■■■■
Zach memberhentikan laju mobil mewahnya setibanya disebuah rumah yang lebih tepatnya bisa disebut istana menurut Celo.
Zach menyuruh Celo turun dari mobil untuk kemudian dibawa masuk kerumah tersebut.
"Tunggu disini sebentar." Zach menyuruh Celo duduk dan menunggu diruang tamu rumahnya.
"Ya tuan." Celo bak anak anjing kecil yang menurut pada tuannya.
°°°°
"Bi...mami dimana??"
"Ditaman belakang tuan. Mau bibi panggilkan tuan??"
"Tidak usah. Biar Zach yang kesana. Bibi tolong ambilkan minum tamu Zach, dia ada di depan sekarang."
"Baik tuan muda."
Zach menghampiri maminya yang tengah merawat hamparan bunga-bunga cantik miliknya.
"Mi..."
"Zach, tidak biasanya anak mami ini pulang siang. Ada apa heumm??" Mami berucap setengah mencibir anaknya.
"Zach membawa gadis yang Zach ceritakan kemarin."
"Apa?? Jadi kamu bener-bener gak main-main??" Ketus mami setengah tak suka.
"Kan udah Zach bilang kemarin mi.."
"Gak! Mami gak suka!! Cari yang lain saja!!" Mami tetap dengan penolakannya.
"Terserah mami. Suka tidak suka dia akan tetap Zach jadikan pengganti Melodi."
"Gak Zach, mam-..."
"Zach mau ke papi dulu..." dia meninggalkan maminya yang masih dalam keadaan emosi.
"Mami selalu saja begitu. Selalu saja begitu!!" Zach menggerutu dibelakang maminya.
°°°°
"Nona, silakan diminum airnya." Bibi Yan menyuguhkan secangkir air minum dan sedikit makanan ringan.
"Tterimakasih bi."
"Ya nona. Mungkin sebentar lagi tuan muda akan turun."
"Ya bi."
Hampir sejam menunggu, akhirnya Zach turun juga. Dari arah belakang ia memperhatikan Celo.
"Dasar gadis bodoh!! Apa dia dari tadi hanya diam begitu saja??" Zach heran melihat tingkah polos Celo.
"Ehemm...."
Celo seketika melihat kearah suara.
"Jika haus ya diminum saja nona."
Yang Zach lihat sekarang sepertinya Celo sangat haus jelas sekali, dia memperhatikan cangkir minuman dari tadi.
"Terrimakasiih tuan." Diambilnya gelas itu untuk disiramkan ketenggorokannya yang sedang kehausan.
"Jadi siapa nama anda nona?? Aneh bukan kita akan menikah lima hari lagi tapi kita tidak saling kenal, bahkan namapun sama-sama tak tau." Dia berucap dengan santainya sembari melipat satu kakinya kelutut satunya lagi.
"Llimaa hari lagii tuan?? iittu terlalu cepat." Keluh Celo dengan suara sangat pelan.
"No no no. Ingat nona pilihan tetap saja pilihan dan harus ditepati." Zach selalu berucap yang mengandung arti ancaman.
"Ba-bbaiklah tuuan."
"So, tell me your name nona..."
"Ccelo ttuan, Celo Adhisti Horrace." Di mengucapkan namanya dengan wajah tetap saja menunduk.
"Sebaiknya tatap lawan bicara anda nona." Zach mengucapkannya sambil bediri lalu melangkah mendekat kemudian duduk tepat disamping Celo.
Celo yang terkejut tentu saja menggeser tubuhnya.
"Tenang nona. Calm. Saya tidak akan macam-macam."
"Saya Zach. Zachery Kevlar Alterio." Lanjutnya lagi.
"Alterio??" Seketika itu juga Celo lansung menatap Zach.
"Kenapa?? Apa anda mengenal saya nona Celo??"
"Ttidakk...tapi yang saya dengar, keluarga Alterio orang kaya." Celo berucap dengan polosnya.
"Gadis ini benar-benar bodoh. Tapi baguslah, akan sangat mudah kedepannya nanti." Batin Zach.
Celo yang melihat Zach tersenyum tersadar akan kata-kata yang baru saja meluncur lalu kemudian merasa malu sendiri.
"Maaf tuan."
"Its oke...santai saja, dan juga jangan begitu formal. Ahh satu lagi, jangan gugup " Zach coba untuk lebih dekat lagi dekat lagi dengan Celo.
"Ehemm..."
Papi Zach datang menghampiri mereka berdua, sekilas beliau melihat Zach dan calon menantu barunya begitu akrab.
Celo coba menjauh dari Zach karena ia merasa segan, tapi Zach menahannya.
"Pi...kenalkan ini Celo, dia yang akan jadi calon menantu dikeluarga kita nanti." Zach memperkenalkan Celo seperti mereka sudah kenal lama.
"Ssaya Celo tuan."
"Ya nak. Selamat datang dikeluarga Alterio, calon menantu." Sambutan hangat didapat Celo dari tuan Alterio papinya Zach.
"Terima kasih tuan." Beliau lalu tersenyum.
"Jadi bagaimana rencana pernikahan kalian?? Apa akan tetap seperti rencana semula Zach??" Mereka mulai buka pembicaraan tentang pernikahan Zach dan Celo.
"Seperti diawal saja pi, ya kan nona..."
Celo yang mengerti arti tatapan Zach dengan berat hati terpaksa memaksakan senyumnya.
"Baiklah, terserah kalian saja. Papi akan selalu mendukung apa rencana kalian asal itu baik. Dan ju-"
"Gak!! Mami gak setuju!!" Mami Zach datang dan lansung mengutarakan penolakannya.
"Mih...mami maunya apa sih?? Zach bener-bener gak ngerti sama jalan pikiran mami. Mami egois!!!" Zach yang kesal meninggalkan mereka semua yang ada disana tak terkecuali Celo.
Sementara Celo sendiri bingung, ia harus bagaimana?? Zach meninggalkannya sendiri disana.
"Benar yang dikatakan anakmu, Kau egois nyonya. Itulah alasan kenapa ia mudah terhasut oleh Melodi, karena dia tak dapat kenyamanan dari kau ibunya." Papi Zach juga kesal akan sikap istrinya yang selalu saja mau menang sendiri. Ya, meski itu memang demi kebaikan anak-anaknya. Setelah mengungkapkan kekesalannya papi Zach juga beranjak pergi.
Sekarang tinggallah disana Celo dan mami Zach, ia masih bingung harus pergi atau tetap tinggal. Hingga ucapan nyonya rumah terdengar ditelinganya.
"Kau!! Kenapa kau masih disini?? Apa kau belum merasa puas setelah menyaksikan keluarga kami saling debat HAH!!!" Mami Zach menumpahkan kekesalan pada Celo karena ialah sumber masalah disana, ditambah lagi hanya Celo seorang disana maka paslah ia yang jadi sasaran empuk kemarahan.
Tanpa aba-aba lebih lanjut, Celo beranjak dan segera keluar dari sana.
Setetes air mata jatuh dipipinya.
"Selangkah saja kau keluar dari rumah ini. Kau akan tau akibatnya Celo Horrace." Zach keluar dari kamarnya, setelah ia teringat akan Celo yang ia tinggal sendiri dalam kegaduhan yang ia ciptakan sendiri.
Celo terdiam, lalu ia harus bagaimana?? Baru saja ia diusir sesaat kemudian ia ditahan dengan ancaman.
"Celo Horrace? Celo? Tunggu!! Nona, perlihatkan wajahmu!!" Mami merasa sangat familiar dengan nama tersebut.
"Cukup mi!! Jangan lagi mangatur Zach, Zach sudah bersedia menutupi malu keluarga ini meski ini memang karena ulah Zach sendiri..."
"Diam Zach!! Mami harus memastikan sesuatu. Nona kemarilah, Perlihatkan wajahmu..."
Masih diam ditempat, Celo mengangkat wajahnya melihat kearah mami Zach.
"Ahh...benar. Itu kau nona cantik... Kemarilah nak, Maaf jika mami membuatmu takut tadi.." Mami mengenal Celo.
"Apa?? Mami mengenal nona ini??" Tanya Zach, karena sebegitu cepatnya maminya berubah ketika melihat wajah Celo yang selalu menunduk.
"Ya...tentu saja mami mengenalnya. Dialah malaikat penyelamat papimu."
"Apa?? Jadi dia.."
"Ya. Dia nona baik hati yang sudah mau mendonorkan darahnya untuk papi. Ahh syukurlah, mami kira wanita liar mana yang kau pungut."
"Hahhh betapa leganya mami sekarang. Zach maafkan mami jika tadi mami terburu-buru. Hampir saja mami kehilangan sosok menantu yang mami idamkan."
"Sekali lagi maafkan mami nak. Mami sama sekali tidak bermaksud kasar jika saja mami tau itu kau..." sekali lagi ia mengungkapkan penyesalannya.
"Oo...jadi jika dia bukan gadis yang menyelamatkan papi pasti mami menendangnya begitu??" Ucap Zach sedikit mencibir maminya.
"Bbu-bukan begitu sayang...hehee" mami hanya nyengir tak jelas menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidaklah gatal.
■■■■
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
lia amelia
tdi ny mlo camer ny ttp gk setuju gua udh gk mao lanjut baca lgi 😅😅 bkn apa2 thor suka gk tegaan aja perempuan itu udh kesusahan tpi dia harus mengalami hal yg lbih susah jdi kya gk tega aja 🤣🤣
2021-06-22
2
Triiyyaazz Ajuach
untungnya kirain di caci maki lagi
2021-05-08
0
Neng Lya
akhirnya...tinggal lihat kedepannya deh
2020-11-27
2