Seminar telah usai. Lewi berjalan menuju ke parkiran. Dia berniat ingin masuk ke mobil mewah yang dia punya. Langkahnya terhenti ketika melihat segerombolan mahasiswa menggoda seorang gadis. Lewi masih cuek dan berjalan terus. Namun akhirnya dia merasa terganggu karena para mahasiswa tersebut mulai bertindak kurang ajar. Mereka mulai menarik tangan gadis itu dan memainkan rambutnya.
Lewi memperhatikan reaksi gadis itu. Terlihat jelas jika gadis itu merasa sangat tidak nyaman. Tiba-tiba Lewi ingat pesan seseorang. Suara itu seperti terdengar jelas di telinganya.
“ Kamu harus janji satu hal sama aku! siapapun perempuan yang butuh bantuan kamu, kamu harus segera bantu! ” Pesan sahabatnya yang bernama Lea, terlintas di pikirannya.
Pesan itu seperti menghipnotisnya.
Tanpa pikir panjang, dia melangkahkan kakinya mendekat kepada gerombolan mahasiswa itu.
“ Maaf jika mengganggu. Bisakah kalian bersikap sopan terhadap perempuan? ” mendengar Lewi ikut campur, gerombolan itu tidak terima.
Mereka melihat wajah Lewi. Mereka menebak jika usia mereka tidak terlalu jauh dengan si pria tukang ikut campur tersebut.
“ Banyak bacot ya! ini wilayah kekuasaanku. Kamu nggak tahu siapa ayahku? ” salah satu dari mereka berdiri.
“ Memang saya tidak tahu. Dan saya tidak akan mau tahu juga. " Lewi menjawab dengan santai.
Melihat Lewi yang tak takut dengan gertakannya, pria itu menarik kerah kemeja Lewi. Secepat kilat Lewi menepis tangan itu. Pria itu semakin geram karena Lewi masih santai menghadapinya.
“ Hajar dia! ” pria itu memberi perintah kepada teman-temannya.
Vania yang menjadi korban keisengan para pria itu hanya terdiam melihat apa yang akan terjadi. Dia seperti membayangkan dirinya ada di drama Korea. Di mana peran wanitanya ditolong oleh pria keren dan kaya.
“ Sabar dulu dong! ( Lewi mendorong dada pria yang ada di hadapannya). Sebelum kalian menghajar saya, gimana kalau saya kasi saran dulu? ( Lewi memberi senyum sinis ) bukan saran deh! gimana kalau kita kenalan dulu? ” senyum Lewi seperti senyum mematikan yang siap menerkam mereka.
“ Kamu jangan sok jadi jagoan! ” kepala geng itu menggertak lagi.
Mendengar gertakan itu Lewi mengubah ekspresinya dari senyum ke tertawa. Dia seakan-akan sedang menikmati permainan yang sedang terjadi.
“ Banyak bacot! ” kepala gerombolan itu memberi satu pukulan di perut Lewi. Lewi tidak siap dengan serangan itu.
“ Auww... ( menahan sakit ) okei deh, saya ke inti masalahnya saja. ( Lewi mengelus perutnya yang masih terasa sakit ). Saya tidak terbiasa menggunakan keributan. Karena kalau kita ribut bukan saya yang dapat masalah. Kalian yang akan dapat masalah. ” Lewi masih berusaha sabar.
“ Jangan banyak bacot! kalau kamu jantan yuk kita selesaikan secara jantan. ” Para gerombolan mahasiswa tersebut menantang Lewi.
“ Maaf, saya laki-laki bukan jantan. Jantan itu hanya untuk binatang. Kecuali kalau kalian binatang ya. Upss keceplosan… (sambil tertawa menyindir). Sebelum memukul saya ada baiknya kalian cari tahu siapa saya. Saya adalah Lewi Nathaniel. Satu lagi! kalian semua bisa cari siapa pengacara saya. Dan satu hal lagi! dengan satu perintah saja kalian semua bisa didepak dari kampus ini. ” Lewi memberitahukan konsekuensi apa saja yang akan mereka terima jika berhadapan dengannya.
Salah satu dari mereka langsung mencari di google. Muncullah nama Lewi Nataniel anak dari Benyamin Nataniel pemilik perusahaan Airlangga Group. Di artikel yang mereka baca dituliskan jika Lewi Nathaniel adalah pewaris tunggal dari pemilik perusahaan Air langga Group.
Setelah membaca artikelnya mereka semua menundukkan kepala. Malu dan takut telah merasuki mereka. Bahkan kepala dari gerombolan itu juga tidak bisa melakukan apa-apa. Padahal dia adalah anak dari rektor kampus.
“ Kalian harusnya berpikir! Betapa susahnya orang tua kalian cari uang demi kalian bisa kuliah. Bukan mengganggu perempuan seperti ini.”
Mereka meminta maaf termasuk kepada Vania. Setelah mereka pergi
Vania mengucapkan terima kasih.
“ Terima kasih Pak. ” Vania masih sangat canggung mengingat pria yang ada di hadapannya adalah pembicara dari acara yang baru saja diadakan.
Para pria pembuat masalah tadi tidak mengetahui tentang Lewi karena mereka adalah mahasiswa tingkat akhir. Mereka tidak diwajibkan mengikuti acara tahunan tersebut.
“ Sudah jangan panggil pak! saya masih muda kok. Nama saya Lewi. ” menawarkan tangan untuk
bersalaman.
“ Nama saya Vania. ” menyambut tangan Lewi untuk bersalaman.
“ Okei Van, saya harus pergi. Lain kali hati-hati ya! ” Lewi memberi nasehat.
Vania memperhatikan kepergian Lewi. Dia juga menyaksikan bagaimana seorang pria membukakan pintu mobil untuknya. Lewi masuk ke mobil mewahnya yang berwarna putih.
“ Wow… mungkinkah aku bisa mendapatkannya? ” harapan itu terlintas di pikiran Vania. Dia tertawa dan langsung berjalan keluar dari kampus.
***
Vania terbayang-bayang dengan Lewi. Dia sangat penasaran. Akhirnya dia membuka handphonenya. Dia mencari perusahaan Airlangga Group di google.
“ Gila! dia kaya banget. Lewi Nataniel. Anak tunggal dari pemilik perusahaan Airlangga Group. " Vania kaget dan terus membaca artikel yang ada di google.
Perusahaan Airlangga Group mencakup beberapa hal seperti mol, hotel, restoran, dan rumah sakit.
Seketika itu juga Vania merasa terkagum.
“ Sudah baik, ganteng, kaya lagi. ”
Sejenak Vania mengkhayal. Dia membayangkan bagaimana jika pria itu jadi pacarnya. Vania mulai hanyut dengan khayalannya. sampai bunyi handphone harus menyadarkannya.
“ Husss Vania! Kamu sadar kamu siapa dia siapa. ” Vania mengingatkan dirinya.
Vania membuka handphone untuk membaca pesan yang masuk.
“ Okei, Sekarang aku harus fokus untuk mencari pekerjaan. Nggak mungkin aku membebani bapak dan ibu. Tetapi pekerjaan apa yang bisa aku kerjakan sambil kuliah ya? ”
Vania berpikir dan memutar otaknya.
Tiba-tiba handphonenya berbunyi lagi. Mengetahui siapa yang menghubunginya, dia langsung menjawab dengan sapaan ramah.
“ Hai Van, sedang apa? ” terdengar seorang pria menyapanya.
“ Lagi tiduran saja Kak. Kakak lagi apa? ” Vania menanyakan kembali pertanyaan yang sama.
“ Lagi tiduran juga nih. Hari ini capek banget. Kamu juga pasti capekkan?” pria macho bernama Zef itu bertanya seakan-akan ada maksud yang terselubung dari pertanyaannya.
“ Iya sih Kak. Tapi senang kok bisa punya banyak kegiatan. Ditambah lagi bisa ketemu dua cowok keren sekaligus. " Vania memperpanjang kalimatnya di dalam hati.
Hal itu membuat dia tertawa sendiri. Mendengar itu Zef jadi bertanya.
“ Ada yang lucu Van? ” Vania langsung sadar dengan tingkahnya dan merasa malu sendiri.
“ Sudah ya Kak! Aku mau tidur!ngantuk banget. ” Vania pura-pura menguap.
“ Oh gitu.. ya sudah istirahat ya! sampai ketemu besok. ” Zef mengakhirinya.
Sesungguhnya Vania belum mengantuk. Dia hanya malu karena tingkahnya yang aneh tertangkap basah oleh Zef salah satu pria keren yang dia temui hari ini.
Untuk sejenak Vania bisa melupakan masalah keuangannya. Cukup lama bermain dengan khayalannya, akhirnya tanpa sadar Vania tertidur. Tubuh dan pikirannya yang sedang lelah sanggub membantunya untuk tidur dengan nyenyak.
Pagi-pagi, Vania terbangun karena ada suara motor berhenti di depan kosannya.
Vania mendapat kamar kos di lantai satu yang kebetulan dekat dengan gerbang utama. Dia mengintip dari jendela dan langsung melompat. Segera dia berdiri di depan cermin dan memperhatikan penampilannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Avaya 0627
suka
2021-01-09
1
Caramelatte
jangan kasi kendor thorr
semangat terosss
2020-11-30
0
Sri Nur Apriandhi
alur ceritanya masih nyimak
2020-11-21
0