Pertemuan Keluarga

🌺hem... 🌺

* * *

Diparkiran.

" tapi motorku,Jon.. " Ucap Hana saat Jon membuka pintu mobilnya.

" Nanti Asisten ku yang akan mengambilnya, berikan saja kunci motormu " Jon menutup pintu mobil usai Hana memberikan kunci motor.

Tak lama kemudian, mereka yang sudah berada didalam mobil pun meninggalkan area parkiran,melaju memasuki jalan utama yang terlihat macet .

" sial, aku lupa kalo ini jam pulang kantor.. seharusnya ku jemput kau lebih cepat " Jon menghempaskan tangannya dengan kasar pada stir kemudi.

" kenapa harus buru-buru, Jon. Bukanlah acara makan malamnya pukul 8 , ini baru pukul 5 " Hana mencoba menenangkan dengan membelai pundak calon suaminya itu.

" bukan tanpa alasan aku menjemputmu lebih cepat, Hana. Kita akan ke butik terlebih dahulu "

" butik .. oh, iya ? " Hana mengangguk menyadari hal tersebut.

" kenapa ? " Jon melirik Hana, dengan raut wajah kesal mulai terlihat.

"apanya ? " Hana menarik tangan.

kedua tangan ia letakan di atas pangkuannya, dengan saling menggenggam .

Ia sadar jika sudah kembali memancing amarah Jon.

" kau benar-benar menguji kesabaranku,Hana.

Apa kau ingat kapan terakhir kali kita fitting baju pengantin ? sebulan yang lalu, Hana.. dan kau ? apa kau pernah pergi untuk memastikannya sendiri ? "

" aku sudah pernah mencobanya, Jon.. tak akan ada yang berbeda jika kembali ku pas kan di tubuhku "

" apa kau tak sadar jika kau semakin kurus ? apa segitu frustasinya kau akan menikah denganku ? "

Hana terdiam,apa yang Jon katakan memang benar. Ia memang mengalami penurunan berat badan sampai 5kg. Ia tak menyangka, jika Jon memperhatikan dirinya sampai sedetail itu.

" setiap minggu aku ke sana, Hana.

hanya untuk memastikan jika pakaian pernikahan kita sudah siap tak kurang satu apapun ..Itu karena aku sedang berusaha untuk memberikan pernikahan yang sempurna untukmu, Hana.. "

***

Setelah melewati macetnya lalu lintas, Jon kini terlihat sedang memarkirkan mobilnya di depan sebuah bangunan klasik yang terletak diantara komplek pertokoan utama dipusat kota.

' Good Boutique ' keduanya memasuki tempat tersebut.

" Hai, Hai.. ih, akang Jon ! kok baru dibawa si mbak cantiknya.. " sapa seorang pria kemayu berkepala plontos menyambut keduanya.

" maaf, " ucap Hana tersenyum ramah.

" ayo, buruan kita mulai fitting nya " Jon tampak tak sabar.

Pluto, si pemilik butik menyuruh dua orang pekerja wanitanya untuk membantu Hana mencoba kembali gaun pernikahan yang memang sudah dipersiapkan sejak sebulan lalu.

Sebuah gaun putih tanpa lengan, tali seukuran dua jari sebagai pengikat pinggang , dengan renda bertaburkan mutiara putih pada bagian dada dan bawah gaun.

Sebuah gaun sederhana namun terkesan elegan sesuai dengan karakter Hana yang tak suka segala sesuatu yang berbau berlebihan.

" ck' kaaaannnn.. gaunnya merosot... "Pluto berdecak kesal saat Hana keluar dari ruang ganti dengan gaun yang ia pegang diujung kedua ketiaknya agar tak jatuh.

Hana tersenyum canggung, Jon yang menyadari maksud ucapan Pluto terlihat menggeleng pada Hana.

" Aku tau kau bisa lakukan yang terbaik " ucap Jon beralih melihat pada Pluto.

" Kau bisakan lakukan sesuatu pada gaun ini ? " Hana membelai gaun indah tersebut, ia memang menyukai gaun pernikahannya itu dan enggan diganti dengan yang model lain.

" hemmmm mm baiklah.. tapi pastikan 3 hari sebelum harinya kalian datang untuk fitting lagi. ok ? " tunjuk Pluto pada Hana dan Jon sebagai tanda peringatan.

Jon mengambil handphone dari saku depan jeans hitamnya. ' ckrek ' tanpa Hana sadari Jon mengambil fotonya.

Jon sebenarnya sejak tadi berusaha untuk menahan kagumnya, tepat disaat Hana keluar dari ruang ganti.

Melihat keindahan tubuh yang dibalut gaun yang mempertontonkan pundak putih Hana, belum lagi belahan payudara Hana yang samar-samar terlihat. Hal itu membuat Jon terlihat menaik turunkan jakunnya beberapa kali dengaan cepat.

Sebisa mungkin ia coba menahan sesuatu dari dalam dirinya yang mulai bangkit.

" ngambil fotonya nanti dong, kalo uda full sama make up " goda Pluto yang menyenggol lengan Jon.

Hampir saja handphonenya terjatuh.

Jon melototkan kedua matanya pada Pluto yang tersenyum sambil mengucapkan "maaf" dengan suara yang hampir tak terdengar.

***

Masih dengan stelan yang sama, Jon dan Hana kini sudah berada di salah satu hotel bintang lima.

Keduanya terlihat memaauki lift ,menuju lantai dimana restoran tempat Jon memesan jamuan makan malam untuk keluarga mereka.

Di restoran .

Di salah satu ruangan khusus ,dimana hanya 1 meja yang memang diperuntukan khusus untuk tamu vvip.

Ruang tertutup dengan dua pintu masuk yang dimana berdiri pelayan khusus untuk melayani penghuni ruangan tersebut.

Hana tersenyum penuh, ketika baru saja memaauki ruang tersebut dan melihat kedua orang tua Jon, ayahnya dan kakaknya Harpita sudah berada disana. Mereka semua berdiri menyambut kedatanganya dan Jon.

Hana menghampiri wanita bertubuh tambun yang adalah Ibu dari Jon, memeluknya dan mendaratkan kecupan dikedua pipi.

Dengan ayah Jon, Hana mendapat belaian lembut dikepalanya. Tak lupa Hana mencium telapak tangan kedua calon mertuanya itu.

Jon melakukan hal yang sama.

Setelahnya, barulah Hana beralih mendekat pada pria paruh baya yang rambutnya sudah memutih semua. Ia memeluk erat sang ayah, lalu beralih pada kakaknya, Harpita. Wanita yang tak kalah cantik darinya itu juga membalas pelukannya dengan tak kalah erat. Bahkan terlihat jika Harpita akan meneteskan air mata.

Karena mang ia dan Hana sudah lama tak bertemu.

Jon menyalami calon mertuanya , mencium punggung tangan yang sudah mengkeriput .

Dan pada calon kakak iparnya, ia hanya berjabat sesaat.

Mereka semua pun duduk.

Tak lama kemudian satu persatu pelayan datang dan mulai menghidangkan makanan di atas meja.

Mereka Semua tampak begitu menikmati makanan yang ada di hadapan mereka itu, sambil diselingi pembicaraan ringan.

Hingga tibalah mereka diinti dari pertemuan itu. Saat dimana makanan penutup dihidangkan, sebuah puding susu.

" mama , senang .. akhirnya kalian menikah juga " senyum Bu Retno .

Dengan tanganya yang terlihat mengenggam erat jemari Hana yang duduk di samping kirinya.

Lama ia menatap calon menantunya itu dengan sorot mata yang bersinar.

Hana mencoba membalas dengan senyuman serupa, di liriknya ekspresi ayahnya yang datar sambil menyendokan puding kedalam mulut.

Menyadari keheningan dari pihak perempuan, suasana tiba-tiba berubah menjadi canggung. Sejak tadi memang Jon dan kedua orangtuanyalah yang lebih banyak bicara. Sedangkan Hana hanya sesekali, ayahnya dan Harpita bahkan sama sekali belum terdengar bersuara.

" sayang sekali almarhum Ibumu tidak dapat menyaksikan hari bahagia ini ... andai saja kalian menikah 4 atau 3 tahun lalu.. " Bu Retno melepas genggaman tangannya, mengambil gelas hana berisi air putih dan meneguknya hingga habis. Raut wajahnyapun berubah.

Sesaat mereka semua kembali terbayang, bagaimana almarhum Ibu Hana yang sakit-sakitan semenjak Hana menunda pernikahannya. Padahal saat itu Hana sudah menjanjikan jika enam bulan setelah bertunangan, ia dan Jon akan menikah .

Namun nyatanya ada saja yang menunda hal tersebut tak kunjung terlaksana.

Belum hilang trauma pada putri sulungnya yang sampai saat itu belum juga menikah, iapun khawatirkan jika hal sama terjadi pada Hana.

" Ma.. " Jon mencoba menenangkan Ibunya.

Ia tau jika Ibunya menyimpan kekesalan pada Hana .

Bu Retno melirik Hana yang tadi sempat tertunduk. Namun kini sudah kembali menegakkan kepalanya .Hana berusaha untuk tetap tersenyum.

Bu Retno sadar jika anaknyalah yang tergila-gila pada Hana.

Ia pun tau jika Hana adalah wanita baik dengan segudang prestasi dibidang akademik.

Tentu saja semua yang Hana miliki itu dinilai pantas jika disandingkan dengan anaknya yang rupawan dan tak kalah sukses dari Hana.

Karena itu BU Retno mengesampingkan kekesalan yang sudah lama ia pendam demi kebahagian anak semata wayangnya .

" maaf karena anak perempuan saya membuat anda kecewa hingga menunda pernikahan ini begitu lama.

Hana hanya mencoba mematangkan diri, mempersiapkan hati dan pikiranya demi rumah tangga yang bahagia.. selama itu pula saya sebagai orangtua juga berusaha untuk mengingatkannya agar tidak lupa pada status pertunangannya "sang ayah angkat bicara.

Namun sepertinya ucapannya barusan sudah menyinggung calon beaannya itu.

Wajah Bu Retno terlihat merah padam.

Ia tau jika ucapan tadi menjurus pada berita tentang anaknya yang dekat dengan beberapa wanita.

Dimana banyak dibahas diberbagai media.

" tidak masalah, toh waktu juga sudah menjawab semuanya.

Pada akhirnya juga tetap menikah dengan Hana. karena itu, tolong maklumi anak kami yang akhir-akhir ini semakin populer " Bu Retno berusaha agar Jon tidak dipermalukan.

" Kau mau mengatakan sesuatu, nak Jon " sang ayah menatap Jon yang tampak memucat.

" sa...saya minta maaf untuk semua berita yang sudah membuat kalian merasa tidak nyaman. kedepannya saya akan berusaha lebih baik lagi untuk menjaga perasaan kalian " Jon tersenyum kaku .

" perasaan kami tidaklah penting.

Yang utama adalah bagaimana perasaan Hana"

" tunggu.. tunggu... kok kenapa jadi anak saya yang dipojokin gini.. " Bu Retno yang tak terima dengan reflek ia pun berdiri .

" maaf, bu kami tidak bermaksud demikian. Ini hanya semacam nasehat sebelum mereka menikah.

karena nanti jika sudah menikah, kami tidak memiliki hak untuk ikut campur prihal urusan dalam rumah tangga mereka nanti " Ucap Har pita mencoba meluruskan agar tidak semakin menjurus ke kesalah pahaman .

" baik, jika demikian. saya juga mau kasi nasehat untuk mereka ,terutama Hana. Setelah menikah jangan berpikir untuk menunda punya anak.

Karena sudah cukup rasanya dengan sejuta alasan yang menunda pernikahan .

Tapi tidak untuk soal momongan.

Apalagi usia kalian juga sudah lebih dari cukup " tegas bu Retno.

Jon berdiri, ia menarik tangan bu Retno untuk kembali duduk.

" jangan khawatirkan hal itu, ma.

Aku dan Hana juga uda sepakat .

Setelah menikah kami akan langsung pergi untuk berbulan madu .

Biar bisa cepat kasi mama cucu " Jon berusaha menenangkan dengan membelai lembut pundak sang ibu.

" Besok kami juga akan check up kesehatan bu, memastikan tidak ada masalah untuk bisa segera punya anak " tambah Hana.

" tentu saja tidak akan ada masalah.

Bukanlah seharusnya jika saat ini mama sudah menimang cucu dari kalian " gerutu bu Retno.

" Sudah, ma.

Apa mama ini gak malu ? kita ini akan jadi satu keluarga.

Toh pada akhirnya hubungan Hana dan Jon sampai juga dipelaminan. Itu sudah lebih dari cukup.

Kita hanya perlu membimbing dan berdoa saja untuk mereka.

Berharap mereka dapat menjalani rumah tangga dengan baik " Pak Retno, ayah Jon yang sedari tadi sudah jengah dengan tingkah istrinya akhirnya bersuara juga.

Acara makan malampun ditutup usai kedua orang tua Jon pamit terlebih dahulu untuk kembali ke kamar mereka yang berada dihotel yang sama.

Jon mengantar kedua orangtuanya , meninggalkan Hana , ayah dan Harpita tetap diruangan makan tersebut.

* * *

Didepan pintu lift .

Jon terlihat ikut menunggu pintu angkutan transfortasi vertikal itu terbuka.

Ia berdiri dibelakang kedua orangtuanya.

" keterlaluan ,kamu " ucap Pak Retno pada istrinya dengan sedikit berbisik, mengingat mereka tengah berada di sekitar hotel. Dimana banyak orang yang sesekali melintas di dekat mereka .

" apa salahnya jika aku membela harga diri anakku sebelum mereka menginjak-injaknya.. " sang istri terdengar tak terima.

Bahkan suaranya terdengar sedikit meninggi.

Itu karena yang menunggu pintu lift terbuka saat itu hanya ada mereka bertiga saja.

" kau memang tak bisa di kasi tau "

" aku lakukan karena hanya dia anakku satu-satunya.Selama ini aku selalu berusaha menahan diri saat bertemu mereka.

Jadi akan kulakukan apapun untuk kebahagian Jon.

Dan berdoa dan berusaha saja itu tidaklah cukup. Tanpa adanya tindakan yang berarti.

tapi entah kenapa doaku selalu saja tidak dikabulkan Tuhan "

" memangnya apa doamu sampai Tuhan saja enggan mengabulkanya "

" em... itu... emmm mmmm.. aku berdoa agar alangkah lebih baik jika Jon bisa menghamili Hana " Bu Retno terdengar seperti bergumam. Namun masih dapat didengar jelas oleh kedua pria yang ada didekatnya itu.

Jon tertawa kecil, mendengar kekonyolan sang ibu. Sampai segitunya menginginkannya segera menikahi Hana, bahkan Tuhanpun ingin diajak berkerja sama.

Pak Retno menggeleng-gelengkan kepalanya.

" kembalilah temani Hana dan keluarganya.

Kau harus bisa mengambil hati mereka setelah kelakuan kasar ibumu tadi " ucap Pak Retno pada Jon dengan memutar sedikit tubuhnya agar dapat melihat putranya itu.

" baik, pa... Jon kembali dulu. selamat beristirahat dan selamat malam " pamit Jon saat pintu lift terbuka.

Jon segera berbalik, tak lama setelah kedua orangtua menghilang dari balik pintu lift yang menutup.

Saat akan kembali memasuki ruang restoran tadi, Jon tiba-tiba saja menghentikan langkahnya. Dari kejauhan ia melihat jika pintu tempat perjamuan makan tadi sedikit terbuka .

Perlahan ia pun melangkahkan lagi kedua kakinya untuk mendekat.

Namun kembali harus ia hentikan.

Dari celah pintu yang tak tertutup rapat itu, dapat dilihatnya dengan jelas Hana , ayah dan Harpita yang masih ditempat duduk mereka tadi.

Ekspresi Ketiganya tampak sama.Datar.

Mereka masih mencoba memahami situasi yang baru saja terjadi.

" ayah dengar ada wanita yang mengaku dihamili Jon " Sang ayah mendekatkan kursinya,agar dapat melihat wajah anak bungsunya itu dari dekat.

" Hana " Ucap Harpita pada adik yang sangat ia sayangi itu. Dapat ia lihat ada keraguan dalam mata Hana.

" ayah tidak tau bagaimana hubungan kalian selama ini.

Tapi yang pasti kalian akan segera menjadi sepasang suami istri ''

Hana masih diam.

'' kau tau ayah tidak pernah mendesak mu untuk menikah.

Tapi ayah juga tak ingin kau berakhir sama seperti kakak mu '' mencoba membaca arti dari keterdiaman Hana.

'' Namun jika kau yakin akan keputusanmu ini, maka ayah pasti akan memberi kalian restu dengan sepenuh hati" sang ayah membelai kepala Hana dengan lembut.

Hana menatap sang ayah, lalu beralih pada Harpita yang terlihat mengangguk kepala padanya beberapa kali . Seakan menyalurkan hal yang sama seperti ucapan ayahnya barusan.

Harpita lalu meletakan telapak tangannya di atas punggung tangan sang ayah, lalu menggenggamnya erat.

" kau yang lebih mengenal Jon, jadi apapun keputusanmu, kami akan selalu mendukungmu.. " Harpita tersenyum ketika tangan Hana ikut menggenggam tangan sang ayah yang duduk diantara mereka.

Hana tau bagaimana Harpita selama ini menjalani kehidupan sebagai seorang lajang diusia yang tak lagi muda.

Jika pada umumnya wanita diusia mereka sudah menikah dan memiliki anak, tapi tidak dengan mereka.

Paras cantik , begitupula dengan karir yang baik. Harpita adalah seorang manager disalah satu bank swasta. Namun semua hal tersebut tak menjadi jaminan ia memiliki kehidupan seperti yang orang lain pikirkan.

Harpita pernah hampir menikah. Ia pernah 3 tahun menjalin hubungan, namun harus berakhir karna orangtua sang kekasih tidak menyukainya tanpa alasan yang jelas.

Sang kekasihpun meninggalkanya, memilih menikahi wanita pilihan orangtuanya.

Trauma, tidak. Kecewa, iya.

Namun bukan pada dirinya tapi pada laki-laki yang sudah begitu ia harapkan menjadi pendamping hidupnya, yang justru dengan mudah meninggalkanya begitu saja.

Harpitapun tak lagi menjadikan pernikahan sebagai tujuan dalam hidupnya. Ia pun kini terlihat jauh lebih tenang menjalani kehidupan sendirinya sambil menemani masa tua sang ayah.

* * *

Jon melihat dari kejauhan, bagaimana ayah dan kedua putrinya itu menyatukan jemari mereka diatas meja, terlihat seperti tengah saling menguatkan satu sama lain. Hanya mereka yang tau dilema apa yang mereka rasakan saat ini.

" Ayah, percayalah Jon laki-laki baik. Bukan cuma aku saja yang mengenalnya, kalian pun tau bagaimana Jon terhadapku sejak kami masi kecil. Ayah tidak perlu khawatir, Jon pasti akan membuatku menjadi wanita yang bahagia dengan pernikahanya " itulah kalimat terpanjang yang pernah Jon dengar selama mengenal Hana .

Jon mematung, bayangan bagaimana sikap kasarnya belakangan ini pada Hana seketika berputar di kepalanya.

Rasa bersalah mulai menghantuinya, terlebih setelah mendengar ucapan Hana yang tetap membela dan menutupi sikapnya yang sudah melewati batas.

Terpopuler

Comments

Neng Niehan

Neng Niehan

kenapa aku jadi kesal dengan keputusan Hanna yg akan tetap menikani Jon, sial emosi aku

2022-06-04

3

Oi Min

Oi Min

Kok aq yg sakit hati y tor.....???

2021-04-20

3

Eri Wati

Eri Wati

wanita bodoh. itu wanita udah hamil bodo! . masih jg mau laki kayak gitu

2021-02-22

5

lihat semua
Episodes
1 Hana
2 Ree
3 Sabar
4 kehebohan
5 Pertemuan Keluarga
6 Hadiah Pernikahan
7 Terdampar
8 Lauren
9 " trimakasih, Hana"
10 Ke kota
11 Rumah bordil
12 Tentang Artius
13 Bangsawan Macjersy
14 Perjalanan Pulang
15 Raja dan adiknya
16 Kembali ke kota
17 Salju
18 3 bulan lamanya
19 Snowly
20 Kelancangan Lauren
21 Jon, ya itu Jon
22 Tak tau arah
23 Lauren sakit
24 Masakan Hana
25 Kekesalan Lauren
26 Takdir
27 Saling menatap
28 Mencari tau
29 Badai
30 Masih Badai
31 Rencana
32 Menyusul Hana
33 kesepakatan dua pria
34 Mulai menjalankan rencana
35 Melarikan diri
36 Terpaksa kembali
37 Choncita yang malang
38 Rasa sakit
39 Gaun malam
40 Menatap langit malam
41 Jutaan rasa yang baru
42 Menikmati keindahan malam
43 Perhatian khusus
44 Pertarungan
45 Terkejut
46 Diruang perawatan
47 Harapan Artius
48 Kekhawatiran Artius
49 Bagaimana kau terhadapku
50 Niat terselubung
51 Infeksi saluran kemih
52 Menginaplah malam ini
53 Sulit
54 Aku tidak mencintainya
55 Permaisuri
56 Kenyamanan
57 Menebus
58 Permintaan tamu kerajaan
59 Putus
60 Kecupan singkat
61 Menghadap
62 Kerumitan
63 Melepasmu
64 Kutitipkan
65 Pernikahan
66 Datang Bulan
67 Menyelinap
68 Petualangan dua wanita
69 Tamparan
70 Menghilangnya Jon
71 Masih berharap
72 Tercabik
73 Biarkan aku pergi
74 Memilih diam
75 Aku kembali
76 Jiwa yang di sesatkan
77 Mempermainkanku
78 Kepergiannya
79 Apa maumu
80 Status
81 Ciuman pertama
82 Mr. Han dan yang kuinginkan
83 Masih bisa ditahan
84 Permainan Takdir
85 Mengikuti Arusnya
86 Sampai dimana kau membawaku
87 Menahan
88 Maaf
89 Tak ada harapan
90 Mimpi buruk
91 Tidur Bersama
92 Takut
93 Awal Baru
94 Akhir perjalanan
95 Mempersiapkan diri
96 Terlalu beruntung
97 Kembali pulang ?
98 Perdebatan
99 Harus bagaimana
100 Permintaan sang istri
101 Mereka
102 Anakku
103 Tertinggal disana
104 Iklas
105 Mengejarnya
106 Hai ( bonus part )
107 Ragu
108 Bukan karena senang
109 Berhenti berharap
110 Tak sanggup
111 Awas
112 Beraninya
113 Ini aku
114 Kejutan
115 Ungkapan penuh ketulusan
116 Hingga saat itu tiba
117 Happy ending
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Hana
2
Ree
3
Sabar
4
kehebohan
5
Pertemuan Keluarga
6
Hadiah Pernikahan
7
Terdampar
8
Lauren
9
" trimakasih, Hana"
10
Ke kota
11
Rumah bordil
12
Tentang Artius
13
Bangsawan Macjersy
14
Perjalanan Pulang
15
Raja dan adiknya
16
Kembali ke kota
17
Salju
18
3 bulan lamanya
19
Snowly
20
Kelancangan Lauren
21
Jon, ya itu Jon
22
Tak tau arah
23
Lauren sakit
24
Masakan Hana
25
Kekesalan Lauren
26
Takdir
27
Saling menatap
28
Mencari tau
29
Badai
30
Masih Badai
31
Rencana
32
Menyusul Hana
33
kesepakatan dua pria
34
Mulai menjalankan rencana
35
Melarikan diri
36
Terpaksa kembali
37
Choncita yang malang
38
Rasa sakit
39
Gaun malam
40
Menatap langit malam
41
Jutaan rasa yang baru
42
Menikmati keindahan malam
43
Perhatian khusus
44
Pertarungan
45
Terkejut
46
Diruang perawatan
47
Harapan Artius
48
Kekhawatiran Artius
49
Bagaimana kau terhadapku
50
Niat terselubung
51
Infeksi saluran kemih
52
Menginaplah malam ini
53
Sulit
54
Aku tidak mencintainya
55
Permaisuri
56
Kenyamanan
57
Menebus
58
Permintaan tamu kerajaan
59
Putus
60
Kecupan singkat
61
Menghadap
62
Kerumitan
63
Melepasmu
64
Kutitipkan
65
Pernikahan
66
Datang Bulan
67
Menyelinap
68
Petualangan dua wanita
69
Tamparan
70
Menghilangnya Jon
71
Masih berharap
72
Tercabik
73
Biarkan aku pergi
74
Memilih diam
75
Aku kembali
76
Jiwa yang di sesatkan
77
Mempermainkanku
78
Kepergiannya
79
Apa maumu
80
Status
81
Ciuman pertama
82
Mr. Han dan yang kuinginkan
83
Masih bisa ditahan
84
Permainan Takdir
85
Mengikuti Arusnya
86
Sampai dimana kau membawaku
87
Menahan
88
Maaf
89
Tak ada harapan
90
Mimpi buruk
91
Tidur Bersama
92
Takut
93
Awal Baru
94
Akhir perjalanan
95
Mempersiapkan diri
96
Terlalu beruntung
97
Kembali pulang ?
98
Perdebatan
99
Harus bagaimana
100
Permintaan sang istri
101
Mereka
102
Anakku
103
Tertinggal disana
104
Iklas
105
Mengejarnya
106
Hai ( bonus part )
107
Ragu
108
Bukan karena senang
109
Berhenti berharap
110
Tak sanggup
111
Awas
112
Beraninya
113
Ini aku
114
Kejutan
115
Ungkapan penuh ketulusan
116
Hingga saat itu tiba
117
Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!