First Love And Last Love
Untuk yg bertanya siapa pemeran utamanya, pemeran utamanya itu Lewi dan Lea ya readers.. Vania hanya pemeran pendukung.. Sekalipun dia yg muncul di awal...makasih buat suppportnya...
😀😀😀
" Nak, kamu harus belajar yang benar di sana! ” seorang ibu menasihati anak perempuannya yang akan berangkat ke kota untuk melanjutkan kuliah.
“ Iya Bu. ” Jawabnya singkat. Perempuan bernama Vania tersebut berpamitan kepada orang tuanya. Ibunya memeluk seperti tidak mau berpisah.
“ Bu, Vani itu hanya ke Jakarta. Kita hanya dipisah oleh laut kok. Kalau ibu kangen, Vania hanya menyebarang saja dengan kapal. ” Vania menghibur dan mengingatkan ibunya bahwa mereka tidak akan berpisah lama.
“ Ren, kamu harus pastikan dia tiba di tempat tinggal yang baru dengan selamat! ” ibunya menitip pesan kepada Rendra yang sudah lama sekali tertarik dengan putrinya.
“ Siap calon Ibu mertua! ” Rendra menjawab dengan tertawa.
Rendra dan Vania naik ke kapal dan akan berangkat ke kota. Mereka tinggal di salah satu pulau kecil yang ada di Pulau Seribu Jakarta. Vania ikut program beasiswa. Dia harus memanfaatkan kepintarannya untuk bisa kuliah. Ayahnya hanya bekerja sebagai tengkulak untuk para nelayan. Selain itu, ayahnya terlibat hutang dengan banyak rentenir. Tengkulak adalah pedagang yang berkembang secara tradisional di Indonesia dalam membeli komoditas dari petani,dengan cara berperan sebagai pengumpul (gatherer), pembeli (buyer), pialang (broker), pedagang (trader), pemasaran (marketer) dan kadang sebagai kreditor secara sekaligus. Berbagai sistem mereka gunakan dalam membeli komoditas, baik dengan cara membeli sebelum panen (ijon) maupun sesudah panen
Nama : Vania Setiadi
Usia. : 19 tahun
Status : mahasiswa
***
Di kota yang banyak penduduknya ini, terlihat seorang laki-laki sedang duduk di dalam mobil Mercedes Benz tipe S 500 L. Mobil ini diperkirakan memiliki harga kurang lebih 3 M dan itu dibeli bukan
dengan cicilan.
Bisa dipastikan jika pemilik mobil ini adalah orang yang bukan hanya sekedar kaya tetapi sangat kaya. Macetnya kota Jakarta tidak membuatnya merasa terganggu. Dia membaca buku dan menikmati kenyamanan yang diberikan oleh mobil yang dinaikinya.
Dia tiba di sebuah kampus yang sangat bergengsi. Sopirnya turun terlebih dahulu lalu membukakan pintu mobil untuknya. Semua mahasiswanya diperkirakan adalah orang kaya. Dengan harga, fasilitas kampus, dan tenaga pengajar yang banyak didatangkan dari luar
negeri ini membuat kebanyakan masyarakat Indonesia enggan untuk mendaftar.
“ Hai bro, bu Siska nyariin kamu tuh.” Dito memberikan informasi kepada Lewi si pemilik mobil Mercedes Benz tipe S 500 L.
“ Okei, thanks bro. ” Lewi langsung menuju ruang rektor.
“ Selamat pagi Bu! ” Lewi menyapa bu Siska rektor dari kampusnya.
“ Lew, ibu sengaja meminta kamu untuk datang ke sini. Ada sebuah kampus meminta ibu membuat seminar tentang bisnis. Kamu tahu sendiri kalau jadwal ibu sangat padat. Setelah nego dengan mereka, mereka tidak keberatan kalau ibu
digantikan oleh salah satu mahasiswa terbaik di kampus ini. Menurut ibu kamu adalah orang yang paling tepat. " Rektornya menawarkan sebuah pekerjaan.
Lewi mengambil jurusan admistrasi bisnis internasional. Sekarang dia sedang menyelesaikan program s3. Kampusnya adalah salah satu kampus internasional yang ada di Indonesia.
“ Kapan saya harus ke sana Bu? ” Lewi menanyakan waktunya.
Lewi tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan. Dia adalah seorang workaholic. Dan salah satu hobbinya adalah membagi ilmu kepada orang lain.
Dia menyelesaikan pendidikan dalam jangka waktu yang sangat cepat. Home schooling dan pendidikan fast track membuatnya lulus di usia yang masih sangat muda. Dia juga sudah membantu perusahaan keluarganya. Di usianya yang masih dua puluh lima tahun, dia sudah menyusun disertasi untuk gelar Doktor (s3).
“ Ibu beri kamu waktu seminggu untuk menyiapkan bahan. Ibu tahu persis kamu sangat sibuk. Tapi seminarnya akan dimulai minggu depan. ” Ibu Siska menjelaskan.
“ Tenang saja Bu! Lewi pasti bisa menghandle ini. ” Lewi sangat yakin dengan kemampuannya.
Nama : Lewi Nataniel.
Pekerjaan : CEO dan pewaris tunggal dari perusahaan raksasa yaitu Airlangga Group
Usia : 25 tahun
***
Rendra dan Vania sampai di depan sebuah kos - kosan.
“ Nah ini kosan baru kamu. Sengaja kita cari dekat kampus supaya kamu bisa menghemat dengan berjalan kaki ke kampus. ” Rendra mengantar Vania masuk ke kosannya.
Setelah selesai menata kamar mereka membeli makan siang. Rendra harus kembali lagi ke desanya karena banyak pekerjaan yang sudah menantinya.
“ Kamu di sini hati-hati! Jangan terpikat sama laki-laki yang ada di kampus ya! katanya laki-laki kota itu tidak ada yang baik.”
Mendengar itu Vania tertawa.
“ Itu statement dari mana? mau di kota atau di desa sama saja. Pasti ada yang baik ada yang tidak. Siapa tahu di sini aku menemukan cinta sejati. ” Membayangkan hal itu membuatnya tersenyum
“ Hmmmm... ” Rendra menjawab dengan berdehem.
“ Selama aku di sini titip jaga ibu sama bapak ya! aku pasti kembali untuk memajukan desa kita. Seperti yang sudah kamu lakukan. Kamu sudah memberi edukasi kepada warga di kampung. ” Vania memuji pria yang sedang bersamanya.
Vania mengambil jurusan perikanan. Impiannya adalah membantu para nelayan yang mengambil ikan langsung dari laut atau yang sengaja membuat tambak untuk memeliharanya. Dan misi terbesarnya adalah melunasi hutang keluarganya.
***
Vania mulai menjalani hari-harinya sebagai mahasiswa baru. Dia membuka dompet dan melihat isinya.
“ Hmmm…duit sudah semakin menipis. ” Vania menghela nafas panjang.
Setelah berdiam sekitar lima menit, akhirnya dia bangkit dari kasur untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dia butuhkan.
Sebagai mahasiswa baru, dia harus ikut OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus). Kampusnya adalah salah satu kampus negeri terbaik di ibu kota. Berkat kerja kerasnya, Vania mendapat nilai yang sangat bagus. Hal itu membuatnya memiliki kesempatan emas untuk masuk ke kampus tersebut.
Selesai sudah dia menyiapkan semuanya. Badannya mulai protes karena lelah. Mendapat pesan dari tubuhnya, Vania memutuskan untuk tidur. Namun sepertinya tubuh dan pikirannya tidak sejalan. Tubuh ingin istirahat tetapi pikirannya teringat kepada dompetnya.
“ Besok aku harus mulai cari kerja. ” Vania menyemangati dirinya.
***
Pengaruh kurang tidur membuat Vania enggan untuk bangkit dari kasurnya. Dia memperhatikan jam weker di sampingnya.
“ Hufttt... ” dengan bermalas-malasan dia akhirnya bangun.
“ Seandainya aku jadi orang kaya, pasti aku nggak harus hidup seperti ini. ” Vania mulai berandai-andai di dalam pikirannya.
***
Tekat Vania sudah bulat untuk menjadi orang kaya. Dia sangat lelah jika harus hidup serba kekurangan. Dia melihat para mahasiswa yang ada di kampus.
“ Mereka semua pasti anak orang kaya. ” Vania melihat dirinya dan mulai membandingkan dirinya dengan yang lain.
Tiba-tiba seorang pria menyapanya. Pria berdada lebar, tinggi, rambut acak-acakan, namun sangat menawan. Apalagi kulitnya yang berwarna sawo matang seakan membuatnya semakin macho.
“ Maaf apa benar kamu yang bernama Vania Lestariana? ” pria itu bertanya.
" Iya saya Kak. ” Vania menjawab tanpa berkedip.
“ Saya Zef. Saya senior kamu yang bertanggung jawab dalam kegiatan ospek. Saya mendapat list nama-nama mahasiwa baru yang kompeten. Salah satunya adalah kamu. Bisa ikut saya sebentar? ” Zef mengajak Vania.
“ Kita ke mana ya Kak? ” Vania belum beranjak dari tempat duduknya.
“ Kita mau meeting. Untuk lebih jelasnya nanti akan kakak jelaskan di meeting. ” Vania mengikuti langkah Zef.
Mereka menuju ruang meeting sambil berbincang-bincang. Setiba di ruangan, Zef langsung menyapa semua yang hadir dan memulai meeting. Dia membahas tentang kegiatan tahunan yang selalu diadakan. Salah satunya adalah mengundang pengusaha-pengusaha sukses untuk memberi motivasi kepada para mahasiswa
baru. Zef meminta Vania dan beberapa mahasiswa baru yang lain untuk membantu.
***
Semiggu telah berlalu. Lewi sangat antusias untuk membagikan bahan yang sudah disiapkan dalam sebuah seminar. Seminar ini sengaja diadakan sebagai salah satu acara yang diadakan kampus untuk menyambut mahasiswa baru.
“ Selamat datang di kampus kita. Ibu Siska sudah banyak cerita tentang kamu. Perusahaan Airlangga Group milik keluarga kamu juga sangat terkenal. ”
Rektor kampus menyapanya dan memberikan salam dengan berjabat tangan.
“ Bapak memujinya terlalu berlebihan. Saya hanya mahasiswa yang masih harus banyak belajar. ” Lewi merendah di hadapan rektor tersebut. Dia tidak mau orang lain terlalu canggung ketika bersamanya.
Tidak banyak yang tahu bahwa menjadi pewaris tunggal Airlangga Group seringkali membuatnya seperti bukan manusia. Orang menyanjungnya tanpa melihat kekurangannya. Satu-satunya orang yang sangat mengenalnya adalah sahabatnya. Namun saat ini sahabatnya sedang berada di negeri orang.
Lewi memasuki ruangan seminar dan dia kaget melihat seseorang yang sangat dikenalnya.
“ Om Gunawan? ” Lewi menyapa seorang pria dewasa yang ternyata adalah ayah dari sahabatnya.
“ Lewi? kamu juga jadi pembicara? " Gunawan menyapanya dengan pertanyaan.
“ Om akan membawakan sesi pertama. ” Gunawan menjelaskan tujuannya ada di ruangan itu.
“ Kebetulan sekali om. Lewi akan membawakan sesi kedua. Lewi pasti akan belajar banyak dari om hari ini. ”
Gunawan tertawa.
“ Justru om yang kagum sama kamu. Kamu masih sangat muda tetapi sudah melakukan seminar seperti ini. Anak om pasti bangga jika tahu kamu ada di sini. ” Om Gunawan seperti mengingatkan Lewi akan seseorang.
“ Dia sudah tahu kok om. Bahkan dia memberikan dukungan penuh. Hanya saja sekarang dia tidak ada di sini. ”
Lewi seakan-akan ingin memberitahu bahwa hubungannya dengan sahabatnya masih sangat dekat.
“ Om senang kalau kalian masih menjaga komunikasi dengan baik. ”
Setelah ada kata sambutan dari salah satu dosen, Gunawan maju untuk memulai sesi pertama. Setelah itu dilanjut oleh Lewi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Avaya 0627
bagus
2021-01-09
1
Caramelatte
dan ku hadirrr membawa like dan comment
2020-11-30
0
Sri Nur Apriandhi
masih nyimak
2020-11-21
0