Pemilik Hati Ku

Pemilik Hati Ku

01

"Saya terima nikah dan kawinnya Livia Gunawan Baskoro binti Gunawan Baskoro dengan mas kawin cincin emas sepuluh gram dibayar tunai!"

"Saaaah.. saaaah.."

Ucapan janji suci antara wanita dengan laki laki yang telah menjadi suami istri selama hampir lima bulan lamanya itu masih terdengar mendayu dayu ditelinga seorang Livia yang kali ini tengah berdiri di depan foto pernikahannya.

Bibirnya mengulas senyum penuh ironi. Matanya menerawang mengingat perjalanan hidup dan cintanya yang telah berada di titik ini. Perjalanan dalam mendapatkan cinta laki laki yang kini telah menjadi suaminya. Ya, sosok Anggara Wisnu Hutama yang sejak lama memenuhi hatinya, kini dirinya telah berhasil mendapatkan diri laki laki itu, namun tidak dengan hatinya. Livi masih tak bisa mendapatkan hati dan cinta suaminya.

"Kamu sudah siap?" tanya Angga yang sudah duduk diatas motor sport merah miliknya.

Livi tersenyum riang sambil mengangguk. "Siap donk!" Ia segera memakai helm lalu naik ke atas motor milik Angga.

"Pegangan!" Angga menarik kedua tangan Livi agar melingkari diperutnya.

"I-iya." Rona merah bersemu di tulang pipi Livi.

Motor yang membawa dua muda mudi berseragam putih abu abu itu pun segera melaju dikepadatan jalan raya.

"Kak! setelah kamu kuliah aku berangkat sama siapa?" tanya Livi saat motor berhenti di tengah jalan menunggu lampu merah berganti hijau.

"Sudah saatnya kamu nurut sama om Gunawan, berangkat pulang sekolah pakai mobil. Kamu setahun lho Liv bareng aku naik motor. Kepanasan kena debu kayak gini." Kata Angga lalu bersiap menarik gagang gas ditangannya saat melihat lampu sudah berganti kuning.

"Tapi aku suka naik motor bareng kamu kayak gini."

"Kamu suka naik motornya apa suka sama yang punya motor?"

Deg!!

Livi merenggangkan tangannya yang melingkar diperut Angga. Hatinya ragu ragu hendak manjawab pertanyaan Angga.

"A-aku suka sama kamu!!"

Bersamaan dengan itu sebuah motor rakitan dengan knalpot tidak standart yang mengeluarkan bunyi berisik lewat disamping motor Angga.

"Apa Liv? Kamu bilang apa?" tanya Angga.

"Kak Angga tidak mendengar ucapanku?"

Livi menghembuskan nafas lega saat kalimatnya tak didengar Angga. Keberanian yang datang tuba tiba itu seketika menciut saat selesai mengucapkan pernyataan sukanya. Sudah sejak lama ia memendam perasaan pada pemuda yang ia kenal sejak taman kanak kanak dulu, namun ia tak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya. Terlalu malu bagi dirinya untuk mengungkapkan isi hatinya.

"Aku tungguin nanti pulangnya." Ucap Angga setelah gadis berwajah bule itu turun dari motornya.

"Oke. Tunggu aku di tempat biasa." Jawab Livi sembari memberikan helm pada Angga.

Keduanya pun kembali meneruskan langkah masing masing. Angga yang tahun ini telah menyelesaikan masa SMA nya, kini mengunjungi sekolahnya hanya untuk melengkapi perihal acara wisuda yang akan digelar beberapa hari lagi. Sedang Livi hadir disekolah untuk melihat pembagian kelas dimana ia berada di tahun kedua di SMA itu.

"Astaga! Kenapa penuh sekali." Gumam Livi saat melihat para siswa lain berjubel di depan papan pengumuman.

Buughh!!!

"Maaf maaf tidak sengaja!" Ucap seorang siswi yang tanpa sengaja menyenggol lengannya, entah siapa Livia merasa tidak pernah melihah gadis itu meski telah setahun bersekolah di sana.

"Ck! Hati hati doonk!" Sentaknya dengan wajah sebal melirik sinis kearah siswi itu.

"Maafkan aku, aku tidak sengaja." Ucap siswi itu dengan wajah bersalah.

"Udah sana sana!" Seru Livi sambil mengibaskan tangannya.

Ya, itulah salah satu sifat dari seorang Livia. Gadis berparas cantik blasteran dengan garis keturunan milik sang ibu seorang warga negara asing dengan sang ayah seorang asli pribumi. Terlahir sebagai anak tunggal dari keluarga yang memiliki kerajaan bisnis dimana mana, membuat ia tak segan untuk bersikap arogan pada semua yang menyinggung perasaannya atau berbuat tidak baik padanya.

Setahun bersekolah di SMA itu, tak membuat dirinya memiliki banyak teman. Pertemanan yang sering ia jalin dengan siswa siswi lain selalu tak bertahan lama. Ia akan memilih untuk bersikap acuh dan hanya bertegur sapa saat benar benar terpaksa. Karena banyak dari mereka berteman dengan Livi hanya untuk memanfaatkan, kepopuleran, kepintaran, kecantikan juga harta yang dimiliki gadis yang hampir mendekati kata sempurna dari berbagai sisi itu.

Dan selama setahun bersekolah Livi hanya berteman baik dengan Angga yang notabene adalah teman masa kecilnya. Mulai dari berangkat sekolah, jam istirahat hingga pulang sekolah pun ia selalu menempel pada Angga.

Hampir setiap hari dan selama setahun ini ia selalu sedekat ini dengan Angga. Sosok laki laki yang ia kenal sejak taman kanak kanak hingga di masa remajanya. Dan entah sejak kapan sosok Anga telah memenuhi hatinya hingga di detik ini, tak pernah berkurang dan malah terus bertambah.

Setelah membiarkan siswi yang tak sengaja menabraknya tadi, Livi melanjutkan langkahnya menuju papan pengumuman sambil mengotak atik ponsel ditangannya.

Bugghh!!

Karena tak melihat jalan didepannya, Livi menubruk tubuh seseorang didepannya yang sepertinya sedang melihat papan pengumuman juga.

"Astaga, kamu tidak apa apa?" Livi mencoba menegur gadis yang ia tabrak.

Saat gadis itu berbalik, Livi terkejut saat melihat seragam putih dan rok abu abu yang dikenakan gadis itu basah, kemeja seragam putihnya basah berwarna merah terkena tumpahan minuman yang berada di tangan gadis itu.

"Bajumu basah!" Ujar Livi penuh rasa bersalah.

"Aku tidak apa apa. Kamu baik baik saja?" Gadis itu tersenyum, tak ada wajah kesal atau marah yang ia tunjukkan. Padahal jelas jelas Livi yang menabraknya.

Livi terpaku ditempatnya. Mengamati wajah gadis yang tak pernah ia lihat sebelumnya disekolah ini. "A-aku tidak apa apa?" Jawab Livi.

"Kamu Livia kan?"

"Kamu kenal dengan ku?"

"Tidak!" Gadis itu tersenyum. "Tapi siapa yang tidak tahu seorang Livia Gunawan. Satu satunya siswa bule disekolah kita." Suara kekehan terdengar.

Livi hanya tersenyum kecut menanggapi ucapan gadis itu.

"Kamu mau lihat pembagian kelas juga? Kita satu kelas lho?"

"Benarkah?"

"Iya. Kenalin nama ku Alya!" Gadis bernama Alya itu mengulurkan tangannya.

"Livi." Balas Livi. "Tapi ini bagaimana? Aku yang salah, kamu tidak marah?" Livi mengamati baju Alya yang basah.

Alya terkekeh sambil mengusap ujung roknya. "Akan sangat lucu marah hanya untuk hal seperti ini. Toh, kamu juga tidak sengaja kan?"

Livi mengangguk.

"Baiklah, aku ke toilet dulu ya. Semoga harimu menyenangkan." Ujar Alya lalu berlalu meninggalkan Livia yang masih mematung ditempatnya.

Kejadian yang dialaminya barusan seolah menampar dirinya sendiri. Sikap arogan yang ia berikan pada seseorang yang tak sengaja menabrak dirinya sesaat lalu berbanding terbalik dengan apa yang ia terima saat juga tak sengaja menabrak orang lain. Ia berfikir, dirinya yang keterlaluan atau memang gadis bernama Alya itu memang gadis yang baik hati.

*******

Tepat pukul sebelas siang, sebagian siswa memilih untuk pulang karena memang masih belum ada jadwal mata pelajaran, mengingat masih dalam masa masa Class Meeting.

Begitu pun dengan Livia, gadis itu berjalan menuju parkiran sekolah. Livi melambaikan tangannya saat melihat Angga duduk di teras mushollah sekolah yang berdekatan dengan area parkir.

"Udah lama nunggunya?" tanya Livi. Gadis itu duduk bersebelahan dengan Angga.

"Aku baru selesai. Mau langsung pulang?" tanya Angga.

"Kita jalan jalan dulu yuuk kak, mumpung masih siang gini."

"Kemana?"

"Jalan dulu aja pokoknya."

Angga pun mengangguk, lalu berdiri diikuti Livi. Keduanya menuju motor Angga terparkir. Baru beberapa langkah, Livi menghentikan langkah lalu melambaikan tangannya pada seseorang yang sedang berdiri di bawah pohon beringin tak jauh dari area parkir.

"Alya!"

Panggilan dari Livi membuat Alya menoleh. Gadis berparas manis itu tersenyum sambil melambaikan tangan.

"Mau pulang?" Livi berucap tanpa suara hanya gerakan tangan untuk memperjelas ucapannya.

Alya seolah mengerti, gadis itu mengangguk lalu kembali melambaikan tangan. "Aku duluan." Ucapnya lalu berlari menghampiri sebuah motor yang sudah berhenti di depan gerbang sekolah.

"Kamu punya temen sekarang?"

Angga memecah lamunan Livi saat melihat kepergian Alya. "Ihh.. pertanyaan apa itu? Kakak kira gak ada yang mau temenan sama aku?"

Angga tertawa lalu mengacak puncak kepala Livi. "Banyak lah. Tapi kamu yang gak mau membaur dengan mereka."

"Mereka gak tulus, aku gak suka!"

"Terus tadi?"

"Alya?"

"Namanya Alya, sesuai dengan wajahnya." Angga manggut manggut sambil mengingat wajah Alya sekilas lalu.

"Kenapa?"

"Namanya manis seperti wajahnya."

DEG!!

Livi merasa hatinya mencelos keluar mendengar pujian Angga untuk Alya. Sudut hatinya tiba tiba terasa sakit.

"Kamu tahu Alya sebelumnya?" tanya Livi berusaha menenangkan gejolak hatinya.

"Baru tau ini, ternyata ada ya makhluk semanis itu disekolah kita. Aku selama ini kemana saja sampai tidak tahu. Apa mungkin dia anak baru?" tanya Angga, pemuda itu lalu memundurkan motornya dari barisan motor motor lain.

Livi tertegun ditempatnya mendengar ucapan Angga. Masih tak percaya dengan apa yang Angga katakan. Setelah sekian tahun bersama dengan Angga, Livi tahu betul pemuda yang menjadi tambatan hatinya itu sekalipun tak pernah setertarik ini dengan gadis diawal jumpa.

"Jadi jalan jalan gak?" Angga membuyarkan lamunan Livi.

"Eeh?"

"Ayo!" Angga memberikan helm.

"I-ya ayo." Livi pun segera memakai helm dan duduk di atas jok motor Angga.

"Pegangan!" Angga melingkarkan tangan Livi di perutnya. "Kenapa sih harus di ingetin dulu!" Omelnya.

Debaran jantung Livi saat berada sedekat ini dengan Angga membuat iramanya tak beraturan. Ia mengerjabkan matanya berulang, menarik nafas lalu menghembuskannya kasar. "A-ku lupa kak." Jawabnya.

Angga tak membalas ucapan Livi, dirinya hanya mengulas senyum di balik helm teropong yang ia pakai. Segera ia pun menarik gagang gas motornya dan bersiap memecah kepadatan jalanan.

****

Haaaiii semunya..

Ini karya ku yang kedua ya, semoga kalian suka. Meneruskan dari ceritaku yang pertama tapi kali ini bukan Alya dan Akbar yang dibahas melainkan Livia dan Angga.

Dukung Author dengan komen dan like di tiap part-nya ya.

Happy Reading🥰

Terpopuler

Comments

KIA Qirana

KIA Qirana

Semangat
Semangat
Semangat
💕💕💕💕💕💕💕💕💕

2021-10-14

0

Dania

Dania

Halo Author sayang💜💜💜💜💜💜💜🌷🌷🌷🌷

2021-10-14

0

Alfia Amira

Alfia Amira

alya sama akbar apa judulnya kak

2021-05-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!