My Teacher Is Mine
Matahari tampak malu-malu memancarkan sinarnya. Suara ayam berkokok silih berganti menandakan malam telah berlalu. Setiap insan yang bernyawa disibukkan dengan aktivitasnya masing-masing. Tak terkecuali dengan aku, Angel Azzahra Caroline. Iyaa, itulah namaku. Gadis remaja yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Kejuruan.
Pagi ini kusambut dengan wajah yang berseri. Mengoles lotion di tangan dan kaki, sapuan lipbalm merah muda dan tak lupa menyemprotkan minyak wangi. Berputar membolak-balikkan posisi badan di depan cermin.
“Oke siip. Sudah sempurna.”
Gumamku memastikan tidak ada kekurangan satupun dari penampilanku.
“Mah, Angel berangkat dulu ya.”
“Gak sarapan dulu sayang ?”
“Angel masih kenyang, Mah. Nanti aja di kantin sekolah ya.”
“Emmm, ya udah. Tapi jangan lupa makan ya ! Oh iya, bekalnya udah Mamah masukkin ke tas.”
“Iya Mah, makasih. Mmuachh.”
Seperti hari-hari biasa, sebelum berangkat tidak pernah lupa untuk selalu mencium telapak tangan Mamah yang dibalas dengan kecupan dikening dari sang Ibu tercinta.
Bergegaslah kulangkahkan kaki menuju ‘Nusa Pertiwi’ tempat dimana anak-anak menimba ilmu.
“Pagi Angel. . .”
“Ehh Angel makin cantik deh . . . “
“Sendirian aja nih, mau ditemenin gak hehe ?”
Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutku untuk menjawab sapaan dari para remaja pria itu. Hanya lesung pipit serta ujung bibir yang tertarik sedikit ke atas yang tersimpul dari wajahku.
Bukan hal yang aneh memang, itulah yang selalu terjadi kala aku berjalan melewati sekumpulan pria. Sosok diriku yang terkenal kalem dan cuek terhadap para cowok membuatku sampai detik ini masih betah menjomblo. Bukannya tidak mau memulai hubungan spesial dengan lawan jenis, hanya saja hal yang terjadi pada masa lalu memberikan sedikit rasa trauma yang berkepanjangan.
“Ehh Angel, gue boleh ya liat tugas sistem komputer ? Sumpah deh susah banget sih tugasnya. gue udah angkat tangan gak kuat.”
Rajuk Alessyia, sahabat aku dari kecil sampai sekarang yang selalu nempel dan akur tak terpisahkan, bak perangko dan amplop.
“Tugas yang mana sih ? Emang ada tugas ya ?”
“Waah asli lo gak ingat ? Gak seperti biasanya. Biasanya lo tuh yang paling sigap sama tugas. Bahkan lo marah kalau gue gak ngerjain tugas.”
“Sumpah Cha gue gak inget sama sekali.”
“Itu lho tugas minggu lalu mapel nya Pak Angga Sutantyo.”
“Asliii gue lupa.” (menepuk jidat)
“Tumben sih lo mengabaikan tugas gitu. Ada masalah apa sih ?”
“Emmm. Jadi gini Cha sebenarnya . . .”
“Pagi !”
Sapaan dari seseorang yang tingginya sekitar 175 cm, dengan badan yang tegap, serta postur tubuh yang proporsional membuyarkan perbincangan Aku dan Alessyia pagi itu.
“Andi . .”
“Anna . .”
Satu per satu siswa dipanggil secara acak untuk menunjukan tugas yang diberikan pada minggu lalu. Gemetar, jantungku berdetak kencang, was-was, mulutku seolah terkunci rapat. Semakin tak karuan apalagi setelah Alessyia dikeluarkan karena tidak mengerjakan tugasnya. Sudah pasti, aku juga akan bernasib sama dengan Alessyia.
“Angel . . .”
“Iy . . iya Pak.”
Panjang kali lebar kucoba untuk menjelaskan kepada Pak Angga, namun tetap saja tak ada toleransi darinya.
“Sumpah ya gue kesel banget sama Pak Angga. Pantes saja dia terkenal dengan kedinginannya.” Gerutuku kesal.
“Kenapa sih cemberut gitu ? Jelek tahu udah kayak bebek aja tuh mulutnya monyong-monyong, panjang banget gitu. Hahaha.”
“Iiiihhhh Cha. . . Gue tuh kesel sama Pak Angga. Ini baru pertama dalam sejarah gue selama sekolah dikeluarin gak ikut belajar gara-gara gak ngerjain tugas. Masa gak ada toleransi sih ? Kan biasanya juga gue selalu ngerjain tugas. Cuma ini emang keadaannya gue benar-benar lupa. Emang lupa ada obatnya. Enggak kan ? Gue yakin pasti dia juga pernah bahkan sering lupa.”
“Hahahahaa udah-udah jangan marah-marah nanti banyak keriputnya lho, cepet tua.” Goda Alessyia.
***
Sedikit lemas kakiku saat tiba didepan sebuah ruangan. Bagaimana tidak. Di ruangan itulah ada seseorang yang membuat mood ku hancur hari ini. Perlahan kupegang knop pintu dan menariknya secara. Kulangkahkan kaki, mengedarkan mata ke seluruh penjuru ruangan. Nihil, tak ada siapa-siapa disitu.
“Permisi . . .”
“Lho kok sepi sih. Katanya dia bakal nungguin sampai gue ngumpulin tugasnya. Ini mana gak ada siapa-siapa di ruangan.”
“Ekhemm . . .”
Sontak aku terperanjat bahkan hampir terjatuh karena menginjak kain pel yang licin.
“Aaaawwwwwwww . . . ”
Pasrah sudah dengan mata terpejam yang aku bisa prediksi endingnya kalau aku akan jatuh tersungkur dihadapan Pak Angga.
“Ehh lho kok gak sakit ?”
Gumamku dalam hati. Perlahan kucoba membuka mata. Manik kami saling bertatapan. Segera ku jauhkan tubuhku dari badan kekarnya.
“Mmm. . maf. . Maaf Pak. Angel gak sengaja.”
“Lain kali hati-hati.”
“Iiy. . . Iyaa pak.”
“Itu kan juga gara-gara Bapak yang mengagetkanku.” Gerutuku pelan sehingga hanya terdengar samar oleh Pak Angga.
“Kenapa ?”
“Eee. . .gapapa kok Pak. Oh iya ini Pak saya mau ngumpulin tugas”
Hening beberapa saat. Detikan jam yang berputar saat itu terasa lebih nyaring dari suara apapun.
“Ya udah kamu boleh pulang. Tapi saya ingatkan jangan sampai kamu lupa lagi tidak mengerjakan tugas. Saya tahu kamu anak yang rajin dan pintar. Saya gak mau prestasi kamu menurun.”
Apa ini ? Apa dia barusan memuji ? Aaahh mana mungkin, dia kan orangnya dingin. Mungkin dia menyindir karena masih kesal gara-gara aku tidak mengerjakan tugasnya. Tapi yaa sudahlah terserah. Yang terpenting sekarang aku bisa pulang. Lelah rasanya sampai larut sore gini menghabiskan waktu di sekolah. Semuanya gara-gara tugas Pak Angga. Apalagi aku cuma seorang diri. Alessyia pulang lebih awal karena ditelepon salah satu anggota keluarganya.
“Duuhhh gimana ini. Masa gak ada yang lewat sih. Handphone mati lagi. Aku pulang gimana ?”
Tiddd . . .
Suara klakson membuyarkan lamunanku. Terlihat seorang pria dengan motor gede berwarna merah terang berhenti tepat dihadapanku. Perlahan dibukakan kaca helm hitam yang menutupi seluruh mukanya.
“Belum pulang ?”
“Belum Pak.”
“Kenapa ?”
“Nungguin ada yang lewat.”
“Jemputan ?”
“Iya.”
“Keluarga ? Pacar ?”
“Iiihh apaan sih kepo banget. Udah bikin hancur moodku hari ini. Pakai nanya-nanya lagi. Sumpah kesel banget. Kalau bukan gegara tugas dari anda ini saya tidak mungkin masih disini sampai selarut ini.”
“Bukan. Angkutan umum.”
“Naik apa ?”
“Naik bus. Tapi dari tadi belum ada yang lewat.”
“Rumahnya dimana ?”
“Rumah Angel di Cihampit, no.5, gang Bulakan. HP Angel mati jadi gak bisa hubungin orang.”
“Mau saya antar ?”
“Ehh gak usah Pak makasih.”
“Serius ?”
“Iya Pak. Saya gak mau ngerepotin.”
“Ohh ya udah. Tapi hati-hati kalau sore disini suasananya agak menyeramkan.”
Seketika merinding bulu punukku. Ku usap dan menengok kanan kiri. Sepi, benar-benar sepi. Tidak ada orang selain diriku. Pak Angga ngeselin banget sih.
“Hiks . . hiks. . . Mamah aku mau pulang . . .”
“Ya udah ayo pulang. Tadi di ajakin katanya gak mau. Sekarang malah nangis.”
“Ihhh Bapak apaan sih. Aku gak nangis. Bukannya Bapak tadi udah pulang ya. Kok sekarang ada disini lagi. Apa jangan-jangan . . .”
“Jangan-jangan apa ? Udah ayo cepat ! Ini saya, bukan hantu. Mau pulang gak ? Keburu malem nih.”
Tak ada seorang pun yang berani memulai pembicaraan sore itu. Hanya suara kendaraan lain melintas berpapasan yang terdengar oleh kami. Sesekali Pak Angga bertanya arah, dan aku hanya menjawabnya secara singkat.
“Makasih ya Pak. Oh iya, masuk dulu Pak biar Angel buatkan minum.”
“Gak usah. Saya langsung pulang saja.”
Ya ampun, aku kira udah hilang tuh dinginnya. Ternyata sama saja. Mungkin tadi dia khilaf.
“Eh, Mamah. . .”
“Kamu dianterin sama siapa sayang ? Kok gak di ajak masuk ?”
“Bukan siapa-siapa, Mah. Orang ngeselin.”
“Ngeselin tapi kok mau dianterin. Hayooohh . . .”
“Iiihhh Mamah. Udah ah Angel mau beberes dulu.”
Begitulah keseharian aku dengan Mamah. Kedekatan kami layaknya adik-kakak, teman atau bahkan sahabat. Mamah yang selalu asik untuk di ajak bicara. Dan mamah yang selalu mengikuti tren anak muda untuk menyesuaikan agar selalu mengerti bagaimana perasaan anaknya.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
💞Nia Kurnaen💞
Mampir,baru mulai baca,sepertinya sih seru...salam kenal untuk authornya,sehat selalu dan sukses untuk semua karya karyanya...🙏
2023-05-03
0
Suzieqaisara Nazarudin
Mampir thor,nyimak dulu...🙋🙋🙋
2022-09-01
0
Sari Dewi Sartika
keren Thor terhibur banget.....
2021-07-29
0