Nia Sampai di Rumah Ardian

Bab 4

Om Wisnu membelokkan mobilnya ke kanan memasuki kompleks perumahan tempat tinggalnya. Kompleks perumahan itu sangat luas dengan banyak blok di tiap sisi kiri kanan yang dipenuhi bangunan-bangunan megah, begitu juga bila melaju lurus ke depan, juga akan melihat bangunan-bangunan villa luas dan mewah.

Om Wisnu melajukan kendaraannya lurus saja hingga tiba di setengah perjalanan mobil itu pun berhenti di sisi kiri dari ruas jalan lebar itu.

Nia melihat pintu gerbang dibuka oleh seorang kakek berusia sekitar 60-an.

“Siapa itu, Om?” tanya Nia seketika saat pintu terbuka dan mobil melaju masuk.

“Itu pegawai Om, Nia, namanya Amat. Panggil saja Wak Amat nanti.”

“Oh… Wak Amat, terima kasih ya…!” spontan Nia melongokkan kepalanya dari jendela mobil yang terbuka saat mobilnya melewati gerbang yang dijaga Wak Amat.

“O-o, Nia, kamu ramah sekali,” senyum Om Wisnu melihat keramahan gadis belia itu menyapa dan memberi hormat pada pegawai yang menjaga depan rumahnya itu.

“He-eh. Wak Amat tinggal di rumah ini juga, Om?” tanya Nia ingin tahu.

“Iya, Wak Amat punya istri namanya Bik Aini. Mereka tinggal berdua di rumah belakang.”

“Rumah belakang?” Nia menaikkan alis.

“Iya, nanti kamu akan mengerti. Ya sudah, Nia ke sini kan bukan mau ngurusi Wak Amat dan Bik Aini. Tapi ada tugas lain yang lebih penting nanti,” kata Om Wisnu.

“Tugas penting apa, Om?” tanya Nia tak mengerti.

“Tugas yang berkaitan dengan Ardian,” jawab Om Wisnu pendek.

“Oh...,” Nia hanya mendesis. Dia tak bertanya lagi, karena tampaknya Om Wisnu pun sudah lelah menjemput Nia dari stasiun kereta api tadi, melewati perjalanan ramai dan padat, jadi terasa jauh dan melelahkan.

Om Wisnu memarkirkan mobilnya di garasi rumah. Nia melompat turun dan buru-buru mengambil tas besarnya dari jok belakang.

Wak Amat yang tadi membukakan gerbang untuk mereka, berjalan tergopoh-gopoh mendekati Om Wisnu. Tapi Om Wisnu cuma berkata, “Bantuin Nia saja, Wak. Itu ada tas besar bawaannya.”

Wak Amat pun berjalan mendekati Nia. “Mari, Non, biar tasnya saya yang bawakan ke dalam.”

“Oh, nggak usah, Wak. Saya bisa sendiri, Wak,” jawab Nia.

“Aduh, biar saya yang bawakan, Non. Saya jadi nggak enak kalau Non menolak,” kata Wak Amat sambil setengah memaksa mengambil tas besar itu dari tangan Nia.

Dengan terpelongo, Nia pun membiarkan tasnya diambil dan dibawa Wak Amat masuk ke dalam rumah.

Setelah berada di luar garasi, Nia menoleh lagi ke dalam garasi.

Tampaknya, selain tempat parkiran mobil Pajero Sport yang tadi ditumpanginya, juga ada 2 tempat parkir lain untuk 2 mobil lain. Mobil siapakah itu? Mungkinkah mobil yang dikendarai Ardian dan mama tirinya?

Nia berjalan mengikuti langkah kaki Om Wisnu menuju ke dalam rumah.

Matanya tak lepas-lepas menyapu seantero halaman rumah gedung mewah itu. Ada banyak tanaman dengan bunga-bunga yang sedang bermekaran di area taman. Juga sepertinya ada kolam ikan dan kolam renang pribadi. Wah, sungguh menyenangkan rumah besar milik Om Wisnu ini, pikir Nia dalam hati.

Kedua kaki jenjangnya yang biasanya hanya menginjak lantai rumah papan dengan tanah di halaman depan dan pasir-pasir putih juga deburan ombak, kini berkesempatan menginjak lantai keramik berwarna hijau anggun yang mengkilap dan tampak mahal.

Saat pertama kali kaki Nia melangkah memasuki rumah itu, dia disambut seorang wanita kurus berusia sekitar 50-an. Wanita itu langsung membungkukkan badan sedikit menyambut kedatangan Nia dan Om Wisnu.

“Ohiya, ini Bik Aini yang tadi Om bilang, Nia,” kata Om Wisnu sambil memperkenalkan pada Nia wanita yang berdiri di ambang pintu masuk itu.

“Oh, Bik Aini, saya Nia,” kata Nia sopan pada wanita yang dibilang Om Wisnu bernama Aini itu.

“Selamat sore, Non. Silakan masuk, Non Nia. Kamarnya sudah Bibik persiapkan di lantai 2.”

“Iya,” Nia mengangguk, mengikuti langkah-langkah kaki Bik Aini yang membawa jalan Nia ke lantai 2, sementara Om Wisnu berjalan menuju ruang kerjanya di lantai 1.

Bik Aini yang memegang tas besar Nia yang tadi diserahkan oleh Wak Amat di ambang pintu masuk, berjalan menaiki tangga besar yang lebar dan melingkar dengan desain indah dan mewah seperti di hotel-hotel bintang lima.

Karena baru pertama kali menaiki tangga yang demikian aneh di mata Nia, dia pun berjalan hati-hati selangkah demi selangkah untuk sampai di lantai 2.

Langkah mereka sampai di depan pintu kamar yang letaknya agak di ujung. Di seberang kamar itu, ada satu kamar besar. Nia menurut saja ketika Bik Aini menyuruhnya masuk ke kamar yang disediakan untuknya.

“Sori, Non. Kamarnya tidak begitu besar. Semoga Non suka dan betah tinggal di sini,” kata Bik Aini.

Apa?! Kamar segini besar dan mewah dibilang tidak begitu besar? pikir Nia hampir pingsan. Terbayang olehnya kamarnya sendiri di Tanjungbalai, kamar kecil berukuran 3 X 4 meter, yang dinding-dindingnya terbuat dari papan, bahkan di bawah alas rumahnya langsung aliran air Sungai Asahan.

Nia mengucapkan terima kasih pada Bik Aini yang meletakkan tasnya di dekat meja rias.

“Tas Non Nia nanti boleh dikeluarkan isinya dan disusun baju-bajunya di dalam lemari baju ini, Non,” kata Bik Aini sambil menunjuk sebuah lemari baju besar berwarna pink, senada dengan warna ranjang dan sprei motif bunga-bunga yang menutupi sping bed empuk itu.

“Iya, makasih, Bik,” kata Nia.

“Ohiya, karena di kamar Non ini tidak ada kamar mandi, jadi Non Nia nanti mandinya di kamar mandi yang di luar kamar ini saja ya, Non. Non tahu, kan?”

“Iya, Bik,” angguk Nia. Memang tadi sebelum masuk kamar, dia ada melihat satu kamar mandi yang letaknya tak jauh dari kamarnya ini.

“Mmm… sudah sore, Non boleh mandi sekarang. Sehabis mandi nanti Non turun ke bawah makan malam yang Bibik sediakan.”

“Iya,” Nia mengangguk lagi, mendengarkan semua instruksi Bik Aini.

“Mmm… Ada lagi yang mau ditanyakan, Non? Kalau tak ada, Bibik mau turun ke bawah beres-beres dan masak dulu.”

Nia menggeleng. Walaupun di benaknya terbersit sebuah nama “Ardian”. Ke mana Ardian, sahabat masa kecilnya itu? Kenapa sedari tadi tak melihat penampakannya? Tapi Nia segan untuk bertanya.

“Ohiya, Non,” kata Bik Aini bagai teringat sebelum langkahnya keluar kamar. “Kamarnya Nak Ardian ada di seberang kamar ini. Dia tak suka diganggu dan agak pemarah. Mudah-mudahan Non nanti nggak terkejut kalau dia bisa tiba-tiba marah tanpa sebab.”

“Oh… Begitukah, Bik?” tanya Nia tercekat.

“Iya, Non. Sebaiknya Non berhati-hati bila berhadapan dengan Nak Ardian. Emosinya buruk walaupun hatinya baik.”

“Oh… Jadi sekarang, di mana dia?” tanya Nia tak mampu membendung rasa ingin tahunya sedari tadi.

“Nak Ardian belum pulang sedari pagi. Biasalah, Non, perginya pagi-pagi, pulangnya malam-malam. Bukan kerja, tapi keluyuran sama teman-temannya yang seabrek. Hehe.”

Nia ternganga. Begitukah Ardian sekarang? pikirnya. Apakah sikap buruknya saat terakhir kali mereka bersama itu belum berubah dan tetap berlanjut hingga sekarang? Ya, ampun! Itu sudah 10 tahun! Masa Ardian masih mempertahankan sikap buruknya selama 10 tahun ini hanya gara-gara kepergian ibunya?

“Bagaimana dengan istrinya Om Wisnu, Bik?” tanya Nia teringat.

Rasanya, dia memang perlu tahu sedikit tentang mama tiri Ardian ini yang dinikahi Om Wisnu 10 tahun lalu. Mama tiri Ardian yang tidak memiliki anak kandung karena belum pernah menikah sebelumnya dan saat dinikahi Om Wisnu pun usianya sudah 40 tahun.

Bik Aini mengurungkan niatnya keluar dari kamar. Gadis belia ini banyak juga pertanyaan dan rasa ingin tahunya, pikir Bik Aini. Tapi tak apa, orang yang banyak bertanya dan ingin tahu tentang orang lain biasanya adalah orang yang peduli. Peduli bukan dalam artian ingin tahu untuk dijadikan bahan gosip, melainkan benar-benar peduli ingin tahu tentang diri seseorang.

“Nyonya Siska jarang ada di rumah, Non. Begitu juga Om Wisnu. Mereka suami istri sibuk mengurus perusahaan besar yang ditinggalkan almarhum papanya Nyonya Siska. Nanti Non jangan heran ya, kalau mereka lebih banyak di luar rumah daripada di rumah. Sering-sering ke luar negeri seminggu dua minggu. Makanya, Nak Ardian juga ikut-ikutan, jarang ada di rumah. Hehe.”

Nia mendengarkan “gosip” Bik Aini dengan mulut yang masih menganga. Semua cerita Bik Aini terasa aneh di telinganya. Kehidupan Om Wisnu dan Ardian di kota Medan ini sangat bertolak belakang dari kehidupan mereka di Tanjungbalai 10 tahun lalu.

Saat itu, mereka hidup sederhana di rumah papan yang di dekat Sungai Asahan. Walaupun tak berkecukupan, namun hari-hari mereka terlewati dengan tenang tanpa banyak kesibukan berarti.

Sampai ketika ibu kandung Ardian sering sakit-sakitan, kehidupan mereka menjadi agak muram.

Walau begitu, Nia selalu berusaha menghibur Ardian dan sahabatnya itu pun masih bisa tertawa ceria sesekali saat bermain bersamanya. Apalagi ketika mereka berenang bersama di Sungai Asahan menjelang senja.

Momen-momen seperti itu sangat disukai dan dirindukan Nia setiap saat. Karena Ardian akan dengan usil mengguyur Nia dengan percikan-percikan air yang dicipratkannya ke wajah dan rambut sahabatnya itu. Lalu Nia akan balas menepuk air yang bergelombang itu hingga Ardian pun pura-pura berenang menjauh dan Nia mengejarnya.

Kenangan itu terasa sangat indah dan berharga buat dilupakan. Apakah Ardian masih mengingat semua kenangan itu? pikir Nia.

“Kalau tak ada yang ditanyakan lagi, Bibik ke bawah dulu ya, Non,” kata Bik Aini saat melihat Nia seperti melamunkan sesuatu yang tidak diketahuinya.

“Iya, Bik, silakan,” Nia mengatup bibirnya dan tersenyum kecil.

Bik Aini mendesis, cantik juga gadis belia ini, kata hatinya. Bik Aini tak tahu banyak tentang Nia. Dia hanya tahu tuannya mendatangkan anak tetangga lama dari kampung halamannya dulu. Mau untuk berlibur sementara saja ataukah untuk tinggal lama sampai kuliah segala, Bik Aini tak tahu. Anak tetangga lama tuannya ini pastilah temannya Nak Ardian juga, tebak hatinya.

* * *

Terpopuler

Comments

oyttigiz

oyttigiz

lanjutkan

2022-01-29

1

Yukity

Yukity

hai kak...
Salken...

Mampir yuk ke novelku
GADIS TIGA KARAKTER

2021-09-28

0

Jungkook wife

Jungkook wife

teruskan

2021-09-03

2

lihat semua
Episodes
1 Telepon dari Om Wisnu
2 Nia Menerima Tawaran Om Wisnu
3 Nia Sampai di Kota Medan
4 Nia Sampai di Rumah Ardian
5 Cerita Bik Aini tentang Ardian
6 Pertemuan Insiden Nia-Ardian di Depan Kamar Mandi
7 Dua Sahabat Masa Kecil
8 Sarapan Pagi Bersama
9 Ardian Membonceng Nia Keliling Kota
10 Ardian dan Nia Pulang ke Rumah
11 Perbincangan Nia dengan Om Wisnu dan Tante Siska
12 Insiden Ciuman Pertama Nia di Kamar Ardian
13 Telepon dari Sinta untuk Ardian
14 Nia dan Ardian Jalan-jalan Lagi
15 Gaun dan Hp untuk Nia
16 Hari Pertama Nia dan Ardian ke Kampus
17 Perkenalan Nia dengan Hansen
18 Hansen dan Nia Jalan-jalan
19 Hansen Mengantar Nia Pulang- Ardian Kesal Menunggu
20 Hansen-Nia Semakin Dekat
21 Nia-Ardian Menjauh
22 Rahasia Ardian Terbongkar
23 Nia-Ardian Pulang Kampung (TAMAT-Season 1).
24 Season 2-Ardian Masuk ke Perusahaan
25 Season 2-Sekretaris Ardian
26 Season 2-Shella yang Menggiurkan
27 Season 2-Gadis Cleaning Service
28 Season 2-Insiden di Lapangan
29 Season 2-Shella yang Kesal dan Ayu yang Innocent
30 Season 2-Ayu Dijemput Sang Pacar
31 Season 2-Ayu Sampai di Rumah
32 Season 2-Nia di Tanjungbalai
33 Season 2-Teman Semasa SMA
34 Season 2-Nia Mencari Riko
35 Season 2-Hp Bekas Nia Dibeli Riko
36 Season 2-Riko Menjenguk Ibunya Nia
37 Season 2-Riko Mulai Mendekati Nia
38 Season 2-Kursi Roda untuk Ibu Nia dan JJS
39 Season 2-Rencana Wisata Bersama Akhir Tahun
40 Season 2-Shella Mengajak Ayu
41 Season 2-Perjalanan ke Berastagi dengan Bus Pariwisata
42 Season 2-Rombongan Sampai di Villa
43 Season 2-Pertemuan Kembali Ayu-Ardian
44 Season 2- Percakapan di Meja Makan
45 Season 2-Mengundang Pangeran Tampan Berkuda Putih
46 Season 2-Percakapan Ayu-Ardian
47 Season 2-Ayu Menyarankan Ardian Menelepon Nia
48 Season 2-Kesalahpahaman Ardian-Ayu-Riko
49 Season 2-Malam Old and New di Taman
50 Season 2-Happy New Year 2021
51 Season 2-Ardian-Ayu pada Malam Tahun Baru
52 Season 2-Shella Memergoki Ardian dan Ayu
53 Season 2- Pangeran Tampan Menunggang Kuda bersama Putri Cinderella
54 Season 2-Kemesraan Ardian-Ayu di Berastagi
55 Season 2-Ayu yang Menggairahkan dan Ardian yang Tergugah
56 Season 2-Para Karyawan Kecewa Ardian-Ayu Dekat
57 Season 2-Di Bukit Kubu dan Pasar Berastagi
58 Season 2-Rombongan Tiba Kembali di Medan
59 Season 2-Ayu dan Ardian Sampai di Rumah
60 Season 2-Perintah Ardian Memindahkan Ayu ke Perusahaan
61 Season 2- Hari Pertama Ayu di Perusahaan
62 Season 2-Shella Menjelaskan Tugas Ayu
63 Season 2-Ruang Kerja Ardian dan Sebingkai Foto
64 Season 2-Bingkai Foto yang Pecah dan Kemarahan Ardian
65 Season 2-Shella dan Ardian Bicara Soal Nia
66 Season 2-Shella Menelepon ke Hp Nia
67 Season 2-Shella mengajak Ardian ke Tanjungbalai
68 Season 2-Shella Mengerjai Ayu
69 Season 2-Shella Berangkat dengan Ardian, Ayu Dijemput Willy
70 Season 2-Ayu dan Willy di Mal
71 Season 2-Shella dan Ardian Sampai di Tanjungbalai
72 Season 2-Tetangga Lama Ardian
73 Season 2-Ardian dan Shella Pulang ke Hotel
74 Season 2-Ardian Melihat Nia
75 Season 2-Ardian Tak Mau Menjumpai Nia
76 Season 2-Ardian Menolong Ayu yang Terpeleset
77 Season 2: Ardian Mengajak Ayu Jalan-jalan
78 Season 2-Ayu Memikirkan Ajakan Ardian
79 Season 2-Ardian Berkunjung ke Rumah Ayu
80 Season 2-Ardian dan Ayu Jalan-jalan, Willy di Rumah
81 Season 2-Ardian dan Ayu di Departmen Store
82 Season 2-Ardian Menghamburkan Duit untuk Ayu
83 Season 2-Pertemuan dengan Teman SMP Ayu di Cinema
84 Season 2-Kecurigaan Riana dan Keheranan Ardian
85 Season 2-Ayu dan Riana Berpapasan Lagi
86 Season 2-Pertengkaran Ayu-Riana di Dalam Kawasan Cinema
87 Season 2-Riana Menyebut Nama Willy di Depan Ardian.
88 Season 2-Ardian Menginterogasi Ayu
89 Season 2-Perang Batin Ardian
90 Season 2-Percakapan Ayu dan Ibunya
91 Season 2-Kecemasan Ayu pada Riana
92 Season 2-Pesan Ayu pada Willy
93 Season 2-Sindiran Shella di Kantor Ardian
94 Season 2-Pertemuan Tak Sengaja Riana dan Willy
95 Season 2-Riana dan Randy di Kafe
96 Season 2-Santi dan Willy
97 Season 2-Willy Cerita Soal Ayu ke Santi
98 Season 2-Pak Johdy dengan Willy dan Santi
99 Season 2-Pak Johdy Hendak Menjodohkan Santi dengan Willy
100 Season 2-Riana Bertemu Annie, Adik Willy
101 Season 2-Riana Mencari Willy di Panglong
102 Season 2-Riana Membongkar Rahasia Ayu pada Willy
103 Season 2-Santi Menemani Willy yang Terpukul
104 Season 2-Willy Meminta Pendapat Santi dan Rekannya
105 Season 2-Willy Mengajak Ayu ke Taman
106 Season 2-Willy Melamar Ayu
107 Season 2-Rencana Riko Melamar Nia
108 Season 2-Riko Bertamu ke Rumah Nia
109 Season 2-Riko Melamar Nia
110 Season 2-Nia Mempertimbangkan Lamaran Riko
111 Season 2-Nia Diberitahu Bu Wenny, Ardian Pernah Mencarinya
112 Season 2-Nia yang Bimbang
113 Season 2-Rencana Nia Balik ke Medan
114 Season 2-Lisa Tiba di Rumah Nia
115 Season 2-Nia di Dalam Kereta Api Tanjungbalai-Medan
116 Season 2-Ardian Membawa Ayu ke Rumah
117 Season 2-Nia Sampai di Rumah Ardian
118 Season 2-Pertemuan Kembali Nia-Ardian
119 Season 2-Kesalahpahaman Ardian Terjawab
120 Season 2-Penjelasan Ardian pada Nia
121 Season 2-Ayu Menunggu Penjelasan Ardian
122 Season 2-Ayu Meninggalkan Villa Ardian
123 Season 2-Dua Sahabat Masa Kecil yang Kembali Bersama
124 Season 2-Nia Menghapus Semua Rasa yang Pernah Singgah di Hati Ardian
125 Season 2- Tebakan Shella
126 Season 2-Permintaan Ardian pada Ayu
127 Season 2-Ayu dan Nia
128 Season 2-Ayu yang Tak Bersahabat
129 Season 2-Ardian Pulang ke Rumah Makan Siang
130 Season 2-Ulah Ayu di Ruang Dapur
131 Season 2-Ayu Menggunting Gaun Nia
132 Season-2 Postingan Ayu di Media Sosial
133 Season 3-Nia Diwisuda
134 Season 3-Nia dan Ardian Sampai di Rumah
135 Season 3-Karunia, SE dan Ardian, SE
136 Season 3-Ardian dan Nia Menuju Pujasera
137 Season 3-Ardian Bercerita Tentang Perempatan Lampu Merah Kota Medan
138 Season 3-Ardian Berjanji akan Menemani Nia Pulang ke Tanjungbalai
139 Season 3-Nia dan Ardian Memesan Makanan dan Minuman di Pujasera
140 Season 3-Nia Berhasil Mengubah Ardian
141 Season 3-Nia Mengingatkan Ardian tentang Masa Lalu
142 Season 3-Ardian Memesan Tambahan Makanan
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Telepon dari Om Wisnu
2
Nia Menerima Tawaran Om Wisnu
3
Nia Sampai di Kota Medan
4
Nia Sampai di Rumah Ardian
5
Cerita Bik Aini tentang Ardian
6
Pertemuan Insiden Nia-Ardian di Depan Kamar Mandi
7
Dua Sahabat Masa Kecil
8
Sarapan Pagi Bersama
9
Ardian Membonceng Nia Keliling Kota
10
Ardian dan Nia Pulang ke Rumah
11
Perbincangan Nia dengan Om Wisnu dan Tante Siska
12
Insiden Ciuman Pertama Nia di Kamar Ardian
13
Telepon dari Sinta untuk Ardian
14
Nia dan Ardian Jalan-jalan Lagi
15
Gaun dan Hp untuk Nia
16
Hari Pertama Nia dan Ardian ke Kampus
17
Perkenalan Nia dengan Hansen
18
Hansen dan Nia Jalan-jalan
19
Hansen Mengantar Nia Pulang- Ardian Kesal Menunggu
20
Hansen-Nia Semakin Dekat
21
Nia-Ardian Menjauh
22
Rahasia Ardian Terbongkar
23
Nia-Ardian Pulang Kampung (TAMAT-Season 1).
24
Season 2-Ardian Masuk ke Perusahaan
25
Season 2-Sekretaris Ardian
26
Season 2-Shella yang Menggiurkan
27
Season 2-Gadis Cleaning Service
28
Season 2-Insiden di Lapangan
29
Season 2-Shella yang Kesal dan Ayu yang Innocent
30
Season 2-Ayu Dijemput Sang Pacar
31
Season 2-Ayu Sampai di Rumah
32
Season 2-Nia di Tanjungbalai
33
Season 2-Teman Semasa SMA
34
Season 2-Nia Mencari Riko
35
Season 2-Hp Bekas Nia Dibeli Riko
36
Season 2-Riko Menjenguk Ibunya Nia
37
Season 2-Riko Mulai Mendekati Nia
38
Season 2-Kursi Roda untuk Ibu Nia dan JJS
39
Season 2-Rencana Wisata Bersama Akhir Tahun
40
Season 2-Shella Mengajak Ayu
41
Season 2-Perjalanan ke Berastagi dengan Bus Pariwisata
42
Season 2-Rombongan Sampai di Villa
43
Season 2-Pertemuan Kembali Ayu-Ardian
44
Season 2- Percakapan di Meja Makan
45
Season 2-Mengundang Pangeran Tampan Berkuda Putih
46
Season 2-Percakapan Ayu-Ardian
47
Season 2-Ayu Menyarankan Ardian Menelepon Nia
48
Season 2-Kesalahpahaman Ardian-Ayu-Riko
49
Season 2-Malam Old and New di Taman
50
Season 2-Happy New Year 2021
51
Season 2-Ardian-Ayu pada Malam Tahun Baru
52
Season 2-Shella Memergoki Ardian dan Ayu
53
Season 2- Pangeran Tampan Menunggang Kuda bersama Putri Cinderella
54
Season 2-Kemesraan Ardian-Ayu di Berastagi
55
Season 2-Ayu yang Menggairahkan dan Ardian yang Tergugah
56
Season 2-Para Karyawan Kecewa Ardian-Ayu Dekat
57
Season 2-Di Bukit Kubu dan Pasar Berastagi
58
Season 2-Rombongan Tiba Kembali di Medan
59
Season 2-Ayu dan Ardian Sampai di Rumah
60
Season 2-Perintah Ardian Memindahkan Ayu ke Perusahaan
61
Season 2- Hari Pertama Ayu di Perusahaan
62
Season 2-Shella Menjelaskan Tugas Ayu
63
Season 2-Ruang Kerja Ardian dan Sebingkai Foto
64
Season 2-Bingkai Foto yang Pecah dan Kemarahan Ardian
65
Season 2-Shella dan Ardian Bicara Soal Nia
66
Season 2-Shella Menelepon ke Hp Nia
67
Season 2-Shella mengajak Ardian ke Tanjungbalai
68
Season 2-Shella Mengerjai Ayu
69
Season 2-Shella Berangkat dengan Ardian, Ayu Dijemput Willy
70
Season 2-Ayu dan Willy di Mal
71
Season 2-Shella dan Ardian Sampai di Tanjungbalai
72
Season 2-Tetangga Lama Ardian
73
Season 2-Ardian dan Shella Pulang ke Hotel
74
Season 2-Ardian Melihat Nia
75
Season 2-Ardian Tak Mau Menjumpai Nia
76
Season 2-Ardian Menolong Ayu yang Terpeleset
77
Season 2: Ardian Mengajak Ayu Jalan-jalan
78
Season 2-Ayu Memikirkan Ajakan Ardian
79
Season 2-Ardian Berkunjung ke Rumah Ayu
80
Season 2-Ardian dan Ayu Jalan-jalan, Willy di Rumah
81
Season 2-Ardian dan Ayu di Departmen Store
82
Season 2-Ardian Menghamburkan Duit untuk Ayu
83
Season 2-Pertemuan dengan Teman SMP Ayu di Cinema
84
Season 2-Kecurigaan Riana dan Keheranan Ardian
85
Season 2-Ayu dan Riana Berpapasan Lagi
86
Season 2-Pertengkaran Ayu-Riana di Dalam Kawasan Cinema
87
Season 2-Riana Menyebut Nama Willy di Depan Ardian.
88
Season 2-Ardian Menginterogasi Ayu
89
Season 2-Perang Batin Ardian
90
Season 2-Percakapan Ayu dan Ibunya
91
Season 2-Kecemasan Ayu pada Riana
92
Season 2-Pesan Ayu pada Willy
93
Season 2-Sindiran Shella di Kantor Ardian
94
Season 2-Pertemuan Tak Sengaja Riana dan Willy
95
Season 2-Riana dan Randy di Kafe
96
Season 2-Santi dan Willy
97
Season 2-Willy Cerita Soal Ayu ke Santi
98
Season 2-Pak Johdy dengan Willy dan Santi
99
Season 2-Pak Johdy Hendak Menjodohkan Santi dengan Willy
100
Season 2-Riana Bertemu Annie, Adik Willy
101
Season 2-Riana Mencari Willy di Panglong
102
Season 2-Riana Membongkar Rahasia Ayu pada Willy
103
Season 2-Santi Menemani Willy yang Terpukul
104
Season 2-Willy Meminta Pendapat Santi dan Rekannya
105
Season 2-Willy Mengajak Ayu ke Taman
106
Season 2-Willy Melamar Ayu
107
Season 2-Rencana Riko Melamar Nia
108
Season 2-Riko Bertamu ke Rumah Nia
109
Season 2-Riko Melamar Nia
110
Season 2-Nia Mempertimbangkan Lamaran Riko
111
Season 2-Nia Diberitahu Bu Wenny, Ardian Pernah Mencarinya
112
Season 2-Nia yang Bimbang
113
Season 2-Rencana Nia Balik ke Medan
114
Season 2-Lisa Tiba di Rumah Nia
115
Season 2-Nia di Dalam Kereta Api Tanjungbalai-Medan
116
Season 2-Ardian Membawa Ayu ke Rumah
117
Season 2-Nia Sampai di Rumah Ardian
118
Season 2-Pertemuan Kembali Nia-Ardian
119
Season 2-Kesalahpahaman Ardian Terjawab
120
Season 2-Penjelasan Ardian pada Nia
121
Season 2-Ayu Menunggu Penjelasan Ardian
122
Season 2-Ayu Meninggalkan Villa Ardian
123
Season 2-Dua Sahabat Masa Kecil yang Kembali Bersama
124
Season 2-Nia Menghapus Semua Rasa yang Pernah Singgah di Hati Ardian
125
Season 2- Tebakan Shella
126
Season 2-Permintaan Ardian pada Ayu
127
Season 2-Ayu dan Nia
128
Season 2-Ayu yang Tak Bersahabat
129
Season 2-Ardian Pulang ke Rumah Makan Siang
130
Season 2-Ulah Ayu di Ruang Dapur
131
Season 2-Ayu Menggunting Gaun Nia
132
Season-2 Postingan Ayu di Media Sosial
133
Season 3-Nia Diwisuda
134
Season 3-Nia dan Ardian Sampai di Rumah
135
Season 3-Karunia, SE dan Ardian, SE
136
Season 3-Ardian dan Nia Menuju Pujasera
137
Season 3-Ardian Bercerita Tentang Perempatan Lampu Merah Kota Medan
138
Season 3-Ardian Berjanji akan Menemani Nia Pulang ke Tanjungbalai
139
Season 3-Nia dan Ardian Memesan Makanan dan Minuman di Pujasera
140
Season 3-Nia Berhasil Mengubah Ardian
141
Season 3-Nia Mengingatkan Ardian tentang Masa Lalu
142
Season 3-Ardian Memesan Tambahan Makanan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!