The Real Beauty
Aku Clara, Clara Shinta umurku 16 tahun aku baru masuk SMA, hobiku membaca, menari dan berdandan, ku pikir sebagian gadis menyukai make up meskipun tidak semua.
Alasan aku suka make up karena aku ingin melihat diriku cantik dan fresh, untuk siapa lagi kalau bukan untuk diriku sendiri, aku tahu aku tidak cantik, kulitku tidak putih dan aku tidak langsing, tapi aku bersyukur aku diberi kesempatan Tuhan untuk menikmati indahnya alam semesta yang ia ciptakan.
Selama aku hidup tidak ada satu orangpun yang mau berteman denganku, karena aku jelek, tapi ibuku bilang aku cantik. Sejujurnya aku sangat tidak percaya diri dengan diriku, tetapi aku harus bertahan aku harus bersabar demi mimpiku. Mimpiku menjadi seorang beauty vlogger.
Ah, aku ingat dulu ketika SMP, saat semua murid mengungkapkan apa impiannya dan aku mengatakan bahwa aku ingin menjadi beauty vlogger semua menertawakanku, mereka mengatakan bahwa
“tidak ada beauty vlogger yang jelek dan gendut sepertimu, dasar gendut. Lihat badanmu besar seperti badak. Hahaha”
Aku menangis seharian ketika pulang dari sekolah.
Esoknya aku memutuskan untuk diet tapi aku malah jatuh sakit, ibu berkata padaku bahwa aku tidak perlu berdiet, aku sudah cantik dengan apa adanya diriku, aku agak sedikit tenang, tapi tidak selamanya, malah ku pikir ibuku berbohong padaku, aku ini jelek! Semua orang tidak mau melihatku, aku si buruk rupa.
Aku berusaha keras agar aku percaya diri, aku memulai semuanya saat aku memasuki SMA, tapi semua tidak berjalan baik, tetap saja aku mendapat perundungan dari teman-teman kelasku, bahkan aku tidak punya teman, sudah satu semester ku lalui, dan hidupku selalu seperti ini.
...****************...
Pagi ini aku datang agak telat karena aku kesiangan, tidak seperti biasanya, padahal aku selalu bangun lebih awal dari ibukku, 'haduuhhhh matilah aku pasti akan di hukum', aku bergegas masuk ke kelasku dan langsung duduk di bangkuku, aku duduk sendirian di pojok ruangan.
Ketika aku sampai di kursiku aku melihat banyak sampah berserakan di meja dan kursiku, serta coretan yang bertuliskan ‘dasar babi’ ‘kau ini jelek, berkacalah’ ‘lihat kulitmu,bahkan jika kau berada di kegelapan yang terlihat pada dirimu hanya gigi. Haha’ .
Semua coretan itu menggunakan spidol yang bukan permanen (untungnya) yang tertera di semua meja dan kursiku, aku menghela napas ‘selalu saja seperti ini hampir setiap hari’ pikirku, aku langsung membersihkan sampah dan menghapus coretan-coretan yang menghiasi tempatku menggunakan tisu basah, aku selalu membawanya, karena ini sangat berguna seperti sekarang ini.
Aku dengan cepat membereskan semuanya sebelum guru datang dan kami belajar seperti biasa.
“Hey gendut, rambutmu bagus,” kata seorang gadis di depanku yang menoleh ke arahku, di jam pelajaran ini ia sempat-sempatnya mengajakku ngobrol? Aku terdiam.
“Hey, aku memujimu, bodoh!” lanjutnya dan aku mengatakan “terimakasih” dia tersenyum. ‘aneh’ pikirku, aku merasa curiga tapi ku buang jauh-jauh pikiran itu, mungkin memang dia sebenarnya baik, hanya saja dia takut di jauhi yang lain sepertiku.
...----------------...
Bel istirahat berbunyi, aku memasukan buku-buku pelajaran ke dalam tas dan menunggu semua siswa/i berhamburan pergi meninggalkan aku sendiri, ketika kelas sudah di rasa kosong, aku membuka kotak bekalku dan memakannya, aku selalu membawa bekal selama aku mengenyam pendidikan, aku tidak mau pergi ke kantin, karena pasti akan sangat memalukan, aku sudah menduganya.
Setelah bekalku habis, aku membersihkannya dengan tisu basah dan tisu kering kemudian memasukkannya kembali ke dalam tas, aku mulai membaca buku pelajaran yang nanti akan di bahas di jam pelajaran setelah istirahat, setengah jam berlangsung, perutku sangat sakit, aku ingin ke toilet.
Aku sudah menyelesaikan panggilan alam di toilet sekolah, dan sudah merapikan pakaianku, saat aku ingin keluar, tiba-tiba pintu bilik terkunci, aku tidak bisa membukanya, apakah rusak? Aku terus menggedor dan berteriak berharap ada OB sekolah yang datang dan membantukku, tapi tidak ada satupun, sampai akhirnya
BBYYYUURRRR
“Aaaakkkhhhh” teriakku kaget
Astaga aku disiram? Siapa yang menyiramku? Aku melihat ke atas, dan saat aku melihatnya sebuah ember jatuh di atas kepalaku secara bersamaan pula pintu bilik terbuka keras, hingga aku yang berada tepat di depan pintu bilik tersungkur sampai punggungku mengenai toilet
Duk!
"Akkhh awh" rintihku kesakitan
Sungguh ini sangat sakit karena benturannya lumayan keras, saat aku mencoba untuk membuka ember yang berada di kepalaku dan mengganggu pandanganku, tiba-tiba tanganku di pegang oleh seseorang, aku di seret dan disudutkan ke tembok.
Seseorang melepas ember dari kepalaku, aku membiaskan penglihatan ‘Oh, itu gadis yang memuji rambutku, firasatku tidak enak’ kataku dalam hati
“Hai Clara, rambutmu bagus,” ujarnya tersenyum sambil memainkan rambutku, aku terus memperhatikannya, hingga ia mengeluarkan sebuah gunting, aku melotot,
“Kalian mau apa?!!!” kataku sedikit berteriak melihat ke arah mereka semua, dua orang memegang tanganku masing-masing kanan dan kiri, serta gadis di depanku yang memegang gunting, aku sangat takut sungguh,
“Kami semua mau bermain denganmu, kau kan kutu buku yang pendiam di kelas,” ujarnya.
"Iya, kau ini sombong sekali, sudah tahu kau jelek malah sombong tidak mau berteman” tambah gadis yang ada di samping kananku, dan tiba-tiba saja gadis di depanku memotong rambutku.
Aku memberontak mencoba melepaskan cengkraman mereka di kedua tanganku, serta menghindari gunting yang akan memotong paksa rambutku, tapi semua terlambat, rambutku habis terpotong, aku melihat helaian rambut yang berjatuhan di lantai kemudian menangis tetapi mereka malah terbahak-bahak, lalu meninggalkanku sendirian di toilet.
Aku terduduk dan menangis sambil memegang rambutku, aku tidak pernah memotongnya karena ibuku sangat menyukai rambutku, aku harus bagaimana.
...----------------...
Aku melihat diriku di cermin wastafel toilet dekat bilik, wajah jelekku semakin hancur akibat menangis, baju yang basah, rambut yang terpotong asal, bagian kanan lebih pendek dari bagian kiri, seragamku yang sangat jauh dari kata rapih.
Aku mencuci wajahku, dan membersihkan beberapa helai rambutku yang menempel pada wajah serta seragamku, aku membuang rambutku ke tempat sampah yang berada di toilet dengan perasaan sedih, ini sangat berat. Aku berencana ke salon untuk merapikan potongan rambutku.
Aku keluar dari toilet dan berjalan menuju rooftop sekolah, menunggu disana sampai jam pulang sekolah, tidak ada yang mencariku, karena aku tidak punya teman, lagipula aku tidak bisa mengikuti jam pelajaran dengan keadaanku yang seperti ini, aku menunggu sembari berfikir. 'Mengapa hidupku seperti ini.'
Bel pulang sekolah berbunyi 10 menit yang lalu, sengaja memang karena aku tidak mau ada seorang pun yang tersisa di sekolah, aku bergegas turun menuju kelas kemudian mampir ke salon, aku berjalan kaki dari sekolah menuju salon, karena aku tidak membawa uang lebih, kalau ku gunakan untuk menaiki angkutan umum pasti sangat kurang ketika ku gunakan sisanya untuk membayar salon, jadi ku putuskan untuk berjalan sampai salaon.
Aku sudah berada di salon, orang salon menatapku aneh, mungkin ia berpikir kalau aku korban aniaya, memang benar tapi aku langsung berkata,
“Maaf sangat tidak enak di lihat, ini karena aku berusaha memotong rambutku sendiri, aku sedang mengikuti trend artis kesukaanku,” ujarku berbohong,
“Memangnya kau tidak di tertawakan teman-teman kelasmu? Duduklah,” tanya nya sembari menyuruhku duduk,
“Tentu saja, haha.” jawabku tertawa hambar,
“Mau potong seperti apa?” tanyanya yang mulai memasang kain besar di dadaku
“Seperti laki-laki saja, tidak apa,” jawabku berat
"Baiklah” kemudian ia mulai memotong rambutku, aku memejamkan mata, 'aku tidak mau melihat rambutku yang di potong'.
Setelah selesai, ia menyuruhku untuk melihat cermin takut-takut kalau potongannya tidak bagus, aku menggeleng kemudian langsung membayar dan mengatakan padanya bahwa hasil potongannya luar biasa bagus, aku sangat senang, padahal sebenarnya aku menahan tangisku.
Di perjalanan sepulang dari salon aku menangis menunduk, apa yang harus ku katakan pada ibu, untung saja bajuku sudah mengering, aku sungguh lelah. Berjalan dari sekolah ke salon lalu ke rumahku benar-benar ide yang buruk, uang saku ku hanya pas untuk membayar salonnya. Aku tidak punya uang lagi.
...----------------...
Aku sampai di rumah, sangat berat membuka pintu, tetapi aku harus masuk, aku lapar. Aku membuka pintu rumahku dan masuk ke dalam, tidak ada ibuku.
Aku menggeledah seluruh ruangan dengan mataku ‘kemana ibuku?’ ‘mungkin sedang belanja’ pikirku, ini kesempatanku. Aku berlari menuju kamar di lantai 2, membersihkan tubuhku, berganti pakaian dan turun ke dapur untuk makan, saat di dapur aku mengambil makanan dan mulai memakannya di pantry.
Aku sedang asyik memakan makanan ku hingga sebuah lengkingan suara mengagetkanku, aku tertegun.
“ASTAGAAAAA” - seseorang menjerit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Swastamita_
Hadeeuchh aku th greget sm anak2 tkg bully, apa lagi berbau body shaming😒
Semangaaat clara💪🤗
2020-11-21
1