"Aku tahu! di Dunia ini banyak Nama yang sama. Namun mengapa harus kamu? gelandangan, atau mungkin penipu dan pencuri!" hardik Marco.
"Maaf Tuan. Saya bukan seorang gelandangan! apalagi penipu dan pencuri," ucap tegas Rubby. Ia tidak selemah itu jika untuk kebenaran.
"Dad! what are you doing? ada apa dengan Rubby? mengapa Daddy bersikap kasar padanya?" Pertanyaan bertubi dari Vallon.
"Sudahlah Val. Biarkan dia pergi! beri saja uang agar dia pergi dari sini," ucap Marco, masih dengan nada sinis.
"Dengan senang hati Tuan. Tidak perlu beri apapun untuk membuat ku pergi dari sini," ucap Rubby. lalu ia berbalik hendak pergi.
"Val terimakasih atas kebaikan mu yang sudah menolong ku. Aku permisi," ucap Rubby.
"Good." ucap Marco.
"No, Rubby No! tetap di sini, Please," pinta Valon sedikit histeris.
"Jangan menghalangi nya pergi Val!" Seru Marco.
"Dad! You has no feelings (kamu tidak ber perasaan)," ucap Vallon sembari meraih tangan Rubby.
"Rubby akan tetap di sini, dia akan bekerja untuk ku sebagai pengasuh ku," ucap Valon tegas.
"Silahkan. Kau akan merasakan akibatnya! nanti saat kau habis di curi oleh nya," Marco bersik keras menuduh Rubby pencuri.
"Maaf Tuan! apa yang saya curi dari Tuan? saya masih berdiri di sini dan tidak satu koin pun saya curi dari Tuan," ucap lirih Rubby.
"Memang bukan uang atau benda yang kau curi. Tapi kau sudah mencuri perhatian Anakku dan Kini kau mencuri Nama mendiang Istriku," ucap Marco melemah.
"Astagfirullah Tuan! ternyata Anda cemburu? maaf Tuan, Aku tidak mencuri perhatian dari Anak Anda! dan untuk persoalan Nama ku, yang kebetulan sama dengan mendiang Istri Anda, Jangankan berniat mencuri Namanya. Aku baru saja mendengar nya dari mulut Anda dan Aku tidak tahu menahu," ucap Rubby lirih berusaha menepis perasangka Marco.
Marco hanya diam. Ia terduduk di sofa dengan sedikit menegang, itu terlihat dari rahangnya yang mengeras.
"Dad! Please, tidak ada negosiasi lagi. Mommy Val bernama Rubby, Val tahu itu Dad. Namun Rubby my Mom dan Rubby yang ini, orang berbeda Dad! maka dari itu izinkan Val menampung nya Dad. Val selalu sendiri ketika Daddy bekerja, apalagi saat Daddy di luar Negeri berhari-hari lamanya. Val hanya di temani Muria(Art mereka)!" ujar Vallon.
"Dad please, Rubby akan menjadi pengasuh Val. Menemani Val! aku yakin Rubby orang baik Dad! So, tidak ada bukti dari tuduhan Daddy terhadap nya sebagai pencuri," Valon mencoba bicara dengan lembut dan memohon.
"Val, always sayang Daddy and Mommy," ucap Valon kembali dengan tersenyum.
Huuummm, Marco hanya menghempaskan nafas pelan. Valon betul! tidak seharusnya Marco menuduh Rubby pencuri tanpa bukti.
"Baiklah Son! itu keputusan mu. Semoga keyakinan mu tidak mengkhianati," tukas Marco. Nampaknya ia mengalah, pada keinginan Putra semata wayang nya
"Yes! Thank you Dad," pekik kegirangan Vallon. Saat Ayah nya mengizinkan ia untuk menampung Rubby.
Vallon memeluk Marco. "Really thank you Dad! I'll prove that Rubby is a good person," ( Saya akan buktikan bahwa Rubby adalah orang baik). Bisik Vallon pada Marco.
"Prove it! and I'll be waiting. Hopefully your belief is correct,Val!" (Buktikan itu! dan saya akan menunggu. Semoga keyakinanmu benar, Val!) ucap Marco pelan seraya tersenyum tipis di ujung bibir.
"Deal!" ucap Vallon bersalaman dengan Marco.
"Okay," ucap Marco enteng.
"Oke Rubby, ayo ikut Aku. Daddy sudah mengizinkan mu tinggal di sini. Bekerjalah sebagai pengasuh ku! kamu tidak harus mengerjakan apapun selain mengurusku," ucap Valon.
"Oke Nonna. Karena permintaan Anak ku!
maka aku Izinkan kau tinggal di sini sebagai pengasuh Anak ku. Lima juta Rupiah perbulan akan masuk ke account mu! dan ini dua juta Rupiah di muka sebagai pegangan untuk mu," ucap Marco, menyodorkan uang dua jua Rupiah pada Rubby.
"Terima kasih Tuan! saya tidak perlu dibayar, cukup beri saya makan. Dengan saya tinggal di sini pun, saya sudah sangat berterima kasih."
"Setelah saya mendapatkan pekerjaan, serta mendapat tempat tinggal baru. Saya akan pergi dari sini Tuan," ucap Rubby.
"Terserah kamu. Namun tidak adil seseorang yang bekerja untuk ku, tidak aku bayar! Karena aku bukan tipe orang yang suka memanfaatkan keringat orang lain," ucap Marco.
Rubby hanya diam. "Ambillah Ruby tidak mengapa." ucap Vallon. Ia meraih uang itu dari tangan Ayah nya, lalu ia letakkan di dalam telapak tangan Rubby.
"Terimakasih. Setelah aku punya uang, aku akan mengembalikan nya!" ucap Rubby.
"Hemm, Baiklah! namun Aku dan Ayahku tidak menghutangkan nya. Jika pekerjaan mu baik di sini. Kau tidak mau perlu mengembalikan nya," ucap Vallon.
"Baiklah Vallon. Aku akan bekerja dengan baik di rumah ini. O yah, ma'af! apa kah ada alat sholat di rumah ini?" tanya Rubby.
"Mungkin Muria punya. kalau baju koko, ada! milik Ayah ku namun jarang digunakan. kalau alat Sholat wanita, hanya Muria yang punya.
"Mari ikut aku. Dad aku ke kamar!" pamit Valon pada Marco.
"Oke Son. Daddy di ruang Kerja, masih ada pekerjaan yang belum Daddy selesaikan," Ucap Marco.
Vallon dan Rubby pun menuju ruangan lain, sedangkan Marco menuju ke ruang kerjanya di lantai 2.
"Siapa itu Muria Val?" tanya Rubby.
"Muria, Asisten rumah tangga kami. Tadi ia sempat membukakan pintu untuk Ayah. Dulu Muria bekerja untuk Mommy ku, dan setelah Mommy meninggal, Muria bekerja mengurus ku. Ini kamar nya," ucap Vallon.
"Astagfirullah. Jadi betul, Ibu mu telah tiada?" tanya Rubby karena tadi sangsi saat Marco menyebutkan kata 'mendiang Istriku'.
"Yes. Dua tahun lalu, kecelakaan parah di New York!"
"Maaf Val," ucap Rubby.
"Heem, Its ok. tak perlu kau pikirkan." jawab Vallon, lalu ia mengetuk Pintu kamar Muria.
Tok..tok..
"Ya! Tuan Vallon perlu sesuatu?" Muria keluar dari kamar nya. Lalau ia bertanya ramah pada Vallon.
"Tidak Muria, aku hanya ingin memperkenalkan nya. Ini Rubby, ia akan menjadi pengasuh ku! yang mengurusi ku. Jadi Kau hanya mengurusi urusan rumah saja," tutur Vallon.
"Baik Tuan Val. Oh ya! Saya Muria," ia memperkenalkan diri.
"Saya Rubby. Mohon bimbingannya nya Ibu Muria," ucap Rubby sopan.
"Hehe, tidak perlu sungkan. Tanya kan apa yang nanti tidak kamu mengerti," kata Muria ramah.
"Terimakasih Bu," tukas Rubby.
"Baiklah Rubby. Mari ke kamar mu!" ajak Vallon.
"Rubby permisi Bu Muria," ucap Rubby. Lalu mengikuti langkah Vallon.
"Silahkan Nak Rubby," ucap Muria. Ia menatap langkah Vallon dan Rubby, dengan tersenyum.
"Syukurlah ada yang membantu meringankan tugas ku! dan mungkin Rubby orang yang betul-betul Tuan Vallon sukai. Sehingga ia menerimanya bekerja untuk mengasuh nya. Beberapa pengasuh sebelum nya, tidak akan di sambut ramah oleh nya. Tunggu! Namanya Rubby? Koq Namanya sama dengan Nyonya," gumam Muria sembari masuk kembali ke kamar nya.
Rubby dan Vallon sudah berada di lantai dua rumah itu.
"Nah Rubby. Inilah kamar mu! sengaja ku tempatkan di sini, agar dekat dengan kamar ku. Kamar ini tepat di sebelah kamar ku dan sebelah nya adalah kamar Ayah ku," Vallon menjelaskan.
"Berarti kamar ini di antara kamar mu dan kamar Ayah mu?" tanya Rubby.
"Yea begitulah!" jawab Vallon santai.
"Tapi ini tidak sopan Val. Biar kan aku tidur di kamar khusus para pekerja," ucap Rubby merasa tidak enak.
"Memang nya kau mau tidur di gudang? atau satu kamar dengan Muria serta Wardin," ucap Vallon.
"Siapa Wardin?" tanya Rubby kembali.
"Supir ku. Dia adalah suami Muria, sudahlah! tidur saja di kamar ini, karena tiga kamar di lantai bawah sudah penuh dengan barang-barang yang tak terpakai."
"Hemm, tapi apa Ayah mu tidak akan marah?"
"Tenang lah, sebetulnya Ayah ku itu baik. Namun setelah Ibu ku tiada, ia seperti kehilangan daya hidup. Dingin, sinis, menutup diri pada siapapun dan hanya bekerja yang ia pikirkan. Bahkan awal nya Ia tak peduli dengan keberadaan ku. Ayah ku kembali menyayangi ku, setelah aku di culik satu tahun yang lalu," tutur Vallon sedih.
"Astagfirullah. Sini!" Rubby memeluk Vallon dan Vallon pun tidak menolak. Rubby pun tidak mengerti mengapa ia merasa iba hingga ingin memeluk anak 6 tahun itu.
Marco yang kebetulan melintasi kamar tersebut, menyaksikan kejadian itu. Karena pintu kamar yang terbuka lebar.
Untuk sesaat ia tertegun, "Siapa dia?" batin Marco.
Next👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Deti Endung Aufa
lupa pinjam alat sholatnya😄😄😄
2021-08-18
0
Andie Culink Crew Doank
thor mau nanya niie ni anak usia.x kan baru 6 thn tp ngomong.x kyk udah dewasa aj ....bikin aq geleng" kepala pinter benner
2021-03-28
1
irtaza
sudah menyangka pasti seru
2021-01-27
0