“ASTAGAAAAA” teriak ibuku yang ternyata sudah ada di hadapanku,
"ADA APA DENGAN RAMBUTMU, NAK?” tanyanya.
“Kau di bully lagi oleh temanmu? Aku harus menelfon pamanmu meminta ia menuntut anak-anak nakal itu,” ujar ibuku sambil mengeluarkan handphone di tas tangannya. Aku beranjak dari dudukku untuk mencegah ibu menelfon paman,
“Bu, ini bukan karna mereka, aku hanya mau mencoba gaya rambut yang baru. Aku sedikit bosan dengan rambut panjang, maafkan aku tidak izin pada ibu,” ucapku berbohong pada ibu sambil menggenggam tangannya yang sedang memegang ponselnya,
“Benarkah?” tanyanya menoleh padaku, aku mengangguk ‘untung aku sudah berganti pakaian’ ujarku dalm hati.
"Kau harusnya bilang terlebih dahulu pada ibu, kau ini. Lagi pula mengapa kau memotongnya sangat pendek?” tanya ibu yang mulai melunak.
“Umm.. karena gerah, jadi aku memotong sependek mungkin. Ibu tahu? Bahkan aku berniat menggundulkan kepalaku,” ucapku di sertai dengan cengiran,
“Ishh kau ini!” ibu mencubit hidungku, “Ah ibu, sekarangkan ada wig,” ujarku tersenyum pada ibu, “Yasudah besok ke sekolah pake wig saja,” ujar ibu ku berjalan menuju kulkas mengambil air dan menuangkannya ke dalam gelas.
Aku kembali duduk di bangku pantry dan melahap makananku lagi “Tidak ibu, seperti ini saja,” ucapku sambil menyendok makanan ke mulutku,
“Kau yakin?” tanya ibu yang memberikan gelas berisi air padaku, aku mengangguk dan mengucapkan terimakasih untuk airnya, ibu pamit untuk membersihkan dirinya, aku mengiyakan, aku fokus dengan makanku.
Setelah selesai aku membersihkannya, di rumah kami tidak ada asisten rumah tangga, jadi pekerjaan rumah ku bagi dengan ibu, lumayan menghemat. Kadang jika ibu pulang larut dari kerjaannya aku yang akan membuatkan ibu makanan, dan kalau pagi aku selalu bangun lebih awal untuk membuat sarapan untuk ibu dan membangunkan ibu, ayah dan ibu sudah cerai jadi di rumah ini hanya ada kami berdua, tapi tak apa, aku masih punya ibu yang selalu menyemangatiku dan mendukung apapun yang aku lakukan.
Aku merebahkan diriku di sofa ruang TV sambil menonton kabar berita hari ini dan memakan camilan di tanganku yang sudah ku ambil di lemari camilan, sejujurnya aku bosan, aku tidak tahu harus melakukan apa, aku melihat ibu mendatangiku dan duduk di sofa dekat kakiku dan meraih camilan yang ada di tanganku.
“Kau tidak membuat video make up lagi?” tanya ibuku aku menggeleng, “Tidak ada ide,” jawabku “lagi pula, aku bosan dan malas,” tambahku lagi,
“Kalau begitu, bagaimana kalau kita menonton film? Sudah lama kita tidak menonton film.” usul ibuku, dan aku mengiya kan.
Kami menonton film hingga larut, beberapa remahan popcorn dan kripik kentang serta beberapa kaleng softdrink yang kami konsumsi berserakan di lantai sofa ruang TV, aku melihat ibuku tertidur di sofa, aku membangunkannya dan menyuruh ibu untuk tidur di kamar, karena disini dingin, aku takut ibu akan jatuh sakit, lalu ibu akhirnya mendengarku dan beranjak dari sofa ke kamarnya, hanya aku sendiri disini dan aku mulai membersihkan lantai dan merapikan ruang TV kemudian pergi tidur.
...****************...
Hari ini adalah hari minggu, hari dimana aku sangat amat damai, hari yang aku tunggu, tidak ada yang menghinaku, membully ku, aku tidak mendengar nada-nada kebencian dari banyak orang, aku damai di hari minggu, aku bersyukur aku bisa merasakan ketenangan meskipun hanya satu hari, tapi setidaknya itu bisa memulihkan jiwaku dan juga hatiku.
Sebenarnya hari ini ibu mengajakku pergi seharian bersama teman-temannya, tetapi aku menolak, aku takut ibu malah di rendahkan karena aku jelek tidak seperti anak dari teman-teman ibu yang lain, jadi aku memutuskan untuk tidak ikut, lebih baik aku di rumah membersihkan rumah juga melakukan apapun yang aku suka.
Aku berniat membuat video tentang make up dan berfikir ingin meng upload nya, mungkin akan ku setting pengaturannya biar hanya aku saja yang melihatnya.
Aku beranjak dari kasur dan pergi ke kamar mandi, ini masih jam 9 pagi, aku akan mempersiapkan diriku untuk membuat video make up, karena memang impianku ingin menjadi beauty vlogger jadi aku harus melatih diriku dari sekarang, meskipun aku tidak tahu aku akan menggapai mimpiku tersebut atau tidak, tetapi aku akan tetap berusaha sebaik yang aku bisa.
Aku sudah membuat video nya sejam yang lalu juga sudah ku edit dan ku upload di sosial media, peraturannya sudah ku ubah dalam bentuk (privacy). Ibu ku belum pulang, aku lapar tapi aku malas untuk membuatkan makanan meskipun hanya untuk aku.
Aku memutuskan untuk membeli makanan di sekitar rumahku, rasanya makan mie ayam mungkin ide yang bagus, aku bergegas mengambil sweater yang menggantung di gantungan dekat pintu lalu turun kebawah untuk membeli mie ayam.
Aku sudah mendapatkan mie ayam, lalu aku pulang ke rumah. Di perjalanan menuju rumah aku melihat seorang pengemis, ia sudah tua renta, ia menghampiriku dan berkata bahwa ia belum makan, aku merasa iba lalu aku memberikan ia mie ayam yang ku beli dan memberikan beberapa lembar uang ‘untung aku bawa uang lebih’ pikirku,
pengemis itu berterimakasih padaku dan aku tersenyum kepadanya, lalu aku mencari warung untuk membeli mie instant, uangnya hanya cukup untuk membeli mie instant, tapi tak apa yang penting aku kenyang.
Sesampainya di rumah aku mulai memasak mie instant dan memakannya sambil menonton TV, ibuku masih belum pulang, mungkin sore ibu ku sudah pulang, setelah makananku habis, seperti biasa aku membersihkanya kemudian masuk ke kamarku dan bersantai, membaca novel sambil mendengarkan lagu, aktivitas yang ku lakukan membuatku mengantuk dan akhirnya akau tertidur.
...----------------...
Tanpa Clara sadari, video yang ia upload seharusnya berbentuk privacy, karena kecerobohannya ia malah mengunggah video tersebut ke publik, akhirnya banyak komentar-komentar yang terdapat di video Clara, serta share yang membludak, Clara tidak tahu jika video nya tersebut mendorong ia ke lubang yang berisi jarum.
(POV Mia Ibu Clara On)
Aku Mia, ibu dari Clara Shinta, saat ini aku sedang berada di restaurant bersama teman-teman kantorku, hari ini kami memang sudah berencana akan berkumpul untuk bersenang-senang, semua teman-temanku membawa anak-anak mereka, Clara tidak pernah mau ku ajak entahlah, semua temanku tidak tahu Clara karena Clara selalu tidak ikut ketika ada acara seperti ini, bahkan ketika mereka semua bertamu ke rumahku, Clara akan seharian mengurung diri di kamarnya sampai teman-temanku pulang.
Aku memanggil pelayan dan memesankan makanan untuk anakku, sebentar lagi kami akan pulang karena ini sudah sangat sore, aku tidak bisa meninggalkan Clara sendiri di rumah, meskipun aku tahu ia akan baik-baik saja aku tinggal tapi tetap aku selalu mengkhawatirkannya.
Setelah selesai memesankan makanan untuk ku bungkus, teman-temanku saling bersahut-sahutan tawa, aku bertanya ada apa? Temanku – Dinda – menjawab,
“*S*ini deh, liat. Hahaha lucu sekali, dia terlalu percaya diri, padahal wajahnya tidak cantik, kulitnya hitam dan badannya gendut. Ya ampun, ia tidak malu? Hahaha...” Dinda menyerahkan smartphonenya padaku, aku mengambilnya dan ku lihat video di layar smartphone temanku, seorang gadis yang sedang berdandan, aku terdiam.
Aku tertarik membaca komentarnya karena sangat amat banyak dan betapa sakitnya hatiku, melihat anakku di perlakukan seperti ini, aku marah sangat marah.
Lama aku menatap layar smartphone temanku, kemudian aku mulai mendengar temanku yang lain berbicara,
“Jika aku adalah ibunya, aku akan membuangnya di panti asuhan. Sungguh, penampilannya membuatku malu,” demi apapun, aku sangat marah. Ku kembalikan smartphone milik Dinda, temanku. dan langsung beranjak ke kasir untuk membayar pesananku, seseorang memanggil – itu Dinda –
“Mia, kau mau kemana?” tanyanya, “Aku buru-buru pulang, anakku menunggu” jawabku melangkah kaki ku pergi dari tempat itu, apa-apaan mereka menghina anakku, sungguh keterlaluan.
(POV Mia ibu Clara Off)
Disisi lain, teman-teman Mia (ibu Clara) sedang membicarakan Mia, “Kau tahu anaknnya Mia?” tanya Dinda memulai percakapan selepas Mia meninggalkan restaurant.
“Aku tidak tahu, lagi pula anaknya selalu tidak hadir, bahkan ketika kita berkunjung anaknya terus menerus di dalam kamar, sungguh tidak sopan,” sahut yang lain – siska – Obrolan-obrolan lainnya yang membicarakan tentang Mia, tetapi Mia tidak mengetahuinya.
Mia sedang memesan taksi online untuk cepat samapai ke rumahnya, ia terus memikirkan Clara di sepanjang perjalanan menuju rumah.
...----------------...
Sesampainya di rumah, ia langsung menuju kamar Clara, tanpa mengetuk pintu, Mia langsung membuka kamar Clara.
Cklek
“ASTAGA CLARA”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Swastamita_
abaikan saja nyinyiran mereka clara,
toh semua org berhak untuk bermimpi termasuk kamu🤗
semangaaat up thor😊
2020-11-21
1