Ketua The Garongs Yang Dingin
Part 1
miranda
"ADARA, CEPETAN TURUN INI NAURA UDAH NUNGGUIN TADI TADI"
Teriak Miranda memanggil anak gadisnya yang masih berada di dalam kamar untuk segera turun
Adara
IYA MAMAH, ADARA INI LAGI TURUN
Adara leneva putri, gadis cantik yang baru beberapa hari ini menginjak usia 20 tahun itu bergegas turun setelah berteriak sang mamah untuk yang kesekian kalinya
miranda
Lama banget sih kamu siap-siap aja, itu kasian Naura udah nunggu kamu dari tadi
(melirik Naura yang tengah duduk di sofa ruang tamu)
Naura
Tante kaya gak tau anaknya aja kalau siap-siap bisa sampai Berjam-jam
Adara
Lo juga sama ya, Nau
miranda
Eh, kok malah berantem, udah sekarang mending kalian berangkat kuliah sana, nanti telat!!
Keduanya langsung berpamitan kepada Miranda, setelah mereka berdua bergegas menuju kampus tempat mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Adara dan Naura ini merupakan mahasiswa baru di Universitas Langit Raya, hari ini merupakan hari pertama mereka melaksanakan pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru atau biasa disingkat menjadi PKKMB.
For you information, Adara dan Naura sudah berteman sejak keduanya duduk di bangku SMP, namun saat SMA, mereka tidak melanjutkan SMA di sekolah yang sama. Fajar, yang merupakan papah dari Adara saat itu harus mengurus perusahaan keluarga mereka yang sedang tidak baik-baik saja di Jepang, jadi mau tak mau Adara dan Miranda harus ikut Fajar ke Jepang, sedangkan kedua kakak lelaki Adara memilih tetap tinggal di Indonesia bersama nenek mereka. Dan hal itu lah yang membuat Adara terpaksa melanjutkan sekolah SMA nya di Jepang.
Meskipun Adara dan Naura tidak melanjutkan pendidikan di sekolah yang sama, komunikasi keduanya tidak pernah terputus, bahkan mereka berdua merencanakan untuk masul universitas yang sama saat mereka sudah lulus Sekolah Menengah Atas. Dan mereka memutuskan untuk masuk Universitas Langit Raya, salah satu Universitas yang mereka idam-idamkan sejak mereka duduk di bangku SMP.
Terlihat dua orang remaja laki-laki sedang memantau di depan gerbang kampus, untuk melihat siapa saja mahasiswa baru yang telat datang di hari pertama mereka mengikuti pkkmb.
Kedua remaja lelaki itu ialah, Alverandika Mahesa, dia merupakan ketua himpunan mahasiswa program studi bimbingan dan konseling dan juga ketua panitia pkkmb, serta Raka Wirawan, teman dari Dika, namun keduanya menggambil program studi yang berbeda. Raka merupakan anak dari prodi arsitektur. Keduanya memiliki sifat yang sama, tidak banyak bicara kepada orang yang tidak dekat.
Dika dan Raka dipilih sebagai ketua dan wakil ketua dari pelaksanaan pkkmb tahun ini karena keduanya memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Sebagai ketua dan wakil ketua, keduanya memastikan kegiatan pkkmb ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan dan tidak ada mahasiswa baru yang melanggar aturan dari kegiatan tersebut hingga kegiatan pkkmb selesai dilaksanakan.
Raka
"Dik, kayanya udah gak ada lagi yang dateng"
Dika
"Kita tunggu lima menit lagi, kalau sampai jam 08:00 udah gak ada yang dateng, baru kita tutup pintu gerbang"
Jam sudah menunjukkan pukul 07:55, dan sebentar lagi acara pkkmb hari pertama dimulai, Dika ingin memastikan tidak ada mahasiswa yang terlambat di pertama mereka jadi mahasiswa.
Setelah lima menit menunggu dan memastikan jika tidak ada lagi mahasiswa yang datang, Dika pun menutup pintu gerbang. Namun, belum sempurna gerbang itu tertutup, pandangan Dika tak sengaja melihat ke arah dua orang gadis yang tengah berlari ke arah gerbang dengan menggunakan atribut yang sama seperti mahasiswa baru lainnya.
Dika menatap dua orang remaja yang tak lain Adara dan Naura dengan tatapan tajam.
Dika
"Kenapa baru datang?"🥶
Adara
"Ma-maaf kak, tadi di jalan macet parah"
Dika
"Gak usah banyak alesan! Kalian berdua pasti sengaja kan datang telat karena kalian tidak niat untuk kuliah!"
Adara yang mendengar perkataan Dika langsung melotot tak terima
Adara
"heh, lo kalau gak percaya liat aja sana sendiri, memang bener kok tadi macet parah, lo gak liat apa nih kita ke sini lari-larian dari ujung jalan sana sampe kampus biar gak telat. Enak banget loh ya bilang kita gak niat kuliah!"
Memang, jalan menuju kampus mereka sangat macet dan mereka memilih berlari menuju kampus mereka agar tidak telat.
Dika
"Berani kamu bicara seperti itu dengan saya?"
Adara
"Berani lah, memang anda siapa? Bukan rektor kan? Kalau anda rektor baru saya takut"
Tak ada ketakutan terhadap orang dihadapannya itu.
Adara
"Diem, Nau, dia pikir dia siapa sampai berani bilang kaya gitu? Gue gak terima lah dibilang gak niat kuliah"
Raka yang berdiri di belakang Dika hanya bisa melongo melihat keberanian adik tingkatnya itu.
Sedangkan Naura yang sedari tadi sudah berusaha menahan Adara, hanya bisa terdiam, namanya juga Adara, dia tidak akan terima jika ada orang yang berbicara buruk tentang dirinya.
Dika hanya bisa menghela napas, ia tak menyangka cewek di depannya ini sangat berani, ia pun beralih menatap Raka yang masih melongo melihat keberanian Adara.
Dika
"Catat nama mereka berdua, pastikan mereka mendapat hukuman yang berat!"
Adara
"Ihhh ngeselin banget sih tuh cowok"
Raka
"Hahaha makanya, dek, kalau dandan itu jangan lama-lama, telat kan jadinya."
Adara
"Ya lagian lo bukannya tungguin gue berangkatnya malah ninggalin, mana macet banget lagi tuh jalan"
Raka hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan adik kandungnya itu.
Yaps, Adara ini adalah adik kandung dari Raka, Raka sengaja tak menunggu Adara karena kalau ia menunggu Adara, bisa-bisa ia juga ikutan terlambat datang.
Adara
"Bang, jangan kasih gue sama Naura hukuman yang berat-berat ya"
(wajah memelas)
Raka
"Gak bisa, gak bisa, lo udah telat 20 menit, anj*r"
Adara
"Yaelah bang, jangan jahat-jahat napa lo sama adik sendiri"
Raka
"Salahmu sendiri, siapa yang menyuruhmu memakai riasan begitu lama. Oh ya, di rumah, aku kakakmu, tapi di kampus, aku kakak seangkatanmu, yang berarti aku harus memperlakukanmu sama seperti mahasiswa lain, terutama sekarang karena kamu sudah kuliah. Sebaiknya kamu masuk sekarang, atau kamu mau gue kunciin?"
Adara
"Bang, yaelah jangan gitu lah, gue aduin bunda nih"
Raka
"Katakan saja, aku tidak peduli! Cepat, kamu mau masuk atau tidak?"
Adara dan Naura pun melangkahkan kaki ke dalam halaman kampus yang sangat luas, sedangkan Raka sudah lebih dulu menuju kelas yang dimana para panitia dan mahasiswa baru berkumpul.
Naura
"Lo sih, Dar, dandan lama banget jadi kena hukuman kan kita"
Adara
"Loh, kenapa kamu menyalahkanku? Salahkan jalannya, kenapa macet?"
Naura
"Udah lah mending sekarang kita ke kelas yang dibilang abang lo tadi"
Keduanya pun bergegas menuju kelas yang tadi sempat diberitahukan oleh Raka.
Part 2
MC
"Baik adik-adik, setelah tadi kita sudah melaksanakan apel pembukaan pkkmb, acara selanjutnya yakni sambutan dari bapak rektor kita, yakni bapak Prof. Dr. Hadi Wiratama. Kepada bapak Prof. Dr. Hadi Wiratama, kami persilahkan"
Pak rektor pun di mempersilahkan dan memberikan sambutan acara pkkmb dan setelah memberikan sambutan, acara dilanjutkan dengan penyampaian beberapa hal terkait perkuliahan yang disampaikan oleh beberapa pengurus, seperti pengurus bagian keuangan dan lain-lain. Sampai akhirnya para manasiswa baru dipersilahkan untuk istirahat dan sholat bagi yang menjalankan.
Para mahasiswa baru maupun para panitia saat ini sedang melaksanakan sholat berjamaah bagi yang menjalankan. Namun, Adara dan Naura yang sedang berhalangan, akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat langsung beristirahat di kantin acara selanjutnya di mulai.
Adara
"Eh, Nau, itu bukannya kakak-kakak yang tadi pagi itu ya?"
Naura
"İyaa, itu dia, emangnya kenapa?"
( mengernyitkan keningnya)
Adara
"kok dia gak sholat ya?"
Naura
"mungkin dia udah sholat duluan atau mungkin dia non Islam, di kampus ini kan bukan cuma untuk orang-orang yang beragama Islam doang, positif thinking aja"
Adara
"Oh iya ya, tumben lo pinter"
Naura
"Gue memang dari dulu udah pinter. Btw lo ngapa nanyain dia? Suka lo sama dia?"
Adara
"Hah, nggak deh, aku memang suka sama orang kaya yang kayak gitu,"
Naura
"Terus ngapain lo nanyain dia kalau lo gak suka?"
(Tanya dengan meledek)
Adara
"Ya memang gak boleh kalau gue nanya? Lagian gue cuma kepo aja, yang lain lagi sholat masa dia gak sholat, gak mungkin kan dia halangan kaya kita juga"
Adara pun mengalihkan pembicaraan
Adara
"Oh iya, lo bawa bekel gak dari rumah?"
Mereka memang diwajibkan untuk membawa bekal dan air minum dari rumah, bagi mahasiswa baru yang tidak membawa bekal ataupun air minum, maka akan dikenakan hukuman.
Naura
"Bawa lah, kalau gak bawa habis gue kena hukuman sama tuh panitia"
Naura
"gue bawa nasi, ayam sama tumis kangkung. Lo sendiri bawa apaan?"
Naura
"nasi goreng bikinan nyokap lo, mau dong gue, udah lama gak makan nasi goreng bikinan nyokap lo"
Dulu saat mereka SMP, Naura memang sering makan makanan yang dimasak oleh Miranda, ntah itu Naura yang diajak untuk sarapan bersama sebelum berangkat sekoian ataupun Adara yang berbagi makanannya saat Naura tidak membawa bekal, begitupun sebaliknya.
Adara
“Iyee ini buatan ibuku, jadi kalau mau kita makan bareng, aku juga bawa nasi goreng yang banyak"
Naura
"Asik, makasih Adara, kau memang sahabat terbaikku"
Adara
"alay, Lo, biasa aja kali"
Mereka pun berbagi makanan setelah diizinkan makan oleh kakak-kakak panitia.
Waktu berjalan dengan begitu cepat, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 sore yang artinya waktunya pulang bagi mahasiswa-mahasiswa baru yang dari pagi tadi sudah melaksanakan kegiatan pkkmb.
Acara ditutup oleh MC, namun mereka belum diperbolehkan pulang terlebih dahulu karena akan ada hukuman bagi para mahasiswa baru yang tidak mematuhi aturan pkkmb.
panitia
"Oke, adik-adik, bagi nama-nama yang disebutkan, silahkan maju kedepan!", "Adara Leneva Putri"
Adara yang namanya disebut paling pertama menundukkan pandangan, malu rasanya saat namanya dipanggil ke depan untuk menerima hukuman, namun yang membuatnya lebih malu, panitia itu menyebutkan namanya dengan menggunakan microphone otomatis pasti terdengar di seluruh kampus.
Gadis itu baru berani maju ke depan saat nama Naura disebutkan, barulah dia berjalan ke depan bersama dengan Naura.
Panitia kembali menyembutkan nama-nama mahasiswa baru hingga selesai, setelah itu barulah panitia itu menyebutkan hukuman untuk maba yang terkena hukuman itu.
panitia
"Adara Leneva Putri"
panitia
"Hukuman buat kamu, kamu buat vlog selama 2 menit dengan kak Dika yang sedang berdiri di sana."
panitia
"setelah itu kamu post vidio itu di Instagram dengan tag pkkmb, panitia yang kamu ajak bikin vlog, juga instagram kampus, paham?"
Adara yang mendengar hukuman yang disebutkan untuknya tadi tersenyum senang, baginya itu hukuman yang sangat mudah, karena memang dia sering membuat video-video seperti itu, namun yang jadi masalahnya, ia harus membuat vlog dengan manusia es seperti Dika?
Adara
"Kak, panitianya gak bisa diganti?"
(tanya dengan meringis)
Ia tak yakin bisa membuat vlog dengan kakak tingkatnya yang sedingin es itu.
panitia
"Gak ada tawar menawar, atau kamu mau bikin vlognya dengan pak rektor?"
Adara
"Enggak deh kak, sama kak Dika aja"
Mau tak mau, gadis itu menerima hukuman yang diberikan kepadanya dengan lapang dada.
Belum sempurna kalimat yang Adara ucapkan namun sudah dipotong duluan oleh Dika.
Dika
"Cepat, gak usah bertele-tele"❄️
Adara
"anj*r dingin amat nih orang, kalau bukan karena dihukum, ogah banget sama dia"
(bicara dalam hati)
Gadis itu bergegas mengeluarkan ponsel dari saku bajunya dan mengangkat ponsel itu tinggi-tinggi ke arah dirinya dan Dika, lalu mulai membuat mini vlog.
Adara
"Hallo guys, hari ini, hari pertama gue ikut pkkmb, sedih banget guys, baru hari pertama pkkmb gue udah kena hukuman, huhuhu"
(sambil menghadap kamera)
Adara
"Tapi untungnya cuma disuruh bikin vlog doang, cil lah bagi gue. Oh iya, gue disuruh ngevlog bareng Kakak tingkat gue yang paling cool guys, namanya kak Dika, nah ini dia orangnya. Kak, say hi dong"
Adara
"Kak, jangan cuek-cuek napa jadi orang"
Adara
"Hehe maaf ya guys, dia memang cuek banget orangnya, yaudah guys sampai sini dulu vlog dari Adara cantik, sampai ketemu di vlog-vlog selanjutnya, bye-bye guys".
Setelah vlog yang dibuat Adara selesai, gadis itu langsung melapor kepada panitia yang menghukumnya tadi, lalu setelahnya barulah mereka diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. Gadis itu baru akan mengedit dan posting vlog tadi setelah ia tiba di rumah.
Setelah diperbolehkan pulang oleh para panitia, mahasiswa baru yang hari ini mengikuti kegiatan pkkmb membubarkan diri mereka. Begitupun dengan Adara dan Naura, saat ini kedua gadis itu tengah berjalan menuju gerbang kampus.
Adara
"Nau, ini kita pulangnya gimana? Mobil lo kan tadi kita tinggal di tengah-tengah jalan"
Naura
"Iya juga ya, tapi tadi aku minta mobil gue sama sopir gue sih, tapi gak tau udah diambil belum"
(seraya mengedikan bahu)
Adara
"Aduh, gimana ini, Lo sih, ngapain ngide ninggalin mobil di tengah jalan, jadi bingung kan kita pulangnya gimana"
Naura
"Loh, kok lo malah nyalahin gue sih? Kalau kita gak ninggalin tuh mobil, yang ada kita makin telat datangnya!"
Naura
"Mending lo telpon abang lo deh, kita nebeng ke dia, dia bukannya bawa mobil juga?"
Adara
"Oh iya ya, bentar gue telpon abang gue dulu"
Adara segera mengeluarkan ponsel dari saku bajunya dan mulai mencari nomor abangnya yang tak lain adalah Raka.
Setelah ketemu nama yang ia cari, ia langsung menelepon kakak laki-lakinya itu.
Adara
📱[bang, Lo, udah pulang belum? Kalau udah gue sama Naura numpang mobil Lo ya?]
Raka
📱[Gue abis magrib baru pulang, masih ada urusan, lagian si Naura bukannya bawa mobil?]
Adara
📱[Mobil Naura ditinggal di tengah jalan, yaudah deh kalau lo gak bisa]
Tanpa menunggu jawaban dari Raka, gadis itu langsung menutup panggilan secara sepihak.
Adara
"Abang gue baru pulang abis magrib"
Naura
"Terus itu abang lo yang satu lagi?"
Tanpa pikir panjang, Adara langsung mencari kontak kakak laki-lakinya yang bernama Eby.
Adara
📱[Bang, lo masih di kampus?]
Eby
📱[iya nih, gue masih di kampus, emang kenapa, Dar?]
Adara
📱[Bang, Lo masih lama gak pulangnya? Gue sama Naura mau nebeng sama lo]
Eby
📱[Enggak, gue udah selesai, tapi Dar, gue gak bawa mobil, tapi bentar gue tanya temen gue bisa nganterin si Naura atau enggak]
Adara
📱[Okey, makasih abang ku]
telepon mereka berdua pun berakhir
Adara
"Abang gue bisa tapi dia bawa motor, terus dia minta temennya buat anterin lo nanti"
Mereka berdua menunggu Eby dan temannya dengan sabar, tak menunggu lama, Eby dan salah satu temannya datang menghampiri Adara dan Naura, keempat remaja itu bergegas meninggalkan kampus dengan Adara di bonceng oleh Eby dan Naura dibonceng oleh Kevin-teman Eby.
Part 3
Kevin berhasil mengantarkan Naura ke rumahnya
Naura
"Thanks kak, udah nganterin gue pulang"
Naura
"Btw, lo mau mampir dulu gak, kak?"
Kevin
"Oh gak usah, takut kemaleman"
Kevin
"oh iya, Nau, boleh minta nomer temen Lo gak?"
Naura
"Maksud kakak, temen gue Adara?"
Naura
"Kenapa lo gak minta ke abangnya aja? Lo kan sama abangnya temenan?"
Kevin
"Gue udah minta ke abangnya, tapi belum dikasih"
Naura
"gue bilang orangnya dulu ya, gue gak berani ngasih nomer dia tanpa seizin orangnya".
Kevin
"oke, makasih ya, Nau, btw nomer Lo mana? biar kalo ada yang mau gua tanyain si, siapa namanya? Adara ya?"
Kevin
"Nah iya Adara gue minta nomer lo biar nanti gue bisa nanya-nanya ke Lo, gak apa-apa kan?"
Naura
"ya gak apa-apa sih"
Sebenarnya ia malas meladeni orang yang menanyai Adara, bukannya ia tak suka Adara disukai banyak orang, tapi setiap kali ia menjawab pertanyaan orang yang menyukai Adara, pasti dirinya yang akan kena omel oleh gadis itu karena
menceritakan tentang dirinya pada orang asing. Mau tak mau ia memberi nomernya kepada kakak tingkat yang baru dikenalnya itu.
Naura
"Yaudah kak, gue masuk dulu, sekali lagi makasih"
Setelah mendapat jawaban dari Kevin, Naura bergegas masuk ke dalam rumahnya karena sudah memasuki waktu magrib.
Adara yang sudah tiba di rumah sejak tadi, memilih di dalam kamar terlebih dahulu setelah makan malam bersama keluarganya. Gadis itu memilih memainkan ponselnya sembari membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Saat tengah asik menonton vidio di aplikasi toktok, pintu kamarnya diketuk dari luar, disusul oleh suara Eby yang memanggil dirinya.
Eby
"Dar, Lo di dalam? Abang boleh masuk?"
Adara
"Iyaa masuk aja, pintunya gak dikunci"
di dalam kamar, Adara masih asik scroll video toktok
Sementara Eby, yang sudah mendapat izin dari si empu kamar, membuka pintu kamar adik perempuan satu-satunya itu. Saat pintu terbuka, ia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sang adik yang sedang asik memainkan ponsel.
Eby
"Bangun, Lo!"
(sambil lempar bantal ke Adara)
Adara
"Ihhh, apaan sih, lo, bang, rusuh banget"
(nada kesal)
Eby
"Ada yang minta nomer lo"
Adara
"Hah? siapa?"
(ekspresi terkejut)
Eby
"Biasa aja ekspresi lo, kaya baru pertama kali aja ada yang minta nomer lo"
(meraup wajah Adara)
Adara
"wuek, bau terasi tangan lo!"
Eby
"kurang aja, lo. Itu si Kevin minta nomer lo, dikasih atau enggak?"
Adara
"Kevin yang tadi nganterin Naura?"
Adara
"Dari tampangnya oke juga, kasih aja bang"
Eby
"Serius lo? Dia playboy loh, terus emang nanti cowok lo gak marah?"
Adara
"Gak apa-apa lah bang, kasih aja"
Eby
"tapi kalo cowok Lo bermasalah gara-gara ini gue gak tanggung jawab ya!"
Eby
"Yaudah nanti gue kasih nomer lo ke Kevin. Udah sholat isya belum lo?"
Dia memang paling rajin mengingatkan Adara ataupun keluarganya yang lain untuk sholat 5 waktu walaupun sesibuk apapun mereka, tidak boleh sampai ada yang melewatkan 5 waktunya. Bukan hanya mengingatkan, ia juga paling rajin mengerjakan ibadah-ibadah wajib ataupun sunnah.
Eby
"sholat dulu keburu malas!"
Adara
"iya-iya gue nanti sholat"
Eby beranjak keluar dari kamar adik perempuannya itu.
Setelah keluar dari kamar Adara, Eby langsung mengambil ponsel yang berada di atas meja belajarnya lalu mulai mencari nomer Kevin. Setelah ketemu, baru lah dia chat Kevin untuk memberikan nomer Adara.
Tak lama dari Eby yang mengirimkan nomer Adara kepada Kevin, cowok itu langsung menghubungi kakak laki-laki dari Adara.
Eby
📱[Hallo, Vin, ada apa?]
Kevin
📱[Bro, lo beneran kasih nomer adik lo ke gue?]
(nada riang)
Kevin
📱[Bro, makasih banget udah kasih nomer adik lo ke gue, besok gue traktir lo jajan di kantin deh, Lo bebas ambil aja sesuka lo, gue yang bayar]
Kevin
📱[Yaudah, bro, gue matiin dulu, sekali lagi makasih banyak]
Panggilan diputuskan sepihak oleh Eby, lelaki itu menghela napas kasar.
Eby
"Sebenarnya gue gak mau ngasih nomer lo ke Kevin, Dar, gue takut lo disakitin sama cowok kaya dia"
Sebenarnya ia ragu untuk kasih nomer handphone adik perempuannya kepada temannya itu. Bukan tanpa alasan, Eby tahu betul betapa playboy Kevin, Eby hanya tidak mau Adara disakiti oleh laki-laki seperti Kevin.
Eby
"tapi kalo itu yang lo mau, gue bisa apa? Gue harap lo gak diapa-apain sama tuh orang, gue merasa gagal banget sebagai abang"
setelah itu dia menaruh kembali ponsel pintarnya di atas meja belajar, lalu beralih mengambil laptop untuk mengerjakan tugas kuliahnya.
Sementara di rumah kediaman keluarga Kevin, lelaki berumur 21 tahun itu yang tadinya tengah asik berbaring di atas tempat tidurnya, langsung berjingkrak-jingkrak karena merasa senang setelah dikasih nomer handphone gadis pujaan hatinya itu.
Awalnya, Kevin hanya penasaran dengan Adara, ia hanya ingin tau dengan adik perempuan temannya itu, karena sebelumnya Eby pernah menceritakan kalau adik perempuannya yang tak lain adalah Adara, akan kuliah di tempat mereka, oleh sebab itu ia minta nomer Adara kepada Eby, namun setelah ia melihat Adara secara langsung, ia sedikit terpana dengan kecantikan yang dimiliki Adara, ia pun berniat akan menjadikan Adara sebagai kekasih hatinya.
Kevin
"Beneran ini si Eby kasih nomer adiknya buat gue? Gak nyangka gue si Eby kasih nomer adiknya, padahal sebelumnya gue minta gak pernah dikasih sama dia"
Kevin
"Gue chat Adara sekarang aja kali ya?"
Kevin
"tapi kalau gue chat sekarang udah malam, pasti dia udah tidur, nanti yang ada gue ganggu tidurnya"
Kevin
"Yaudah besok aja gue baru chat dia, biar gak ganggu dia tidur."
Akhirnya ia memutuskan meletakkan ponselnya di atas nakas samping tempat tidurnya, setelahnya ia berbaring di atas kasur empuknya.
Kevin
"Selamat malam Adara cantik"
(Senyum mengembang)
Tak lama kemudian lelaki berusia 21 tahun itu memejamkan mata mulai menyusuri alam mimpi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!