Bersama sisa pasukannya yang masih setia, Kaisar Hongli terus meninggal wilayah istana ke kaisaran Dalu dengan memacu kudanya secepat mungkin.
Jenderal Huanran dan Jenderal Yingsheng lalu mengarahkan pasukan itu menuju jalan rahasia ke kaisaran yaitu sebuah terowongan yang diapit oleh dua gunung batu.
"Terus bergerak!" ucapnya sambil terus memacu kuda dengan kecepatan tinggi. Pada saat memasuki wilayah jalan rahasia, kelompok tersebut tiba-tiba dihujani dengan ratusan panah.
"Lindungi kaisar!" teriak Jenderal Huanran memerintahkan prajurit untuk menahan serangan panah itu dengan menggunakan perisai mereka.
Dengan segera prajurit merapat dan melindungi kaisar.
"Cepat! cepat, sebentar lagi kita akan tiba di pintu terowongan," ucapkan Jenderal Yongsheng mengarahkan prajurit untuk tetap bergerak.
Mendekati pintu terowongan, malang nasib Kaisar, karena tiba-tiba salah satu anak panah menancap di punggungnya hingga hampir membuatnya terjatuh dari kuda.
Dengan segera Jenderal Huanran menopang tubuh Kaisar agar tidak terjatuh dari atas kudanya. "Terus bergerak." sambil menangkis serangan panah yang terus-menerus diarahkan pada mereka.
Jenderal Yongsheng memacu kudanya dengan cepat lalu membuka kunci gerbang terowongan itu.
Setelah kaisar dan rombongan memasuki terowongan, Jenderal Yongsheng lalu mengunci gerbang terowongan tersebut dari dalam, sehingga mereka dapat pergi dengan tenang.
Di dalam terowongan.
Yongshen dan Huanran menatap prajurit yang tersisa dengan sedih.
"Yang mulia Kaisar, Kemana tujuan kita sekarang?" Tanya jenderal Huanran.
"Kita akan pergi ke klan Tiantang untuk menyusul permaisuri dan putriku disana," ucapnya ragu, karena mungkin saja permaisuri dan kelompoknya juga telah diserang, setidaknya mereka memiliki tujuan untuk pergi.
"Baik."
Jenderal Huanran lalu membawa pasukan tersebut ke arah Utara.
***
Istana kekaisaran
Perdana Menteri Taolie dengan wajah bahagia duduk di tahta kerajaan sambil menatap semua yang ada di dalam ruangan itu dengan bangga dan senyum kemenangan.
Di hadapannya telah hadir beberapa menteri dan para Jenderal yang telah ditangkap, sedangkan sisanya adalah utusan dari dua ke kaisaran yang telah menyerang sebelumnya.
Tidak lama kemudian, utusan dari pasukan gunung tiba bersama pemimpin mereka dengan wajah gembira
"Saudaraku Taolie, Selamat! hari ini kita telah memiliki kerajaan Dalu yang luar biasa ini." ucapnya dengan gembira.
Perdana Menteri Taolie tertawa dengan bangga, "Saudaraku Tiung, kali ini kita telah memiliki rumah, aku minta saudara secara khusus melindunginya."
Para menteri dan Jenderal kerajaan Dalu yang telah tertangkap menatap kearah perdana menteri Taolie dengan sangat marah, bahkan kemarahan yang membakar jiwa. Mereka tidak pernah menyangka bahwa Seorang perdana menteri yang merupakan orang kepercayaan Kaisar melakukan pemberontakan.
Yang membuat mereka semakin sakit hati adalah, ternyata Taolie adalah orang gunung yang telah menyusup kedalam lingkungan kekaisaran.
Perdana menteri Taolie mengarahkan pandangannya pada para tawanan yang ada dihadapannya.
"Aku memberikan kalian dua pilihan, jika kalian ingin hidup, bersumpah Setialah padaku, jika tidak maka pilihannya adalah mati."
Para menteri yang setia kepada kaisar Hongli tanpa ragu lalu menusukkan diri dengan pisau yang ada di tangannya, Sedangkan para menteri yang tidak setia mereka justru tertawa sambil menangkupkan tangannya dengan hormat, "Selamat yang mulia Taolie, anda telah menjadi Kaisar Dalu."
Tidak hanya itu, banyak Jenderal dan komandan juga melakukan hal demikian, yaitu dengan memberi ucapan selamat pada perdana menteri Taolie.
Walaupun demikian, tidak semua Jenderal itu mengaku dan setia dengan sepenuh hati, tetapi lebih kepada sikap berpura-pura. Di dalam hati, mereka tetap setia pada Kaisar Hongli.
"Baiklah, terima kasih semuanya. Mulai hari ini aku menjadi kaisar kerajaan Dalu. Aku akan merombak semua struktural pemerintahan, aku menunjuk saudaraku Tiung sebagai perdana menteri dan
Jenderal pertahanan," ucap Taolie dengan lantang.
"Jenderal Congheng, aku perintahkan untuk mengundang lima kerajaan bawahan untuk datang segera, karena aku ingin mendengarkan kesetiaan mereka!" ucapnya memberi perintah pada Jenderal Congheng yang merupakan orang kepercayaanya.
"Baik."
Dengan segera Jenderal Congheng lalu meninggalkan ruangan itu.
***
Dua hari kemudian berita tentang pemberontakan tersebut telah tersebar di berbagai wilayah termasuk di beberapa kekaisaran lainnya.
Mereka tidak pernah menyangka bahwa, Perdana Menteri Taolie adalah orang dari suku gunung yang telah memasuki kekaisaran Dalu dalam waktu yang sangat lama, bahkan mampu menipu pihak ke kaisaran, hingga menjadi orang penting istana.
Banyak yang mengutuk tindakan tersebut, tetapi banyak juga yang merasa senang terutama musuh dari kerajaan lainnya.
Ibukota kekaisaran Dalu mengalami pergolakan. Rakyat yang setia kepada kaisar Hongli melakukan pemberontakan, karena kurangnya pengalaman dalam berperang, dengan mudah pemberontakan itu dapat dipadamkan.
Dengan adanya pemberontakan tersebut suasana menjadi semakin tegang, karena setiap hari pasukan ke kaisaran yang baru selalu melakukan pengawasan secara ketat dan mereka akan menangkap siapa saja yang dianggap mencurigakan, dan tanpa ragu membunuh mereka yang melawan.
Kedamaian di ibu kota kekaisaran benar-benar telah hilang, kini hanya ada penderitaan dan kesengsaraan, sehingga rakyat secara perlahan mulai meninggalkan ibu kota.
***
Tiga hari kemudian.
Di desa Nongye.
Kaisar Hongli beserta sisa pasukannya tiba disebuah gubuk sederhana.
"Kita akan beristirahat untuk beberapa hari di tempat Ini, sebelum melanjutkan perjalanan," ucap Jenderal Huanran sambil memerintahkan beberapa prajurit untuk mencari informasi di desa.
"Yang Mulia," ucapnya sambil memapah tubuh Kaisar Hongli memasuki gubuk.
"Di sudut saja!" ucap kaisar sambil menunjuk tumpukan jerami.
Kedua Jenderal tersebut Lalu mendudukkan Kaisar Hongli yang sudah melemah pada tumpukan jerami tersebut, lalu mematahkan panah masih masih menempel di punggung kanannya yang kini mulai membiru.
Wajahnya meringis menahan rasa sakit sambil menatap muram pada kesepuluh prajurit yang terlihat letih. Setelah melakukan sedikit pengobatan pada luka tersebut, kedua jenderal lalu duduk di hadapannya menjaganya dengan tenang.
Kaisar Hongli tidak pernah membayangkan hal seperti itu akan terjadi. Yang membingungkan dirinya adalah, Mengapa seorang perdana menteri yang sangat dipercayai tega melakukan hal seperti itu padanya.
Jenderal Yongsheng dan Jenderal Huanran juga terlihat sedang berpikir keras, "Apakah kematian sang putri merupakan ulah dari Taolie?" batinnya.
Tidak lama kemudian seorang Prajurit memasuki tempat itu dengan wajah khawatir melapor, " Yang Mulia Kaisar, saat ini telah tersebar berita untuk menargetkan kita dengan bayaran yang sangat mahal."
"Itu artinya kita talah menjadi buronan. Jenderal Huanran, Jenderal Yongsheng, apa yang harus kita lakukan?"
"Kita harus segera pergi dari tempat ini, bagaimanapun caranya." jawab Huanran cepat.
"Tetapi bagaimana caranya?" tanya salah satu prajurit dengan bingung.
"Kita harus menyamar," ucapnya sambil memerintahkan pada seorang prajurit untuk membeli perlengkapan yang ada di desa itu dan mengganti pakaian mereka dengan pakaian biasa.
Jenderal Huanran lalu jelaskan rencananya untuk pergi dari tempat itu dengan rinci.
"Tetapi apakah tidak berlebihan jika seorang rakyat biasa memiliki kuda yang begitu banyak?" tanya seorang prajurit.
"Sebenarnya kita akan menjual kuda-kuda ini sebagai biaya perjalanan kita," ucap Huanran lalu memerintahkan prajurit itu untuk segera menjual kuda-kuda tersebut. Selain itu, Jenderal Huanran juga menugaskan kepada prajurit tersebut untuk membeli perlengkapan yang dibutuhkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Mamanya Zain Asih Winarni
Like like like a 100000000
2021-11-26
1
Ismadi Alvaro
mantab jiwa....
2021-10-21
0
Ismadi Alvaro
mantab jiwa...
2021-10-21
0