ada disini lagi. Apa jangan-jangan . . .”

“Jangan-jangan apa ? Udah ayo cepat ! Ini saya, bukan hantu. Mau pulang gak ? Keburu malem nih.”

Tak ada seorang pun yang berani memulai pembicaraan sore itu. Hanya suara kendaraan lain melintas berpapasan yang terdengar oleh kami. Sesekali Pak Angga bertanya arah, dan aku hanya menjawabnya secara singkat.

“Makasih ya Pak. Oh iya, masuk dulu Pak biar Angel buatkan minum.”

“Gak usah. Saya langsung pulang saja.”

Ya ampun, aku kira udah hilang tuh dinginnya. Ternyata sama saja. Mungkin tadi dia khilaf.

“Eh, Mamah. . .”

“Kamu dianterin sama siapa sayang ? Kok gak di ajak masuk ?”

“Bukan siapa-siapa, Mah. Orang ngeselin.”

“Ngeselin tapi kok mau dianterin. Hayooohh . . .”

“Iiihhh Mamah. Udah ah Angel mau beberes dulu.”

Begitulah keseharian aku dengan Mamah. Kedekatan kami layaknya adik-kakak, teman atau bahkan sahabat. Mamah yang selalu asik untuk di ajak bicara. Dan mamah yang selalu mengikuti tren anak muda untuk menyesuaikan agar selalu mengerti bagaimana perasaan anaknya.

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

💞Nia Kurnaen💞

💞Nia Kurnaen💞

Mampir,baru mulai baca,sepertinya sih seru...salam kenal untuk authornya,sehat selalu dan sukses untuk semua karya karyanya...🙏

2023-05-03

0

Suzieqaisara Nazarudin

Suzieqaisara Nazarudin

Mampir thor,nyimak dulu...🙋🙋🙋

2022-09-01

0

Sari Dewi Sartika

Sari Dewi Sartika

keren Thor terhibur banget.....

2021-07-29

0

lihat semua
Episodes
1 MTIM-01 Bertemu Dengan Guru Dingin
2 MTIM-02 Pengganggu dan Penolong
3 MTIM-03 Luka di Masa Lalu
4 MTIM-04 Akankah Gagal Move On?
5 MTIM-05 Ujian dan Hadiah
6 MTIM-06 Pujian Dari Sang Guru
7 MTIM-07 Kegagalan Pertama
8 MTIM-08 Rindu dalam Mimpi
9 MTIM-09 Rahasia Yang Terungkap
10 MTIM-10 Rindu Untuk Siapa?
11 MTIM-11 Pengakuan Pak Angga
12 MTIM-12 Pengakuan Angel
13 MTIM-13 Kebimbangan Hati Angel
14 MTIM-14 Jawaban Bersyarat
15 MTIM-15 Bandung Kota Impian
16 MTIM-16 Memiliki Raganya Tapi Tidak Hatinya
17 MTIM-17 Orang Ketiga Dalam Suatu Hubungan
18 MTIM-18 Kecupan Pertama
19 MTIM-19 Mediasi Mengubah Perasaan
20 MTIM-20 Prasangka Negatif
21 MTIM-21 Pejuang Lampu Hijau
22 MTIM-22 Lomba Lari Dengan Pak Guru
23 MTIM-23 Jumpa Pertama Dengan Calon Buah Hati
24 MTIM-24 Papah Naik Pitam
25 MTIM-25 Menjalani Hukuman
26 MTIM-26 Sidang Putusan
27 MTIM-27 Bayangan Motor Merah
28 MTIM-28 Memory Masa Kecil
29 MTIM-29 Peresmian Status
30 MTIM-30 Pengalaman Pertama Kuliah
31 MTIM-31 Berkenalan Dengan Kakak Senior
32 MTIM-32 Alasan Menyukai Novel
33 MTIM-33 Salah Paham
34 MTIM-34 Kembali di Cap Pelakor
35 MTIM-35 Berawal Dari Gudang
36 MTIM-36 Trauma Dimulai
37 MTIM-37 Meminta Jarak
38 MTIM-38 Kebahagiaan & Derita
39 MTIM-39 Trauma Datang Lagi
40 MTIM-40 Keanehan Pak Angga
41 MTIM-41 Si Merah Bersejarah
42 MTIM-42 Rindu Yang Jatuh Kepada Angel
43 MTIM-43 Kejujuran Hati
44 MTIM-44 Nafas Buatan?
45 Visual Pemain
46 MTIM-45 Pengorbanan Cinta
47 MTIM-46 Penyesalan
48 MTIM-47 Kecemburuan Pak Angga
49 MTIM-48 Menyerah Atas Nama Cinta
50 MTIM-49 Menolak Restu Pak Angga
51 MTIM-50 Kekasih Baru
52 MTIM-51 Es Krim Legend
53 MTIM-52 Menendang Senjata
54 MTIM-53 Penyerangan Mendadak
55 MTIM-54 Foto Syur
56 MTIM-55 Peristiwa Hotel Angkasa
57 MTIM-56 Senjata Yang Tertidur
58 MTIM-57 Berlibur Dengan Pak Angga
59 MTIM-58 Romantisme di Saat Hujan
60 MTIM-59 Keluarga Haritama
61 MTIM-60 Terbangun Karena Kecupan
62 MTIM-61 Mengambil Alih Rendy
63 MTIM-62 Mencari Keberadaan Si Psycho
64 MTIM-63 Aksi Frans & Clarissa
65 MTIM-64 Koleksi Video Tak Senonoh
66 MTIM-65 First Kiss Yang Tertolong
67 MTIM-66 Membongkar Video Ranjang
68 MTIM-67 Peristiwa di Rumah Kosong
69 MTIM-68 Menolak Kehadiran Pak Angga
70 MTIM-69 Hanya Bayangankah?
71 MTIM-70 Kepergian Reza Mahardika
72 MTIM-71 Mencintai dan Dicintai
73 MTIM-72 Sehelai Handuk
74 MTIM-73 Sebatang Asap Rokok
75 MTIM-74 Tips Selesai Cepat
76 MTIM-75 Pindah Tugas
77 MTIM-76 Mata Elang
78 MTIM-77 Lamaran
79 MTIM-78 Pesta Topeng
80 MTIM-79 Dansa
81 Part Khusus
82 MTIM-80 Sensitif
83 MTIM-81 Kesempatan Kedua
84 MTIM-82 Wahana Permainan
85 Kilas Info
86 MTIM-83 Bioskop
87 MTIM-84 Memasak Bersama
88 MTIM-85 Quality Time Angel & Pak Angga
89 MTIM-86 Baku Hantam
90 MTIM-87 Benih Cinta
91 MTIM-88 Gaun Couple
92 MTIM-89 Petuah Pak Angga
93 MTIM-90 Pusat Perhatian
94 MTIM-91 Angel cemburu
95 MTIM-92 Pak Angga Menggoda
96 MTIM-93 Lagi dan Lagi
97 MTIM-94 Ada Apa Dengan Pak Angga?
98 MTIM-95 Merawat Pak Angga
99 MTIM-96 Restu Donor Darah
100 MTIM-97 Donor Darah
101 MTIM-98 Akankah Terbongkar?
102 MTIM-99 Mulai Terbongkar
103 MTIM-100 Restu Seperti Apakah?
104 MTIM-101 Harta Berharga
105 MTIM-102 Rumah Sakit Lagi
106 MTIM-103 Bagaimana Kabar Pak Angga?
107 MTIM-104 Pak Angga Menyerah?
108 MTIM-105 Pulang
109 MTIM-106 Restu Ibu
110 MTIM-107 Akhirnya...
111 Bonus Visual
112 MTIM-108 Hilangnya Kepercayaan
113 MTIM-109 Luka Tertutup
114 MTIM-110 Amarah Yang Memuncak
115 MTIM-111 Beni Come Back
116 MTIM-112 POV Beni Part I
117 MTIM-113 POV Beni Part II
118 MTIM-114 Fatamorgana
119 MTIM-115 Siapa lagi?
120 MTIM-116 Murid dan Guru?
121 MTIM-117 Masih Mencinta
122 MTIM-118 Pak Angga Kembali?
123 MTIM-119 Siapkah Melakukannya Sekarang?
124 MTIM-120 Berterus Terang
125 MTIM-121 Menagih Janji
126 MTIM-122 Congrats Angel & Pak Angga
127 MTIM-123 Lampu Hijau Resmi
128 MTIM-124 Peristiwa Lengkap
129 MTIM-125 Perubahan Drastis
130 MTIM-126 Malu ½ Mati
131 MTIM-127 Berbagi Kebahagiaan
132 MTIM-128 Sweet Couple (END)
133 Perpisahan
Episodes

Updated 133 Episodes

1
MTIM-01 Bertemu Dengan Guru Dingin
2
MTIM-02 Pengganggu dan Penolong
3
MTIM-03 Luka di Masa Lalu
4
MTIM-04 Akankah Gagal Move On?
5
MTIM-05 Ujian dan Hadiah
6
MTIM-06 Pujian Dari Sang Guru
7
MTIM-07 Kegagalan Pertama
8
MTIM-08 Rindu dalam Mimpi
9
MTIM-09 Rahasia Yang Terungkap
10
MTIM-10 Rindu Untuk Siapa?
11
MTIM-11 Pengakuan Pak Angga
12
MTIM-12 Pengakuan Angel
13
MTIM-13 Kebimbangan Hati Angel
14
MTIM-14 Jawaban Bersyarat
15
MTIM-15 Bandung Kota Impian
16
MTIM-16 Memiliki Raganya Tapi Tidak Hatinya
17
MTIM-17 Orang Ketiga Dalam Suatu Hubungan
18
MTIM-18 Kecupan Pertama
19
MTIM-19 Mediasi Mengubah Perasaan
20
MTIM-20 Prasangka Negatif
21
MTIM-21 Pejuang Lampu Hijau
22
MTIM-22 Lomba Lari Dengan Pak Guru
23
MTIM-23 Jumpa Pertama Dengan Calon Buah Hati
24
MTIM-24 Papah Naik Pitam
25
MTIM-25 Menjalani Hukuman
26
MTIM-26 Sidang Putusan
27
MTIM-27 Bayangan Motor Merah
28
MTIM-28 Memory Masa Kecil
29
MTIM-29 Peresmian Status
30
MTIM-30 Pengalaman Pertama Kuliah
31
MTIM-31 Berkenalan Dengan Kakak Senior
32
MTIM-32 Alasan Menyukai Novel
33
MTIM-33 Salah Paham
34
MTIM-34 Kembali di Cap Pelakor
35
MTIM-35 Berawal Dari Gudang
36
MTIM-36 Trauma Dimulai
37
MTIM-37 Meminta Jarak
38
MTIM-38 Kebahagiaan & Derita
39
MTIM-39 Trauma Datang Lagi
40
MTIM-40 Keanehan Pak Angga
41
MTIM-41 Si Merah Bersejarah
42
MTIM-42 Rindu Yang Jatuh Kepada Angel
43
MTIM-43 Kejujuran Hati
44
MTIM-44 Nafas Buatan?
45
Visual Pemain
46
MTIM-45 Pengorbanan Cinta
47
MTIM-46 Penyesalan
48
MTIM-47 Kecemburuan Pak Angga
49
MTIM-48 Menyerah Atas Nama Cinta
50
MTIM-49 Menolak Restu Pak Angga
51
MTIM-50 Kekasih Baru
52
MTIM-51 Es Krim Legend
53
MTIM-52 Menendang Senjata
54
MTIM-53 Penyerangan Mendadak
55
MTIM-54 Foto Syur
56
MTIM-55 Peristiwa Hotel Angkasa
57
MTIM-56 Senjata Yang Tertidur
58
MTIM-57 Berlibur Dengan Pak Angga
59
MTIM-58 Romantisme di Saat Hujan
60
MTIM-59 Keluarga Haritama
61
MTIM-60 Terbangun Karena Kecupan
62
MTIM-61 Mengambil Alih Rendy
63
MTIM-62 Mencari Keberadaan Si Psycho
64
MTIM-63 Aksi Frans & Clarissa
65
MTIM-64 Koleksi Video Tak Senonoh
66
MTIM-65 First Kiss Yang Tertolong
67
MTIM-66 Membongkar Video Ranjang
68
MTIM-67 Peristiwa di Rumah Kosong
69
MTIM-68 Menolak Kehadiran Pak Angga
70
MTIM-69 Hanya Bayangankah?
71
MTIM-70 Kepergian Reza Mahardika
72
MTIM-71 Mencintai dan Dicintai
73
MTIM-72 Sehelai Handuk
74
MTIM-73 Sebatang Asap Rokok
75
MTIM-74 Tips Selesai Cepat
76
MTIM-75 Pindah Tugas
77
MTIM-76 Mata Elang
78
MTIM-77 Lamaran
79
MTIM-78 Pesta Topeng
80
MTIM-79 Dansa
81
Part Khusus
82
MTIM-80 Sensitif
83
MTIM-81 Kesempatan Kedua
84
MTIM-82 Wahana Permainan
85
Kilas Info
86
MTIM-83 Bioskop
87
MTIM-84 Memasak Bersama
88
MTIM-85 Quality Time Angel & Pak Angga
89
MTIM-86 Baku Hantam
90
MTIM-87 Benih Cinta
91
MTIM-88 Gaun Couple
92
MTIM-89 Petuah Pak Angga
93
MTIM-90 Pusat Perhatian
94
MTIM-91 Angel cemburu
95
MTIM-92 Pak Angga Menggoda
96
MTIM-93 Lagi dan Lagi
97
MTIM-94 Ada Apa Dengan Pak Angga?
98
MTIM-95 Merawat Pak Angga
99
MTIM-96 Restu Donor Darah
100
MTIM-97 Donor Darah
101
MTIM-98 Akankah Terbongkar?
102
MTIM-99 Mulai Terbongkar
103
MTIM-100 Restu Seperti Apakah?
104
MTIM-101 Harta Berharga
105
MTIM-102 Rumah Sakit Lagi
106
MTIM-103 Bagaimana Kabar Pak Angga?
107
MTIM-104 Pak Angga Menyerah?
108
MTIM-105 Pulang
109
MTIM-106 Restu Ibu
110
MTIM-107 Akhirnya...
111
Bonus Visual
112
MTIM-108 Hilangnya Kepercayaan
113
MTIM-109 Luka Tertutup
114
MTIM-110 Amarah Yang Memuncak
115
MTIM-111 Beni Come Back
116
MTIM-112 POV Beni Part I
117
MTIM-113 POV Beni Part II
118
MTIM-114 Fatamorgana
119
MTIM-115 Siapa lagi?
120
MTIM-116 Murid dan Guru?
121
MTIM-117 Masih Mencinta
122
MTIM-118 Pak Angga Kembali?
123
MTIM-119 Siapkah Melakukannya Sekarang?
124
MTIM-120 Berterus Terang
125
MTIM-121 Menagih Janji
126
MTIM-122 Congrats Angel & Pak Angga
127
MTIM-123 Lampu Hijau Resmi
128
MTIM-124 Peristiwa Lengkap
129
MTIM-125 Perubahan Drastis
130
MTIM-126 Malu ½ Mati
131
MTIM-127 Berbagi Kebahagiaan
132
MTIM-128 Sweet Couple (END)
133
Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!