Aku berjalan menuju ruang guru, bermaksud ingin bertanya alamat rumah Clara, entahlah tapi hatiku tergerak ingin menjenguknya.
Sesampainya di ruang guru aku menemui wali kelas ku dan menanyakan alamat Clara, “Untuk apa, kalau saya boleh tau?” tanya wali kelasku. “Clara sakit bu semenjak kemarin, saya perwakilan kelas ingin menjenguk Clara bu” jawabku menjelaskan.
“Begitu. Yasudah, ini alamatnya.” ucap walikelas ku menyerahkan lembar kertas yang berisi alamat rumah Clara yang ia pindahkan dari profil Clara.
Sepulang sekolah aku langsun pergi ke rumah Clara, tapi sebelumnya aku mengajak ke tiga teman ku, tapi mereka tak mau. Jadi aku ke rumah Clara sendirian, aku membeli beberapa buah untuk Clara, semoga saja ia cepat membaik.
Sesampainya di rumah Clara, aku mengetuk pintu beberapa kali tetapi tak ada tanda-tanda ada orang di dalam, ku pikir memang rumahnya sedang kosong, aku berbalik bermaksud untuk pergi meninggalkan rumah Clara sampai aku mendengar pintu terbuka, refleks aku membalikan tubuhku lurus ke arah pintu, terlihat seorang wanita yang cantik? ‘apa ia kakak perempuan Clara?’ pikirku
Wanita itu melihatku dari atas sampai bawah, “Cari siapa?” tanya nya. “Claranya ada? Saya teman sekelasnya, nama saya Riyant.” jawabku memperkenalkan diri.
Ku lihat ia tersenyum senang, dan mengizinkan aku masuk dan menyuruhku duduk di sofa ruang ramu, aku kemudian mendudukan diriku di sofa dan menatap sekeliling rumah Clara, begitu rapi dan terawat.
Sedangkan wanita itu pergi ke belakang – ke arah dapur – ia lalu kembali dengan se gelas air di tangannya dan meletakkannya di meja yang berada di hadapanku, aku tersenyum berterimakasih.
“Jarang sekali ada teman Clara ke rumah,” ujarnya, “Ah ya, saya lupa. Saya Mia, ibunda Clara.” ucapnya memperkenalkan diri.
Aku sedikit terkejut, karena ia terlihat sangat muda, ia tersenyum ke arahku yang ku balas dengan senyum kikuk, merasa canggung karena berpikiran bahwa ia kakak perempuan Clara.
“Tunggu disini saya panggilkan Clara dulu ya,” ucapnya lalu beranjak meninggalkan aku di ruang tamu sendirian.
(POV Riyant Off)
Mia beranjak dari sofa ruang tamu menuju kamar Clara, sesampainya ia di kamar Clara, Mia melihat Clara masih berbaring bermain ponsel. “Sayang, ada temanmu di bawah,” ujar Mia di ambang pintu kamar Clara, membuat Clara bingung.
Heran, teman? Seumur-umur tak pernah ada teman yang datang ke rumahnya, tapi mengapa ada orang yang ‘mengaku’ teman Clara datang ke rumah?
“Siapa bu? Aku ... aku bahkan tak punya teman,” jawab Clara, “Ada, itu di bawah ia menunggumu. Cepat temui,” sahut ibunya menghampiri Clara dan membelai rambut pendek Clara, Clara masih bingung keheranan ‘siapa temanku?’ pikirnya.
Clara langsung beranjak lalu merapikan penampilannya, kemudian turun ke bawah, ke arah ruang tamu seperti yang sudah di intruksikan ibunya.
“Riyant?” tanya Clara memastikan, ketika ia sampai di ruang tamu. Mendengar namanya di sebut Riyant menoleh ke arah Clara dan beranjak dari duduknya lalu tersenyum hangat pada Clara. “Hai.” sapa Riyant, Clara menghampiri Riyant.
“Hai juga duduk lah,” ujar Clara, mereka duduk di sofa ruang tamu Clara, “Ini, aku ada sedikit bingkisan,” ucap Riyant memberikan buah-buahan yang ia beli di jalan. Clara menerimanya “Terimakasih.”
“Bagaimana keadaanmu?” tanya Riyant, “Sudah membaik,” jawab Clara tersenyum senang, tentu ia sangat senang karena ini kali pertama ia di kunjungi oleh seorang teman.
“Kau tertinggal beberapa mata pelajaran. Apa kau besok akan sekolah?” tanya Riyant. “Ya aku tahu aku tertinggal, aku akan mengejarnya. Ku rasa besok aku sudah mulai bersekolah,” jawab Clara,
“Kalau masih belum bisa untuk masuk sekolah, tak apa istirahat saja dulu,” saran Riyant, Clara menggeleng perlahan. “Nanti aku tertinggal lebih jauh,” balasnya.
“Aku akan mengajarimu, nanti aku akan kemari, kita belajar bersama. Kau mau?” tanya Riyant menawarkan diri, Clara menoleh terkejut. “Serius?” tanya nya, Riyant mengangguk sambil tersenyum. “Terimakasih Riyant, kau baik sekali. Aku bersyukur,” ucap Clara, “Tentu, aku kan temanmu.” sahut Riyant senang.
Clara tersenyum “Aku senang, akhirnya aku punya teman,” ucap Clara lirih berbisik hampir tak terdengar, namun Riyant masih bisa mendengarnya, senyum Riyant mengendur “Apa maksudmu Clara?”
“Umm.. aku, tak pernah punya teman sebelumnya. Tak ada yang mau berteman denganku, karena aku jelek, gendut, hitam benar-benar tak pantas punya teman,” jawab Clara.
Riyant kaget “Mengapa begitu?” Clara menggeleng tak tahu. “Jangan hiraukan mereka, kau foksukan pada dirimu sendiri, biarlah mereka menghinamu. Kau harus buktikan dengan prestasimu, bahwa cantik tak hanya meluli perihal visual, jika hanya mengandalkan kecantikan fisik tanpa ia berilmu dan berakhlak itu akan sia-sia, peruma saja kan?” ucap Riyant.
“Semua orang suka gadis canitk” balas Clara, “Fisik bisa di rubah, tetapi hati yang gelap sulit untuk di jernihkan. Tetaplah jadi gadis yang baik dan cerdas Clara, kau harus begitu untuk menghadapi dunia di masa depan” ujar Riyant. Clara menatap Riyant, ia berfikir bahwa ada benarnya juga ucapan Riyant.
Mereka lalu saling mengobrol dan mengenal satu sama lain, Riyant pun mengajari beberapa mata pelajaran yang sempat terlewat oleh Clara karena Clara sakit.
Beberapa hari berlalu, Riyant dan Clara semakin dekat, semakin hari Riyant jadi semakin tahu fakta bahwa Clara di rundung oleh teman-teman sekelasnya, Riyant selalu berusaha melindungi Clara dan tetap berada di samping Clara.
Tak sedikit juga banyak yang berkomentar jelek tentang Riyant, terlebih Andi, Farhan dan Yoga yang menjauhi Riyant, karena merasa selera Riyant sangatlah rendah, mengapa ia mau bersama Clara?
Clara khawatir dan sangat merasa bersalah pada Riyant, karena Riyant berteman dengannya ia jadi tak punya teman
“Riyant, mengapa kau mau berteman denganku? Kau kan jadi tak punya teman lagi gara-gara kau selalu bersamaku. Kau di jauhi sama sepertiku,” tanya Clara suatu ketika, pada jam istirahat hanya mereka berdua di kelas jadi Clara bertanya begitu pada Riyant. Riyant tersenyum menanggapi pertanyaan Clara
“Untuk apa berteman dengan orang-orang toxic? Itu hanya merugikan diri sendiri” jawabnya, Clara terdiam, lalu kembali menyibukan diri dengan membaca novel, sedangkan Riyant bermain games dengan ponselnya, setengah jam keheningan menerpa mereka, tiba-tiba saja Riyant memanggil Clara. “Clara?” Riyant memanggil, Clara menoleh “ya Riyant?”
“Kau pernah ke time zone?” tanya Riyant, Clara menggeleng. “Aku tak pernah meninggalkan rumah sendiri ataupun bersama teman, aku pergi hanya bersama ibuku,” jawabnya, Riyant terdiam dan bertanya “Bagaimana kalau kita ke time zone hari minggu?” Clara menoleh ia berfikir sejenak, ia takut tempat umum sebenarnya.
“Entahlah.” jawab Clara menggantung, “Tenang saja, aku akan selalu berada di sampingmu,” ucap Riyant, “Aku tak yakin.” sahut Clara. “Baiklah kalau kau tak mau,” ucap Riyant sedikit menyerah, ia hanya ingin membuat Clara senang sebenarnya.
“Maaf” balas Clara, “Memang, apa yang kau lakukan di hari minggu?” tanya Riyant mengalihkan.
Clara menutup novelnya dan berfikir “umm .. tak ada yang menarik, paling aku membuat video ku yang sedang ber make up,” jawab Clara. Riyant membulatkan mata “woaah, kau seorang beauty vlogger?” tanya Riyant.
Clara menggeleng salah tingkah “Ah tidak. Aku tak mungkin menjadi beauty vlogger. Karena, yaaa tak ada beauty vlogger seperti ku,” ucap Clara sendu.
“Oh ayolah, kau pasti bisa. Aku ingin melihatmu melakukan vlog, boleh aku ke rumahmu?” tanya Riyant, “Aku malu” ujar Clara, terlihat semburat kemerahan di pipinya.
“Kau tak perlu malu, kau harus percaya diri. Ayo buktikan, aku akan mendukungmu,” ucap Riyant tersenyum “Boleh kah?” tanya nya lagi. Clara mengangguk.
“Baiklah” ujar Riyant, tepat saat itu bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran akan di mulai.
...****************...
Hari minggu tiba, Riyant sudah berada di rumah Clara, mereka sedang berada di ruangan tempat biasa Clara melakukan vlogging di rumahnya, Riyant memperhatikan Clara melakukan vlogging, ia sangat kagum, menurut Riyant, Clara sangat keren, ia juga pandai sekali bermake up, make up yang Clara buat sungguh luar biasa keren.
Ketika selesai membuat video, Riyant menghampiri Clara, ia tengah ingin membersihkan hasil make up nya. “Tunggu, jangan di hapus” ujar Riyant menghentikan aktivitas Clara yang sedang menuangkan micellar watter ke kapas,
“Kenapa?” tanya Clara bingung, “Boleh aku mengambil foto bersamamu? Untuk kenang-kenangan,” tanya Riyant, Clara terdiam. “Aku tak pernah percaya diri ketika berfoto, hasilnya pasti jelek,” ujar Clara. “Tidak, kau cantik” ucap Riyant, sambil menyiapkan kamera pada ponselnya.
Tanpa Riyant sadari ucapannya malah membuat Clara salah tingkah, baru kali ini Clara di puji cantik selain oleh ibunya. Riyant meminta izin lagi untuk berfoto, lalu Clara memperbolehkannya.
Jam makan siang di hari minggu berlangsung, saat ini Riyant tengah makan siang bersama Clara dan ibunya, Mia – ibunda Clara – sangat senang, akhirnya Clara bisa punya teman, Mia pikir Riyant benar-benar tulus berteman dengan Clara,
‘semoga ini awal yang baik untuk Clara dan seterusnya akan selalu baik’ batin Mia melihat kedekatan anaknya dengan teman baru. Sedari tadi Mia memperharikan Clara yang bercerita panjang lebae pada Riyant, sesekali mereka tertawa bersama, entah apa yang tengah mereka bicarakan, tapi menurut Mia, itu adalah pemandangan yang sangat luar biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Swastamita_
Waah riyant terpesona sm mama Mia😍
2020-11-21
1
Rin
5 like untukmu 💕💕
2020-10-01
1
Miloneovia
next thor,semangat😀ngomong ngomong aku dah mampir nih
2020-09-29
1