🌺hem... 🌺
* * *
ckrik.. ckrik... ckrik...
Beberapa kilatan kamera menyambar saat Hana dan Jon baru saja keluar dari pintu lift.
Jon melepas genggaman tangannya, berganti dengan rangkulan pada pundak Hana. Jon mempercepat langkahnya, Hana pun mengimbangi, sambil tertunduk menutupi wajahnya dengan topi yang sudah ia kenakan kembali.
Sesampai di parkiran, Jon melepas rangkulanya dan segera membuka pintu mobil menuntun Hana untuk segera masuk kedalam kendaran roda empat miliknya itu.
Jon menutup pintu. Ia lalu bergegas menyusul masuk ,duduk di kursi kemudi. Jaguar F-type silver miliknya itupun segera meluncur meninggalkan gedung apartemen tersebut.
" mereka pasti dari majalah olahraga... sudah beberapa kali mereka mewawancarai ku. . Menanyakan soal pernikahan " ucap Jon yang fokus menyetir namun untuk sesekali ia alihkan perhatianya pada Hana yang duduk disamping kirinya.
Sedang tangan kanannya memegang kemudi, tangan kiri Jon meraih jemari Hana yang ada yang Hana letakan di atas kedua pahanya.
Jon kembali menggenggam jemari Hana.
" Tidak apakan, Hana ? Nanti juga begitu undangan tersebar wajahmu akan langsung ada diberbagai media. Kau tidak keberatan dengan hal itu bukan ? " tanya Jon melirik Hana lalu kembali menatap depan.
" Hem.." Hana mengangguk kecil.
Ia lalu menatap tangan yang diremas kuat oleh Jon. Tatapan yang tertuju pada dua cincin yang melingkar dijari manisnya dan Jon.
Benda berbentuk lingkaran berwarna silver yang menjadi bukti pertunangan yang sudah mereka jalani selama 5 tahun .
" aku tau aku mengecewakanmu, Hana... " Jon terdengar lirih.
" sudahlah Jon... " Hana terdengar malas untuk membahas hal tadi.
Hana menarik tangannya. Yang mana hal itu seketika membuat raut wajah Jon berubah menjadi marah. Ia membanting stir ketepian dengan cepat, dan berhenti disisi trotoar jalan.
" cukup Hana, kumohon... bicaralah, marahlah !
MAKI AKU !!! bila perlu pukul aku sesuka hatimu.
Aku ingin melihatmu melampiaskan kesalmu, Hana! " Jon menatap tajam Hana.
Hana mengulum kedua bibirnya rapat.
Ia terkejut melihat bagaimana pria yang dulu sangat lembut dan juga penuh kasih dalam memperlakukanya itu,namun kini berubah menjadi kasar. Seperti membentaknya tadi.
" Apa benar aku ini calon suamimu, Hana ? apa kau terpaksa menerima pernikahan ini, Hana ? " mata dan wajah Jon yang Jon memerah.
" Bagaimana jika keadaan dibalik, Jon ? bagaimana jika kau melihatku dicumbu seorang pria dihadapanmu ? "Hana membalas tatapan Jon tak kalah tajam.
" Apa hanya itu yang bisa kau katakan,Hana ? Kau sendiri tau apa jawaban dari pertanyaanmu itu ! karena itu tidak mungkin terjadi. Aku tau seperti apa dirimu, kau bukan wanita yang dapat melakukan hal seperti itu "Jonn menghapus air mata yang membasahi wajahnya dengan telapak tangannya.
Hana memalingkan pandangannya, menatap keluar dimana langit begitu gelap. Tak ada bintang di sana.
Ia merasa tak adil, jika prinsipnyalah yang kini menjadi boomerang baginya. Ia tak dapat membalas perkataan Jon. Namun hatinya merasa sakit, perkataan Jon seperti menyinggung jika dirinya tak bisa melakukan hal seperti yang Jon lakukan . Melakukan hubungan sex sebelum menikah. Apakah itu tidak normal ? Pikir Hana.
" Lihat aku, Hana.. "
'' cukup Jon.. ''
Jon mencengkram dagu Hana, memaksa agar wajah cantik itu menatapnya.
" Kau tau bagaimana aku menahan untuk tidak memcumbumu.. setiap kali tanganku memegang tanganmu, saat tubuh kita berdekatan, apalagi saat kita berciuman.. rasanya aku ingin memperkosamu saat itu juga.. tapi begitu mendapati sorot matamu yang kosong itu.. Lagi-lagi aku gak sanggup jika harus memaksamu.. " Jon menahan sesak yang kian menghimpit isi otaknya.
Hana terdiam, mengingat bagaimana selama ini Jon selalu berusaha membangkitkan gairah birahinya.
Bukan hanya sekali dua kali Jon coba lakukan itu padanya. Dan itu semua hampir terjadi saat ia yang selalu mengunjungi Jon di apartemen .
Entah itu karena permintaan Jon yang memintanya dibuatkan makanan atau memang udah menjadi rutinitas harian dari hubungan mereka.
Bukan tanpa sebab ia yang selalu pergi ke sana
Semua demi menjaga privasinya, Jon memang jarang mengunjunginya.
Hana tak mau jika nanti akan ada gosip tak enak dilingkungan rumahnya, mengingat dirinya yang masih berstatus lajang.
Namun sepanjang itu pula, Hana selalu berhasil mencegah Jon melakukan hal yang ia sama sekali tak ia inginkan, jika bukan dalam status yang sudah sah.
Hal itu yang perlahan-lahan memicu perubahan sikap pada Jon .Leia yang dulu senantiasa bersikap lembut dan sabar padanya kini menjadi cepat marah dan sering bertindak kasar.
" apa yang membuatmu yakin akan bahagia jika bersamaku, Jon ? " tanya Hana.
Jon melepas cengkramanya dari dagu Hana.
" aku memang tak sepintar dirimu , Hana. Atau lebih tepatnya aku memang bodoh. Sedari kecil hanya tau membuntutimu saja.
Dan disepanjang hidupku ,aku selalu meyakinkankan diriku bahwa aku bisa membuatmu merasakan hal yang sama denganku.
30 tahun Hana ! Saat kau lahir.. usiaku saat itu baru 3 tahun dan aku sudah sangat mengangumimu... bodoh bukan?
dan kita terus bersama tanpa pernah terpisahkan. Bahkan sudah sedari kita masih kecil hingga sekarang, tak pernah seharipun aku bosan menatap wajahmu, wajahmu yang selalu tanpa ekspresi itu !
Aku bahkan gak ingat kapan terakhir kali kau tersenyum " Jon mendarat telapak tanganya dipipi kiri Hana, lalu mengelusnya dengan lembut.
" Jon..."
" untuk pertama kalinya Hana.
Aku akan memaksamu, dan aku akan menjadi lebih egois dari sebelumnya.
aku tak perduli kamu mau apa tidak.. bahkan jika kau menangis meronta ... aku akan tetap seperti ini. Sampai aku benar-benar menjadikanmu milikku seutuhnya, selamanya "
" sudahlah,Jon . cukup. Aku juga tidak akan bertanya lagi. kita tak perlu bahas ini lagi "
Ucapan Hana memicu Jon kembali kesal, Tangannya beralih ke tengkuk Hana, menekan dengan kuat memaksa agar wajah Hana mendekat, Jon mendaratkan ciuman liar dibibir Hana.
Hana pasrah, ia hanya mampu memejamkan kedua matanya.Air matanya kini sudah tak terbendung lagi.
Merasa ciumannya tak direspon, Jon melepaskan tautan bibirnya itu. Dilihatnya Hana yang sudah banjir air mata. Jon kembali memegang stir mobilnya, menginjak gas dan mengemudi dengan cepat.
" aku memang egois. Kau mungkin merasa ini tak adil. Setelahku selingkuhi tapi tetap memaksamu untuk menikah denganku.. tapi ini jalan satu-satunya agar aku bisa membuatmu belajar mencintaiku, Hana " Ucap Jon sesaat sebelum Hana turun dari mobil.
Hana mematung, menatap mobil mewah yang kian jauh meninggalkanya. Ia memikirkan setiap perkataan Jon barusan.
Ia mendongakkan kepalanya ke atas melihat langit malam, hal yang paling Hana sukai ketika pikirannya tengah berkecambuk.
" Maafkan aku, Jon " batin Hana
***
Hana baru saja keluar dari ruang direktur utama rumah sakit. Ia baru saja mengurus prihal cutinya untuk menikah.
Seperti biasa ia saling membalas sapa dari para pekerja rumah sakit. Hana melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.
Tiba-tiba saja langkahnya terhenti.
Ia lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya menuju ruang tunggu yang ada didepan pintu masuk ruang konsultasi.
Hana berhenti tepat dimeja depan, dimana tampak 3 orang perawat wanita yang bertugas melayani tengah berkumpul.
Mereka semua tengah menatap layar TV yang menyala, dengan menayangkan berita tentang Jon.
" masih berapa pasien saya? " tanya Hana sambil memperhatikan sekeliling ruangan yang masi dipenuhi beberapa pasien yang menunggu giliran dipanggil ke ruang konsultasi.
Ketiga perawat tadi sepertinya tak mendengar, atau bahkan sama sekali tak menyadari kehadirannya.
Itu karenaperhatian mereka kini tengah tertuju pada tv 32 inch yang menggantung didinding yang ada didepan deretan kursi ruang tunggu tersebut.
" Kabar terbaru datang dari atlet tinju kita yang sudah beberapa kali mengharumkan nama Indonesia .
Ia terkenal karena sudah memenangkan beberapa kejuaran tinju dunia .
Jonathan Adrian, pria ini kabarnya akan mundur dari dunia yang telah membesarkan namanya.
Bukan hanya karena kabar tentang pernikahannya saja yang begitu menyita perhatian publik.Namun juga lantaran sang atlet ingin fokus pada karir barunya didunia hiburan sebagai model.
Pria 34 tahun ini kabarnya akan melangsungkan pernikahan dengan wanita yang sudah menjadi tunangannya selama 5 tahun.
Selama ini Jon mang selalu menjaga privasi kehidupan pribadinya, termaksud tentang siapa gerangan sang calon istri.
Wanita yang diketahui berprofesi sebagai seorang dokter.Namun siapakah wanita beruntung tersebut ? Dan hal itu masih menjadi rahasia.
Menurut sebuah sumber terpercaya, tadi malam seorang wanita terlihat keluar dari lantai apartemen Jon dalam kondisi yang berantakan, bahkan tanpa mengenakan alas kaki.
Dan selang beberapa saat Jonpun tampak keluar dari lantai yang sama dengan menggandengeng seorang wanita yang diduga adalah calon istrinya.
Apakah yang sedang terjadi dalam kehidupan percintaan pria yang kerap disapa Jon itu ?
Akankah muncul skandal menjelang pernikahannya ? mari kita tunggu kabar selanjutnya " suara pembawa berita terdengar begitu menyita perhatian seisi ruangan tersebut.
Termaksud juga Hana.
" Sayang banget ya, padahal Jonathan itu petinju profesional.. hampir gak pernah kalah " ujar perawat berambut pendek bernama Tama.
" tapikan tawaran jadi model uda banyak, liat aja uda berapa iklan juga dia bintangin. Lagian kan, jadi petinju taruhannya nyawa ,tau "cetus perawat berhijab putih bernama Laras.
" Coba kalian bayangkan perasaan calon istrinya yang pasti selalu qas-was setiap kali Jonathan bertanding.
Belum lagi pasti semakin banyak dikelilingi perempuan cantik.
Selain jaga mental perempuan itu juga mesti ekstra jaga hati " tambah perawat bertubuh tambun bernama Rika.
" kaya apa ya kira- kira calon istrinya " Tama.
" Jonathan aja gantengnya gak ketolongan, ditambah dengan tubuhnya yang super gagah. .. tapi kok bisa ya, pacaran sama dokter ? lama banget lagi, 5 tahun tunangan baru mutusin buat nikah..." Laras.
" kalo aku.. hari ini tunangan besok langsung nikah.Apalagi umur juga uda lebih dari cukup" tambah Rika.
Hana menggeleng mendengar obrolan yang membahasan tentang dirinya itu.
' tok.. tok.. tok' Hana mengetuk meja menyadarkan ketiga perawat tadi .
Mereka tampak sedikit terkejut , mendapati Hana yang entah sejak kapan sudah berdiri ada di hadapan mereka
" eh ,dokter.... " Tama yang merupakan perawat di ruangan konsultasinya itu tampak salah tingkah.
Karena kini tatapan Hana hanya tertuju padanya.
" pasien saya " singkat Hana.
" uu.. uda gak ada dok.. apa dokter uda mau pulang ? " tanya Tama yang terlihat saling lirik dengan kedua temannya yang berpura-pura sibuk dengan kertas-kertas yang ada di meja.
" ok kalo gitu.O, ya Tama.
Saya akan cuti 2 minggu. Tolong atur ulang semua jadwal saya sampai dua minggu kedapan.
Dan untuk sementara alihkan ke dokter Dharma .
Tadi saya juga sudah bicara sama dirut , dan untuk perinciannya akan saya email ke kamu " jelas Hana.
" emmm.. dokter mau ke mana.. tumben cuti ? biasanya juga pulang kampung cuma 3-4 hari " Tama memberanikan diri bertanya karna penasaran.
Selama ia bertugas di ruang konsultasi Hana, ia tau jika dokter cantik itu sangat totalitas dalam pekerjaannya. Hingga jarang cuti, bahkan sepanjang berkerja ia tak pernah mendengar Hana sakit .
" nikah " singkat Hana.
" mm. . mmbuahah "seketika tawapun pecah dari ketiga perawat tadi, tanpa mempedulikan orang-orang yang mulai memandang heran kepada mereka.
" saya gak tau kalo dokter bisa juga bercanda " Rika memegang perut buncitnya , menahan geli.
Hana mengkerutkan dahinya. Bingung, dimana letak lucunya.
" ssttttt " Tama mengkode kedua temanya untuk berhenti tertawa setelah melihat ekspresi Hana.
" baiklah, dokter Hana... kami percaya.. haha.. " Laras masih tak dapat menahan tawanya.
" maaf dokter... tapi kalo bole tau dokter akan menikah dengan siapa? apa salah satu dari pekerja dirumah sakit ini ? " tanya Tama.
Hana menggeleng.
" itu.. dengan yang tadi diberita " jawab Hana menunjuk kearah TV yang masih menayangkan wajah Jon .
" buahahaha " tawa ketiganya pecah lagi.
" dokter lucu banget si, masa ama Jonathan..
b huahaha " bahkan perut Rika terlihat berguncang karena tawa yang semakin kencang.
Kali ini Hana mengangkat kedua bahunya. Ia semakin bertambah heran dimana bagian lucu dari jawabanya.
drtt.. drtttt... getar handphone Hana terasa dari dalam saku depan jas putihnya.
" ya, Jon " sambut Hana saat benda pipih itu sudah menempel pada telinga kananya.
" bersiaplah, aku akan menjemputmu" jawab suara dari sebrang sana
" gak perlu, Jon. kan kita sepakat ketemuan di... " ucapan Hana terpotong
" aku sudah diparkiran "
" apa ? ok, ok tunggu aku disitu aku segera kesana " Hana bergegas mengambil langkah seribu menuju ruang kerjanya.
Usai melepas jas putihnya, mengambil tas dan mengganti sepatu seperti rutinitas pulangnya, Hana berjalan meninggalkan ruangan tersebut.
* * *
Terdengar suara begitu ramai dari ruangan tunggu tadi.
Hana melangkahkan kaki keluar dari ruangan nya itu dan segera menuju ke ruang tunggu yang ternyata sudah penuh kerumunan orang.
Tampak pula para wartawan yang dengan berbagai kamera tengah menyoroti sosok pria berkacamata hitam yang tampil necis.
Jon bersandar sambil melipat kedua tangannya sejajar dada melihat kearah kedatangannya.
Menyadari ketidak nyaman yang Hana tunjukan, Jon membuka kacamatanya, lalu berjalan mendekati Hana.
Segera ia meraih jemari Han, lalu menariknya untuk melangkah mengikutinya agar meninggalkan kehebohan tersebut.
" jadi beneran ,ya ? kalo Dr. Hana itu calon istrinya Jonathan... " ucap Tama pada kedua temanya yang masi terpaku menatap kepergian Hana dan Jon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments