Ketua The Garongs Yang Dingin
Part 1
miranda
"ADARA, CEPETAN TURUN INI NAURA UDAH NUNGGUIN TADI TADI"
Teriak Miranda memanggil anak gadisnya yang masih berada di dalam kamar untuk segera turun
Adara
IYA MAMAH, ADARA INI LAGI TURUN
Adara leneva putri, gadis cantik yang baru beberapa hari ini menginjak usia 20 tahun itu bergegas turun setelah berteriak sang mamah untuk yang kesekian kalinya
miranda
Lama banget sih kamu siap-siap aja, itu kasian Naura udah nunggu kamu dari tadi
(melirik Naura yang tengah duduk di sofa ruang tamu)
Naura
Tante kaya gak tau anaknya aja kalau siap-siap bisa sampai Berjam-jam
Adara
Lo juga sama ya, Nau
miranda
Eh, kok malah berantem, udah sekarang mending kalian berangkat kuliah sana, nanti telat!!
Keduanya langsung berpamitan kepada Miranda, setelah mereka berdua bergegas menuju kampus tempat mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Adara dan Naura ini merupakan mahasiswa baru di Universitas Langit Raya, hari ini merupakan hari pertama mereka melaksanakan pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru atau biasa disingkat menjadi PKKMB.
For you information, Adara dan Naura sudah berteman sejak keduanya duduk di bangku SMP, namun saat SMA, mereka tidak melanjutkan SMA di sekolah yang sama. Fajar, yang merupakan papah dari Adara saat itu harus mengurus perusahaan keluarga mereka yang sedang tidak baik-baik saja di Jepang, jadi mau tak mau Adara dan Miranda harus ikut Fajar ke Jepang, sedangkan kedua kakak lelaki Adara memilih tetap tinggal di Indonesia bersama nenek mereka. Dan hal itu lah yang membuat Adara terpaksa melanjutkan sekolah SMA nya di Jepang.
Meskipun Adara dan Naura tidak melanjutkan pendidikan di sekolah yang sama, komunikasi keduanya tidak pernah terputus, bahkan mereka berdua merencanakan untuk masul universitas yang sama saat mereka sudah lulus Sekolah Menengah Atas. Dan mereka memutuskan untuk masuk Universitas Langit Raya, salah satu Universitas yang mereka idam-idamkan sejak mereka duduk di bangku SMP.
Terlihat dua orang remaja laki-laki sedang memantau di depan gerbang kampus, untuk melihat siapa saja mahasiswa baru yang telat datang di hari pertama mereka mengikuti pkkmb.
Kedua remaja lelaki itu ialah, Alverandika Mahesa, dia merupakan ketua himpunan mahasiswa program studi bimbingan dan konseling dan juga ketua panitia pkkmb, serta Raka Wirawan, teman dari Dika, namun keduanya menggambil program studi yang berbeda. Raka merupakan anak dari prodi arsitektur. Keduanya memiliki sifat yang sama, tidak banyak bicara kepada orang yang tidak dekat.
Dika dan Raka dipilih sebagai ketua dan wakil ketua dari pelaksanaan pkkmb tahun ini karena keduanya memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Sebagai ketua dan wakil ketua, keduanya memastikan kegiatan pkkmb ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan dan tidak ada mahasiswa baru yang melanggar aturan dari kegiatan tersebut hingga kegiatan pkkmb selesai dilaksanakan.
Raka
"Dik, kayanya udah gak ada lagi yang dateng"
Dika
"Kita tunggu lima menit lagi, kalau sampai jam 08:00 udah gak ada yang dateng, baru kita tutup pintu gerbang"
Jam sudah menunjukkan pukul 07:55, dan sebentar lagi acara pkkmb hari pertama dimulai, Dika ingin memastikan tidak ada mahasiswa yang terlambat di pertama mereka jadi mahasiswa.
Setelah lima menit menunggu dan memastikan jika tidak ada lagi mahasiswa yang datang, Dika pun menutup pintu gerbang. Namun, belum sempurna gerbang itu tertutup, pandangan Dika tak sengaja melihat ke arah dua orang gadis yang tengah berlari ke arah gerbang dengan menggunakan atribut yang sama seperti mahasiswa baru lainnya.
Dika menatap dua orang remaja yang tak lain Adara dan Naura dengan tatapan tajam.
Dika
"Kenapa baru datang?"🥶
Adara
"Ma-maaf kak, tadi di jalan macet parah"
Dika
"Gak usah banyak alesan! Kalian berdua pasti sengaja kan datang telat karena kalian tidak niat untuk kuliah!"
Adara yang mendengar perkataan Dika langsung melotot tak terima
Adara
"heh, lo kalau gak percaya liat aja sana sendiri, memang bener kok tadi macet parah, lo gak liat apa nih kita ke sini lari-larian dari ujung jalan sana sampe kampus biar gak telat. Enak banget loh ya bilang kita gak niat kuliah!"
Memang, jalan menuju kampus mereka sangat macet dan mereka memilih berlari menuju kampus mereka agar tidak telat.
Dika
"Berani kamu bicara seperti itu dengan saya?"
Adara
"Berani lah, memang anda siapa? Bukan rektor kan? Kalau anda rektor baru saya takut"
Tak ada ketakutan terhadap orang dihadapannya itu.
Adara
"Diem, Nau, dia pikir dia siapa sampai berani bilang kaya gitu? Gue gak terima lah dibilang gak niat kuliah"
Raka yang berdiri di belakang Dika hanya bisa melongo melihat keberanian adik tingkatnya itu.
Sedangkan Naura yang sedari tadi sudah berusaha menahan Adara, hanya bisa terdiam, namanya juga Adara, dia tidak akan terima jika ada orang yang berbicara buruk tentang dirinya.
Dika hanya bisa menghela napas, ia tak menyangka cewek di depannya ini sangat berani, ia pun beralih menatap Raka yang masih melongo melihat keberanian Adara.
Dika
"Catat nama mereka berdua, pastikan mereka mendapat hukuman yang berat!"
Adara
"Ihhh ngeselin banget sih tuh cowok"
Raka
"Hahaha makanya, dek, kalau dandan itu jangan lama-lama, telat kan jadinya."
Adara
"Ya lagian lo bukannya tungguin gue berangkatnya malah ninggalin, mana macet banget lagi tuh jalan"
Raka hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan adik kandungnya itu.
Yaps, Adara ini adalah adik kandung dari Raka, Raka sengaja tak menunggu Adara karena kalau ia menunggu Adara, bisa-bisa ia juga ikutan terlambat datang.
Adara
"Bang, jangan kasih gue sama Naura hukuman yang berat-berat ya"
(wajah memelas)
Raka
"Gak bisa, gak bisa, lo udah telat 20 menit, anj*r"
Adara
"Yaelah bang, jangan jahat-jahat napa lo sama adik sendiri"
Raka
"Salahmu sendiri, siapa yang menyuruhmu memakai riasan begitu lama. Oh ya, di rumah, aku kakakmu, tapi di kampus, aku kakak seangkatanmu, yang berarti aku harus memperlakukanmu sama seperti mahasiswa lain, terutama sekarang karena kamu sudah kuliah. Sebaiknya kamu masuk sekarang, atau kamu mau gue kunciin?"
Adara
"Bang, yaelah jangan gitu lah, gue aduin bunda nih"
Raka
"Katakan saja, aku tidak peduli! Cepat, kamu mau masuk atau tidak?"
Adara dan Naura pun melangkahkan kaki ke dalam halaman kampus yang sangat luas, sedangkan Raka sudah lebih dulu menuju kelas yang dimana para panitia dan mahasiswa baru berkumpul.
Naura
"Lo sih, Dar, dandan lama banget jadi kena hukuman kan kita"
Adara
"Loh, kenapa kamu menyalahkanku? Salahkan jalannya, kenapa macet?"
Naura
"Udah lah mending sekarang kita ke kelas yang dibilang abang lo tadi"
Keduanya pun bergegas menuju kelas yang tadi sempat diberitahukan oleh Raka.
Comments