🌺hem....🌺
* * *
" Ting" suara lift terbuka.
Hana segera melangkah meninggalkan lift yang sudah mengantarnya sampai ke lantai yang ia tuju.
Hana mulai dengan membuka sepatunya. Lalu menggantinya dengan sendal rumah berwarna putih dari dalam lemari sepatu yang ada disisi kanan teras.
Lantai tersebut adalah lantai teratas dari gedung apartemen sekaligus satu-satunya tempat tinggal tunggal. Tidak seperti ruang dilantai sebelumnya, dimana satu lantai terbagi untuk dua penghuni.
"ah Hhhhh... Umm hhhh.... " terdengar jelas desahan yang saling bersahutan dari dua suara yang berbeda .
Kedua kaki Hana berhenti sejajar, ketika baru separuh dari tubuhnya hendak melewati ruang dimana suara tersebut berasal.
Ruang utama yang hanya terdapat sebuah sofa bed dan smart TV 60 inch yang menggantung pada dinding .
Hana terpaku dengan pandangan lurus kedepan dimana ia melihat dengan jelas, dua orang sedang bercumbu dalam keadaan polos tanpa tertutupi sehelai kain pun.
Dilihat dari ekspresi keduanya, tampaknya mereka benar-benar sangat menikmati aktifitas panas yang tengah lakukan di atas sofa . Bahkan bunyi pintu lift terbuka tadi pun tak mereka sadari .
Hana mundur beberapa langkah, kemudian berbalik. Menyandarkan tubuhnya dari balik dinding pemisah ruangan.
Pandangannya menatap kearah termos bekal yang ia bawa, yang masih menggantung ditangan kanannya.
Desahan-desahan tadi bukannya tak mengganggu hati dan pikirannya.
Namun ia memilih diam sambil menunggu dengan perasaan tak pasti.
Sempat terbesit untuk pergi dari tempat tersebut namun urung jua ia lakukan.
Tubuhnya merosot, hingga kedua lututnya sejajar dengan dadanya, Hana terduduk dilantai, dengan kepala tertunduk.
* * *
"Pran kkkk " terdengar suara benda pecah yang berasal dari ruang utama, seiring berakhirnya desahan-desahan tadi.
Hana tersentak kaget, ia pun berdiri dari duduknya.
" tega kamu !!! .. kamu anggap apa hubungan kita selama ini ? " terdengar suara wanita bernada tinggi.
" hubungan apa ? kamukan yang datang kepadaku , lalu menyerahkan tubuhmu begitu saja... bukankah selalu seperti itu selama kita kenal sebulan ini ! " saut suara pria tak kalah tinggi .
Hana memberanikan diri untuk melangkah dengan perlahan hingga sampai di mulut ruangan tersebut.
Dilihatnya jika pria tadi sudah mengenakan boxer hitam dan tengah berjalan menuju kearahnya.
Mendapati seseorang berdiri dihadapanya, seketika langkah pria itu berhenti.
Wanita yang tadi berteriak itupun terdiam.
Ia tampak begitu memperhatikan Hana, lalu mengalihkan pandanganya pada foto yang baru ia banting ke lantai, yang menjadi asal suara benda pecah tadi.
Kini ekspresi yang wajah nya tunjukan jelas terlihat sangat terkejut .
Hal yang sama pada pria yang baru saja menjadi rekan bercintanya tadi.
Ia yang sejak tadi masih belum mengenakan apapun di tubuhnya itu , kemudian segera beranjak dari sofa dan berjalan untuk memunguti bajunya yang berserakan berbagai sudut ruangan.
Setelah mendapatkan semuanya ia pun dengan cepat mengenakannya.
Setelah itu ia terlihat kembali membungkuk untuk mengambil tas merah miliknya yang juga tergeletak dilantai.
"aw " pekik sang wanita .
Ia menginjak salah satu serpihan kaca yang berhamburan dilantai.
Padahal ialah yang tadi melemparkan barang ke lantai hingga hancur berkeping-keping.
Hal itu ia lakukan sebagai luapan kekesalanya karena merasa dimanfaatkan.
Meski sebenarnya ia sadar jika sudah menjadi bagian dari resiko yang harus ia hadapi ketika memilih masuk kedalam hubungan orang lain.
* * *
Dengan sedikit meringis, ia terlihat mengangkat kakinya yang terluka .
Tampak darah segar mulai keluar dari telapak kaki kanannya yang terluka karena tertusuk beling kaca yang ia hempaskan di lantai tadi.
Melihat itu Hanapun maju beberapa langkah.
Ia lalu menyerahkan paksa termos yang ia pegang pada pria yang ada dihadapannya.
Hana lalu membalikan kedua arah kakinya.
Ia pun berjalan dengan cepat menuju lantai dua,menaiki tangga dimana letak kamar utama berada.
Tak lama kemudian Hana kembali dengan kotak p3k . Setelah melewati begitu saja pria yang masih terpaku ditempatnya berdiri tadi, Hana kini tengah berjalan untuk menghampiri wanita yang kakinya terluka tadi.
" duduklah .. " ucap Hana yang susah berdiri di hadapan wanita yang susah mendudukan diri disofa, sambil memegangi kakinya yang terluka.
Ia mendongakan kepalanya ,menatap Hana dengan penuh tanya.
Sedangkan Hana, tanpa merasa canggung sedikitpun ia kini berjongkok dihadapan wanita yang masih menatap lekat padanya.
Hana meraih kaki wanita tadi . Ia pun mulai mengobati luka ditelapak kaki wanita tersebut.
Ada rasa malu menyelimuti benak si wanita , menatap Hana yang dengan serius mengobatinya.
Hana masi dengan diamnya, tak menghiraukan bagaimana wanita tersebut menatapnya.
Dan tak butuh waktu lama, Hana pun selesai dengan tugas panggilannya sebagai dokter.
Kini Luka wanita tadi , bahkan sudah terperban dengan rapi.
Hana berdiri.
" siapa namamu ?" tanya Hana
" a.. a... a.. ak.. aku Ree " Wanita bernama Ree itu sedikit terbata, ia menunduk malu melihat bagaimana reaksi Hana pada dirinya.Datar tanpa ekspresi.
" Hana " ucap pria yang sejak tadi masih tak bergerak dari posisinya. Pandangannya tertuju pada Hana .
Hana menoleh sesaat, Hana tau arti tatapan itu.
Hana lalu melempar pandangannya ke sembarang arah.
Berbeda dengan Ree, ia merasa berada diposisi yang canggung, dimana ia ada namun seperti tak tampak.
Ree melihat kearah Hana yang masih tak mengubris tatapan pria yang menanti akan balasan hal yang sama.
Hening.
" Jon, aku hamil " ucap Ree memecah keheningan.
Jon, begitu pria itu biasa dipanggil. Pria berambut hitam yang nyaris terpangkas habis itu miliki tubuh dengan tinggi 189cm .Wajahnya tampan khas lelaki pribumi.
Hana menarik nafas panjang dan menghembuskanya dengan perlahan. Ia mencoba untuk tetap tenang. Untuk semua hal yang telah lihat tadi, ditambah lagi dengan apa yang ia dengar barusan.
Padahal jika perempuan lain dihadapkan pada situasinya saat ini tentu saja sudah murka.
Karena harus menyaksikan dengan mata kepala sendiri lelaki yang akan segera menjadi suaminya berselingkuh.
Namun sikap Hana benar-benar diluar perhitunganya.Begitu pikir Ree.
" apa kau yakin itu anakku ? " Jon melirik Ree sesaat lalu kembali menatap Hana yang masi tak bergeming.
" Jon... " Ree bertambah kesal dengan tanggapan yang ia terima .
Ia bahkan menggigit bibir bawahnya dengan kuat . Sakit, karena ia merasakan akan dibuang seperti sampah.
Hal yang berbanding terbalik dengan beberapa saat lalu, dimana ia seperti sangat dibutuhkan. Jon mencumbunya dengan penuh gairah .
Namun ia sadar jika itu memang bukan perasaan Jon yang sesungguhnya, nafsulah yang memegang kendali akan Jon.
Ree sekarang tau seperti apa dan siapa wanita yang menjadi saingannya untuk dapat memiliki Jon.
Jika harus dibandingkan antara ia dengan Hana, Ree jelas kalah telak. Apalagi dengan status Hana yang sudah jelas adalah tunangan Jon.
Selama ini saat ia mengunjungi apartemen Jon, Ree hanya mengetahui sosok Hana dari satu-satunya foto yang ada diaparteman tersebut. Foto yang ada dimeja ruang utama yang bingkainya baru saja ia hancurkan.
Hana terlahir dengan wajahnya dan tubuh yang nyaris sempurna ,bahkan tanpa polesan make up sedikitpun tampilannya sudah cukup memanjakan mata .
Berbeda dengan dirinya yang harus menjalani banyak perawatan kecantikan demi tuntutan hidup dan juga pekerjaannya.
Ree hanyalah artis figuran yang beruntung bisa mendekati dan bahkan tidur dengan Jon .
Jon yang dikenal sebagai petinju profesional .Pri itu sudah beberapa kali memenangkan pertandingan besar dunia.
Karena reputasinya yang kian menanjak, ditambah lagi dengan penampilan yang menunjang ,Jon kini dipercaya menjadi model beberapa merek brand ternama .
Bisa dibayangkan berapa banyak pundi-pundi rupiah yang ada didalam rekening Jon saat ini .
Hal itulah yang membuat Ree mati-matian mempertaruhkan segalanya, dengan harapan bukan hanya dekat namun lebih dari itu.
Tentu saja ia sangat berharap bisa menjadi seorang nyonya Jonathan.
Namun tampaknya semua hal yang ia lakukan sia-sia.
Pil pahit harus ia telan, untuk pertama kalinya ia bertemu langsung dengan wanita penakluk Jon.
Wanita yang membuat penasaran publik karena sosoknya yang tak pernah terekspos media.
Dan tinggal menghitung hari saja, Hana dan Jon akan melangsungkan pernikahan .
Ree sepertinya benar-benar sudah kehilangan harapan dan harga dirinya.
* * *
" Hana, dengarkan aku.." ucap Jon mencoba mendekat namun Hana menolaknya penolakan dengan mundur beberapa langkah kebelakang.
" sudahlah, Jon... kita lupakan saja semuanya" ucap Hana yang akhirnya mau untuk membalas tatapan Jon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Trua Yohanes
seru juga
2021-05-12
3
Oi Min
Bener Hanna..... Untung blm menikah
Lbh baik tau skrg dripada nnti setelah menikah.... Sekali berkhianat pasti nnti akan di ulang lgi
2021-04-20
7
Wiwin Marhaeni
terus tokoh utama cewnya spa
2021-01-16
5