2. Serangan Dua Kekaisaran.

"Permaisuri, jelaskan  padaku apa yang akan kita lakukan padanya?" tanya Kaisar dengan penasaran.

Permaisuri Jiao lalu  menjelaskan pada Kaisar, bahwa dirinya akan melakukan ritual terlarang untuk menghidupkan kembali Sang Putri.

"Dayang," ucapnya lalu mengarahkan pandangannya pada sang pelayan.

"Yang mulia Kaisar,  hamba Jingmi. Hamba berasal dari klan Tiantang yang berasal dari wilayah perbatasan utara. Di klan, aku akan meminta  para tetua untuk melakukan ritual memanggil dewa langit, tetapi ini memerlukan proses yang lama,  jika Yang Mulia  Kaisar mempercayakannya padaku, maka aku akan segera membawanya pergi dari tempat ini dan merawatnya di sana."

Wajah muram Kaisar Hongli sedikit bersinar walaupun dirinya tidak meyakini cara seperti itu, tetapi di dalam dunia kultivator ini,  hal seperti itu mungkin saja dapat dilakukan.

"Jika demikian, bergegaslah." ucapnya lalu memanggil Jenderal kepercayaannya.

"Jenderal Shilin,  Aku ingin kamu mendampingi permaisuri Jiao dan rombongan pergi ke Klan Tiantang."

"Baik Yang mulia,"  jawab Jenderal Shilin dengan hormat.

Saat rombongan itu hendak  bersiap-siap untuk meninggalkan istana kekaisaran, tiba-tiba dari arah timur dan selatan terlihat asap mengepul sebagai tanda adanya bahaya.

Seorang komandan tiba-tiba memasuki ruangan dan melaporkan bahwa telah terjadi penyerangan terhadap ibu kota kekasaran.

"Yang Mulia, kita telah diserang."

"Panggil senua jenderal dan mentri untuk datang ke istana!"

Kaisar Hongli lalu memerintahkan Jenderal Shilin untuk segera meninggalkan ibukota ke kaisaran serta membawa seluruh kerabat ke kaisaran yang berada di dalam ruangan itu.

Sambil membawa tubuh sang Putri, dengan tergesa-gesa permaisuri Jiao beserta rombongannya segera meninggalkan istana.

"Gunakan jalan rahasia!" ucap sang Kaisar sambil berlalu meninggalkan ruangan.

***

Kedatangan Kaisar Hongli disambut dengan tatapan panik para Jenderal dan para menteri yang sudah berada di dalam Aula Istana.

"Yang Mulia Kaisar,  kita telah diserang oleh kaisaran Huo  dan kekaiasaran Shan, apa yang harus kita lakukan?"

"Tentu saja kita berperang. Panggil semua Jenderal dan perintahkan untuk menggerakkan pasukan pada kedua wilayah tersebut."

Kaisar Hongli  lalu membagi dua puluh lima ribu pasukannya yang tersisa di istana ke dalam tiga kelompok.

"Sepuluh ribu pasukan bergerak ke arah timur,  sepuluh ribu pasukan ke selatan dan lima ribu prajurit  tetap  berada di dalam istana."

Dengan segera para Jenderal yang telah diperintahkan lalu bergerak meninggalkan ruangan itu.

Tidak lama kemudian, seorang Komandan pasukan melaporkan jalannya pertempuran di wilayah utara.

"Yang Mulia  Kaisar, saat ini  pasukan kekaisaran Huo sedang merangsek masuk ke dalam benteng pertahanan ibu kota."

Tidak lama berselang, seorang Komandan tiba dan melaporkan bahwa pasukan ke kaisaran Shan juga  telah memasuki benteng kota.

Kaisar  Hongli menatap para Jenderal dan komandan yang tersisa.

"Kita benar-benar kekurangan prajurit, apa yang harus kita lakukan?"

Jika saja pasukan kekaisaran tidak melaksanakan ekspedisi  ke wilayah utara, mungkin kekaisaran memiliki harapan.

Kaisar tampak bingung karena tidak menyangka bahwa dua ke kaisaran akan menyerangnya secara bersamaan terlebih lagi ke kaisaran tersebut merupakan sekutu yang selama ini tidak memiliki masalah apapun.

Melihat kebingungan Kaisar  tersebut, dengan segera  Perdana Menteri Taolie  lalu mengutarakan pendapat nya.

"Yang  Mulia Kaisar,  bagaimana jika kita menggunakan suku gunung untuk membantu." 

"Tapi apakah itu tidak berbahaya?"

"Yang mulia Kaisar, akan lebih berbahaya lagi jika kedua pasukan itu merangsek masuk ke dalam istana benteng istana,  Jika mereka sudah tiba,  kita tidak akan  bisa melakukan apa-apa lagi." sanggahnya cepat.

Kaisar Hongli menatap para menteri yang berada di dalam ruangnan itu, "Apa pendapat kalian?"

Para menteri juga terlihat bingung karena mereka benar-benar tidak memiliki pilihan,  jika mereka mengandalkan diri sendiri sudah pasti mereka akan dikalahkan tetapi jika mereka menggunakan orang-orang gunung itu, maka akan sangat berbahaya, karena orang-orang gunung adalah pasukan barbar yang tidak mengenal sekutu atau lawan.

"Yang Mulia Kaisar,  cepat ambil keputusan jika tidak kita akan benar-benar kesulitan," ucap Perdana Menteri Taolie dengan wajah khawatir.

Semua orang di dalam ruangan itu terdiam, lalu mengarahkan pandangannya pada Kaisar.

"Segera panggil pasukan gunung!" ucapnya memberi perintah.

Dengan segera seorang jenderal keluar dari istana dan  menembakkan panah api  ke arah timur sebanyak tiga  kali

***

Wilayah timur ke kaisaran Dalu, di sebuah rantai pegunungan panjang yang merupakan  batas  kekaisaran Dalu dengan kekaisaran Shan  dan kekaisaran Yun. Ribuan pasukan barbar sedang menunggu perintah untuk brrgerak.

Pemimpin pasukan yang berada di lembah gunung itu melihat tiga buah panah melesat ke arah gunung dengan mata berseri-seri

"Waktunya untuk bergerak dan kita akan menguasai kekaisaran Dalu."  suaranya lantang dengan tertawa yang keras lalu menggerakkan pasukannya dengan cepat

***

Istana kekaisaran

"Perdana Menteri, Apakah  tidak terlambat jika kita  memanggil mereka sekarang?"  ucap sang Kaisar Hongli terlihat ragu dan khawatir.

"Walaupun terlambat,  tetapi kita masih memiliki bantuan.  Aku harap mereka segera tiba tepat waktu. Selain itu aku juga berharap semoga pasukannya tersisa dapat mempertahankan benteng istana" ucap Perdana mentri Taolie  dengan wajah serius.

"Jika demikian, semuanya bersiap-siaplah."  ucap Kaisar Hongli  lalu meninggalkan aula istana dan  memasuki  ruangannya.

Di depan pintu kamar, telah berdiri dua Jenderal kepercayaan menatap kedatangannya dengan hormat

"Yang mulia Kaisar, apa yang harus kita lakukan?" tanya Jenderal tersebut.

"Jenderal Huanran, Jenderal Yongsheng, tentu saja kita akan berperang." ucapnya lalu membawa kedua jenderal tersebut memasuki ruangannya, dan meminta mereka untuk memasang zirahnya.

Setelah memasangkan  zirah,  serta perlengkapan perang lainnya, Kaisar Hongli  beserta kedua jenderal kepercayaannya  keluar dari istana  menuju barisan prajurit yang telah berdiri menunggu komando.

"Kita harus bersiap-siap!" ucapnya.

"Kita telah diserang oleh dua kekaisaran tanpa sebab,  aku yakin Dewa akan menyertai kita.  Kuatkan tekad kalian untuk menyelamatkan kota ini!" Ucapnya menyemangati prajurit yang tersisa untuk berperang.

Kata-kata kaisar Hongli  disambut dengan bunyi gemuruh hantakan tombak.

Dari arah selatan ke kaisaran,  Perdana Menteri muncul bersama sepuluh  ribu pasukannya mendekati pasukan Kaisar yang akan bergerak. 

Kaisar tampak bingung, bagaimana tiba-tiba Seorang perdana menteri memiliki pasukan yang begitu banyak. Walaupun demikian, Kaisar Hongli menepis pikiran buruk dari  kepalanya.

"Perdana menteri," ucap Kaisar dengan kata-kata tertahan saat tiba-tiba pasukan yang datang tersebut,  menyerang pasukannya yang tersisa. 

"Ini pemberontakan!" ucap  jenderal Yogsheng sambil  melakukan perlawanan.

"Yang mulia Kaisar, kita harus segera pergi dari tempat ini!" ucap jenderal  Huanran sambil membawa paksa kaisar Hongli yang enggan untuk pergi.

Kedua jenderal tersebut bahu membahu menahan serangan musuh yang berusaha mendekati kaisar. Sebagai pendekar tingkat raja, tentu saja mereka berdua dengan mudah melumpuhkan lawan-lawannya yang rata-rata adalah para para pendekar  prajurit tingkat puncak, hingga pendekar jenderal tingkat  menengah. Yang menjadi permasalahan mereka sekarang adalah bagaimana cara melindungi Kaisar yang hanya seorang pendekar prajurit tingkat tinggi.

Perdana Menteri Taolie  menatap kaisar Hongli  yang pergi dengan tertawa terbahak-bahak.

"Hongli, Aku  akan menjadi  Kaisar." teriaknya lantang sambil memerintah prajuritnya untuk terus menggempur pasukan kaisar Hongli yang tersisa.

"Perdana Menteri, tunggu saja pembalasan dari langit atas kejahatan mu ini!" ucap Kaisar Hongli  mengumpat sambil meninggalkan pertempuran tersebut.

Pikirannya berkecamuk. Belum usai kesedihannya, kini datang masalah baru yang lebih berat. Sebelumnya, Dia  meraung dalam hatinya, karena kematian sang putri. Kali ini,  dia juga meraung,  meratapi segala sesuatu yang memilikinya kini hilang dalam sekejab.

Putrinya,  kekuasaannya, bahkan mungkin nyawanya yang saat ini sedang dikejar oleh pasukan perdana menteri Taolie.

Terpopuler

Comments

Kerta Wijaya

Kerta Wijaya

🤟🤟

2022-04-23

0

M⃠

M⃠

wah lama g ketemu jendral Huanran apa kabarnya

2022-04-16

0

Anhy Supardi

Anhy Supardi

ol

2022-02-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!