Sorry, I Love You.
"Rubby, cepat! pergerakan kamu tuh bagai siput. Ini belum kamu rapikan, sedangkan para tamu akan segera hadir," Hardik seorang wanita setengah baya. Ia masih terlihat cantik. Namun ia terdengar kejam.
"Maaf Bi, Rubby kan sedang menyiapkan hidangan di dapur!" ucap seorang gadis sembari menunduk. Gadis itu RUBBY! Tepatnya RUBBY HANIA. Ia berparas cantik dan menarik, usianya 19 tahun.
Dari usia 5 tahun, orang tuanya sudah tiada. kecelakaan kapal laut dan hingga kini jasad mereka tak pernah di ketemukan.
Awal nya ia di asuh sang Nenek, namun Sang Nenek pun meninggal ketika Rubby berusia 11 tahun. Tepat nya kala itu ia kelas 5 SD. Sang paman yang menyayangi nya, ia putuskan untuk mengasuh nya.
Namun siapa sangka sang Bibi malah bersikap kejam, Rubby pun bak Asisten rumah tangga di rumah nya. Bangun pukul 4 pagi untuk berbenah rumah, mencuci dan memasak. Barulah ia dapat berangkat ke sekolah. Dengan waktu makan yang Bibi nya tentukan, dua kali dalam satu hari, pagi dan sore. Uang jajan yang di pangkas hanya cukup untuk ongkos ke sekolah.
Tak jarang Rubby menahan lapar! beruntung Rubby di pertemukan dengan sahabat- sahabat yang baik yang selalu menolong nya.
Saat ini Rubby sedang berkuliah di salah satu Universitas Negeri, karena Beasiswa yang ia dapat. Ia mengambil jurusan Administrasi Negara.
Untuk biaya kuliah ia bekerja di salah satu toko pakaian yang berada di salah satu pasar tradisional, saat setelah pulang kuliah. Pemilik toko pakaian itu termasuk baik, karena mengizinkan Rubby kerja setengah hari saja.
"Kamu tuh apa-apa nyahut saja!" Bentak Kairis. Yaitu Bibi dari Rubby.
"Maaf Bi, Rubby akan cepat mengerjakannya," ucap Rubby merunduk.
Sang paman sedang keluar kota saat ini, karena ada pekerjaan. Anak sang paman Bima, sebetulnya baik. Namun ia takut terhadap Ibunya. Maka dari itu ia lebih memilih diam mencari aman.
Rubby menyiapkan hidangan, tempat jamuan untuk menyambut para tamu arisan, teman-teman sosialita dari Bibi nya. sedari pagi Rubby mengerjakan segalanya seorang diri.
**
Siang hari pun tiba. Acara Arisan pun sudah di mulai. Rubby tidak di perkenankan berada di hadapan para tamu, maka Rubby di Kurung di kamar belakang.
Karena kelelahan, Rubby tertidur di atas tikar dengan satu buah bantal yang sudah tak mengembang.
Saat Rubby terlelap tiba-tiba satu guyuran air dari ember kecil sukses membanjiri wajah dan tubuh nya bagian atas.
"Bangun! enak betul yah, tidur nyenyak. Sana rapihkan semua nya. kamu punya waktu 1 jam untuk merapikan semua nya," ucap sinis sang Bibi.
"I-iya Bi," Rubby gelagapan karena terkejut. Setelah Bibinya beranjak Rubby terisak.
"Mama, Ayah, Nenek! Rubby ingin ikut kalian! Astagfirullah," ucap Rubby.
"Rubbyyy, waktu mu berkurang!" teriak sang Bibi.
"Mama, apa sih teriak-teriak! Bima baru tidur juga," protes Bima, karena merasa terganggu oleh teriakan sang ibu.
"Diam kamu ya. Mama sedang meneriaki anak yatim piatu itu! agar secepatnya merapikan tempat ini," ucap kairis ketus lalu ia beranjak ke kamar nya.
Rubby pun mengerjakan apa yang Bibinya perintahkan tanpa mengeluh. Hampir waktu Maghrib, pekerjaan Rubby selesai. Ia kembali ke kamar nya, setelah mandi ia bersiap sholat Maghrib.
Setelah selesai Sholat Rubby membaca Doa untuk kedua orang tua:
Allohummaghfirli Waliwaalidayya War Hamhumaa Kama Robbayaanii Shaghiira
"Artinya : Wahai Tuhanku(Ya Allah), ampunilah saya dan kedua orang tua saya serta sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi saya diwaktu kecil"
Lalu ia lanjutakan dengan Doa sapujagat atau Doa mohon perlindungan Dunia dan Akhirat.
Rabbana Aatina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina 'adzabannar.
Artinya: Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka.
---
Setelah selesai sholat Maghrib, Rubby beranjak ke dapur. Ia merasa lapar, karena ia hanya makan pada pukul 10 siang tadi. Namun di dapur tidak ada apapun.
"Ya Allah, aku lapar sekali. Lalu aku makan apa? tidak ada apapun di sini!" ucap Rubby. Bagi Rubby makanan sisaan Bibi nya pun tidak masalah. Namun saat ini makanan sisa pun tidak ada.
"Hmm, ya sudahlah! malam ini aku harus menahan perut karena lapar. Keluar pun pasti Bibi akan marah," gumam Rubby.
Sebetulnya di kulkas banyak makanan. Namun Rubby tidak berani mengambil jika tak seizin sang Bibi. Rubby pun punya sedikit uang yang paman nya beri kemarin secara sembunyi-sembunyi, karena takut sang Bibi tahu.
Namun jika ia keluar untuk membeli makanan maka bukan tidak mungkin Bibinya akan tambah murka.
"Sedang apa Kak Rubby?" suara Bima mengejutkan Rubby.
"Oh tidak Dek. Kak Rubby hendak tidur, namun periksa dapur dulu, takut masih ada pekerjaan yang tertinggal.
"Jangan bohong kak! Bima tahu kakak sedang mencari makanan kan?" tanya Bima.
Rubby hanya merunduk. Lalu Bima mengeluarkan dua bungkus Roti isi sosis dari dalam kulkas. "Makanlah Kak! ini jatah Bima. Tidak apa-apa Bima masih kenyang, lagi pula Bima bisa koq beli nasgor nanti."
"Tapi Dek!" ucap Rubby dengan ragu.
"Cepat Ambil Kak, makan lah di loteng tempat menjemur pakaian agar Mama tak tahu. Jangan lupa bawa minum, Maaf kak! Bima tak dapat berbuat lebih," ucap Bima iba.
"Tidak apa Dek, kak Rubby faham! Terimakasih," ucap Rubby tersenyum. Lalu ia pergi ke loteng tempat jemuran.
Baru satu gigit Rubby memakan roti pemberian Bima, tiba-tiba seekor kucing menghampiri nya. Seperti nya kucing itu kelaparan.
Meoong, meoong!!
"Pus, kamu lapar ya? ya sudah sosis nya untuk kamu dan rotinya untuk ku," ucap Rubby.
Kucing itu memakan sosis pemberian Rubby dengan lahap. Sedangkan Rubby hanya memakan roti nya saja. Namun ia tetap bersyukur karena malam ini tidak harus mengikat kuat-kuat perut nya dengan kain karena menahan lapar.
Setelah kembali ke kamarnya, Rubby melaksanakan sholat Isya. Rubby pun tertidur di atas kasur lipat yang sudah sangat tipis sekali.
***
Keesokan paginya seperti biasa, Rubby bangun pada pukul 3 melaksanakan sholat Tahajud. setelah itu dia langsung berbenah rumah, mencuci dan memasak namun sebelum memasak ia, terlebih dahulu melaksanakan sholat Subuh karena sudah masuk waktunya sholat subuh.
Pukul 07.00 semua pekerjaan Rubby sudah selesai, makanan sudah terhidang di atas meja. pagi ini ia sudah bersiap-siap hendak bekerja di toko pakaian. Karena kuliahnya baru ada kelas nanti siang setelah Dzuhur.
"Sudah makan Nak? tanya pamannya ramah.
"Paman, kapan kembali?" pekik Rubby senang, saat melihat paman yang berada di ambang pintu.
"Semalam! namun ketika Paman ingin melihat mu. Kamu sudah tidur sepertinya." ucap lirih sang Paman
"Oh seperti itu," ucap Rubby.
"Ya sudah, Paman tunggu di ruang makan. Cepat ya nanti Bibi mu ngamuk lagi, jika lama menunggu," ujar paman Rubby.
"Iya Paman segera!" tukas Rubby.
Paman Rubby bukan tidak tahu kelakuan Bibi nya. Namun Ia pun kalah dengan Bibi nya, maka dari itu paman nya memilih diam seperti Bima.
Namun di belakang Bibi nya, pamannya selalu melindungi Rubby. sebetulnya saudara kandung dari orang tuanya Rubby itu adalah Bibinya. Bukan Paman nya! Paman nya hanyalah ipar untuk orang tuanya. Tidak ada pertalian darah dengan Rubby, namun yang lebih sayang justru paman nya.
"Rubbyy, cepat! atau kamu tidak dapat jatah makan!" teriak sang Bibi dari arah meja makan.
**
Bantu Like sebagai bentuk dukungan dan jika berkenan, sertakan dengan komen dan kritikan yang membangun! Terimakasih banyak sudah bersedia membaca 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
RH 1225
Aku mampir thor,
2023-01-26
0
Siti Syahara Binggun
assalaamualaikum author,aku mampir nih..salam sayang dariku di kaltara
2021-09-30
1
Dimas Putri
nenek sihir ampuuun
2021-06-11
0