MTIM-02 Pengganggu dan Penolong

“Angel itu temen kamu udah nungguin di depan.”

“Alessyia maksud Mamah ?”

“Bukan. Orang dia cowok kok ?”

“Cowok ? Cowok yang mana, Mah ?”

“Kamu kebanyakan cowoknya sih, sampai lupa gitu.”

“Iihh Mamah mulai deh. Kan Mamah tahu Angel masih jomblo.”

“Tapi bukan yang kemarin nganterin lho sayang. Kali ini siapa lagi sih ?”

“Iya gak mungkin kalau orang yang kemarin Mah.”

“Lho kenapa gak mungkin ? Tapi Mamah suka yang kemarin.”

“Kan Mamah gak lihat, bagaimana bisa suka ?"

"Yaa gak tahu, feeling aja gitu. Belum lihat tapi Mamah bisa langsung suka. Mamah jadi penasaran gimana orangnya ?"

"Iihhh Mamah, udah ah Angel berangkat dulu, nanti kesiangan.”

“Ehh ini sarapannya gak dihabisin dulu ?”

“Engga mah udah kenyang. Assalamualaikum mah.” (Mencium tangan Mamah)

“Iya sayang Waalaikumsallam.”

Betapa terkejutnya aku saat melihat sosok yang menjemputku pagi itu. Ngapain dia datang lagi disaat aku sudah berhasil melupakannya. Bukan hal yang mudah untuk menghapuskan kenangan tentangnya. Setelah satu tahun aku berusaha mencoba melupakan sosok dirinya. Namun sekarang dengan mudahnya dia datang kembali di kehidupanku. Dengan senyum tanpa dosa yang terlukis diwajahnya seolah menampakkan bahwa semuanya baik-baik saja.

“Ngapain kamu disini ?”

“Angel, aku kangen sama kamu. Aku chat kamu kok gak dibalas ? Emangnya kamu gak kangen sama aku ?”

“Haha. Aku gak salah dengar ? Kangen ? Ke kamu ? Yaaa kali gue kangen sama lo. Gue kan gak kenal sama lo. Kenapa gue harus kangen ?”

“Angel kita kan dulu dekat, masa kamu lupa. Ini aku Frans. Kamu gak mungkin lupa kan sama aku ?”

“Maaf tapi gue buru-buru.”

“Angel biar aku antar kamu ke sekolah !”

“Iihhh apaan sih. Lepasin tangan gue.”

“Gak. Aku gak akan lepasin.”

“Lepasin atau gue teriak maling.”

“Angel aku cuma mau anterin kamu sekolah.”

“Tapi gue gak mau. Gak sudi. Lepasin ihh sakit.”

Tidd . . Tiddd . . .

“Kalau ceweknya gak mau gak usah maksa.”

Ditariknya tanganku dari genggaman Frans. Segera ia memakaikan helm di kepalaku. Melajukan motornya dengan kecepatan tinggi berlalu meninggalkan sosok pria yang berbeda usia 2 tahun dengan aku.

Tak ada yang berani membuka percakapan pagi itu. Aku masih bingung dengan yang terjadi barusan. Kehadiran Frans sungguh telah mengusik kembali ketenanganku. Hingga roda motor telah berhenti sama sekali tidak di sadari olehku.

“Kenapa gak turun ? Udah sampai.”

“Ehhh iya Pak. Makasih ya Pak.”

Perlahan ku lepaskan helm yang menempel di kepala, kuserahkan kepada yang punya.

“Tangan kamu gapapa ?” (Menarik perlahan tangan kananku).

“Aaww aww.”

“Sampai lebam gini. Biar nanti saya belikan obat.”

“Ehh gak usah Pak. Gak enak ngerepotin Bapak terus. Bapak udah bantuin Angel lepas dari dia aja Angel udah senang.”

“Ya udah cepet ke kelas. Bentar lagi masuk !”

Segera kulangkahkan kaki meninggalkan sosok yang telah menolongku pagi itu.

“Cha kemarin ada apa lo pulang duluan ?”

“Itu Mamiku sakit, Papiku diluar kota. Jadi gue nemenin Mami deh.”

Aku mengangguk-anggukan kepala pertanda mengerti dengan apa yang dijelaskan Alessyia.

“Btw, tugas Pak Angga gimana ?”

“Oh iyaa. Nanti gue kirim lewat email ya.”

Iyaa begitulah. Kami saling melengkapi. Jika ada yang aku gak ngerti, Alessyia membantuku. Begitupun aku membantu jika tidak ada yang dimengerti oleh Alessyia.

Tak ada rasa canggung di antara kami berdua. Bahkan satu sama lain tak ada yang dirahasiakan. Apapun cerita kehidupan aku tak ada satupun yang Alessyia tak tahu. Begitupun sebaliknya. Dan hal tersebut juga berlaku untuk kisah cinta kami.

Jam istirahat tiba, dering handphone memberitahukan bahwa ada pesan WhatsApp yang masuk.

“Ehhh Cha, Pak Angga nyuruh gue datang ke ruangannya. Ada apa ya ? Gue kan udah ngumpulin tugas.”

“Tapi lo yakin udah selesai kemarin kan urusannya dengan dia ?”

“Udah, Cha. Kan Pak Angga juga yang nyuruh gue pulang.”

“Ya udah lo datang aja siapa tau penting.”

“Tapi gue takut, Cha.”

“Gak bakal gigit juga kali, Ngel.”

“Iiihhh Cha. Gue serius.”

“Tenang aja, nanti gue nyusul kalo tugas gue udah beres.”

Pikiranku bertanya-tanya perihal ada apa Pak Angga memanggilku. Seingat aku, gak ada masalah lagi sama pak Angga.

“Permisi . . .”

“Silahkan duduk !”

“Ada apa ya Pak ? Tugas Angel udah dikumpulin kan ?”

Tak ada jawaban darinya. Cocok dengan julukan yang diberikan orang-orang, yaitu dingin, tak banyak bicara, ngeselin.

“Lihat tangan kamu !”

Ku angkatkan secara perlahan tanganku dan diletakkan di atas meja. Ia segera membuka tutup obat luka dan mengoleskannya pada lebam yang tergambar di tangan putih milikku. Jantungku berdetak sangat kencang. Bahkan aku tak mampu mengatur nafasku saat ia meniup secara perlahan ke tangan yang telah di beri obat tersebut.

Tampan. Gumamku dalam hati. Hidungnya yang mancung, matanya indah dengan warna hitam pekat. Bibir tipis yang akan menambah kesan manis pria tersebut saat tersenyum. Namun sayang, jarang sekali ia tersenyum. Bahkan aku tidak pernah melihatnya tersenyum.

“Kenapa melamun ? Awas kamu jatuh cinta sama saya.”

“Eemmm. Apaan sih Bapak pede banget deh. Kalau udah saya mau ke kelas. Makasih ya Pak.”

Pak Angga aneh banget sih. Kenapa dia peduli sama lebam ditanganku ? Yang aku tahu selama ini kan dia jutek, dingin, tidak pernah peduli sama orang lain. Semua orang juga setuju bahwa dia adalah guru yang paling dingin, persis kulkas. Aargghh kenapa gue jadi mikirin dia sih ?

“Angel. Lo udah balik ?”

“. . .”

“Angel ? Hallo ?”

“Iya Cha, kenapa ?”

“Lo kenapa melamun ?”

“Lo katanya mau nyusul gue ?”

“Sorry ! Ini gue baru selesai ngerjain tugasnya. Lo udah ada disini aja.”

“Telat sih lo.”

“Kenapa ? Kamu di apakan sama Pak Angga ?”

“Apa iya aku ceritakan semuanya pada Alessyia. Tapi kalalu dia malah ngeledek gimana ? Terus gimana coba jelasinnya ? Nanti dia salah paham ngira aku ada apa-apa sama Pak Angga.”

“Tangan lo kenapa, Ngel ? Lo dipukul ?”

“Eee-engga kok, Cha.”

“Sini gue lihat !”

Alessyia menarik paksa tanganku yang sedari tadi aku sengaja menutupinya dengan tangan kiri. Alessyia melihat dan mengamati secara detail.

“Ini . . . ini apa ? Lebam ? Benar kan kata gue lo dipukul sama Pak Angga.”

“Iiihhh ssstttt.”

Aku segera membungkam mulut Alessyia agar tidak terdengar oleh siswa yang lain.

“Nanti kalau anak-anak lain tahu bisa salah paham.”

“Terus ini tangan lo kenapa ? Jelasin ke gue !"

“Iya nanti gue jelasin. Tuh udah mau mulai pelajarannya.”

Setelah akhir pelajaran hari itu, aku bergegas keluar meninggalkan Alessyia. Rasanya bingung harus menjelaskannya dari mana. Apakah dimulai dari kehadiran Frans ? Atau langsung ke Pak Angga yang menolongku ?

“Ngel tungguin !"

“. . .”

“Angel . . .”

“. . .”

Tidak ada jawaban dariku. Kedua telingaku berpura-pura untuk tidak mendengar apapun yang dikatakan Alessyia. Langkah kakiku semakin dipercepat. Namun sayang, Alessyia cukup mampu menjadi pelari yang kuat, sehingga ia mampu menyaingi langkahku.

“Angel lo jelasin dulu apa yang terjadi antara lo sama Pak Angga !”

“Gak ada apa-apa, Cha.”

“Terus tangan lo kenapa ? Angel gue ini sahabat lo. Kalau ada yang nyakitin lo bilang ke gue ! Gue akan kasih pelajaran tuh orang.”

Beruntunglah sopir jemputan Alessyia telah tiba. Sehingga aku tidak perlu menjelaskannya hari ini.

“Itu sopir lo udah datang. Nanti gue cerita ke lo. Udah lo pulang aja. Kasian tuh nungguin lama.”

“Janji ?”

“Iya gue janji.”

*Bersambung*

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Waahh pak Angga perhatian banget sama calon makmum🤭🤭😅😅

2022-11-28

0

🦂...YR

🦂...YR

😍👍👍

2020-11-09

1

Hayat Ullah

Hayat Ullah

episode 2 dlu dek kaka sibuk kaka balik nie ke sini ceritanya bagus lanjut kan aja

2020-11-03

2

lihat semua
Episodes
1 MTIM-01 Bertemu Dengan Guru Dingin
2 MTIM-02 Pengganggu dan Penolong
3 MTIM-03 Luka di Masa Lalu
4 MTIM-04 Akankah Gagal Move On?
5 MTIM-05 Ujian dan Hadiah
6 MTIM-06 Pujian Dari Sang Guru
7 MTIM-07 Kegagalan Pertama
8 MTIM-08 Rindu dalam Mimpi
9 MTIM-09 Rahasia Yang Terungkap
10 MTIM-10 Rindu Untuk Siapa?
11 MTIM-11 Pengakuan Pak Angga
12 MTIM-12 Pengakuan Angel
13 MTIM-13 Kebimbangan Hati Angel
14 MTIM-14 Jawaban Bersyarat
15 MTIM-15 Bandung Kota Impian
16 MTIM-16 Memiliki Raganya Tapi Tidak Hatinya
17 MTIM-17 Orang Ketiga Dalam Suatu Hubungan
18 MTIM-18 Kecupan Pertama
19 MTIM-19 Mediasi Mengubah Perasaan
20 MTIM-20 Prasangka Negatif
21 MTIM-21 Pejuang Lampu Hijau
22 MTIM-22 Lomba Lari Dengan Pak Guru
23 MTIM-23 Jumpa Pertama Dengan Calon Buah Hati
24 MTIM-24 Papah Naik Pitam
25 MTIM-25 Menjalani Hukuman
26 MTIM-26 Sidang Putusan
27 MTIM-27 Bayangan Motor Merah
28 MTIM-28 Memory Masa Kecil
29 MTIM-29 Peresmian Status
30 MTIM-30 Pengalaman Pertama Kuliah
31 MTIM-31 Berkenalan Dengan Kakak Senior
32 MTIM-32 Alasan Menyukai Novel
33 MTIM-33 Salah Paham
34 MTIM-34 Kembali di Cap Pelakor
35 MTIM-35 Berawal Dari Gudang
36 MTIM-36 Trauma Dimulai
37 MTIM-37 Meminta Jarak
38 MTIM-38 Kebahagiaan & Derita
39 MTIM-39 Trauma Datang Lagi
40 MTIM-40 Keanehan Pak Angga
41 MTIM-41 Si Merah Bersejarah
42 MTIM-42 Rindu Yang Jatuh Kepada Angel
43 MTIM-43 Kejujuran Hati
44 MTIM-44 Nafas Buatan?
45 Visual Pemain
46 MTIM-45 Pengorbanan Cinta
47 MTIM-46 Penyesalan
48 MTIM-47 Kecemburuan Pak Angga
49 MTIM-48 Menyerah Atas Nama Cinta
50 MTIM-49 Menolak Restu Pak Angga
51 MTIM-50 Kekasih Baru
52 MTIM-51 Es Krim Legend
53 MTIM-52 Menendang Senjata
54 MTIM-53 Penyerangan Mendadak
55 MTIM-54 Foto Syur
56 MTIM-55 Peristiwa Hotel Angkasa
57 MTIM-56 Senjata Yang Tertidur
58 MTIM-57 Berlibur Dengan Pak Angga
59 MTIM-58 Romantisme di Saat Hujan
60 MTIM-59 Keluarga Haritama
61 MTIM-60 Terbangun Karena Kecupan
62 MTIM-61 Mengambil Alih Rendy
63 MTIM-62 Mencari Keberadaan Si Psycho
64 MTIM-63 Aksi Frans & Clarissa
65 MTIM-64 Koleksi Video Tak Senonoh
66 MTIM-65 First Kiss Yang Tertolong
67 MTIM-66 Membongkar Video Ranjang
68 MTIM-67 Peristiwa di Rumah Kosong
69 MTIM-68 Menolak Kehadiran Pak Angga
70 MTIM-69 Hanya Bayangankah?
71 MTIM-70 Kepergian Reza Mahardika
72 MTIM-71 Mencintai dan Dicintai
73 MTIM-72 Sehelai Handuk
74 MTIM-73 Sebatang Asap Rokok
75 MTIM-74 Tips Selesai Cepat
76 MTIM-75 Pindah Tugas
77 MTIM-76 Mata Elang
78 MTIM-77 Lamaran
79 MTIM-78 Pesta Topeng
80 MTIM-79 Dansa
81 Part Khusus
82 MTIM-80 Sensitif
83 MTIM-81 Kesempatan Kedua
84 MTIM-82 Wahana Permainan
85 Kilas Info
86 MTIM-83 Bioskop
87 MTIM-84 Memasak Bersama
88 MTIM-85 Quality Time Angel & Pak Angga
89 MTIM-86 Baku Hantam
90 MTIM-87 Benih Cinta
91 MTIM-88 Gaun Couple
92 MTIM-89 Petuah Pak Angga
93 MTIM-90 Pusat Perhatian
94 MTIM-91 Angel cemburu
95 MTIM-92 Pak Angga Menggoda
96 MTIM-93 Lagi dan Lagi
97 MTIM-94 Ada Apa Dengan Pak Angga?
98 MTIM-95 Merawat Pak Angga
99 MTIM-96 Restu Donor Darah
100 MTIM-97 Donor Darah
101 MTIM-98 Akankah Terbongkar?
102 MTIM-99 Mulai Terbongkar
103 MTIM-100 Restu Seperti Apakah?
104 MTIM-101 Harta Berharga
105 MTIM-102 Rumah Sakit Lagi
106 MTIM-103 Bagaimana Kabar Pak Angga?
107 MTIM-104 Pak Angga Menyerah?
108 MTIM-105 Pulang
109 MTIM-106 Restu Ibu
110 MTIM-107 Akhirnya...
111 Bonus Visual
112 MTIM-108 Hilangnya Kepercayaan
113 MTIM-109 Luka Tertutup
114 MTIM-110 Amarah Yang Memuncak
115 MTIM-111 Beni Come Back
116 MTIM-112 POV Beni Part I
117 MTIM-113 POV Beni Part II
118 MTIM-114 Fatamorgana
119 MTIM-115 Siapa lagi?
120 MTIM-116 Murid dan Guru?
121 MTIM-117 Masih Mencinta
122 MTIM-118 Pak Angga Kembali?
123 MTIM-119 Siapkah Melakukannya Sekarang?
124 MTIM-120 Berterus Terang
125 MTIM-121 Menagih Janji
126 MTIM-122 Congrats Angel & Pak Angga
127 MTIM-123 Lampu Hijau Resmi
128 MTIM-124 Peristiwa Lengkap
129 MTIM-125 Perubahan Drastis
130 MTIM-126 Malu ½ Mati
131 MTIM-127 Berbagi Kebahagiaan
132 MTIM-128 Sweet Couple (END)
133 Perpisahan
Episodes

Updated 133 Episodes

1
MTIM-01 Bertemu Dengan Guru Dingin
2
MTIM-02 Pengganggu dan Penolong
3
MTIM-03 Luka di Masa Lalu
4
MTIM-04 Akankah Gagal Move On?
5
MTIM-05 Ujian dan Hadiah
6
MTIM-06 Pujian Dari Sang Guru
7
MTIM-07 Kegagalan Pertama
8
MTIM-08 Rindu dalam Mimpi
9
MTIM-09 Rahasia Yang Terungkap
10
MTIM-10 Rindu Untuk Siapa?
11
MTIM-11 Pengakuan Pak Angga
12
MTIM-12 Pengakuan Angel
13
MTIM-13 Kebimbangan Hati Angel
14
MTIM-14 Jawaban Bersyarat
15
MTIM-15 Bandung Kota Impian
16
MTIM-16 Memiliki Raganya Tapi Tidak Hatinya
17
MTIM-17 Orang Ketiga Dalam Suatu Hubungan
18
MTIM-18 Kecupan Pertama
19
MTIM-19 Mediasi Mengubah Perasaan
20
MTIM-20 Prasangka Negatif
21
MTIM-21 Pejuang Lampu Hijau
22
MTIM-22 Lomba Lari Dengan Pak Guru
23
MTIM-23 Jumpa Pertama Dengan Calon Buah Hati
24
MTIM-24 Papah Naik Pitam
25
MTIM-25 Menjalani Hukuman
26
MTIM-26 Sidang Putusan
27
MTIM-27 Bayangan Motor Merah
28
MTIM-28 Memory Masa Kecil
29
MTIM-29 Peresmian Status
30
MTIM-30 Pengalaman Pertama Kuliah
31
MTIM-31 Berkenalan Dengan Kakak Senior
32
MTIM-32 Alasan Menyukai Novel
33
MTIM-33 Salah Paham
34
MTIM-34 Kembali di Cap Pelakor
35
MTIM-35 Berawal Dari Gudang
36
MTIM-36 Trauma Dimulai
37
MTIM-37 Meminta Jarak
38
MTIM-38 Kebahagiaan & Derita
39
MTIM-39 Trauma Datang Lagi
40
MTIM-40 Keanehan Pak Angga
41
MTIM-41 Si Merah Bersejarah
42
MTIM-42 Rindu Yang Jatuh Kepada Angel
43
MTIM-43 Kejujuran Hati
44
MTIM-44 Nafas Buatan?
45
Visual Pemain
46
MTIM-45 Pengorbanan Cinta
47
MTIM-46 Penyesalan
48
MTIM-47 Kecemburuan Pak Angga
49
MTIM-48 Menyerah Atas Nama Cinta
50
MTIM-49 Menolak Restu Pak Angga
51
MTIM-50 Kekasih Baru
52
MTIM-51 Es Krim Legend
53
MTIM-52 Menendang Senjata
54
MTIM-53 Penyerangan Mendadak
55
MTIM-54 Foto Syur
56
MTIM-55 Peristiwa Hotel Angkasa
57
MTIM-56 Senjata Yang Tertidur
58
MTIM-57 Berlibur Dengan Pak Angga
59
MTIM-58 Romantisme di Saat Hujan
60
MTIM-59 Keluarga Haritama
61
MTIM-60 Terbangun Karena Kecupan
62
MTIM-61 Mengambil Alih Rendy
63
MTIM-62 Mencari Keberadaan Si Psycho
64
MTIM-63 Aksi Frans & Clarissa
65
MTIM-64 Koleksi Video Tak Senonoh
66
MTIM-65 First Kiss Yang Tertolong
67
MTIM-66 Membongkar Video Ranjang
68
MTIM-67 Peristiwa di Rumah Kosong
69
MTIM-68 Menolak Kehadiran Pak Angga
70
MTIM-69 Hanya Bayangankah?
71
MTIM-70 Kepergian Reza Mahardika
72
MTIM-71 Mencintai dan Dicintai
73
MTIM-72 Sehelai Handuk
74
MTIM-73 Sebatang Asap Rokok
75
MTIM-74 Tips Selesai Cepat
76
MTIM-75 Pindah Tugas
77
MTIM-76 Mata Elang
78
MTIM-77 Lamaran
79
MTIM-78 Pesta Topeng
80
MTIM-79 Dansa
81
Part Khusus
82
MTIM-80 Sensitif
83
MTIM-81 Kesempatan Kedua
84
MTIM-82 Wahana Permainan
85
Kilas Info
86
MTIM-83 Bioskop
87
MTIM-84 Memasak Bersama
88
MTIM-85 Quality Time Angel & Pak Angga
89
MTIM-86 Baku Hantam
90
MTIM-87 Benih Cinta
91
MTIM-88 Gaun Couple
92
MTIM-89 Petuah Pak Angga
93
MTIM-90 Pusat Perhatian
94
MTIM-91 Angel cemburu
95
MTIM-92 Pak Angga Menggoda
96
MTIM-93 Lagi dan Lagi
97
MTIM-94 Ada Apa Dengan Pak Angga?
98
MTIM-95 Merawat Pak Angga
99
MTIM-96 Restu Donor Darah
100
MTIM-97 Donor Darah
101
MTIM-98 Akankah Terbongkar?
102
MTIM-99 Mulai Terbongkar
103
MTIM-100 Restu Seperti Apakah?
104
MTIM-101 Harta Berharga
105
MTIM-102 Rumah Sakit Lagi
106
MTIM-103 Bagaimana Kabar Pak Angga?
107
MTIM-104 Pak Angga Menyerah?
108
MTIM-105 Pulang
109
MTIM-106 Restu Ibu
110
MTIM-107 Akhirnya...
111
Bonus Visual
112
MTIM-108 Hilangnya Kepercayaan
113
MTIM-109 Luka Tertutup
114
MTIM-110 Amarah Yang Memuncak
115
MTIM-111 Beni Come Back
116
MTIM-112 POV Beni Part I
117
MTIM-113 POV Beni Part II
118
MTIM-114 Fatamorgana
119
MTIM-115 Siapa lagi?
120
MTIM-116 Murid dan Guru?
121
MTIM-117 Masih Mencinta
122
MTIM-118 Pak Angga Kembali?
123
MTIM-119 Siapkah Melakukannya Sekarang?
124
MTIM-120 Berterus Terang
125
MTIM-121 Menagih Janji
126
MTIM-122 Congrats Angel & Pak Angga
127
MTIM-123 Lampu Hijau Resmi
128
MTIM-124 Peristiwa Lengkap
129
MTIM-125 Perubahan Drastis
130
MTIM-126 Malu ½ Mati
131
MTIM-127 Berbagi Kebahagiaan
132
MTIM-128 Sweet Couple (END)
133
Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!