Ketua The Garongs Yang Dingin
Part 3
Kevin berhasil mengantarkan Naura ke rumahnya
Naura
"Thanks kak, udah nganterin gue pulang"
Naura
"Btw, lo mau mampir dulu gak, kak?"
Kevin
"Oh gak usah, takut kemaleman"
Kevin
"oh iya, Nau, boleh minta nomer temen Lo gak?"
Naura
"Maksud kakak, temen gue Adara?"
Naura
"Kenapa lo gak minta ke abangnya aja? Lo kan sama abangnya temenan?"
Kevin
"Gue udah minta ke abangnya, tapi belum dikasih"
Naura
"gue bilang orangnya dulu ya, gue gak berani ngasih nomer dia tanpa seizin orangnya".
Kevin
"oke, makasih ya, Nau, btw nomer Lo mana? biar kalo ada yang mau gua tanyain si, siapa namanya? Adara ya?"
Kevin
"Nah iya Adara gue minta nomer lo biar nanti gue bisa nanya-nanya ke Lo, gak apa-apa kan?"
Naura
"ya gak apa-apa sih"
Sebenarnya ia malas meladeni orang yang menanyai Adara, bukannya ia tak suka Adara disukai banyak orang, tapi setiap kali ia menjawab pertanyaan orang yang menyukai Adara, pasti dirinya yang akan kena omel oleh gadis itu karena
menceritakan tentang dirinya pada orang asing. Mau tak mau ia memberi nomernya kepada kakak tingkat yang baru dikenalnya itu.
Naura
"Yaudah kak, gue masuk dulu, sekali lagi makasih"
Setelah mendapat jawaban dari Kevin, Naura bergegas masuk ke dalam rumahnya karena sudah memasuki waktu magrib.
Adara yang sudah tiba di rumah sejak tadi, memilih di dalam kamar terlebih dahulu setelah makan malam bersama keluarganya. Gadis itu memilih memainkan ponselnya sembari membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Saat tengah asik menonton vidio di aplikasi toktok, pintu kamarnya diketuk dari luar, disusul oleh suara Eby yang memanggil dirinya.
Eby
"Dar, Lo di dalam? Abang boleh masuk?"
Adara
"Iyaa masuk aja, pintunya gak dikunci"
di dalam kamar, Adara masih asik scroll video toktok
Sementara Eby, yang sudah mendapat izin dari si empu kamar, membuka pintu kamar adik perempuan satu-satunya itu. Saat pintu terbuka, ia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sang adik yang sedang asik memainkan ponsel.
Eby
"Bangun, Lo!"
(sambil lempar bantal ke Adara)
Adara
"Ihhh, apaan sih, lo, bang, rusuh banget"
(nada kesal)
Eby
"Ada yang minta nomer lo"
Adara
"Hah? siapa?"
(ekspresi terkejut)
Eby
"Biasa aja ekspresi lo, kaya baru pertama kali aja ada yang minta nomer lo"
(meraup wajah Adara)
Adara
"wuek, bau terasi tangan lo!"
Eby
"kurang aja, lo. Itu si Kevin minta nomer lo, dikasih atau enggak?"
Adara
"Kevin yang tadi nganterin Naura?"
Adara
"Dari tampangnya oke juga, kasih aja bang"
Eby
"Serius lo? Dia playboy loh, terus emang nanti cowok lo gak marah?"
Adara
"Gak apa-apa lah bang, kasih aja"
Eby
"tapi kalo cowok Lo bermasalah gara-gara ini gue gak tanggung jawab ya!"
Eby
"Yaudah nanti gue kasih nomer lo ke Kevin. Udah sholat isya belum lo?"
Dia memang paling rajin mengingatkan Adara ataupun keluarganya yang lain untuk sholat 5 waktu walaupun sesibuk apapun mereka, tidak boleh sampai ada yang melewatkan 5 waktunya. Bukan hanya mengingatkan, ia juga paling rajin mengerjakan ibadah-ibadah wajib ataupun sunnah.
Eby
"sholat dulu keburu malas!"
Adara
"iya-iya gue nanti sholat"
Eby beranjak keluar dari kamar adik perempuannya itu.
Setelah keluar dari kamar Adara, Eby langsung mengambil ponsel yang berada di atas meja belajarnya lalu mulai mencari nomer Kevin. Setelah ketemu, baru lah dia chat Kevin untuk memberikan nomer Adara.
Tak lama dari Eby yang mengirimkan nomer Adara kepada Kevin, cowok itu langsung menghubungi kakak laki-laki dari Adara.
Eby
📱[Hallo, Vin, ada apa?]
Kevin
📱[Bro, lo beneran kasih nomer adik lo ke gue?]
(nada riang)
Kevin
📱[Bro, makasih banget udah kasih nomer adik lo ke gue, besok gue traktir lo jajan di kantin deh, Lo bebas ambil aja sesuka lo, gue yang bayar]
Kevin
📱[Yaudah, bro, gue matiin dulu, sekali lagi makasih banyak]
Panggilan diputuskan sepihak oleh Eby, lelaki itu menghela napas kasar.
Eby
"Sebenarnya gue gak mau ngasih nomer lo ke Kevin, Dar, gue takut lo disakitin sama cowok kaya dia"
Sebenarnya ia ragu untuk kasih nomer handphone adik perempuannya kepada temannya itu. Bukan tanpa alasan, Eby tahu betul betapa playboy Kevin, Eby hanya tidak mau Adara disakiti oleh laki-laki seperti Kevin.
Eby
"tapi kalo itu yang lo mau, gue bisa apa? Gue harap lo gak diapa-apain sama tuh orang, gue merasa gagal banget sebagai abang"
setelah itu dia menaruh kembali ponsel pintarnya di atas meja belajar, lalu beralih mengambil laptop untuk mengerjakan tugas kuliahnya.
Sementara di rumah kediaman keluarga Kevin, lelaki berumur 21 tahun itu yang tadinya tengah asik berbaring di atas tempat tidurnya, langsung berjingkrak-jingkrak karena merasa senang setelah dikasih nomer handphone gadis pujaan hatinya itu.
Awalnya, Kevin hanya penasaran dengan Adara, ia hanya ingin tau dengan adik perempuan temannya itu, karena sebelumnya Eby pernah menceritakan kalau adik perempuannya yang tak lain adalah Adara, akan kuliah di tempat mereka, oleh sebab itu ia minta nomer Adara kepada Eby, namun setelah ia melihat Adara secara langsung, ia sedikit terpana dengan kecantikan yang dimiliki Adara, ia pun berniat akan menjadikan Adara sebagai kekasih hatinya.
Kevin
"Beneran ini si Eby kasih nomer adiknya buat gue? Gak nyangka gue si Eby kasih nomer adiknya, padahal sebelumnya gue minta gak pernah dikasih sama dia"
Kevin
"Gue chat Adara sekarang aja kali ya?"
Kevin
"tapi kalau gue chat sekarang udah malam, pasti dia udah tidur, nanti yang ada gue ganggu tidurnya"
Kevin
"Yaudah besok aja gue baru chat dia, biar gak ganggu dia tidur."
Akhirnya ia memutuskan meletakkan ponselnya di atas nakas samping tempat tidurnya, setelahnya ia berbaring di atas kasur empuknya.
Kevin
"Selamat malam Adara cantik"
(Senyum mengembang)
Tak lama kemudian lelaki berusia 21 tahun itu memejamkan mata mulai menyusuri alam mimpi.
Comments