Maafkan Aku, Tak Bisa Mencintaimu (Ketika Cinta Tak Harus Memiliki)
Matahari telah menampakkan diri ketika Anya membuka jendela kamarnya. Udara terasa sangat sejuk. Anya menghela nafas dalam-dalam sambil menikmati indahnya cuaca pagi ini.
Hari ini adalah hari kenaikan kelas di sekolahan Anya. Ya, kini Anya telah beranjak dewasa. Dia bukan lagi gadis kecil yang suka merengek-rengek minta gendong kepada Mamanya. Anya adalah seorang gadis yang memiliki postur tubuh kecil, tinggi, kulitnya putih, rambutnya lebat serta hidung yang mancung.
Tepat pukul 8 pagi Anya berangkat ke sekolah bersama Papanya. Dia memang sengaja berangkat siang, karena dia tau tidak ada kegiatan apa-apa di sekolahan, kecuali pengambilan rapor. Sesampainya di sekolahan, Anya langsung mengajak Papanya menuju ruangan kelas di mana rapor akan dibagikan. Dari kejauhan, Anya sudah melihat banyak sekali teman-temannya yang duduk di depan kelas. Kemudian ia langsung bergabung dengan teman-temannya sembari menunggu Papanya mengambil rapor.
"Anya, siang amat sih lu berangkatnya?", tanya Sharen. Sharen ini adalah teman sebangku Anya, yang itu berarti dia adalah teman dekatnya Anya.
"Bodo amat lah. Orang di sini juga nggak ngapa-ngapain", jawab Anya.
"Emang lu ya. Tuh, dari tadi lu dicariin".
"Siapa yang nyariin?"
"Kak Banyu", jawab Sharen.
Seketika Anya kaget. Memang sih, semenjak beberapa minggu yang lalu, kak Banyu selalu nyariin Anya. Setiap kali ketemu, dia mencoba meminta nomer whatsapp si Anya, tapi sampai sekarang Anya masih enggan berbagi nomer kepada kak Banyu.
"Anya..."
Tiba-tiba ada suara seorang laki-laki yang memanggil Anya dari kejauhan. Tak berapa lama, ia mendekati Anya. Ya, dialah kak Banyu.
"Ada apa, Kak?"
"Bisa kita ngobrol sebentar?"
Kak Banyu langsung mengajak Anya menjauh dari Sharen.
"Anya, sebelum libur kenaikan kelas, aku mau minta sesuatu sama kamu", kata Kak Banyu.
"Apa?"
"Dari dulu sampai saat ini, permintaanku masih sama, Nya. Aku cuma minta nomor whatsapp kamu".
Anya hanya diam. Dia hanya nunduk. Bingung antara mau ngasih atau tidak.
"Gimana? Kamu masih nggak mau ngasih nomer kamu?, tanya kak Banyu.
"Emangnya mau buat apa sih, Kak?"
"Sekedar menjalin silaturahmi aja. Itu doang kok, nggak lebih".
"Emmmm....."
"Ya udah, kalau kamu masih belum bisa ngasih nomor whatsapp kamu, nih.. ", kata kak Banyu sambil menyodorkan sebuah kertas kecil.
"Apa ini?", tanya Anya.
"Itu nomor aku. Kapanpun kamu siap buat nyimpennya, simpen ya. Jangan lupa, nanti langsung hubungin aku juga".
Anya hanya menganggukkan kepala. Ia kemudian bergegas pergi meninggalkan kak Banyu.
"Sampai jumpa 2 minggu lagi, Nya...", teriak Kak Banyu.
Anya diam dan seolah tak memperdulikan teriakan kak Banyu. Ia terus berlari menuju ruangan kelasnya, karena dia sudah melihat Papanya keluar dari ruangan itu.
...****************...
Satu minggu sudah berlalu. Rasanya Anya mulai bosan dengan kegiatan di rumah. Ia mencoba mengajak Sharen hangout, tapi sayangnya, Sharen sedang liburan bareng keluarganya.
Anya membuka jendela kamar. Ia duduk sambil menatap ke arah keluar. Dia diam sejenak, membayangkan betapa serunya kalau dia bisa liburan bareng dengan keluarganya. Tapi, apalah yang bisa dia buat. Kakak semata wayangnya sedang kuliah di luar negeri. Sedangkan kedua orang tuanya, lagi ada kerja di luar kota. Alhasil, dia di rumah hanya ditemani oleh Bi Inah, pembatu di rumah Anya.
"Tok...tok...tok...."
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Anya langsung mempersilahkan masuk, karena ia sudah tau, itu pasti Bi Inah.
"Non, di luar ada yang nyariin, Non.."
"Siapa, Bik?"
"Katanya sih, temen non Anya".
"Ya udah, bilang sama dia, bentar lagi saya turun".
"Baik, Non".
Tidak berapa lama kemudian, Anya turun dari kamarnya. Saat sampai di depan rumah, Anya kaget bukan main. Ia melihat seorang laki-laki yang tidak asing baginya sedang duduk di teras rumah. Ya, itu kak Banyu.
"Kak Banyu!"
Seketika itu, kak Banyu langsung menoleh ke arah Anya. Ia tersenyum, lalu menghampiri Anya.
"Apa kabar, Nya?"
"Dari mana kamu tau rumahku, Kak?"
"Itu masalah gampang. Yang penting sekarang, aku udah bisa ketemu sama kamu".
"Ada apa kamu ke sini?", tanya Anya.
"Aku pengen ngajak kamu jalan keluar".
"Maaf, Kak. Tapi, aku nggak bisa".
"Pleasee, Nya. Sekali ini aja".
"Tapi....."
"Pleaseee....."
Anya diam sejenak. Sebenarnya dia pengen, tapi dia masih ragu, karena dia akan pergi dengan kak Banyu.
"Aku janji deh, sebelum jam 3 sore, aku bakalan anterin kamu pulang lagi", bujuk kak Banyu.
"Ya udah. Kamu tunggu di sini sebentar, aku mau siap-siap dulu".
Kak Banyu terlihat bahagia. Akhirnya, dia bisa ngajak Anya jalan-jalan juga. Sambil menunggu Anya siap-siap, kak Banyu kembali duduk dan menyeduh kopi yang sudah disediakan oleh Bi Inah sedari tadi.
Bersambung ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Bunga Syakila
lanjut
2020-10-27
2