4 PERTEMUAN KEDUA

Vania keluar dari kamar kos. Dia menuju gerbang dan melihat Zef sudah menunggunya.

“ Di mana alamatnya? ” mendengar pertanyaan itu, Vania langsung memberikan alamat yang

dikirim Erna melalui whatsapp.

“ Wah majikan kamu ini pasti orang yang kaya banget Van. ” Zef

langsung menebak hanya dengan membaca alamatnya.

“ Tahu dari mana? Memangnya kamu dukun? ” Vania tidak percaya dengan apa yang diucapkan Zef.

“ Semua orang juga tahu itu

kawasan super duper elit. Yang tinggal di sana itu ya artis ternama, konglomerat, dan para pejabat yang sukses. ” Zef menjelaskan sambil memberikan helm. Mendengar itu Vania langsung berpikir liar.

“ Sepertinya Tuhan buka jalan nih. ” Hal itulah yang terlintas di pikiran Vania.

Zef mengenderai motor tanpa berhenti bercerita dengan Vania. Mereka seperti bertukar banyak cerita. Mereka sampai di alamat yang dituju. Vania mengenal siapa wanita yang sudah menunggunya di depan pintu. Dia adalah Erna. Sosok wanita yang telah memberikannya kesempatan untuk bekerja.

“ Nanti aku jemput lagi ya! ” Zef berbisik di telinganya. Erna membawa Vania ke sebuah rumah yang sangat besar. Rumah yang sangat besar itu membuat Vania berpikir bahwa itu bukan rumah tetapi istana.

Erna dan Vania masuk.

“ Oma, apa kabar? ” Erna menyapa seorang nenek yang sudah berusia tujuh puluh tahunan. Namun tidak ada balasan untuk Erna.

“ Oma, ini Vania. Dia yang akan membantu setiap keperluan oma. ” Erna memperkenalkan Vania.

Hal itu membuat oma Melinda berpaling. Dia hanya melihat Vania tanpa tersenyum. Dia sudah merasa muak jika harus ganti-ganti suster.

“ Dari yayasan mana dia? paling juga hanya bertahan tiga hari. ” Oma Melinda memberi penilaian negatif. Vania berusaha tegar dan bersikap manis pada oma Melinda.

“ Oma, mulai hari ini Vania akan merawat dan menjaga oma dengan sepenuh hati. ” Vania meyakinkan oma Melinda dengan kalimatnya.

Walaupun pertemuan pertama dengan oma Melinda tidak memberi kesan yang baik, tetapi Vania berusaha ramah karena dia membutuhkan pekerjaan tersebut.

“ Hari gini orang tidak ada yang bekerja dengan hati. Semua juga karena uang. ” Oma Melinda bersikap sangat tidak ramah.

Vania melihat ke arah Erna. Erna mengedipkan mata sebagai isyarat karena mereka perlu untuk bicara. Vania mengikuti langkah Erna dan meninggalkan oma Melinda di kamar.

“ Maafkan sikap oma Melinda. Dia memang sedikit sensitif. Anak-anaknya terlalu sibuk bekerja sehingga tidak ada yang mau merawatnya. Kasihan oma Melinda. Tetapi mau bagaimana lagi? budaya di rumah ini sudah turun temurun seperti itu. Aku harap kamu maklum ya. ” Erna menjelaskan penyebab dari sikap buruk oma Melinda.

“ Iya Mbak. Aku akan berusaha sebaik mungkin. ”

***

Vania berusaha keras untuk mengambil hati oma Melinda. Sebelum berangkat kuliah dia harus ke rumah oma Melinda untuk memastikan bahwa oma Melinda sudah makan, mandi, dll.

Dia buru-buru mengunci pintu kamar kos dan langsung berangkat menggunakan ojek online. Kali ini

tidak ada Zef di depan kosannya. Zef telah minta ijin karena tidak bisa menjemputnya. Ada hal penting yang harus Zef urus.

Sesampai di rumah oma Melinda, dia langsung mendapat ijin dari satpam untuk masuk rumah. Dia langsung buru-buru ke kamar oma Melinda. Namun kali ini dia kaget melihat kamar oma Melinda berantakan dan sedang berdiri seseorang.

“ Kak Lewi? ” Vania langsung mengenali siapa yang ada di kamarnya.

Oma Melinda berteriak meminta mereka keluar.

“ Kak Lew, sebaiknya kamu keluar dulu. Biar saya coba berbicara dengan oma. ” Vania memberi saran.

Lewi mengikuti saran tersebut. Dia ingin memberikan kesempatan kepada Vania untuk membujuk omanya.

Oma Melinda semakin marah ketika dia mendengar Vania memanggil cucunya dengan nama.

“ Oma, ada apa? kenapa pagi-pagi oma sudah marah? ” Vania

mendekati oma Melinda.

“ Kamu juga keluar saja dari sini! siapa kamu memanggil nama

majikan dengan nama? benar-benar tidak punya sopan santun! " oma Melinda mencibir.

Perkataan oma Melinda berhasil diabaikannya. Untuk saat ini pekerjaanlah yang paling dia butuhkan.

“ Oma tenang dulu ya! ” Vania duduk di sebelahnya.

“ Kalau bukan karena butuh

uang, aku nggak akan di sini deh. " Vania berkata dalam hati dan menghela nafas.

“ Semua hanya perduli sama bisnis dan uang. Tidak ada yang sayang sama oma. ” Oma Melinda mengasihani dirinya sendiri.

“ Oma salah besar kalau berpikir seperti itu! untuk itu beri Vania kesempatan untuk membuktikan kalau Vania sayang sama oma. ”

Vania mencoba untuk memahami apa yang dirasakan oma Melinda. Dia pernah membaca sebuah artikel.

Menurut survei orang tua yang sudah berusia lanjut akan memiliki sifat seperti anak-anak. Ingin disayang dan diperhatikan. Karena mereka merasa rasa berdaya guna sudah tidak ada.

“ Kamu janji akan sayang sama oma bukan karena uang? ” oma Melinda menatap wajah Vania.

Untuk saat ini, harta sepertinya tidak terlalu berarti untuk oma Melinda.

Bukan uang yang oma Melinda butuhkan, tetapi perhatian dan kasih sayang.

“ Vania janji oma! ” Vania tersenyum dan mengusap lembut tangan majikannya itu.

Vania membantu oma Melinda menuju ruang makan.

Tiga orang berseragam putih telah menyiapkan banyak makanan di meja makan.

“ Mbak, ini makanan banyak sekali. Siapa yang akan makan? ” Vania bertanya kepada seorang wanita berseragam putih tersebut.

“ Kami melakukan hanya sesuai perintah. Mereka bisa memilih makanan yang mereka suka. Bahkan sering kali tidak ada yang makan karena mereka masing-masing sudah makan di luar. Mau tidak mau kita dapat limpahan rejeki. ” Wanita tersebut menjelaskan dengan tersenyum.

“ Aku makan saja sampai diirit-irit, ehhh… di sini justru banyak makanan mubazir. ” Vania berbicara dalam hati.

“ Hei, ” Lewi yang baru keluar dari kamar langsung menyapanya.

“ Baru saja aku dapat kabar dari kak Erna. Dia bilang kamu suster baru oma. Tolong maklum ya kalau sikap oma kadang menyebalkan! ” Lewi berharap Vania tidak mengundurkan diri seperti yang lain.

Vania seperti terpukau dengan ketampanan pria itu. Lewi memiliki postur tubuh yang tinggi, kulit putih, bibir sexy, dan tampil berkharisma. Jika diperhatikan Lewi seperti artis dari negeri ginseng (Korea Selatan).

“ By the way gimana dengan penampilan aku waktu jadi pembicara di kampus kamu? ” Lewi

penasaran dengan penilaian orang tentang presentasinya.

Dia tahu banyak orang hanya akan memujinya. Tidak ada yang berani mengkritiknya kecuali Lea sahabatnya yang sedang menjadi dokter di Inggris.

Sahabatnya itu juga sedang proses menyelesaikan disertasi sama dengan dirinya. Hanya bedanya, dia jurusan bisnis sementara sahabatnya kuliah kedokteran.

“ Keren Kak. ” Vania mengacungkan kedua ibu jarinya.

Tiba-tiba mereka kaget karena oma Melinda langsung memotong pembicaraan mereka.

“ Siapa yang kamu panggil kakak? cucu saya ini majikan kamu! harusnya kamu panggil dia tuan. Mendengar itu Lewi langsung membela Vania.

“ Oma biarkan saja! Lewi yang ngasi ijin Vania untuk manggil nama. ”

Mendengar itu oma Melinda

memberi pandangan curiga kepada Vania.

“ Dari mana kamu kenal cucu saya? Kamu tidak tahu siapa dia? ” oma Melinda menghujani Vania dengan banyak pertanyaan.

“ Omaku sayang... kita ke kamar saja ya! ” Lewi menuntun oma Melinda ke kamar.

Melihat oma Melinda dan Lewi meninggalkan ruang makan, Erna mendekati Vania.

“ Van, saya sangat kaget ketika tahu kamu dan Lewi saling kenal. Saya nggak tahu bagaimana kalian bisa kenal. Mulai hari ini berhenti

memanggilnya dengan sikap seperti itu. Tidak ada satu karyawanpun yang berani memanggil dia nama. ” Erna menjelaskan salah satu peraturan dengan senyuman.

Mendengar itu Vania mengangguk tanda mengerti. Vania menuju dapur. Dia ingin membantu menyiapkan makanan buat oma Melinda. Dia melihat salah satu ART sedang sibuk di dapur.

“ Hai... nama saya Vania. ” Vania memperkenalkan dirinya.

“ Maya. ” Wanita yang lebih

tua dua tahun darinya memperkenalkan diri.

“ Kamu kerja di sini juga? ” Maya memberikan pertanyaan.

“ Iya. Ini hari pertamaku kerja. Kalau kamu sudah berapa lama kerja di sini? ” Vania balik bertanya.

“ Sebenarnya yang bekerja di sini adalah ibu. Ibu sebagai tukang bersih-bersih, sementara ayah sebagai tukang kebun. Hanya hari ini ibu sedang sakit. Jadi saya

menggantikannya. ” Maya menjelaskan.

“ Ohhh… ” Vania menganguk-nganggukan kepalanya pertanda mengerti.

“ Memangnya di sini pembantu ada berapa orang? ” Vania bertanya lagi.

Dia menyimpan banyak pertanyaan karena dia ingin tahu siapa Lewi sebenarnnya.

“ Husss…! di sini ada aturan tidak boleh menyebut pembantu. Tetapi ART (Asisten Rumah Tangga). ” Maya melarangnya.

Setelah mendapatkan peraturan yang pertama dari Erna, kini Vania mendapatkan peraturan yang kedua dari Maya. Mendengar larangan itu, Vania bergumam dalam hati.

" Apa bedanya sih? "

Meskipun kaya, keluarga Lewi tidak pernah merendahkan semua karyawannya. Tidak perduli posisinya seperti apa. Mereka tidak sombong, hanya saja mereka hampir tidak memiliki rekan

yang kondisi ekonominya di bawah. Hal itu bisa dimaklumi karena pergaulan mereka pasti tidak jauh dari status sosial mereka.

Tidak tahu apa yang ada di pikiran Vania, Maya tetap menjawab pertanyaannya.

“ Di sini ada banyak yang kerja mbak. Saya saja sampai nggak hafal. Sopir ada berapa, tukang

kebun ada berapa, yang memberi makan ikan dan doggy saja beda orang. Belum lagi yang masak harus chef. ” Vania sangat kaget dengan penjelasan Maya.

“ Chef ? Jadi tadi yang berseragam putih itu chef ? ” jarinya sambil menunjuk ruang makan.

“ Bukan yang itu! kalau itu

namanya Melly. Dia bertugas membantu chef menata makanan di meja. Melly sama saja kayak

kita. ” Mendengar itu Vania tidak terima.

“ Sama kayak kita? ya jelas bedalah. Aku itu mahasiswi. ” Vania membanggakan dirinya sendiri.

Sebuah pesan masuk melalui whatsapp.

“ Aku jemput ya! ” Vania membaca pesan dari Zef.

“ Dari pacarnya ya? ” Maya melirik

tersenyum. Vania tidak menjawab pertanyaanya .

Hari sudah sore. Vania mengambil kelas kariawan. Dia tahu posisinya yang sedang bekerja mengharuskannya pindah dari kelas reguler ke kelas kariawan. Dia berdiri di depan gerbang.

Tiba-tiba pandangannya beralih kepada Lewi yang masuk ke dalam salah satu mobilnya.

“ Memang orang kaya! mobilnya ganti terus. ” Vania memuji dalam hati.

Dia melihat beberapa mobil mewah berjejer di garasi. Khayalannya buyar ketika ada suara yang memanggilnya.

“ Hei... mau pulang? ” terdengar Lewi bertanya.

“ Iya kak, eh tuan.” Vania takut ada yang mendengar.

Lewi tersenyum melihat wajah Vania yang panik.

“ Saya mau ke kampus tuan. ”

Vania melanjutkan jawabannya.

“ Masuk sini! saya akan antar. Sekalian saya juga ke arah sana. Ada meeting yang harus saya hadiri.” Vania masih berdiri terpaku. Lewi memanggilnya lagi.

“ Mau ikut nggak? saya buru-buru nih! ” tanpa pikir panjang, Vania langsung membuka pintu dan duduk di sebelah Lewi.

Hari ini Lewi tidak bersama sopir. Dia ingin menyetir sendiri. Vania

memandang wajah Lewi. Dia seperti terhipnotis dengan ketampanan pria yang ada di hadapannya. Sadar dengan kelakuan Vania, Lewi yang dari tadi diam langsung bersuara.

“ Lihatin apa sih? apa ada yang salah dengan wajahku? ” Vania menggelengkan kepala.

“ Terus? ” Lewi bertanya tetapi salah satu tangannya meraih cermin yang ada di depannya. Dia ingin

memastikan jika wajahnya tidak bermasalah.

“ Masih ganteng. ” Vania keceplosan karena melihat Lewi sedang bercermin.

Lewi menghiraukan perkataan Vania.

Vania ingat pesan Zef. Lalu dia memberitahu untuk tidak usah menjemputnya. Melihat Lewi yang bersikap ramah, akhirnya Vania memberanikan diri untuk bertanya.

“ Tuan. ” Mendengar dipanggil seperti itu Lewi langsung melihat ke arah Vania lalu fokus menyetir kembali.

“ Kalau lagi di luar rumah atau kantor panggil nama saja. Saya nggak mau menarik perhatian orang hanya karena mendengar aku dipanggil tuan. ” Vania mengangguk.

“ Kamu tadi mau nanya apa? ” Lewi membiarkan Vania untuk bertanya.

“ Maaf jika saya lancang. Saya hanya ingin belajar banyak. Kira-kira

kenapa di usia yang masih sangat muda kakak sudah bisa sukses. Aku masih belum habis pikir. Di umur kakak yang sekarang kok sudah sukses sih? ” akhirnya Vania memberanikan diri untuk bertanya.

Memang Lewi masih tergolong muda. Usianya masih dua puluh lima tahun.

“ Belum sukses sih (Tanpa keberatan Lewi menjawab rasa penasaran Vania). Aku hanya mimpin salah satu perusahaan keluarga. Papa dua bersaudara, mama anak tunggal, aku juga anak tunggal. Sewaktu sekolah aku ikut fasttrack. SMP aku hanya dua tahun, SMA dua tahun, untuk gelar sarjana aku hanya menghabiskan tiga tahun. Nggak heran di umur segini aku sudah ambli S3. Kebetulan keluarga punya banyak perusahaan makanya aku bisa seperti sekarang. ” Lewi menjelaskan detail.

“ Kayaknya hidup kakak senang banget ya? Tidak pernah merasakan susah, uang tidak masalah, keluarga sempurna. ” Vania memberi penilaian pertama.

Lewi tidak menggubris penilaian Vania. Karena menurut dia hal itu tidak penting untuk dibahas.

Tidak terasa akhirnya mereka tiba di kampus.

Terpopuler

Comments

Caramelatte

Caramelatte

eyoo kakak aim kambekk yuhuuuu mangattzzz

2020-12-02

0

Sri Nur Apriandhi

Sri Nur Apriandhi

belum paham betul

2020-11-21

0

lihat semua
Episodes
1 1
2 2 PERTEMUAN PERTAMA
3 3 PEKERJAAN BARU
4 4 PERTEMUAN KEDUA
5 5 RIVAL
6 6 MENDAPATKAN KESEMPATAN
7 7 MARAH
8 8 STOP!!! MEMBERIKU PERHATIAN!
9 9 SALAH PAHAM
10 10 BERUSAHA MELUPAKANMU
11 11 MENEMUKAN PENGGANTI
12 12 KEHILANGAN KEMEWAHAN
13 13 JAKARTA I'M COMING
14 14 SIAPA YANG DATANG???
15 15 MENCARI KEBENARAN
16 16 ZEF ANTONIO
17 17 KELUARGA
18 18 PURA - PURA HAMIL
19 19 PAK MAMAN
20 20 AKHIRNYA KU MENEMUKANMU
21 21 KELUARGA BESAR
22 22 KELUARGA YANG TIDAK SEMPURNA
23 23 MENEMANIMU
24 24 PERGI TANPA JEJAK
25 25 KUATIR
26 26 LEWI NATHANIEL VS ZEF ANTONIO
27 27 MENGINAP BERSAMA MUSUH
28 28 JALAN KELUAR
29 29 SAKIT KEPALA
30 30 KABAR DUKA
31 31 FAKTA
32 32 KETIKA KAMU KEMBALI
33 33 SEHARI BERSAMA KAMU
34 34 PULANG KE RUMAH
35 35 PARTY
36 36 JOGGING
37 37 MENGENAL ISI HATI
38 38 HARI PERTAMA
39 39 NONTON BERSAMA
40 40 CEMBURU
41 41 PRIVATE ISLAND
42 42 MENERIMA MASA LALU
43 43 PULAU PRAMUKA
44 44 USAHA BARU
45 45 YOKHE
46 46 SURPRICE FOR MY GIRL
47 47 JADIAN
48 48 KENCAN
49 49 OPERASI
50 50 AKU MELUPAKAN KAMU
51 51 SURVEY
52 52 TINGGAL BERSAMA
53 53 BERTEMU LAGI
54 54 CHIKA
55 55 KEMARAHAN YANG SALAH
56 56 KENYATAAN
57 57 WHY I MISS YOU
58 58 MAKAN MALAM
59 59 KEPUTUSAN
60 60 MIMPI
61 61 KALUNG
62 62 MENCARI VANIA
63 63 DOKTER HARRY
64 64 SWISS
65 65 AKHIRNYA
66 66 PENGUMUMAN
67 67 MENEMUKAN VANIA
68 68 KOTAK RAHASIA
69 69 APARTEMEN
70 70 RUMAH SAKIT
71 71 LAMARAN
72 72 PHOTO PREWEDDING
73 73 ARGUMEN
74 74 TAMU UNDANGAN
75 75 AKIBAT TAMU UNDANGAN
76 76 MENDENGAR
77 77 CUCU
78 78 WISATA KELUARGA
79 79 KEINGINAN
80 80 TERKABUL
81 81 GEDUNG DAN CINCIN
82 82 PERMINTAAN
83 83 BERTEMU CHELYN DAN ZEF
84 84 JAWABAN CHELYN
85 85 SEDIH
86 86 BERMESRAAN
87 87 RUMAH LEA
88 88 DINNER
89 89 SUMBER MASALAH
90 90 MERASA BERSALAH
91 91 TERKEJUT
92 92 PESAN TERAKHIR
93 93 MEMASAK
94 94 H-3
95 95 H-2
96 96 H-1
97 97 MENIKAH
98 98 HADIAH
99 99 HONEYMOON
100 100 NEGERI GINSENG
101 101 RUMAH BARU
102 102 POSITIF
103 103 END
104 NEW STORY
Episodes

Updated 104 Episodes

1
1
2
2 PERTEMUAN PERTAMA
3
3 PEKERJAAN BARU
4
4 PERTEMUAN KEDUA
5
5 RIVAL
6
6 MENDAPATKAN KESEMPATAN
7
7 MARAH
8
8 STOP!!! MEMBERIKU PERHATIAN!
9
9 SALAH PAHAM
10
10 BERUSAHA MELUPAKANMU
11
11 MENEMUKAN PENGGANTI
12
12 KEHILANGAN KEMEWAHAN
13
13 JAKARTA I'M COMING
14
14 SIAPA YANG DATANG???
15
15 MENCARI KEBENARAN
16
16 ZEF ANTONIO
17
17 KELUARGA
18
18 PURA - PURA HAMIL
19
19 PAK MAMAN
20
20 AKHIRNYA KU MENEMUKANMU
21
21 KELUARGA BESAR
22
22 KELUARGA YANG TIDAK SEMPURNA
23
23 MENEMANIMU
24
24 PERGI TANPA JEJAK
25
25 KUATIR
26
26 LEWI NATHANIEL VS ZEF ANTONIO
27
27 MENGINAP BERSAMA MUSUH
28
28 JALAN KELUAR
29
29 SAKIT KEPALA
30
30 KABAR DUKA
31
31 FAKTA
32
32 KETIKA KAMU KEMBALI
33
33 SEHARI BERSAMA KAMU
34
34 PULANG KE RUMAH
35
35 PARTY
36
36 JOGGING
37
37 MENGENAL ISI HATI
38
38 HARI PERTAMA
39
39 NONTON BERSAMA
40
40 CEMBURU
41
41 PRIVATE ISLAND
42
42 MENERIMA MASA LALU
43
43 PULAU PRAMUKA
44
44 USAHA BARU
45
45 YOKHE
46
46 SURPRICE FOR MY GIRL
47
47 JADIAN
48
48 KENCAN
49
49 OPERASI
50
50 AKU MELUPAKAN KAMU
51
51 SURVEY
52
52 TINGGAL BERSAMA
53
53 BERTEMU LAGI
54
54 CHIKA
55
55 KEMARAHAN YANG SALAH
56
56 KENYATAAN
57
57 WHY I MISS YOU
58
58 MAKAN MALAM
59
59 KEPUTUSAN
60
60 MIMPI
61
61 KALUNG
62
62 MENCARI VANIA
63
63 DOKTER HARRY
64
64 SWISS
65
65 AKHIRNYA
66
66 PENGUMUMAN
67
67 MENEMUKAN VANIA
68
68 KOTAK RAHASIA
69
69 APARTEMEN
70
70 RUMAH SAKIT
71
71 LAMARAN
72
72 PHOTO PREWEDDING
73
73 ARGUMEN
74
74 TAMU UNDANGAN
75
75 AKIBAT TAMU UNDANGAN
76
76 MENDENGAR
77
77 CUCU
78
78 WISATA KELUARGA
79
79 KEINGINAN
80
80 TERKABUL
81
81 GEDUNG DAN CINCIN
82
82 PERMINTAAN
83
83 BERTEMU CHELYN DAN ZEF
84
84 JAWABAN CHELYN
85
85 SEDIH
86
86 BERMESRAAN
87
87 RUMAH LEA
88
88 DINNER
89
89 SUMBER MASALAH
90
90 MERASA BERSALAH
91
91 TERKEJUT
92
92 PESAN TERAKHIR
93
93 MEMASAK
94
94 H-3
95
95 H-2
96
96 H-1
97
97 MENIKAH
98
98 HADIAH
99
99 HONEYMOON
100
100 NEGERI GINSENG
101
101 RUMAH BARU
102
102 POSITIF
103
103 END
104
NEW STORY

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!