Rubby masih terpaku di tempatnya. Tanpa menggubris teriakan si pria pengemudi mobil.
Akhirnya si pria pengemudi mobil tersebut, membelokan sedikit setir mobilnya. Lalu ia melewati Ruby yang masih berdiri mematung.
Sambil memperlambat laju mobilnya ia memandang Rubby. "Hmm, gelandangan yang tidak buruk!" gumam nya.
Lalu ia meninggalkan Rubby, begitu saja. hingga ia tersadar oleh teriakan anak kecil. "Stop! Dad. Please kembali, seperti nya ia bukan gelandangan."
"No! Boy. She's just a tramp, a beggar. Maybe She's a thief (dia hanya gelandangan, pengemis, Mungkin seorang pencuri). Bisa saja ia pura-pura ter tabrak, lalu ia meminta kompensasi besar atau malah akan merampok kita nantinya," ucap pria tersebut.
"Dad, please," ternyata itu adalah putra, dari si pria tersebut. Ia memohon pada Ayah nya dengan wajah yang sangat amat memelas.
"Kamu sudah siap ambil resiko Son?" tanya pria tersebut.
"Yes! Why not?" jawab si Anak, penuh keyakinan.
"Oke, Kamu tanggung akibatnya! Jika ia bukan wanita baik-baik," ucap pria tersebut,penuh penekanan.
"Fine, Dad! cepatlah Dad. Ini sudah mulai turun hujan," pekik Anak itu. ia melihat dari kaca spion ada beberapa mobil yang melintasi Rubby. Dan hampir menabrak nya, beberapa terkejut dengan membunyikan klakson kencang.
Rubby masih berdiri mematung. "Oh No! Dad, kalau kita tidak cepat. Bisa saja ia mati karena tertabrak. Cepat Dad!" teriakan panik anak tersebut.
"Oke Son! Second minut," (sebentar).
Hujan mulai turun. Mobil si pria itu sudah berada di samping Rubby. "Hai Nona, Naiklah!" ucap si pria tersebut.
Rubby tak menggubris nya. Anak si pria itu ke luar dari mobil. Lalu ia raih tangan Rubby. "Nona ikutlah bersama ku, tenang! kamu aman bersama ku."
"Ta-ta-pii,Dek!" ucap Rubby. Kepala nya terasa pusing. Rubby masih syok sehingga agak linglung.
"Sudah lah, Nanti hujan nya tambah lebat!" Anak tersebut menarik Rubby dengan paksa. Hujan mulai turun, kaos yang Rubby gunakan sudah sedikit basah, karena sebelumnya sudah terkena gerimis. Membuat kaos itu melekat erat menonjolkan lekukan tubuhnya yang terbilang bagus.
Tubuh Rubby mungil berisi, tinggi 157 cm, perut datar, ramping berlekuk. Walaupun tak seindah gitar spanyol, namun cukup menarik di mata yang melihat.
Wajah oval sempurna, kulit yang tidak begitu putih namun bersih, pipi mulus dan sedikit tirus. banyak yang tidak berkedip jika sudah memandang Rubby. Ia tidak begitu cantik namun menarik.
Rambut tergerai Sepinggang, lurus agak bergelombang. Bokong bulat sedang, dan bagian dada yang tidak besar namun terlihat cukup menggoda untuk seukuran wanita.
Rubby yang sedikit linglung pun tak dapat berfikir jernih. Ia ikuti anak itu dan Anak itu membawa Rubby duduk di samping Ayah nya. Sedangkan Ia duduk santai di bangku belakang.
"Hai Boy! Jangan mulai." ucap Ayah nya.
"Jalan Dad. Lihat Nona ini cantik! Ia pas duduk di depan. Dan Aku pas duduk di belakang sebagai anak," celetuk cuek dari anak usia 6 tahun, namun dari cara bicaranya terlihat seperti orang dewasa.
"Son!" protes ayah nya.
"Sorry Dad. aku tindak ingin ia kabur, jika dia ku buat duduk di belakang seorang diri," ucap anak itu kembali.
"Huff, it's ok!" akhirnya sang Ayah pun mengalah.
Pria tersebut hendak memasang kan safety belt, Rubby baru tersadar saat lengan kekar pria itu melewati perut nya. agak sedikit menindih perut nya.
"Astagfirullah. Tuan hendak berbuat apa?" tanya Rubby, terkejut.
"Maaf, hanya ingin memasang kan Safety belt!" ucap gugup si pria tersebut.
"Tenang saja Nona. Ada aku yang mengawasi! ku pastikan Ayah ku tidak akan berbuat apapun terhadap mu! kalau tidak habislah dia."
"Val, Please! perbaiki cara bicara mu. I'am your Dad," ucap sang Ayah
"Oooppss sorry Dad!" ucap Val. Ia Avallon di sapa Val.
"It's Ok," ucap sang Ayah.
Rubby menepis tangan si pria tersebut agak kasar. Si pria hanya menghela nafas. "Pakailah safety belt nya."
Rubby tak bicara, ia hanya memandang kilas si pria tersebut. Rubby berfikir untuk kabur, namun ia ingat perkataan Val. Lagi pula ia tidak tahu akan pergi ke mana malam ini, tanpa uang sepeser pun.
Rubby mencoba tenang dan berfikir positif terhadap mereka. Malam ini ia akan mengikuti takdir, untuk esok ia akan fikirkan nanti. Lagi pula kedua orang ini seperti nya orang baik.
"Saya dapat mengenakan nya sendiri Tuan!" ucap Rubby, lalu ia kenakan safety belt itu dan mobil sudah melaju.
Suara lirih Rubby terdengar menyejukkan di telinga Ayah dan Anak itu. mereka saling pandang dari kaca spion, lalu sama-sama tersenyum.
Mungkin sekitar 35 menit kini mereka telah sampai di perumahan Elit. Gaya rumah minimalis kekinian. jika terlihat dari tingginya rumah itu seperti nya lebih dari dua lantai.
"Hai Nona, mari masuk!" ajak Val. Terlihat keraguan dari wajah Rubby. Sedangkan si pria sudah membuka pintu, dan seorang perempuan setengah baya menyambut kehadiran nya.
"Maaf Dek, sebaiknya saya pergi dari sini. Saya tidak ingin merepotkan Adik dan Ayah adik!" ucap Rubby.
"Val, Vallon! itu Nama saya Nona. Lalu Nama mu siapa?" tanya Valon memperkenalkan diri.
"Nama saya Rubby!" ucap Rubby
"Wao..Nama yang keren," pekik Valon.
"Ok, come on Nona! welcome to my home. (Selamat datang di rumah ku) Ayo masuk tak perlu sungkan!" ajak vallon.
Rubby masih berdiri bingung. "Brian Avallon! jika tidak segera masuk, tidur lah di luar!" teriakan sang Ayah dari dalam.
"Yes Dad! five minut!" (Sebentar) balik teriak Valon. "Ayo Nona, Mr. Marco sudah mengeluarkan taring nya," bujuk Valon.
"Siapa Mr. Marco?" Rubby malah balik bertanya.
"Mr. Marco itu Ayahku, yang tadi mengemudikan mobil," ucap Valon.
"Oh itu Ayah mu Dek! tapi dia Mr. galak seperti nya, Saya takut Vallon."
"Hahahaha. Dia baik Nona, hanya memang gayanya seperti bongkaha es batu dari kutub, jika kena panas dia akan mencair koq!" seru Valon mengekeh. Ia menarik Rubby menunju ke dalam, lalu ia menutup pintu.
Marco terlihat sedang duduk di sofa. "Val, berapa lama perempuan itu akan berada di sini?" tanya Marco terdengar sinis.
"Come on Dad! aku ingin ia tinggal di sini. Lihat Dad ia seperti nya sedang tertekan," ucap Valon.
"Tapi kita tidak mengenal nya Val," ucap Marco kembali. Kali ini ia menatap tajam wajah Rubby.
Rubby yang mendapat tatapan tajam seperti itu, ia merunduk takut! tubuhnya sedikit bergetar, Pria itu berdiri menghadap nya.
Tubuh nya tinggi, tegap. wajah bule yang tampan, tegas maskulin. otot pria itu begitu kekar. Saat ini ia sudah membuka jacket nya, dari kaos putih tipis itu nampak jelas otot-otot nya.
"Hai Nona, Katakan! Anda butuh berapa banyak dari saya? Saya yakin, Anda ini penipu ber modus pura-pura ter tabrak lalu minta kompensasi dan memeras si penabrak," ucap Marco, tatapan nya makin tajam mengintimidasi Rubby. Ia berjalan menghampiri Rubby.
Rubby merasa makin ketakutan, karena tatapan dan tubuh si pria yang makin mendekat.
"Stop Dad! dia Rubby, kita akan mengenal nya secara perlahan. Dad please jangan sakiti Rubby!" teriak Avalon.
"What? Rubby?"
"Yes Dad, She's Name Rubby!"
"Oh My God. Impossible!" ucap Marco pelan. Seketika tubuhnya lunglai.
Next 👉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Mimah Maryamah
wah...si mister ky knal sm rubby..mungkinkah?🤔🤔🤔
masih misteri msih nyimak jg
2021-09-15
1
Andie Culink Crew Doank
Mrs. galak
2021-03-28
0
Supartini
hi hi hi seru lanjut
2020-12-30
0