Terdampar
Karya perdana, jadi mohon maaf sebelumnya jika terdapat typo, penggunaan kata yang kurang tepat dan kalimat yang sulit dipahami.
trims.
Selamat membaca,
🌺hem...🌺
* * *
Sepasang kaki melangkah cepat di sepanjang koridor rumah sakit. Sosok wanita cantik dengan jas putih khas seorang dokter melewati setiap ruang konsultasi yang pintunya tertutup rapat .
Tepat di sebuah ruangan dimana bertuliskan " spesialis bedah penyakit dalam "ia menekan ganggang pintu tersebut, kemudian masuk keruang konsultasi miliknya.
Usai melepas jas putih yang ia kenakan sepanjang jam kerja, ia kemudian menggantungnya pada sebuah gantungan besi berdiri yang ada disisi kanan kursi hitam .
Dihadapan sebuah meja yang di atasnya terdapat papan nama "Dr. Hana Sp.PD ", ia membungkukkan tubuhnya untuk membuka laci meja paling bawah .
Melepas hells hitam yang sudah menemaninya seharian, lalu menggantinya dengan sneakers putih ,
Hana bersiap meninggalkan ruang kerjanya .
Dengan menenteng hand bag hitam ditangan kanannya ia pun melangkah meninggalkan ruangan tersebut.
* * *
Beberapa perawat dan rekan sesama dokter yang berpapasan menyapa hangat ke padanya.
Sebagaimana ia dikenal dengan sikap datarnya, Hana pun membalas dengan hanya menganggukkan kepala dan senyuman ringan saja.
Terkenal sebagai dokter single tercantik.
Dengan tinggi 170cm bentuk tubuh yang langsing semampai ,pinggul yang lebar, dengan bagian dada dan bokong menjulang begitu menggoda, potongan rambutnya bob hitam pendek, berkulit putih , lengkap dengan paras jelitanya, membuat setiap mata yang memandang pasti menaruh perhatian khusus, entah itu perempuan terlebih lagi bagi para kaum adam.
Banyak yang mengatakan jika Ia terlihat lebih pantas menjadi seorang selebriti ataupun model ketimbang dengan profesinya saat ini.
Namun sayangnya, terlepas dari semua kesempurnaan fisik yang ia miliki, wanita anggun itu memiliki sifat dingin yang terkesan acuh dalam menanggapi apapun. Ia juga irit dalam bicara.
Selain urusan pekerjaan wanita itu hampir tak pernah terdengar bersuara .
Tak heran jika diusia yang menginjak 30 tahun Hana tak pernah terlihat ataupun terdengar punya hubungan khusus dengan seorang pria.
* * *
Kakinya berjalan dengan cepat seperti tengah diburu sesuatu . Ia menuju ke parkiran roda dua dimana kendaraannya berada.
Hana menghentikan langkahnya tepat dihadapan sebuah motor yamaha N-Max berwarna silver. Mengeluarkan kunci dari dalam saku depan jeansnya dan langsung memasukan kunci untuk mengambil helm dari dalam bagasi .
" kalo istriku kaya gitu.. mungkin gak akan kukasi keluar kamar " terdengar jelas ucapan dari salah seorang petugas parkiran pada teman sesama prianya yang kebetulan melintas dihadapan Hana.
Hana melirik sesaat, melihat bagaimana dua pria tadi menatapnya dengan lekat sambil berjalan perlahan semakin jauh .
Ia tau jika ucapan tadi ditujukan padanya.
Ini bukan pertama kalinya ia mendapat perlakuan tak menyenangkan dalam lingkungan kerjanya.
Hanya saja karena namanya tadi tak disebut, ia jadi tak bisa berbuat banyak selain memilih untuk mengacuhkannya saja.
Hana menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan kasar, mencoba untuk tetap bersikap seperti biasa.
Ia pun melanjutkan hal yang tadi sempat tertunda, mengenakan helm dan langsung meninggalkan area rumah sakit umum tempat dimana selama 5 tahun ini ia berkerja.
* * *
Mengendarai motor yang baru saja ia beli dua bulan lalu, ia kini telah memasuki sebuah kawasan perumahan yang masih dalam tahap dikembangkan.
Hana berhenti, ketika sampai di sebuah rumah minimalis tipe 36 yang dicat dengan warna hijau.
Usai memarkirkan motornya tepat dihalaman depan rumah, Hana bergegas membuka pintu, masuk kedalam rumah dan segera menuju kamar tidur sederhana yang hanya disini satu single bed dan lemari baju 3 pintu.
Tak lama kemudian, Hana sudah berganti pakaian dengan stelan rumah. Sebuah daster hijau tanpa lengan bercorak batik .
Hana menuju dapur setelah sebelumnya mengambil baju kotor yang ada di keranjang londry, termaksud baju kerja yang tadi ia kenakan lalu memasukanya kedalam mesin cuci.
Usai menekan tombol on , Hana beranjak dari situ dan membiarkan mesin cuci mengerjakan tugasnya.
Hana kini beralih kedapur.
Ia terlihat sedang membungkukan tubuh di hadapan kulkas satu pintu yang pintunya ia buka lebar.
Terlihat jika ia mulai mengeluarkan satu persatu bahan dari dalam kulkas.
Hana bersiap untuk memasak dengan menu sup ayam.
Siapa yang akan mengira jika wanita cantik berprofesi sebagai seorang dokter itu mampu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan begitu piawai.
Setelah memasukan 6 potong daging ayam, kemudian membolak-balik daging dan bumbu menjadi satu, iapun menambahkan air kedalam masakannya dan disusul beberapa macam potongan sayur.
Kini hanya menunggu masakanya matang.
Sementara itu, Hanapun memanfaatkan waktu yang ada mandi.
Dan hanya butuh waktu 10 menit itupun lengkap dengan ritual keramasnya, Hana sudah keluar dari kamar mandi.
* * *
Kini Hana sudah kembali bersiap.
Dengan stelan kasual, kaos hitam dan celana kotak-kotak selutut .
Di dapur, Hana terlihat sedang memasukan sop ayamnya lengkap dengan taburan daun bawang kedalam sebuah termos bekal .
Selesai dengan urusannya di dapur Hanapun beralih ke mesin cuci yang sudah selesai dengan tugasnya.
Ia lalu mengeluarkan baju yang masih terasa lembab dari dalam mesin cuci lalu menggantungnya di jemuran yang ada di teras belakang rumahnya.
Akhirnya Hana selesai dengan tugas rumahnya.
Setelah memastikan semua pintu rumah terkunci , Hana yang mengenakan topi baseball berwana hitam itu terlihat mendorong sebuah sepeda lipat pacifik .
Hana mulai mengayuh sepedanya dengan santai, tampak pula termos bekal ia gantung pada pegangan kanan sepedanya.
Inilah rutinitas yang hampir setiap hari ia lakukan sepulang berkerja.
Menfaatkan waktu yang ada dengan berolahraga walaupun hanya sekedar bersepeda untuk sampai ditempat tujuannya .
Setelah melewati gerbang perumahan, iapun mulai memasuki jalan utama kota. Melewati satu persatu bangunan yang tersusun rapi ditepian jalan , dari yang hanya sebuah ruko tunggal sampai dengan gedung-gedung pencakar langit.
Hiruk pikuk sibuknya ibu kota masi terasa diwaktu yang sudah melewati pukul 7 malam. Hal itu terlihat dari masih banyaknya kendaraan yang sibuk berlalu lalang dan memenuhi jalan.
Belum lagi yang mengantri ditiap perhentian lampu lalu lintas dan ditambah dengan suara klakson yang saling bersahut-sahutan.
* * *
Setelah melewati macetnya jalanan ibu kota tanpa terasa Hana pun sampai di tempat tujuannya.
Di salah satu bangunan tertinggi di pusat kota, sebuah apartemen mewah.
Dengan berbekalkan sebuah Access Card berwarna gold , ia dapat dengan mudah memasuki kawasan apartemen tersebut.
Hana disapa hangat oleh security yang tengah bertugas di basemen khusus parkiran bagi penghuni apartemen tersebut.
Pria berkulit hitam itu sudah hapal pada siapa yang tengah datang di kawasan yang hanya ditinggali oleh mereka yang berasal dari kalangan menengah ke atas.
Usai memarkirkan sepedanya ditempat biasanya, Hana kemudian berjalan menuju lift yang masi berada di lantai yang sama.
Kembali ia gunakan Access Card miliknya untuk dapat mengakses lantai yang ia tuju.
Masih dengan tangan yang sejak tadi tak lepas memegang termos bekal yang ia bawa , Hana kini sudah hampir sampai ditempat tujuannya, yaitu lantai tertinggi dari gedung tersebut.
" semakin hari rasanya semakin malas kaki ini melangkah "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Trua Yohanes
aku senang
2021-05-18
2
@zulaihasj
Hai aku mampir.. salam dari Cinta dalam Diam memenuhi undangan mu
bawa 5 like 🥰
2021-04-11
2
Titis Setiyowatiu7
mari baca
2021-02-10
2