Bab 4 Ketika Dia Kembali

"Eh, Nya. Lu beneran nggak ada hati gitu sama kak Banyu?"

"Emang kenapa?"

"Bener-bener dah lu. Laki-laki kayak kak Banyu lu anggurin. Laki-laki kayak apa sih sebenernya yang lu mau?"

"Tau ah, Ren", jawab Anya dengan nada yang sedikit lesu.

"Masih nunggu seseorang yang sampai detik ini lu sendiri nggak tau di mana keberadaannya?"

"Sharen... Udah deh. Jangan bawa-bawa itu".

"Lu tu ya, orangnya keras kepala. Hati lu tu udah kayak pintu. Sekalinya udah dikunci, nggak bisa dibuka lagi. Ngapain sih lu buang-buang waktu lu buat nungguin orang yang belum tentu nungguin lu juga?"

"Emang gue salah? Salah kalau gue nungguin orang yang gue sayang?"

"Salah besar!! Lu nunggu orang yang salah!!"

"Terus gue harus gimana dong, Ren?"

"Soal itu, cuma lu yang tau jawabannya. Tanya sama hati kecil lu sendiri, apa yang seharusnya lu lakuin. Inget, Nya. Ketika kita sayang sama seseorang, mungkin mata kita bisa buta. Tapi, jangan menjadi bodoh hanya karna sebuah janji dan harapan!!"

Anya terdiam sejenak. Ia terus mengalihkan pandangannya ke jendela cafe. Ia melihat mobil yang berlalu-lalang di jalan raya. Hatinya mulai berontak. Ia tidak bisa menerima pendapat Sharen. Hatinya terlalu keras. Masih banyak ketidak jelasan yang selalu mengganggu fikirannya.

...****************...

"Tok...tok...tok..."

"Masuk, nggak dikunci", jawab Anya.

"Sayang, kamu dicariin Banyu tuh di bawah".

"Ngapain ma kak Banyu ke sini?"

"Udah, temuin dulu sana".

Anya langsung beranjak dari tempat tidurnya. Sesampainya di ruang tamu, ia langsung duduk dan menyapa kak Banyu.

"Hai...", kata Anya pelan.

"Kok cemberut gitu sih? Nggak suka ya aku main ke sini?", tanya kak Banyu.

"Enggak, lagi nggak enak badan aja".

"Yah, padahal aku pengen ngajak kamu jalan-jalan".

"Mau ke mana?"

"Nonton aja. Hari ini ada film baru yang lagi tayang".

"Emmm......"

"Udah, berangkat aja sana. Kasihan Banyu, udah jauh-jauh ke sini, masak nggak jadi pergi sih", sahut Mama Anya.

"Ya udah deh. Aku siap-siap dulu".

Nggak tau kenapa, kali ini rasanya Anya pasrah gitu aja. Sebenarnya dia bukan tipe yang suka banget nonton di bioskop. Tapi, rasanya dia harus mulai memikirkan semua omongan Sharen kemarin. Ia harus mulai membuka hati lagi untuk orang lain.

Setengah jam berlalu, akhirnya mereka berangkat juga. Setelah sampai, mereka langsung membeli tiket. Sebelum masuk ke gedung bioskop, Anya mengajak kak Banyu untuk membeli cemilan dan minuman terlebih dahulu.

"Kak, kamu tunggu sini bentar ya. Aku mau ke toilet dulu".

"Jangan lama-lama", kata kak Banyu.

Ketika di toilet, Anya bertemu seseorang yang tidak asing baginya. Dia mencoba mendekati dan bertanya untuk memastikan, apa benar yang ada di hadapannya itu adalah seseorang yang dia maksud.

"Kamu Angeline kan?"

"Iya. Kamu siapa?", tanya Angeline.

"Aku Anya. Inget nggak? Kita kan dulu satu sekolahan waktu SMP".

"Anya?? Anya temennya si Arga itu kan?"

"Iya. Bener. Kamu sekarang makin cantik aja", puji Anya.

"Kamu bisa aja. Eh, kamu sekarang sekolah di mana?"

"Di SMA Kenanga. Kalau kamu?"

"Aku di SMA Cempaka. Oh, ya. Kamu sendirian aja nih?"

"Enggak kok. Aku sama temen".

"Oh... Aku mau nonton nih sama pacar aku. Aku duluan ya".

"Barengan aja. Aku juga mau nonton kok".

"Kebetulan kalau gitu. Yuk..."

Mereka berdua langsung bergegas keluar karena film akan di putar dalam waktu 15 menit lagi.

"Kak, kenalin. Ini Angeline, temen aku waktu SMP", kata Anya kepada kak Banyu.

"Banyu", kata kak Banyu sambil mengulurkan tangannya.

"Angeline"...

"Ya udah, yuk kita masuk. Bentar lagi filmnya mau dimulai nih", kata Anya.

"Eh, tunggu sebentar. Aku nungguin pacar aku dulu. Dia lagi nyari minum juga tadi".

Angeline kemudian mengarahkan pandangannya ke segala arah. Tepat dari arah kanan, ia melambaikan tangannya kepada seseorang, yang orang itupun melambaikan tangan juga kepadanya. Samar-samar Anya melihat orang itu yang masih berada sedikit jauh dari tempat mereka berdiri. Anya merasa seperti mengenal orang itu. Dan benar saja, setelah orang itu mendekat, tiba-tiba Anya langsung terdiam.

"Sayang, ini Anya temen sekelas kamu waktu SMP itukan?", tanya Angeline kepada pacarnya.

Pacar Angeline diam. Sejenak dia memandang wajah Anya yang terlihat sangat kecewa. Matanya mulai memerah, air matanya hampir terjatuh, tapi ia berhasil menahannya.

"Hei, kok jadi bengong sih? Masuk yuk. Udah mulai nih filmya. Entar ketinggalan banyak lagi", ketus Angeline.

Kak Banyu ternyata menyadari perubahan sikap Anya. Dia mencoba menggenggam tangan Anya dan mengajaknya untuk masuk. Anya masih diam. Tak ada sepatah katapun yang keluar semenjak bertemu dengan pacarnya Angeline tadi. Kak Banyu juga semakin bingung, karena setiap dia bicara, Anya tidak pernah memperhatikannya. Entahlah, apa yang sedang terjadi pada Anya saat ini.

"Anya, kamu baik-baik aja, kan?", tanya kak Banyu.

"Iya, aku baik-baik aja kok", jawab Anya pelan.

"Perasaan, semenjak ketemu sama pacarnya temen kamu itu, kamu jadi berubah. Kamu beneran nggak papa?"

"Kak, aku rasa kita balik sekarang aja yuk. Tiba-tiba kepalaku pusing. Aku pengen istirahat aja".

"Ya udah. Ayuk..."

Sepanjang perjalanan menuju rumah Anya, Anya hanya terdiam. Dia terus memandang ke arah luar. Sesekali ia seperti mengusap matanya. Kak Banyu mencoba bertanya, tapi lagi-lagi Anya menegaskan kalau dia baik-baik saja.

Sesampainya di rumah Anya, kak Banyu langsung pamit pulang tanpa mampir dulu ke dalam. Anya hanya mengangguk pelan, lalu pergi meninggalkan mobil kak Banyu.

Bersambung ❤

Terpopuler

Comments

Puput Bundabejo

Puput Bundabejo

pasti pacarnya Angeline yg d tunggu sama anya

2020-11-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!