“Angel.”
“. . .”
“Angel Azzahra Caroline.”
“. . .”
“Ihh hallo Angel. . .”
“Aduh Cha apaan sih teriak-teriak. Berisik tau. Sakit nih kuping gue.”
“Ya habisan lo gue panggil dari tadi diem aja. Mikirin apa sih ? Bengong mulu.”
“Cha, gue mau cerita sama lo.”
“Oh iya lo kan janji mau cerita kemarin. Ayo cerita !”
“Iya ih bawel banget sih. Ini kan gue mau cerita, dengerin dulu dong jangan dipotong !”
“Hehehe iya deh maaf !”
Aku menceritakan secara detail kronologis dimulai dari Frans yang tiba-tiba muncul lagi di kehidupanku sampai Pak Angga yang mengobati luka lebam ditanganku.
“Serius ? Pak Angga ngobatin lo, Ngel ?”
“Cha yang terpenting sekarang tuh bukan itu. Tapi gimana kalau Frans maksa gue untuk kembali lagi ?”
“Tunggu tunggu . . lo yakin Pak Angga nolongin lo ?”
“Yaa gue juga gak percaya. Tapi itulah faktanya. Gue juga bingung dengan sikapnya Pak Angga, Cha”
“Ini keajaiban, Ngel. Sungguh keajaiban yang terjadi pada Pak Angga.”
“Iiihhh Cha. Udah dong jangan ngomongin Pak Angga terus. Kembali ke topik permasalahan Frans !”
“Ehh iya iya maaf. Gimana tadi nyampe mana ?”
“Gue takut kalau Frans maksa gue untuk kembali lagi bersamanya.”
“Udah gak usah dipikirin. Pokoknya lo jangan mau balikan lagi sama brengsek itu. Ehh udah adzan tuh, kita lanjut nanti”
***
Terdengar suara riuh-riuh remaja putri bergosip. Sama sekali tidak enak didengar. Berisik, histeris ga jelas. Dan apa juga yang mereka bicarakan, bak mendapati artis korea hadir tepat dihadapannya. Sungguh mengganggu gendang telingaku.
“Ngel lo tau gak siapa yang jadi imam sholat kita tadi.”
“Itu yang biasa kan.”
“Ih bukan. Masa lo gak tau sih.”
“Gak tau Cha. Gak merhatiin gue.”
“Itu Pak Angga.”
“Oohh Pak Angga. . . Eehh bentar, maksud lo Pak Angga guru kita ?”
“Ya iyalah Pak Angga yang dingin itu.”
Sekarang aku paham penyebab dari berisiknya para remaja putri tadi karena bergosip sosok Pak Angga. Seakan gak percaya, dibalik sikap dinginnya rupanya ia memiliki keistimewaan. Tinggi, tubuh tegap serta kekar, tampan, putih, religius, sempurna. Ehh tunggu apa sih ? Kok bisa-bisanya aku mikir gitu. Sempurna buat apa coba ? Buat calon suami ? Hahaha geli sendiri mikirnya.
Tapi emang benar Pak Angga itu sosok misterius. Kebanyakan orang mengenalnya dari penampilan luar yang terlihat kaku, ternyata menyimpan beberapa kebaikan yang tidak diperlihatkan kepada semua orang. Mungkin hanya orang yang beruntung yang dapat mengetahui betapa baiknya Pak Angga. Salah satunya, ia mengantarkan aku pulang karena tidak ada bus. Kemudian membantu aku lolos dari pria kurang ajar seperti Frans. Serta mengobati luka lebam di tanganku. Mungkin jika aku bercerita kepada orang lain, mereka tidak akan percaya dan malah menertawakanku. Sama halnya dengan Alessyia.
“Angel lo ikut gue aja pulangnya yuk !”
“Enggak ah, Cha. Rumah kita kan beda arah. Lo malah harus muter dulu. Jadinya gue ngerepotin lo dong.”
“Ya elaah, Ngel. Kita nih sahabatan udah lama, lo masih aja kaya orang lain ke gue.”
“Bukan gitu, Cha. Gue gak mau aja ngerepotin lo.”
“Hmmm.”
“Oh iya Cha. Gue tadi nabrak orang 3 kali tahu. Untung aja mereka gak marah ?”
“Kok bisa ? Gimana ceritanya ?”
“Ya gue jalannya nunduk, terus pikiran gue gak tahu deh gak fokus.”
“Pasti lo mikirin Pak Angga kan ?”
“Iiihhh Cha. Kok jadi bawa-bawa Pak Anga sih.”
“Bisa jadi lo masih terheran-heran dengan sikapnya Pak Angga yang baik banget ke lo ?”
“Enggak Cha.”
“Jangan-jangan Pak Angga suka sama lo, Ngel.”
“Makin ngaco deh. Udah ada bus, gue pulang dulu. Bye.”
***
Hembusan angin malam itu menyusup tembus ke kulit. Malangnya aku tidak ingat sama sekali untuk membawa baju tebal yang dapat menghangatkan tubuhku. Kutengadahkan menatap langit, gelap sangat, kemana perginya para bintang yang selalu kerlap-kerlip memancarkan sinarnya ? Aahh mungkin malam ini akan turun hujan.
Kulangkahkan kaki menyusuri gang sempit yang hanya muat oleh satu mobil berukuran kecil. Tak nampak seorang pun yang kutemui. Hanya sesekali kodok yang meloncat menjauhi langkah kakiku. Ku minum secara hati-hati susu kotak yang baru saja dibeli di mini market. Sontak saja aku terkejut berteriak histeris kala tangan seseorang menarik paksa tanganku dan menyudutkanku ke dinding pagar.
“Sssttt jangan berisik. Ini aku.”
“Frans. Ngapain lagi sih lo ?”
“Angel aku ini kan pacar kamu. Aku kangen sama kamu.”
“Haah pacar ? Selama ini lo kemana aja ? Lo sama sekali gak nyari gue ? Lo lupain gue ? Lalu sekarang apakah lo dicampakkan oleh kekasih lo sehingga mencari gue lagi ?”
“Aku bisa jelasin semuanya.”
“Gue gak perlu penjelasan lo.”
“Selama ini aku juga berusaha nyari kamu. Tapi kontak kamu gak bisa dihubungi. WhatsApp aku kamu blokir. Kamu kenapa tiba-tiba menghindar dari aku ? Bukankah kamu mencintai aku ? Tapi kenapa kamu tinggalkan aku ?”
“Jangan lo pikir gue gak tahu apa yang telah lo sama Clarissa lakuin ke gue setahun yang lalu. Gue emang masih kecil Frans. Tapi gue gak bodoh. Ohh iya lo nanya apa gue cinta sama lo ? Jawabannya iya, tapi itu dulu. Sekarang, gue bahkan udah lupa siapa lo. Hubungan kita udah berakhir setahun yang lalu saat lo mengkhianati gue.”
“Angel kamu jangan salah paham ! Kamu jangan mempercayai perkataan orang yang belum tentu benar.”
“Sorry ya Frans. Tapi kepercayaan gue buat lo telah hilang.”
“Tapi Ngel, aku gak mau putus. Aku masih cinta sama kamu. Kamu gak tahu betapa tersiksanya aku mencari kamu selama setahun terakhir ini ? Aku merindukan kamu, tapi tidak bisa menemukan kamu.”
“Gak usah drama dan berlaga menjadi korbannya. Gue sama sekali gak empati sama lo. Mulai sekarang lo jangan pernah temui gue lagi ! Jangan pernah muncul dihadapan gue lagi ! Karena dengan melihat lo itu hanya akan membuat luka yang telah susah payah gue sembuhkan terbuka kembali.”
“Angel . . tapi, Ngel.”
“Lepasin tangan gue atau gue lapor polisi. Gue serius Frans.”
Aku berusaha untuk melepaskan genggaman erat Frans, dan berlalu mengambil langkah kaki seribu tanpa menengok kanan-kiri meninggalkan pria yang kini menatap kepergianku yang semakin menjauhinya.
Sikap Frans benar-benar keterlaluan. Dia yang memutuskan untuk memilih wanita itu daripada aku. Dia yang meninggalkan. Dengan mudahnya kini dia kembali, dan bersikap seakan-akan ia menjadi korban yang ditinggalkan.
Tidak menyangka. Kenapa dulu aku bisa jatuh cinta kepada pria pengecut seperti Frans ? Mungkin kebanyakan seperti itu, hanya baik di awal. Menutupi keburukan sifat asli yang dimiliki demi menarik perhatian dari orang yang disukainya. Setelah berhasil memikat pujaan hatinya, barulah sifat dasarnya ia keluarkan.
Bagi orang yang susah jatuh cinta, dan tidak mudah melabuhkan hatinya kepada sembarang orang seperti diriku, move on merupakan kata yang sulit. Bukan sulit untuk mengucapkannya. Melainkan sulit untuk menjalankan apa arti dara kata move on tersebut.
Sekarang setelah berhasil kuraih kata move on apakah akan goyah dengan hadirnya kembali sosok Frans ? Cinta yang pernah hadir di masa lalu. Orang yang membawa cinta, dan juga memberikan luka.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Orang kayak Frans gak oerlu di inget lagi.. sekali selingkuh dia tetap akan selingkuh,apapun alasannya..
2022-09-02
0
Anita Venter
Pak Angga nggak nongol di episode ini, eh cuman bentar jadi Imam tadi, kuraaaannnng 😁😁
#MemilihCinta
#ay_pumkin
2020-11-21
1
nu_rzaqi
Aku udah vote dan like kak, jangan lupa mampir kekaryaku world work😊
2020-11-07
1